Perusahaan Kosmetik Starlight, Jakarta, Indonesia.
"Anda tampil menawan, Nona," puji Vera, sang sekretaris.
"Aku tampil mempesona, itu sudah kutukan. Tak usah iri. Aku memang cantik," jawabnya dengan wajah datar seraya menyapukan perona di pipi.
Vera hanya tersenyum. Ia sudah menjadi sekretaris Kiarra sejak wanita itu menjabat CEO lima tahun silam. Kerja keras Kiarra membuat Vera maklum jika sifat majikannya ini memang sedikit menjengkelkan. Meski demikian, cara berpikir Kiarra dalam bisnis dan penampilan ia acungi jempol. Diam-diam, Vera mengagumi bosnya.
"Jaga perusahaan. Naomi-sama mempercayakan kantor ini pada kita," tegas Kiarra seraya mengenakan gelang khusus.
"Ya, Nona. Saya paham," jawab Vera mantap.
Kiarra mengaktifkan gelang di pergelangan tangan kirinya. Sebuah koper bergerak otomatis mengikuti sang pemilik. Vera mengikuti Kiarra sampai ke tempat kendaraan di parkir di mana keluarganya sudah menunggu di bandara. Kiarra mengemudikan mobilnya sendiri sampai ke tujuan.
Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
"Heh, kukira kau akan kabur," ledek Chiko.
"Sempat terpikirkan olehku," jawab Kiarra tenang saat ia mendatangi keluarga yang telah menunggu di ruangan khusus karena mereka terbang menggunakan pesawat pribadi.
"Jangan macam-macam, Kiarra. Bukan waktu yang tepat untuk membangkang. Kita hidup berkecukupan di atas rata-rata karena keluarga Arjuna dan Naomi-sama memiliki pengaruh kuat dalam pemerintahan dunia. Tunjukkan rasa hormatmu," ujar Rui menatap anak gadisnya tajam.
Kiarra memilih memalingkan pandangan karena enggan berdebat dengan sang ibu. Chiko dan Rein hanya bisa bersabar dengan sikap saudari mereka yang banyak berubah sejak kematian sang ayah—Tora. Pesawat terbang tanpa kendala meninggalkan Indonesia menuju ke Jepang sesuai jadwal. Selama penerbangan, Kiarra hanya duduk termenung menatap keluar jendela. Rein yang menyadari sang kakak sedang memikirkan sesuatu dengan serius, bergerak mendekatinya.
"Ara," panggilnya lembut.
Kiarra melirik lalu memunggungi sang adik. "Aku tahu isi pikiranmu. Tak usah mengorek informasi," jawabnya ketus, tetapi Rein terkekeh.
"Kau tahu? Aku terkadang merasa kau seperti cenayang. Kau bisa menebak apa yang kupikirkan," jawabnya dengan wajah berbinar. Namun, Kiarra memilih diam tak berkomentar. Rein tak menyerah. "Benarkah seperti katamu jika Jasper itu playboy? Lantas, kenapa Arjuna-sama memilihkan dia untukmu?" tanya Rein bingung.
"Bisnis, apa lagi?" jawab Kiarra masih enggan menatap wajah sang adik.
"Oh, begitu. Namun, Naomi-sama terlihat setuju saat keluarga Jasper datang melamar," ucap Rein menambahkan.
"Tidurlah. Aku tahu kau lelah. Tak usah ikut pusing memikirkan nasibku. Berkacalah dari kejadian ini. Sebaiknya kau segera mencari pasangan sebelum dijodohkan. Kau paham?" tegas Kiarra yang akhirnya melirik sang adik.
Rein mengangguk mengerti. Ia kembali duduk di bangkunya dan tampak memikirkan ucapan sang kakak. Rui dan Chiko yang duduk tak jauh dari Kiarra hanya bisa diam. Namun, terlihat jika mereka ikut memikirkan ucapan wanita cantik tersebut.
Akhirnya, penerbangan kurang lebih 7 jam dengan kecepatan pesawat 700km/jam, berhasil mendarat tanpa kendala di Kyoto. Rui bersama keluarganya turun dari pesawat usai berganti pakaian untuk malam perjodohan. Terlihat tiga buah mobil sedan hitam memasuki area landasan. Mata Kiarra menyipit saat ia mengenali siapa yang menjemputnya.
Mereka bicara dalam bahasa Jepang. Terjemahan.
"Oh!" pekiknya terkejut ketika melihat Ryota datang sembari menunjukkan senyuman. "Aku senang kau yang datang," ucap Kiarra seraya memeluk Ryota—saudara lelaki beda ibu.
"Aku tahu yang kau pikirkan. Jadi ... satu mobil denganku?" tawarnya. Kiarra mengangguk cepat tanpa penolakan.
Rui, Chiko dan Rein diam saja saat melihat Kiarra pergi terlebih dahulu bersama Ryota. Bersama saudara tirinya, Kiarra tampak bisa menjadi diri sendiri. Keduanya mengobrol seru selama perjalanan. Hingga tiba-tiba, mata keduanya terfokus pada pergerakan di sebuah club malam di wilayah itu. Ryota menepikan mobilnya.
"Haruskah kuambil gambarnya?" tanya Ryota tersenyum kecut saat melihat sosok pria sedang mabuk sembari merangkul dua wanita di kanan kirinya.
"Hem. Ambil yang banyak. Aku ingin tahu reaksi Arjuna dan Naomi-sama. Pasti keluarga Jasper berhasil menjilat mereka sehingga keburukan Jasper tak terendus," jawab Kiarra menatap sinis calon suami yang kini sibuk menciumi kedua pipi para wanita dalam rangkulannya.
Ryota mengambil foto dan juga video dengan kamera ponsel saat kendaraan mereka terpaksa berhenti akibat melihat sosok yang dikenal. Siapa sangka, saat Ryota asyik dengan aksinya, tiba-tiba ....
BRAKK!
"Oh!" kejut Kiarra ketika kaca jendela mobilnya dipukul kuat hingga suara gebrakan santer terdengar.
Ryota tertegun dan menghentikan aksinya segera. Namun, mobil mereka tiba-tiba terkepung. Kiarra panik begitupula Ryota.
"Keluar! Aku melihat yang kalian lakukan! Berikan ponsel itu!" teriak seorang pria bertato melotot tajam dari balik jendela.
"Ba-bagaimana ini? Mereka pasti anak buah Jasper!" pekik Kiarra panik.
"Tenang saja. Mobil ini anti peluru, sehingga—"
PRANGG!!!
"AAAA!" teriak Kiarra saat kaca samping tempat Ryota duduk pecah.
Salah satu pria bertato menggunakan alat khusus seperti palu, tetapi berujung runcing ketika memukul kaca tersebut. Tubuh Ryota ditangkap dan ditarik paksa keluar dari mobil.
"Agg! Lepaskan aku!" teriak Ryota melawan dengan mendorong kuat wajah pria yang menarik tubuhnya menggunakan tangan.
"Bawa dia!" titah pria lain saat berhasil menarik tubuh Ryota keluar dari mobil dan kini dipegangi kuat.
"Kiarra! Cepat pergi dari sini!" teriak Ryota saat ia diseret untuk masuk ke sebuah mobil yang berada di seberang jalan. Kiarra yang panik mengikuti perintah Ryota.
BROOMM!!
"Tangkap dia! Wanita itu calon istri Tuan Jasper. Jangan sampai ia mengadu kepada Arjuna-sama!" perintah pria bertato yang mengenali sosok Kiarra.
BROOM!!
Benar saja, Kiarra dikejar oleh dua buah mobil lapis baja khas keluarga militer. Jasper adalah salah satu anak pejabat di negara Jepang. Arjuna dan pejabat pemerintah itu berkawan akrab semenjak Era Evolusi dijalankan. Sayangnya, watak Jasper yang sesungguhnya tak diketahui oleh Kim Arjuna sang mantan yakuza pada zamannya.
Namun, Ryota yang selama ini bekerja untuk Arjuna mengetahui siapa Jasper sebenarnya. Ia berencana untuk menggagalkan pertunangan Kiarra karena tak sudi jika saudari tirinya menikahi playboy tengik seperti Jasper.
"Hah, hah, sial! Kenapa aku lupa jalan ke Kastil Hashirama?" ucapnya panik di mana jalanan besar menghilang dari pandangan.
Kiarra yang hanya fokus untuk melarikan diri dan tak ingin membuat kekacauan di kota, sengaja membawa kendaraannya menjauh dari peradaban. Namun, hal itu malah membawanya jauh ke pelosok di mana beberapa wilayah di Jepang belum sepenuhnya pulih semenjak wabah monster menyerang Bumi.
TIN! TIN!
"Hah!" kejut Kiarra saat mendengar suara klakson mobil dari anak buah Jasper.
Kiarra yang tak mau ditangkap, nekat menekan pedal gas hingga kecepatan mobilnya di atas rata-rata. Jalanan semakin gelap karena lampu penerangan mulai berkurang. Hanya lampu sorot dari mobil sebagai penerang jalan. Kiarra fokus pada jalanan berliku yang terus mendaki seperti menaiki bukit.
BROOM!! DUAKK!!
"AAAA!" teriaknya panik karena bemper belakang mobilnya dihantam kuat hingga tubuhnya tersentak ke depan. Beruntung, ia mengenakan seat belt sehingga tak terkantuk setir. Saat mobil siap berbelok, tiba-tiba ....
SRAKKK!!!
"Arghhh!" erangnya ketika dedaunan di tepian jalan masuk ke celah pecahan kaca dan menggores wajahnya.
Kiarra yang terkejut spontan membanting setir sehingga mobilnya menjadi berada di tengah jalan dan berputar. Naas, kendaraan dari tim pengejar ikut memacu kecepatan tinggi karena tak ingin tertinggal. Namun, hal itu membuat pengemudinya tak siap dengan posisi mobil Kiarra yang melintang.
BRAKK!! BRANGG! BRANGG!
"AAAAA!"
Mobil Kiarra terhantam kuat hingga membuatnya bergulung hebat sampai ke pembatas jalan. Spontan, pengemudi itu menginjak pedal rem karena mobil yang seharusnya cukup ia lumpuhkan tanpa melukai pengendaranya kini terjun bebas dari atas tebing.
"No-Nona Kiarra!" panggil para pria dalam mobil saat mereka menyadari kecerobohan masing-masing.
Bergegas, orang-orang itu keluar dari mobil dan berlari menuju tepian. Mata mereka melebar saat melihat mobil yang dikendarai Kiarra masih terus terperosok dengan cepat ke bawah lalu menghantam permukaan.
"Cepat! Cepat!" seru salah seorang pria yang dengan sigap akan menuruni bukit menggunakan tali diambil dari dalam mobil.
Saat mereka siap untuk turun layaknya pemanjat tebing, tiba-tiba, BLUARRR!
Orang-orang itu terpaku seketika. Mata mereka melebar ketika menyaksikan kobaran api dahsyat melahap mobil yang dikendarai oleh Kiarra. Pikiran buruk langsung menyerang. Mereka menyimpulkan, jika calon mempelai dari bos mereka tewas di tempat.
***
ILUSTRASI. SOURCE : GOOGLE
jgn lupa dukungannya berupa vote vocer, poin dan koin ya😁 tengkiyuw lele padamu 💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
liani
ucapan yg menjadi nyata 😪
2023-07-07
0
Wati_esha
Ryota .. bagaimana nasibmu? Mengapa kau tidak mengatakan hal itu pada Juned dengan terus terang, atau cari cara lain yang tersembunyi?
2023-03-31
1
Wati_esha
Tq update nya.
2023-03-31
0