Kebenaran Misi

Mereka bicara dalam bahasa Negeri Kaa. Terjemahan.

Penduduk ketakutan dan berlari menyelamatkan diri seolah tahu jika wanita bernama Dra bisa menimbulkan malapetaka di tempat tersebut. Kiarra tertegun dan dengan sigap berdiri saat melihat mata ungu Dra menyala terang. Dra berdiri perlahan dan mulai melafalkan mantra yang tak diketahui Kiarra.

"Cepat pergi dari sini!" seru Kiarra lantang karena bocah kecil yang membawanya ke rumah menangis dan saling berpelukan dengan anggota keluarga.

Sekilas, Kiarra teringat akan ibu berikut saudara saudarinya saat masih lengkap dulu. Jantung Kiarra berdebar saat melihat senyuman adik, kakak, ibu dan mendiang sang ayah ketika mereka berkumpul. Ingatan semasa kecilnya membuat mata wanita cantik itu berlinang. Hingga tiba-tiba, wajah sang ibu menunjukkan ketakutan saat memeluk adik serta kakaknya seperti ingin melindungi mereka dari sesuatu.

"Kiarra!"

Mata Kiarra melebar saat bayangan keluarganya sirna dan digantikan dengan sosok nyata di depan mata. Ibu dari keluarga itu menjadikan dirinya tameng, melindungi keluarganya yang akan terkena dampak dari sihir Dra.

"Hentikan!" teriak Kiarra lantang.

Dengan sigap, Kiarra berlari ke arah Dra yang mulai melafalkan mantra sehingga dari telapak tangannya muncul asap berwarna hitam seperti ingin melakukan sesuatu pada keluarga itu.

GRAB!!

"Tak akan kubiarkan kau menyakiti mereka! Harghh!" teriak Kiarra lantang seraya mencengkeram kuat pergelangan tangan Dra dan menatapnya tajam tepat di hadapan.

"Menyingkir!" teriak Dra marah dengan mata menyala ungu terang.

"Pergi dari sini! Cepat!" teriak Kiarra menahan tubuh Dra sekuat tenaga dan mengarahkan tangannya ke atap agar tak mengenai para manusia malang itu.

Keluarga miskin itu bergegas keluar dari rumah karena sebelumnya, Dra berdiri di depan pintu seperti sengaja menghadang orang-orang itu agar tak bisa keluar. Kiarra mendorong tubuh Dra dengan kuat sampai terpepet tembok. Dra terus meraung dan berusaha melepaskan cengkraman Kiarra di tangannya.

"Menyingkir!"

"Tidak akan!" jawab Kiarra bersikeras.

Seketika, WHOOM! BRAKK!!

"Oh! Nona Ara!" teriak bocah lelaki itu saat ia dan keluarganya berhasil keluar dari rumah kumuh mereka.

Atap rumah tersebut jebol dan runtuh. Mata para penduduk desa miskin itu terbelalak saat menyadari jika wanita bernama Ara masih berada di dalam dengan penyihir Dra yang ingin menyebarkan kutukan pada mereka.

"Nona Ara!" panggil bocah lelaki itu berlari mendatangi rumahnya, tetapi dengan cepat ditangkap oleh sang ibu.

Saat semua orang panik, tiba-tiba saja muncul seseorang dari balik reruntuhan. Mata mereka melebar ketika melihat Dra muncul dan berjalan mendekat seraya mengulurkan tangannya mengucapkan mantra.

"AAAA!" teriak orang-orang karena Dra tak bisa dikalahkan dan mata ungunya masih menyala terang.

"Laa goma be—"

DUAKK!! BRUKK!!

"Oh! A-Ara," kejut ibu dari si bocah kecil saat melihat wanita yang mengaku bernama Ara memukul kepala belakang Dra dengan balok kayu dan membuat penyihir itu pingsan seketika. Kiarra melemparkan balok itu lalu menyeka lubang hidungnya yang berdarah.

"Hah, hah, cepat pergi dari sini. Dra mengatakan jika pasukan Kerajaan Vom akan menyerang desa ini. Mereka sedang bersiap di hutan. Orang-orang itu menunggu tanda dari Dra. Pergilah! Pergilah sejauh mungkin!" seru Kiarra dengan napas tersengal dan terlihat darah mengucur di hidungnya seperti habis berkelahi hebat.

"Dari mana kau tahu?" tanya salah seorang warga curiga.

Kiarra memejamkan mata dengan tangan mengepal untuk memantapkan hatinya. "Aku Kia. Jenderal Perang Kerajaan Vom."

"Di-dia Kia! Si Dewi Kematian!" tunjuk seorang penduduk sampai tergopoh usai mengetahui fakta mengejutkan dari wanita bernama Ara.

"Kenapa kau ingin membantai desa kami? Kami hanya orang-orang miskin yang bekerja sebagai peternak, petani dan pengrajin. Tak ada harta atau apa pun yang bisa menjadikan kerajaanmu kaya raya!" seru seorang penduduk terlihat tegang dengan garpu rumput dalam genggaman.

Kiarra menyipitkan mata. Inilah saatnya jujur akan maksud kedatangannya. "Kami mendapat kabar jika anak-anak dari Kerajaan Vom diculik untuk dijadikan tumbal agar bisa membangkitkan pasukan iblis. Desa kalian dilaporkan telah melakukan penculikan itu."

"Bohong! Itu tidak benar!"

"Itu adalah dusta terhina yang dilayangkan Vom pada kami!"

"Raja Vom sejak dulu memang menginginkan wilayah ini karena pernah ditemukannya batu kristal yang sangat berharga. Namun, kami bersumpah jika batu itu memang tak ada di sini," ucap seorang wanita terlihat serius saat menatap Kiarra.

"Apa buktinya?" tantang sang Jenderal.

"Kamilah, orang-orang yang ikut memburu batu itu. Kami meninggalkan tempat kelahiran karena tergoda akan keajaiban batu tersebut. Namun, sudah belasan bintang terlewati, usaha kami hanya menghasilkan debu," ujar seorang pria dengan tongkat sembari berjalan mendekat.

"Batu itu hanya cerita belaka? Keajaiban apa yang diberikan batu tersebut," tanya Kiarra penasaran.

"Konon. Batu itu bisa membuat kita awet muda, panjang umur, tak pernah sakit, dan selalu beruntung," ucap ibu dari si bocah kecil.

Kiarra terkekeh. "Kalian percaya dengan takhayul itu? Oleh karenanya, kalian terjebak di sini? Di wilayah perbatasan antara Kerajaan Vom dan Ark?"

"Kami juga bukan penduduk Kerajaan Ark. Kami orang-orang yang diasingkan. Oleh karena itu, hasil budidaya yang dihasilkan desa kami, tak ada yang mau membeli atau menukarnya. Semuanya berputar di desa ini. Kami tak memiliki mata uang dan semuanya dilakukan dengan bertukar barang," ucap pria tua yang diyakini Kiarra adalah kepala desa tersebut.

Kiarra diam sejenak. Ia kini akhirnya tahu maksud dari tujuan penyerangan. Dia bersumpah akan memberi pelajaran bagi mata-mata Vom karena memberikan laporan palsu pada kerajaan. Kiarra juga merasa jika selama ini sang Jenderal hanya diperalat sebagai tangan besi sang Raja untuk memperluas dan menaklukkan wilayah-wilayah yang ingin dikuasainya.

"Percuma saja kami lari. Kau dan pasukanmu akan mengejar lalu membunuh kami di wilayah antah berantah. Kau tak kalah kejinya dengan Dra!" seru seorang penduduk terlihat tegang.

Jantung Kiarra berdebar kencang. Masa lalu sang Jenderal sungguh menyulitkannya. Kiarra berpikir serius agar para penduduk bisa mempercayainya. Hingga ia kembali melihat patung Ooo yang masih digenggam oleh anak lelaki itu.

"Ooo mengubahku. Ooo menyadarkanku jika selama ini telah banyak kejahatan yang aku lakukan. Tidak seharusnya aku melakukan pembantaian demi sebuah perintah yang bahkan masih diragukan kebenarannya. Oleh karena itu, aku sengaja memanipulasi misiku untuk mencari tahu maksud dan tujuan penyerangan ini. Meskipun Dra kejam, tetapi dapat kupastikan, ia dapat berubah sepertiku. Kalian harus percaya padaku," tegas Kiarra berdiri di hadapan orang-orang yang terlihat takut akan sosoknya.

"Harus dibuktikan jika kau sungguh ingin melindungi kami," tegas seorang pria menunjuk di kejauhan.

Kiarra diam sejenak. Nyawanya dipertaruhkan di tempat ini karena orang-orang itu terlihat siap untuk menyerangnya meskipun hanya bersenjata pisau, garpu rumput, dan golok. Kiarra yang dulunya seorang CEO mampu berpikir dengan cepat dan cerdas untuk menemukan solusi dari masalahnya.

"Ingin bukti? Mudah saja," jawabnya dengan senyuman.

Waktu berlalu dengan cepat. Bulan ungu kembali muncul dengan membawa takdir baru. Dra terbangun dan terkejut saat tubuhnya diikat kuat dengan mulut disumpal. Mata wanita itu menyipit ketika melihat bocah lelaki yang tadi ditemuinya duduk di hadapan meski terlihat takut bersama dengan anak-anak lainnya.

"Kami sudah tahu tujuan kalian kemari. Ara mengatakan, saat kau bangun segeralah berkedip sebanyak mungkin. Kami siap menyambut kedatangan prajurit Vom," ucap bocah lelaki itu yang membuat mata Dra melebar.

Namun, setelahnya terdengar suara tawa tertahan dari Dra. Wanita itu akhirnya berkedip cukup banyak seperti yang diminta. Wajah anak lelaki itu tegang saat memegang sebuah roti yang ia dapat dari buntalan kain milik Dra. Anak-anak lainnya tampak berusaha agar tak menangis. Masing-masing dari mereka membawa sebuah roti yang Dra yakini diberikan oleh Kiarra.

Benar saja, tak lama terdengar suara deru kaki kuda mendatangi perkampungan itu. Getarannya sungguh terasa hingga debu-debu di atap berjatuhan. Dra mendongak dan menduga jika tempatnya berada sekarang ada di ruang bawah tanah. Ruangan itu bercahaya redup dari lilin dan hanya ada satu pintu keluar.

Di permukaan, tempat Kiarra berada.

"Hah, hah, Jenderal!" panggil Panglima Goo yang diikuti para kesatria Vom di belakang.

Kiarra berdiri seorang diri dengan belati dalam genggaman tangan kiri karena sang Jenderal kidal. Kiarra ingin meyakinkan pada anak buahnya atas tindakannya kali ini.

"Apakah ... apakah Anda yang melakukan ini semua? Seorang diri?" tanya Goo gugup di atas kudanya.

"Ya. Mereka menculik Dra. Kalian, segera geledah tempat ini dan cari anak-anak Vom yang diculik! Aku akan mencari Dra! Cepat!" seru Kiarra dengan tangan sudah berlumuran darah para korbannya.

"Laksanakan!" jawab Goo diikuti para kesatria lainnya.

Mereka turun dari kuda dan memasuki satu per satu rumah di desa itu. Mereka tampak ngeri saat melihat kebiadaban sang Jenderal yang membantai seluruh warga desa seorang diri. Mayat-mayat penduduk bergelimpangan di segala penjuru dengan darah menutupi tubuh mereka.

NGEKK!!

"Hei, Dra. Ayo pulang. Berjanjilah kau jangan berulah atau aku tak segan melakukan hal buruk padamu. Kau sepertinya tak bisa diajak bekerjasama kali ini. Jadi, aku tak segan melakukan hal menyebalkan lainnya sampai kau berpihak padaku," tegas Kiarra saat memasuki ruangan tempat Dra disekap dan anak-anak sudah tak ada lagi di sana.

"Hah, hah! Pengkhianat!" pekiknya saat penyumpal di mulutnya dilepas oleh Kiarra.

"Kita akan tahu siapa yang bersalah di sini saat kembali ke istana. Aku penasaran, siapa yang memberikan informasi palsu pada kita tentang desa ini. Aku jadi curiga, sebenarnya ... kau sungguh tahu tujuan kita kemari atau tidak? Kenapa aku sulit mempercayai adikku sendiri, ya? Apa kau semacam serigala berbulu domba? Mungkin karena itulah, Kia tewas dan kau tetap hidup. Sebagai penebusan dosa, kau memanggil arwah untuk menggantikannya. Apakah ... tebakanku benar? Kaulah penyebab Kia kehilangan nyawa," ujar Kiarra menatap Dra tajam.

Napas Dra tersengal. Air mata mulai menggenangi mata cantiknya. Tetesan air mata di pipi cukup bagi Kiarra untuk membuktikan dugaannya. Kiarra berdiri perlahan dan menatap Dra tajam.

"Jika kau sungguh menyesal, ikuti apa kataku. Kali ini, pastikan kakakmu ini tak mati untuk kedua kalinya karena kecerobohanmu. Kau paham, Dra?" tanya Kiarra dengan satu alis terangkat penuh penekanan.

"Hiks, hem," jawabnya dengan air mata menetes dan suara bergetar.

***

adeh flunya belum sembuh uyy😩 doakan lele cepet sehat ya. lele padamu 💋

Terpopuler

Comments

Faris Maulana

Faris Maulana

next

2023-04-08

0

Wati_esha

Wati_esha

Berhasilkah Kiarra menyakinkan penduduk setempat?

2023-04-03

0

Wati_esha

Wati_esha

Apakah Goo cs tidak curiga?

2023-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Negeri Kaa*
2 Dra*
3 Bulan Merah*
4 Malam Perjodohan*
5 Kematian Kiarra*
6 Maafkan Kami, Kiarra*
7 Harem*
8 Amarah Dra*
9 Para Dayang Sang Jenderal*
10 Dunia Kiarra*
11 Kekhawatiran Dra*
12 Misi Yang Dipertanyakan*
13 Dewi Kematian*
14 Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15 Taktik Kiarra*
16 Sihir Dra*
17 Kebenaran Misi
18 Menentang Titah Raja
19 Pemberontakan Kiarra*
20 Buronan Vom*
21 Buah Naga
22 Jasper?*
23 Ram? Jasper?*
24 Dia Bukan Jasper*
25 Pulau Ilusi*
26 Dia Tahu Tentangku*
27 Menerobos Wilayah Zen*
28 Pohon Jembatan*
29 Demi Dra*
30 Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31 Kolam Penyembuh
32 Wilayah Yak*
33 Penjaga Pohon Jembatan*
34 Pohon Naga*
35 Sang Naga*
36 Menuntaskan Sumpah*
37 Misi 7 Hari*
38 Dukungan Keluarga*
39 Membidik Michelle*
40 Tawaran Kiarra
41 Keputusan Aiko*
42 Siapa Pria Itu?
43 Mengumpulkan Bukti
44 Mengejar Waktu*
45 Ke mana Mereka?
46 Jasper!
47 Selamat Tinggal
48 Kau Tuanku*
49 Sang Jenderal*
50 Naga Kecil*
51 Memburu Ram
52 Hukuman Sang Ratu
53 Raja Zalim
54 GIVE AWAY THR
55 Penghisap Kekuatan
56 Pengumuman Pemenang GA
57 Musuh atau Bantuan?
58 Kekuatan Negeri Kaa
59 Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60 Monster Hoo*
61 Kekuatan Bintang Biru*
62 Kristal Biru*
63 Kerajaan Yak*
64 Bola-bola Es*
65 Memilih Tubuh Pengganti
66 Rak*
67 Perubahan di Kerajaan Yak*
68 Kemarahan Monster Hoo*
69 Koloni Baru*
70 Ingatan yang Hilang*
71 Kelicikan Ark
72 Kekuatan Tersembunyi*
73 Lawan yang Sulit
74 Blue VS Red*
75 Tumbal*
76 Sungai Agung*
77 Kutukan Kerajaan Tur*
78 Manusia Setengah Binatang*
79 Menuju Tur*
80 Laut Merah*
81 Wilayah Tur*
82 Para Pemberontak Tur*
83 Menunda?*
84 Ditugaskan Kembali*
85 Kapal-kapal Perang*
86 Kapten Mun*
87 Tawanan*
88 Temuan yang Mencurigakan*
89 Pyu*
90 Kotak Kaca Ungu*
91 Makhluk Terkutuk*
92 Bujukan Noh*
93 Xii*
94 Menyegel Xii*
95 Hutan Kabut Putih*
96 Jebakan Ark*
97 Permintaan Rak*
98 Kenta Mengambil Alih*
99 Mundur*
100 Tak Ada Habisnya*
101 Kami Menemukannya*
102 Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103 Penyihir Cilik*
104 Menata Ulang*
105 Kedamaian yang Dirindukan
106 Kiarra Season 2
107 Dia Merepotkan (Kenta)*
108 Menerobos Masuk*
109 Pertemuan Saudara*
110 Dingin
111 Mengintai*
112 Ide-ide Liar
113 Mengikis Tur Perlahan
114 Pembalasan Raja Tur*
115 Sosok Berpakaian Emas*
116 Keputusan Sulit*
117 Taktik Baru*
118 Jawaban Raja Tur*
119 Meninggalkan Rumah*
120 Dia Memberikan Petuah
121 Tipuan Raja Tur*
122 Kesombongan
123 Penyesalan*
124 Kemunculan Roh Kiarra*
125 Serangan Balon Udara*
126 Serangan Jenderal Gor*
127 Satu Lawan Satu*
128 Bantuan Terselubung*
129 Para Pemimpin Pasukan Tur*
130 Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131 Para Monster yang Disegel*
132 Koloni Baru*
133 Keputusan Para Nym*
134 Tak Terduga*
135 Kelemahan Monster Iblis Wii*
136 Tekanan Besar
137 Mereka Mendatangi Vom*
138 Tawaran Rhi dan Gor*
139 Mengalah untuk Menang*
140 Evakuasi Masal
141 Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142 Belum Semuanya*
143 Ancaman Kapten Tom*
144 Nasib Yak
145 Kembali Bertempur*
146 Api Sihir Boh*
147 Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148 Menaklukkan Wii
149 Giliran Ark*
150 Kekuatan Doa*
151 Siapa Ayahnya?*
152 Senjata Rahasia Raja Tur*
153 Monster Roo*
154 Gempuran 4 Kerajaan*
155 Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156 Bantuan Ratu Nym*
157 Dia Penyihir Terkutuk*
158 Menata Ulang*
159 Gantikan Aku (Dra)*
160 Kapten Mun VS Kapten Mos*
161 Hasil Akhir*
162 Perang Terakhir*
163 Pengikut Naga*
164 Ruangan Rahasia
165 Monster Iblis Bii*
166 Berita Duka*
167 Ingatan Dra
168 Tiga Huruf*
169 Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170 Pengakuan Kiarra
171 Perubahan Besar
172 Kembali Seperti Semula
173 Wajah-wajah Baru
174 Bagai Seorang Dewi
175 Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176 Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177 Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178 Keluarga Besar Kiarra*
179 Penghuni Baru Negeri Kaa*
180 Kompetisi*
181 Menikahi Empat Dayang*
182 Kembali Pulang
183 Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184 Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185 Para Inovator Negeri Kaa*
186 Unjuk Kebolehan*
187 Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188 Presentasi Terakhir*
189 Penentuan Pemenang*
190 Hadiah Kompetisi*
191 TAMAT
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Negeri Kaa*
2
Dra*
3
Bulan Merah*
4
Malam Perjodohan*
5
Kematian Kiarra*
6
Maafkan Kami, Kiarra*
7
Harem*
8
Amarah Dra*
9
Para Dayang Sang Jenderal*
10
Dunia Kiarra*
11
Kekhawatiran Dra*
12
Misi Yang Dipertanyakan*
13
Dewi Kematian*
14
Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15
Taktik Kiarra*
16
Sihir Dra*
17
Kebenaran Misi
18
Menentang Titah Raja
19
Pemberontakan Kiarra*
20
Buronan Vom*
21
Buah Naga
22
Jasper?*
23
Ram? Jasper?*
24
Dia Bukan Jasper*
25
Pulau Ilusi*
26
Dia Tahu Tentangku*
27
Menerobos Wilayah Zen*
28
Pohon Jembatan*
29
Demi Dra*
30
Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31
Kolam Penyembuh
32
Wilayah Yak*
33
Penjaga Pohon Jembatan*
34
Pohon Naga*
35
Sang Naga*
36
Menuntaskan Sumpah*
37
Misi 7 Hari*
38
Dukungan Keluarga*
39
Membidik Michelle*
40
Tawaran Kiarra
41
Keputusan Aiko*
42
Siapa Pria Itu?
43
Mengumpulkan Bukti
44
Mengejar Waktu*
45
Ke mana Mereka?
46
Jasper!
47
Selamat Tinggal
48
Kau Tuanku*
49
Sang Jenderal*
50
Naga Kecil*
51
Memburu Ram
52
Hukuman Sang Ratu
53
Raja Zalim
54
GIVE AWAY THR
55
Penghisap Kekuatan
56
Pengumuman Pemenang GA
57
Musuh atau Bantuan?
58
Kekuatan Negeri Kaa
59
Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60
Monster Hoo*
61
Kekuatan Bintang Biru*
62
Kristal Biru*
63
Kerajaan Yak*
64
Bola-bola Es*
65
Memilih Tubuh Pengganti
66
Rak*
67
Perubahan di Kerajaan Yak*
68
Kemarahan Monster Hoo*
69
Koloni Baru*
70
Ingatan yang Hilang*
71
Kelicikan Ark
72
Kekuatan Tersembunyi*
73
Lawan yang Sulit
74
Blue VS Red*
75
Tumbal*
76
Sungai Agung*
77
Kutukan Kerajaan Tur*
78
Manusia Setengah Binatang*
79
Menuju Tur*
80
Laut Merah*
81
Wilayah Tur*
82
Para Pemberontak Tur*
83
Menunda?*
84
Ditugaskan Kembali*
85
Kapal-kapal Perang*
86
Kapten Mun*
87
Tawanan*
88
Temuan yang Mencurigakan*
89
Pyu*
90
Kotak Kaca Ungu*
91
Makhluk Terkutuk*
92
Bujukan Noh*
93
Xii*
94
Menyegel Xii*
95
Hutan Kabut Putih*
96
Jebakan Ark*
97
Permintaan Rak*
98
Kenta Mengambil Alih*
99
Mundur*
100
Tak Ada Habisnya*
101
Kami Menemukannya*
102
Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103
Penyihir Cilik*
104
Menata Ulang*
105
Kedamaian yang Dirindukan
106
Kiarra Season 2
107
Dia Merepotkan (Kenta)*
108
Menerobos Masuk*
109
Pertemuan Saudara*
110
Dingin
111
Mengintai*
112
Ide-ide Liar
113
Mengikis Tur Perlahan
114
Pembalasan Raja Tur*
115
Sosok Berpakaian Emas*
116
Keputusan Sulit*
117
Taktik Baru*
118
Jawaban Raja Tur*
119
Meninggalkan Rumah*
120
Dia Memberikan Petuah
121
Tipuan Raja Tur*
122
Kesombongan
123
Penyesalan*
124
Kemunculan Roh Kiarra*
125
Serangan Balon Udara*
126
Serangan Jenderal Gor*
127
Satu Lawan Satu*
128
Bantuan Terselubung*
129
Para Pemimpin Pasukan Tur*
130
Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131
Para Monster yang Disegel*
132
Koloni Baru*
133
Keputusan Para Nym*
134
Tak Terduga*
135
Kelemahan Monster Iblis Wii*
136
Tekanan Besar
137
Mereka Mendatangi Vom*
138
Tawaran Rhi dan Gor*
139
Mengalah untuk Menang*
140
Evakuasi Masal
141
Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142
Belum Semuanya*
143
Ancaman Kapten Tom*
144
Nasib Yak
145
Kembali Bertempur*
146
Api Sihir Boh*
147
Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148
Menaklukkan Wii
149
Giliran Ark*
150
Kekuatan Doa*
151
Siapa Ayahnya?*
152
Senjata Rahasia Raja Tur*
153
Monster Roo*
154
Gempuran 4 Kerajaan*
155
Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156
Bantuan Ratu Nym*
157
Dia Penyihir Terkutuk*
158
Menata Ulang*
159
Gantikan Aku (Dra)*
160
Kapten Mun VS Kapten Mos*
161
Hasil Akhir*
162
Perang Terakhir*
163
Pengikut Naga*
164
Ruangan Rahasia
165
Monster Iblis Bii*
166
Berita Duka*
167
Ingatan Dra
168
Tiga Huruf*
169
Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170
Pengakuan Kiarra
171
Perubahan Besar
172
Kembali Seperti Semula
173
Wajah-wajah Baru
174
Bagai Seorang Dewi
175
Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176
Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177
Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178
Keluarga Besar Kiarra*
179
Penghuni Baru Negeri Kaa*
180
Kompetisi*
181
Menikahi Empat Dayang*
182
Kembali Pulang
183
Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184
Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185
Para Inovator Negeri Kaa*
186
Unjuk Kebolehan*
187
Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188
Presentasi Terakhir*
189
Penentuan Pemenang*
190
Hadiah Kompetisi*
191
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!