Mereka bicara dalam bahasa Dunia Kaa. Terjemahan.
Bulan merah membuat suasana di sekitar wilayah itu bagaikan diselimuti api, tetapi tidak panas. Beberapa kali terdengar suara seperti lengkingan seekor hewan entah apa, membuat kengerian tersendiri bagi Kiarra. Namun, hal itu malah membuatnya teringat akan kejadian terakhir sebelum ia mati.
Malam itu ....
BRANG! BRANG! BRANG! SRAKK!
"AAAAA!"
PRANG!! DUAKK!!
"Hah, hah, hah! Aku ingat! Aku ingat!" ucapnya dengan napas tersengal memegangi dada yang terasa sakit.
Saat itu, ketika mobilnya dihantam kuat dan membuat kendaraan tersebut menabrak pembatas jalan hingga keluar jalur, Kiarra melihat mobilnya terperosok dengan sangat cepat menuruni bukit dan mengenai batu besar yang mengakibatkan kaca depannya pecah. Tubuhnya yang ringkih langsung terlempar keluar. Namun, naas. Kiarra yang tak siap, membuat dadanya terbentur dengan keras pada ujung sebuah batu tumpul dan mengakibatkan rusuknya patah sehingga mengenai jantungnya. Seketika, Kiarra tewas karena insiden tragis itu.
Ternyata, tangisan Kiarra membangunkan Dra. Wanita itu merangkak mendekati tubuh sang Jenderal dengan tatapan sendu.
"Kia?"
"Hiks, aku ... aku benar-benar sudah mati ... aku tak mungkin bisa hidup lagi dan bertemu keluargaku. Aku ... a-aku ... aku pasti sekarang berada di alam penantian sebelum akhirnya Tuhan memutuskan, neraka atau surga akhir hidupku. Benar 'kan?" tanya Kiarra dengan air mata membanjiri wajah.
"Aku tak mengerti yang kau katakan, tapi memang benar jika kau sudah mati. Namun, di sini kau hidup. Kau lupa, aku menarik arwahmu dari dunia tak kukenal untuk hidup di raga kakakku. Sebenarnya, rohmu belum siap pergi. Bisa dibilang seperti arwah gentayangan karena ada tugas dalam hidup yang belum kau selesaikan. Seperti sebuah sumpah," ujar Dra yang membuat kening Kiarra berkerut.
"Sumpah?" Dra mengangguk dengan mantap. Kiarra mencoba mengingat sumpah yang mungkin pernah terucap semasa hidupnya. Sayangnya, ia tak ingat.
"Jangan dipaksakan. Ingatan itu akan kembali dengan sendirinya. Seperti tubuh dan rohmu yang perlahan bisa beradaptasi dengan raga serta pikiran Kia," ujar Dra masih dalam posisi merangkak.
Kiarra diam sejenak mencoba berpikir. "Maksudmu ... pikiran Kia menyatu dengan pikiranku? Seperti ... satu raga, tapi memiliki dua pikiran?" tanya Kiarra menebak.
"Sudah kuduga. Kau di duniamu pastilah wanita yang sangat hebat, Kia-ra. Kau mengejutkanku berulang kali. Naga pasti mendengar permohonanku sehingga ia memilih kau untuk menggantikan kakakku," ujar Dra dengan senyum di wajah.
Kiarra memilih diam karena logikanya saat ini masih belum sampai di tahap ia berada di dunia lain. Hingga tiba-tiba, terdengar suara raungan hewan tak jauh dari tempat mereka berada. Merasakan ancaman, Kiarra dan Dra dengan sigap berdiri.
"Apa itu?" tanya Kiarra dengan mata memindai sekitar.
"Ini bahaya. Kita harus segera pergi dari sini!" ajak Dra yang dengan sigap menarik tangan Kiarra untuk membawanya menjauh.
"Tunggu! Bagaimana dengan hewan itu?" tanya Kiarra menahan langkahnya saat makhluk seperti campuran spesies tersebut masih mendengkur seperti tertidur pulas.
"Dia makhluk suci. Jika mati, dia akan terlahir kembali dari pohon naga. Sedangkan kita, tidak memiliki takdir sepertinya. Ayo!" ajak Dra kembali menarik tangan Kiarra karena wanita itu masih berdiri tegap menatap hewan cantik tersebut.
Tiba-tiba saja, Kiarra menghempaskan tangan Dra di pergelangannya dengan kuat. Wanita dengan pakaian berbulu tersebut sampai terdorong dan hampir jatuh.
"Bukankah aku seorang Jenderal Perang? Sikap pengecut tidak ada dalam kamusku!" serunya lantang seraya menarik pedang dengan mantap.
"Ka-mus? Apa itu?" tanya Dra bingung saat Kiarra terlihat begitu siap melawan musuh barunya. "Tu-tunggu! Kita tetap harus pergi dari sini! Musuh kita ... ah, sudah terlambat," keluhnya.
"Heh! Monster jelek lainnya. Kemari kalian!" teriak Kiarra garang yang entah mengapa rasa takut seperti sirna dalam pikirannya. Jiwanya seperti terisi dengan keinginan untuk terus bertarung sampai mati.
"Harrr!" raung para monster seraya berdatangan, siap mengeroyok Kiarra.
Namun, jiwa Kiarra yang perlahan menyatu dengan tubuh sang Jenderal, membuat kemampuannya malah menjadi berlipat.
"Heahhh!"
SREKKK!! BUZZ!
"Harrr!"
Kiarra sengaja menjatuhkan ujung pedangnya ke tanah dan membuat sekumpulan debu berhambur di sekitar. Ia berlari ke samping dan memutari kelompok para penyerang seperti ingin melakukan sesuatu. Saat posisinya tinggal tiga langkah lagi dengan makhluk tinggi menyeramkan di hadapan, ia melemparkan kumpulan tanah ke tubuh monster tersebut dari ujung pedang. Praktis, pandangan monster itu kabur dan mengibaskan kepalanya ke sembarang arah karena terganggu. Saat itulah ....
KRASS!!!
"HARGHHH!"
BRUKK! BRUKK! BRUKK!!
Kaki-kaki jenjang para monster itu ditebas oleh Kiarra saat ia memanfaatkan tubuh pendeknya yang setinggi pinggang para monster. Musuh-musuhnya berjatuhan dan merintih kesakitan meski masih berupaya membalas dengan tangan-tangan berujung tajam layaknya pisau.
JLEB! TANG! TANG!
Kiarra diserang berulangkali dengan gerakan seperti menusuk dari lawan. Namun, pedangnya yang tajam, sangat mampu melawan serangan mematikan itu. Ia berhasil menangkis dengan kelincahan dan kelenturan tubuhnya, sekaligus memotong tangan lawan agar tak lagi menyakitinya.
"Kia!" panggil Dra panik karena ia dan Ooo menjadi incaran para monster.
Sayangnya, Kiarra yang sedang fokus dengan pertempurannya karena bisa melihat kemenangan di mata, tak mendengar panggilan kepanikan itu. Dra berusaha melindungi dirinya saat dua makhluk bertubuh jangkung, tetapi memiliki tangan runcing siap menusuknya.
"Yee ... rekaso, mee ... bega moka, ogame!" seru Dra saat mengucapkan mantera dan membuat tanah bergetar ketika dua tangannya menyentuh daratan.
Dua monster itu jatuh karena tanah yang dipijak layaknya gempa bumi. Namun, lawannya cukup tangguh dan berhasil bertahan serta siap untuk menghabisi nyawanya. Mata Dra melebar. Kepanikan melanda dan membuatnya lupa dalam sekejap untuk mengucapkan mantra lain. Tubuhnya gemetaran karena ketakutan menerjang.
Namun, tiba-tiba ....
SHOOT!! SHOOT!! SHOOT!!
"Harrr!" raung dua monster tersebut saat tubuh mereka dihujani panah-panah tajam dari sekumpulan orang layaknya pasukan ke arah pertempuran.
"Vom!" seru Dra dengan tangan terangkat ke atas penuh suka cita.
"Bunuh mereka semua!" teriak salah seorang pria berbaju zirah berwarna ungu keemasan seraya terus melesatkan anak panahnya ke tubuh para monster.
Satu per satu, makhluk-makhluk buas itu tewas. Tubuh mereka terbakar dengan api ungu yang melahap usai tertusuk anak panah tersebut. Mata Kiarra melebar melihat itu semua dan bergerak menjauh. Hingga ia menyadari jika ternyata datang bantuan untuk membinasakan musuh. Dra berlari mendekati Kiarra, tetapi sang Jenderal malah berlari kencang mendatangi Ooo.
"Kia! Ki-Kia?" panggil Dra bingung saat sang kakak malah berlari melewatinya.
"Tidak! Ooo! Ooo!" teriaknya saat melihat hewan yang pernah menjilatnya itu tewas terkena tusukan anak panah dan membuat tubuhnya terbakar.
"Jenderal! Kita berhasil membunuh kawanan Ga—"
PLAK!!
"Oh!" kejut Dra saat menampar salah satu prajurit dari Kerajaan Vom.
"Kalian membunuhnya! Dasar bodoh! Apa kalian tak bisa melihat mana kawan dan lawan, ha!" teriak Kiarra garang dengan mata melotot.
"Ooo bisa hidup kembali, Jenderal, dia tidak—"
PLAK!!
"Aku tak peduli dia bisa hidup lagi atau tidak! Namun, kecerobohan kalian dalam membidik lawan sangat meresahkan. Jadi ... seperti ini para prajurit kebanggaan Kerajaan Vom? Heh, sungguh miris," sindirnya saat melihat barisan para lelaki yang berdiri di sekitarnya.
"Kia. Sebaiknya kau—"
"Agghhh!" raung Kiarra saat tiba-tiba saja ia jatuh dengan lutut sebagai tumpuan karena merasakan sakit luar biasa di tubuhnya.
***
ILUSTRASI. SOURCE : GOOGLE
Tengkiyuw yang masih setia ngikutin cerita Kiarra💋 Ya ampun lele mau up Jono ada aja kerjaan yg mengharuskan minta untuk dikelarin dulu. Maap ya bang Jono lele belom sempet nyentuh kamu, huhu😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
liani
aku seneng pokoke...
🥰🥰
2023-07-07
0
🏕️👑🐒 𖣤᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣
hmmm menarik nih😁
semangat terus aju aku padamu wis ju semangat 45 meski banyak gonjang ganjing yang menerpa kita para author 💪💪💪
2023-05-16
0
Wati_esha
Apa yang terjadi pada Kiarra?
2023-03-31
0