Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*

Napas Kiarra memburu saat ia mengetahui kehidupan lalu sang Jenderal Perang—Kia—yang kini menjadi raganya. Ia melewati koridor dan bertemu beberapa pelayan, tetapi diabaikan karena amarah menyelimuti jiwanya.

Mereka bicara dalam bahasa Negeri Kaa. Terjemahan.

"Sepertinya ada yang mengganggu pikiran Jenderal hingga ia melewati kita begitu saja," ujar salah seorang pelayan wanita saat berpapasan dengan Kia.

"Atau mungkin, karena dia sekarang membenci wanita? Dia saja mengusir seluruh dayangnya dan digantikan dengan para pria dari kelas rendahan. Aku tak menyangka jika jilatan Ooo akan berdampak sampai sejauh itu. Hingga mengubah pola pikir seseorang," timpal pelayan lainnya dengan sekeranjang berisi pakaian kotor dari kamar sang Ratu.

Ternyata, pembicaraan itu didengar oleh sang Ratu yang hendak keluar dari kamar, tetapi diurungkan. Ia kembali masuk ke kamar dan menutup pintu perlahan. Entah apa yang dipikirkannya, wanita itu kembali ke ranjang di mana sang Raja sudah tertidur lelap.

Kiarra yang sudah kembali ke kamar, tak biasanya tidur tanpa para dayang di sisinya. Ia malah tidur di kursi panjang layaknya sofa di lantai dasar dengan selimut menutup tubuh. Kiarra tak bisa tidur dan matanya terus terbuka. Jantungnya terus berdebar. Ingatan akan sosok Kia di masa lalu membuat tangannya mencengkeram selimut sebagai bentuk protes.

"Kia membantai pemukiman warga tidak berdosa. Membakarnya, merampas harta mereka lalu menguasai wilayah itu untuk dijadikan markas baru Kerajaan Vom. Biadab," geramnya teringat akan kekejaman Kia. "Aku yakin, misi esok akan terjadi hal serupa. Kuharus melakukan sesuatu, tapi apa?" gumam Kiarra berpikir keras untuk menggagalkan misinya.

Lama wanita cantik itu berpikir dengan mengumpulkan banyak ide di kepala tanpa harus menuliskannya karena ingatan Kiarra cukup bagus. Kehidupannya di Bumi sebagai seorang CEO, mengharuskannya kerja cepat, tepat dan efektif. Ia yang juga melakoni profesi sebagai seorang supermodel, dituntut untuk cepat mengingat rute saat catwalk atau pose-pose ketika pemotretan. Nama-nama partner bisnis berikut latar belakang orang tersebut sangat Kiarra perhatikan untuk mensukseskan pekerjaan. Itulah cara berpikir Kiarra dalam bekerja yang kini diterapkan di kehidupan barunya sebagai Jenderal Perang.

"Jenderal ... Jenderal, Anda baik-baik saja?"

"Hem? Fuu?" panggil Kiarra saat membuka mata yang terasa berat. Kiarra sampai tak sadar kapan dirinya tertidur. Ia mengerjapkan mata mencoba mengumpulkan energi yang menguap saat terlelap.

"Kenapa Anda tidur di sini?" tanya pria tampan itu seraya berjongkok.

"Tak apa. Aku hanya ingin sendiri," jawabnya lesu sembari bangun perlahan lalu duduk.

Fuu menatap majikannya yang terlihat lesu tak bersemangat seperti biasanya. Fuu beranjak dan tak lama kembali seraya membawa sebuah botol berisi cairan bening. Kening Kiarra berkerut saat melihat telapak tangan Fuu saling digosokkan lalu betisnya dipegangi lembut.

"Oh, pijatanmu enak sekali, Fuu," ujar Kiarra dengan hati yang tiba-tiba gembira.

Fuu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya. Kiarra yang merasa seperti mendapatkan pelayanan refleksi, menikmati pijatan Fuu dan malah membuatnya kembali tertidur dalam posisi tengkurap. Fuu terkekeh pelan dan tetap memijat sang Jenderal agar tubuh tuannya tak tegang karena akan memikul beban berat.

Hingga akhirnya, Kiarra dibangunkan karena Dra datang menjemput. Sang Jenderal yang biasanya telah hadir lebih awal untuk mempersiapkan segala keperluan sebelum pergi bertempur, kini malah masih di meja makan dengan wajah malas dan menginginkan makan sebelum pergi bertugas.

BRAKK!!

"Jangan membuat suasana hatiku kacau di hari yang masih ungu ini, Dra! Sarapan itu penting!" teriak Kiarra marah sampai menggebrak meja.

Kiarra merasa jika perilakunya seperti bercampur dengan sang Jenderal dalam hal-hal tertentu. Dra dan para dayang tertegun karena sang Jenderal mengamuk hanya karena mengutamakan makan.

"Sa-ra-pan? Apa itu?" tanya Eur melirik Ron.

"Entahlah. Aku merasa jika sikap Jenderal berubah-ubah sesuai suasana hatinya. Sebaiknya kita jangan bertingkah. Terlebih, hari ini Jenderal akan berperang," bisik Ron dan para dayang yang mendengar mengangguk pelan dalam diam.

"Jenderal Kia, Anda di—"

"Sttt!" Para dayang dengan sigap memutar tubuh mereka dan melotot ke arah pria yang baru saja datang.

"Oh, Panglima Goo! Maaf, kami tak bermaksud lancang," ujar Ben langsung bersujud diikuti dayang lainnya dengan panik.

"Jika kalian tak sabar menunggu, pergilah. Aku akan menyusul," ucap Kiarra dengan daging panggang dalam tusukan.

Panglima Goo memicingkan mata saat melihat sang Jenderal yang makan dengan lahap seperti orang kelaparan. Panglima itu akhirnya mengundurkan diri dan memilih untuk menunggu bersama para kesatria lainnya di aula keberangkatan.

"Kenapa kalian masih bersujud seperti itu? Kontribusi apa yang diberikan Panglima pada kalian? Jika tak ada, tak perlu memujanya terlalu tinggi. Dia makhluk tak kekal sama sepertiku. Dia bisa mati," tegas Kiarra yang sudah merampungkan sarapannya.

Dra menatap Kiarra yang kini sedang didandani oleh para dayang dengan baju perang kebanggaannya. Baju perang itu terbuat dari emas. Kiarra terlihat berkilau dan gagah dengan baju zirahnya. Saat pedang Kia akan diserahkan oleh Pop, Kiarra menatapnya tajam terlihat serius memikirkan sesuatu. Dra tahu apa yang dipikirkan saudaranya dan diam mengamati.

SRING!!

"Aku akan mengubah nasibmu di tanganku," ujar Kiarra mantap saat menggenggam pedang tersebut.

Para dayang saling melirik karena bingung. Dra masih diam entah apa yang dipikirkannya. Kiarra menyarungkan pedangnya lalu melangkah pergi. Para dayang sang Jenderal mengikuti sampai ke aula berikut Dra.

Praktis, kedatangan Kia membuat semua orang membungkuk hormat. Seekor kuda dengan mata ungu dan berekor senada dengan matanya menjadi tunggangan sang Jenderal. Kiarra yang sebelumnya tinggal di Jepang dan terbiasa berkuda sebagai aktivitas hariannya sebelum bisa mengendarai mobil serta motor, tak mengalami masalah dengan hewan tersebut.

"Kakak. Kau harus mengatakan sesuatu sebagai penyemangat untuk pasukanmu. Itu yang biasa dilakukan oleh Kia. Jangan merubahnya," ujar Dra berbisik yang berdiri di samping kudanya.

Para pria yang masih berdiri di samping kuda mereka menatap sang Jenderal tajam seperti menunggu sesuatu. Para pejabat, Raja dan Ratu bahkan ikut ada di sana. Kiarra memejamkan mata dan membayangkan seperti suasana ketika di kantor sebelum dimulai. Ya, briefing pagi dengan para karyawan dan manajer meski ada beberapa hal yang akan ia ubah.

"Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Semoga hari ini misi yang akan diemban bisa terlaksana dengan baik, tak ada yang gugur dan pulang kembali ke istana dengan selamat," ucapnya mantap dengan mata memindai wajah semua orang di sana satu per satu. Namun, apa yang dikatakan oleh sang Jenderal membuat semua orang terdiam. Kiarra tegang. "Katakan 'amen' karena aku berdoa untuk keselamatan kita semua," imbuhnya menegaskan.

"A-amen," jawab semua orang gugup.

"Mari kita pergi dan pulang membawa kejayaan! Demi Vom!" serunya lantang dengan pedang terangkat ke atas.

"Demi Vom! Hoh! Hoh! Hoh!" jawab semua orang lalu bersorak dengan tubuh membungkuk.

Kiarra yang bingung tersenyum tipis lalu melirik Dra. Penyihir itu memutar bola matanya dengan wajah malas. Kiarra sadar jika ucapannya tak sama dengan sang Jenderal kala itu, tetapi ia masa bodoh. Mulai hari ini, Kia dalam kendalinya.

"Tunggu apalagi? Jalan!" seru Kiarra mantap.

"Na-namun, Anda yang memimpin perjalanan, Jenderal," ujar seorang kesatria gugup.

Kiarra menelan ludah terlihat gelisah karena tak tahu ke mana arah menuju perkampungan itu. Ia lalu melirik panglima yang tadi datang menjemput ke kamarnya.

"Kau! Goo bukan?" tanya Kiarra memastikan. Sang Panglima mengangguk. "Kau pimpinlah jalan. Aku dan Dra akan berada di barisan paling belakang. Cepat, lakukan!" titah Kiarra menatap Panglima itu tajam.

Semua orang saling melirik, tetapi Goo akhirnya mengangguk meski ia tampak bingung. Raja, Ratu dan para pejabat kerajaan berkerut kening karena seorang Jenderal di negeri itu tak pernah berada di belakang, melainkan selalu di barisan terdepan untuk memimpin.

"Kami pergi," ujar Kia saat Dra sudah siap di atas pelana kuda.

Raja dan lainnya mengangguk meski terlihat bingung akan sesuatu. Iring-iringan kuda dalam jumlah besar pergi meninggalkan Kerajaan Vom. Mereka melewati jalanan di tengah pemukiman warga. Penduduk menaburkan bunga ungu dan kuning sepanjang lantai batu sampai ke gerbang terluar istana sebagai bentuk dukungan serta harapan kembali membawa kemenangan.

Kiarra menikmati perjalanannya karena kuda berlari kecil meninggalkan kawasan kerajaan. Matanya menatap bulan ungu yang bersinar terang dan membuat wilayah yang terkena sinarnya ikut memancarkan warna bercahaya seperti penerang jalan. Senyum Kiarra terukir karena pemandangan Negeri Kaa sangat menakjubkan.

"Oia. Bagaimana nasib para kesatria yang ditinggalkan oleh kita waktu itu? Aku hampir melupakan keberadaan mereka," tanya Kiarra tiba-tiba membuka obrolan.

"Sudah kuselesikan saat kau sibuk dengan dayang-dayangmu," jawab Dra tanpa melihat Kiarra.

"Hem, baguslah. Inisiatifmu bagus. Kau seperti sekretarisku Vera. Apa kabarnya dia, ya? Aku penasaran, siapa yang mengurus perusahaan saat aku tak ada. Hempf ... pasti banyak yang mengincar jabatanku. Sialan, penggantiku keenakan karena kantor berjalan stabil. Dia tak merasakan kerja kerasku sampai perusahaan berjaya. Menyebalkan," gerutunya.

Di Bumi. Jakarta, Indonesia.

Mereka bicara dalam bahasa Indonesia.

"Hatchim!"

"Kau tak apa?" tanya Rui saat putrinya mendadak bersin hingga ingusnya nyaris menetes.

"Hidungku tiba-tiba gatal, Ibu. Pasti ada yang sedang membicarakanku. Siapa ya?" tanya Rein Mikha sembari mengusap lubang hidung menggunakan tisu.

Rui tersenyum di mana kini Rein Mikha yang menggantikan tugas dan jabatan Kiarra semenjak kematian sang kakak. Naomi mempercayakan perusahaan tersebut kepada salah satu putri Rui untuk dikelola.

***

ILUSTRASI. SOURCE : FREE IMAGES

lele ngebut ah. bisa gak ya sampai akhir bulan 60 eps terus tamat. kwkwkw 😆

Terpopuler

Comments

Wati_esha

Wati_esha

Ternyata Rein yang menggantikan posisimu, Kiarra!

2023-04-03

0

Wati_esha

Wati_esha

🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🙃🙃🙃🙃🙃🙃🙃
ini katanya CEO?

2023-04-03

1

Wati_esha

Wati_esha

Tak usah protes, terima saja karena kau tak membantunya sama sekali!

2023-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Negeri Kaa*
2 Dra*
3 Bulan Merah*
4 Malam Perjodohan*
5 Kematian Kiarra*
6 Maafkan Kami, Kiarra*
7 Harem*
8 Amarah Dra*
9 Para Dayang Sang Jenderal*
10 Dunia Kiarra*
11 Kekhawatiran Dra*
12 Misi Yang Dipertanyakan*
13 Dewi Kematian*
14 Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15 Taktik Kiarra*
16 Sihir Dra*
17 Kebenaran Misi
18 Menentang Titah Raja
19 Pemberontakan Kiarra*
20 Buronan Vom*
21 Buah Naga
22 Jasper?*
23 Ram? Jasper?*
24 Dia Bukan Jasper*
25 Pulau Ilusi*
26 Dia Tahu Tentangku*
27 Menerobos Wilayah Zen*
28 Pohon Jembatan*
29 Demi Dra*
30 Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31 Kolam Penyembuh
32 Wilayah Yak*
33 Penjaga Pohon Jembatan*
34 Pohon Naga*
35 Sang Naga*
36 Menuntaskan Sumpah*
37 Misi 7 Hari*
38 Dukungan Keluarga*
39 Membidik Michelle*
40 Tawaran Kiarra
41 Keputusan Aiko*
42 Siapa Pria Itu?
43 Mengumpulkan Bukti
44 Mengejar Waktu*
45 Ke mana Mereka?
46 Jasper!
47 Selamat Tinggal
48 Kau Tuanku*
49 Sang Jenderal*
50 Naga Kecil*
51 Memburu Ram
52 Hukuman Sang Ratu
53 Raja Zalim
54 GIVE AWAY THR
55 Penghisap Kekuatan
56 Pengumuman Pemenang GA
57 Musuh atau Bantuan?
58 Kekuatan Negeri Kaa
59 Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60 Monster Hoo*
61 Kekuatan Bintang Biru*
62 Kristal Biru*
63 Kerajaan Yak*
64 Bola-bola Es*
65 Memilih Tubuh Pengganti
66 Rak*
67 Perubahan di Kerajaan Yak*
68 Kemarahan Monster Hoo*
69 Koloni Baru*
70 Ingatan yang Hilang*
71 Kelicikan Ark
72 Kekuatan Tersembunyi*
73 Lawan yang Sulit
74 Blue VS Red*
75 Tumbal*
76 Sungai Agung*
77 Kutukan Kerajaan Tur*
78 Manusia Setengah Binatang*
79 Menuju Tur*
80 Laut Merah*
81 Wilayah Tur*
82 Para Pemberontak Tur*
83 Menunda?*
84 Ditugaskan Kembali*
85 Kapal-kapal Perang*
86 Kapten Mun*
87 Tawanan*
88 Temuan yang Mencurigakan*
89 Pyu*
90 Kotak Kaca Ungu*
91 Makhluk Terkutuk*
92 Bujukan Noh*
93 Xii*
94 Menyegel Xii*
95 Hutan Kabut Putih*
96 Jebakan Ark*
97 Permintaan Rak*
98 Kenta Mengambil Alih*
99 Mundur*
100 Tak Ada Habisnya*
101 Kami Menemukannya*
102 Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103 Penyihir Cilik*
104 Menata Ulang*
105 Kedamaian yang Dirindukan
106 Kiarra Season 2
107 Dia Merepotkan (Kenta)*
108 Menerobos Masuk*
109 Pertemuan Saudara*
110 Dingin
111 Mengintai*
112 Ide-ide Liar
113 Mengikis Tur Perlahan
114 Pembalasan Raja Tur*
115 Sosok Berpakaian Emas*
116 Keputusan Sulit*
117 Taktik Baru*
118 Jawaban Raja Tur*
119 Meninggalkan Rumah*
120 Dia Memberikan Petuah
121 Tipuan Raja Tur*
122 Kesombongan
123 Penyesalan*
124 Kemunculan Roh Kiarra*
125 Serangan Balon Udara*
126 Serangan Jenderal Gor*
127 Satu Lawan Satu*
128 Bantuan Terselubung*
129 Para Pemimpin Pasukan Tur*
130 Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131 Para Monster yang Disegel*
132 Koloni Baru*
133 Keputusan Para Nym*
134 Tak Terduga*
135 Kelemahan Monster Iblis Wii*
136 Tekanan Besar
137 Mereka Mendatangi Vom*
138 Tawaran Rhi dan Gor*
139 Mengalah untuk Menang*
140 Evakuasi Masal
141 Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142 Belum Semuanya*
143 Ancaman Kapten Tom*
144 Nasib Yak
145 Kembali Bertempur*
146 Api Sihir Boh*
147 Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148 Menaklukkan Wii
149 Giliran Ark*
150 Kekuatan Doa*
151 Siapa Ayahnya?*
152 Senjata Rahasia Raja Tur*
153 Monster Roo*
154 Gempuran 4 Kerajaan*
155 Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156 Bantuan Ratu Nym*
157 Dia Penyihir Terkutuk*
158 Menata Ulang*
159 Gantikan Aku (Dra)*
160 Kapten Mun VS Kapten Mos*
161 Hasil Akhir*
162 Perang Terakhir*
163 Pengikut Naga*
164 Ruangan Rahasia
165 Monster Iblis Bii*
166 Berita Duka*
167 Ingatan Dra
168 Tiga Huruf*
169 Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170 Pengakuan Kiarra
171 Perubahan Besar
172 Kembali Seperti Semula
173 Wajah-wajah Baru
174 Bagai Seorang Dewi
175 Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176 Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177 Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178 Keluarga Besar Kiarra*
179 Penghuni Baru Negeri Kaa*
180 Kompetisi*
181 Menikahi Empat Dayang*
182 Kembali Pulang
183 Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184 Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185 Para Inovator Negeri Kaa*
186 Unjuk Kebolehan*
187 Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188 Presentasi Terakhir*
189 Penentuan Pemenang*
190 Hadiah Kompetisi*
191 TAMAT
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Negeri Kaa*
2
Dra*
3
Bulan Merah*
4
Malam Perjodohan*
5
Kematian Kiarra*
6
Maafkan Kami, Kiarra*
7
Harem*
8
Amarah Dra*
9
Para Dayang Sang Jenderal*
10
Dunia Kiarra*
11
Kekhawatiran Dra*
12
Misi Yang Dipertanyakan*
13
Dewi Kematian*
14
Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15
Taktik Kiarra*
16
Sihir Dra*
17
Kebenaran Misi
18
Menentang Titah Raja
19
Pemberontakan Kiarra*
20
Buronan Vom*
21
Buah Naga
22
Jasper?*
23
Ram? Jasper?*
24
Dia Bukan Jasper*
25
Pulau Ilusi*
26
Dia Tahu Tentangku*
27
Menerobos Wilayah Zen*
28
Pohon Jembatan*
29
Demi Dra*
30
Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31
Kolam Penyembuh
32
Wilayah Yak*
33
Penjaga Pohon Jembatan*
34
Pohon Naga*
35
Sang Naga*
36
Menuntaskan Sumpah*
37
Misi 7 Hari*
38
Dukungan Keluarga*
39
Membidik Michelle*
40
Tawaran Kiarra
41
Keputusan Aiko*
42
Siapa Pria Itu?
43
Mengumpulkan Bukti
44
Mengejar Waktu*
45
Ke mana Mereka?
46
Jasper!
47
Selamat Tinggal
48
Kau Tuanku*
49
Sang Jenderal*
50
Naga Kecil*
51
Memburu Ram
52
Hukuman Sang Ratu
53
Raja Zalim
54
GIVE AWAY THR
55
Penghisap Kekuatan
56
Pengumuman Pemenang GA
57
Musuh atau Bantuan?
58
Kekuatan Negeri Kaa
59
Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60
Monster Hoo*
61
Kekuatan Bintang Biru*
62
Kristal Biru*
63
Kerajaan Yak*
64
Bola-bola Es*
65
Memilih Tubuh Pengganti
66
Rak*
67
Perubahan di Kerajaan Yak*
68
Kemarahan Monster Hoo*
69
Koloni Baru*
70
Ingatan yang Hilang*
71
Kelicikan Ark
72
Kekuatan Tersembunyi*
73
Lawan yang Sulit
74
Blue VS Red*
75
Tumbal*
76
Sungai Agung*
77
Kutukan Kerajaan Tur*
78
Manusia Setengah Binatang*
79
Menuju Tur*
80
Laut Merah*
81
Wilayah Tur*
82
Para Pemberontak Tur*
83
Menunda?*
84
Ditugaskan Kembali*
85
Kapal-kapal Perang*
86
Kapten Mun*
87
Tawanan*
88
Temuan yang Mencurigakan*
89
Pyu*
90
Kotak Kaca Ungu*
91
Makhluk Terkutuk*
92
Bujukan Noh*
93
Xii*
94
Menyegel Xii*
95
Hutan Kabut Putih*
96
Jebakan Ark*
97
Permintaan Rak*
98
Kenta Mengambil Alih*
99
Mundur*
100
Tak Ada Habisnya*
101
Kami Menemukannya*
102
Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103
Penyihir Cilik*
104
Menata Ulang*
105
Kedamaian yang Dirindukan
106
Kiarra Season 2
107
Dia Merepotkan (Kenta)*
108
Menerobos Masuk*
109
Pertemuan Saudara*
110
Dingin
111
Mengintai*
112
Ide-ide Liar
113
Mengikis Tur Perlahan
114
Pembalasan Raja Tur*
115
Sosok Berpakaian Emas*
116
Keputusan Sulit*
117
Taktik Baru*
118
Jawaban Raja Tur*
119
Meninggalkan Rumah*
120
Dia Memberikan Petuah
121
Tipuan Raja Tur*
122
Kesombongan
123
Penyesalan*
124
Kemunculan Roh Kiarra*
125
Serangan Balon Udara*
126
Serangan Jenderal Gor*
127
Satu Lawan Satu*
128
Bantuan Terselubung*
129
Para Pemimpin Pasukan Tur*
130
Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131
Para Monster yang Disegel*
132
Koloni Baru*
133
Keputusan Para Nym*
134
Tak Terduga*
135
Kelemahan Monster Iblis Wii*
136
Tekanan Besar
137
Mereka Mendatangi Vom*
138
Tawaran Rhi dan Gor*
139
Mengalah untuk Menang*
140
Evakuasi Masal
141
Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142
Belum Semuanya*
143
Ancaman Kapten Tom*
144
Nasib Yak
145
Kembali Bertempur*
146
Api Sihir Boh*
147
Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148
Menaklukkan Wii
149
Giliran Ark*
150
Kekuatan Doa*
151
Siapa Ayahnya?*
152
Senjata Rahasia Raja Tur*
153
Monster Roo*
154
Gempuran 4 Kerajaan*
155
Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156
Bantuan Ratu Nym*
157
Dia Penyihir Terkutuk*
158
Menata Ulang*
159
Gantikan Aku (Dra)*
160
Kapten Mun VS Kapten Mos*
161
Hasil Akhir*
162
Perang Terakhir*
163
Pengikut Naga*
164
Ruangan Rahasia
165
Monster Iblis Bii*
166
Berita Duka*
167
Ingatan Dra
168
Tiga Huruf*
169
Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170
Pengakuan Kiarra
171
Perubahan Besar
172
Kembali Seperti Semula
173
Wajah-wajah Baru
174
Bagai Seorang Dewi
175
Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176
Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177
Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178
Keluarga Besar Kiarra*
179
Penghuni Baru Negeri Kaa*
180
Kompetisi*
181
Menikahi Empat Dayang*
182
Kembali Pulang
183
Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184
Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185
Para Inovator Negeri Kaa*
186
Unjuk Kebolehan*
187
Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188
Presentasi Terakhir*
189
Penentuan Pemenang*
190
Hadiah Kompetisi*
191
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!