Dewi Kematian*

Mereka bicara dalam bahasa Negeri Kaa. Terjemahan.

Saat kembali ke kamar yang berada di menara, para dayang ternyata telah menyiapkan perlengkapan untuk sang Jenderal saat diketahui akan hendak berperang dari Eur. Kiarra tak menyangka dengan aksi tanggap pria-pria muda itu. Dra menatap Kia yang sedang didatangi dan dimintai pendapat akan persiapan mereka. Dra merasa jika dayang-dayang itu tak seperti pelayan atau teman untuk bersenang-senang saja, melainkan seperti murid dari sang Jenderal.

"Aku sudah menyiapkan perlengkapan untuk misimu, Jenderal. Kudengar dari Eur jika Anda akan pergi saat bulan ungu esok," ucap Ron seraya mendekat.

"Wah, kau menguping, Eur," lirik Kiarra dengan satu alis terangkat.

"Ma-maaf, Jenderal. Hanya saja, saat pembicaraan terjadi, saya awalnya memang berada di depan pintu. Lalu ketika mengetahui hal tersebut, saya bergegas kembali ke sini untuk memberitahu yang lain. Saya tak bermaksud lancang," jawab Eur dengan pandangan tertunduk terlihat takut.

"Aku suka inisiatifmu, bagus," jawab Kiarra yang kemudian berjalan menuju lantai atas di mana ruang makannya kini berada di sana.

"Aku sudah memasak untuk Anda, Jenderal. Semoga Anda suka masakan saya," ujar Ben seraya membuka penutup hidangan yang masih mengepul karena baru matang.

"Woah! Warna-warna yang indah dan terlihat lezat. Oke, kurasa lidahku siap dimanjakan oleh masakanmu," ucap Kiarra yang dengan sigap mengambil beberapa jenis makanan lalu diletakkan dalam piring.

Dra dan para dayang tertegun karena ternyata nafsu makan sang Jenderal sangatlah besar tak seperti kemarin. Senyum Dra terbit. Cara makan Kiarra sudah seperti kakaknya. Rasa rindu terbesit, tetapi cepat-cepat ia tampik karena sadar jika Kia telah tiada.

"Apakah ... masakan saya lezat? Anda menyukainya?" tanya Ben karena Kiarra makan dengan lahap seperti tak dikunyah.

"Ini luar biasa!" seru Kiarra dengan mulut penuh.

Ben tampak senang dan lega. Para dayang lainnya ikut tersenyum. Mereka sebenarnya lapar, tetapi melihat sang Jenderal sedang menikmati sajian, tak sopan jika menyela. Mereka memilih untuk melihat Kia makan sampai ia puas dan berhenti. Namun, siapa sangka. Sepuluh jenis makanan ludes dilahap oleh Kia seorang. Para dayang tertegun, tetapi Dra tertawa puas.

"Hah, senang melihatmu kembali, Kakak. Baguslah. Kau tak akan berulah pastinya. Aku pergi dulu," ujar Dra dengan senyum terkembang lalu meninggalkan ruangan tempat Kiarra tinggal bersama para dayang.

"Hei, masih ada sisa makanan?" tanya Ron berbisik.

Namun, Ben hanya meringis sambil menggeleng pelan. Para dayang mendesah pelan karena mereka harus menahan lapar.

"Hah! Energiku kembali terisi penuh. Sebaiknya, siapkan stamina kalian. Aku ingin bercinta sampai bulan berganti," ujar Kiarra lalu meneguk air ungu sebagai penutup acara makan.

Namun, permintaannya itu membuat para dayang mematung seketika dengan mata terbelalak lebar. Mereka tak menyangka jika keinginan bercinta sang Jenderal seperti tak terbendung. Entah kenapa, hal itu malah menjadikan kengerian sendiri bagi mereka.

"Kenapa diam saja? Kemari, puaskan aku," ujar Kiarra yang dengan sigap melepaskan pakaian yang membelenggu tubuhnya dan dibiarkan jatuh satu per satu di lantai.

Para dayang mengangguk dan melangkah gugup mendekati tuannya.

Kali ini, para dayang yang tertidur lelap karena kelelahan akibat berusaha keras memuaskan sang Jenderal. Kiarra terjaga dan duduk di balkon menara melihat sekitar istana di mana warna bulan ungu seperti mulai memudar dan akan digantikan warna merah.

"Apakah esok aku akan mati?" gumam Kiarra memikirkan nasibnya di tempat yang disebut Negeri Kaa.

Saat Kiarra sedang termenung, tiba-tiba datang kupu-kupu berwarna ungu mendekat padanya. Kiarra tersenyum, tetapi akhirnya ia menyadari jika hewan tersebut seperti memintanya untuk mengikuti. Mata Kiarra terfokus pada hewan itu yang ternyata berjumlah banyak dengan warna beragam. Kupu-kupu tersebut juga bercahaya seperti berkedip layaknya kunang-kunang. Kiarra melihat ada sebuah bangunan seperti kuil di dekat taman sisi Barat istana. Seketika, matanya melebar saat melihat Dra menatapnya tajam. Mata ungu penyihir itu menyala terang seperti memerintahkan kupu-kupu.

"Hah, apa lagi maunya?" keluh Kiarra, tetapi memilih untuk segera menemui. "Oke!" jawab Kiarra kepada salah satu kupu berwarna biru seraya menunjukkan jempolnya.

"O-ke? Apa itu?" tanya Dra bingung seraya melihat ibu jarinya mengikuti gaya Kiarra.

Kiarra mengikuti arahan dari kupu-kupu bercahaya kiriman Dra. Kiarra yang baru mengetahui seluk-beluk istana tampak senang karena tempat itu cukup bagus dan mengingatkannya akan Kastil Hashirama. Perlahan, langkah Kiarra melambat. Rasa sedih menghampirinya saat ingatan akan kenangan semasa hidupnya kembali muncul dan wajah sang ibu terlintas dalam pikiran.

"Ibu ...," ujar Kiarra sedih dengan mata berlinang.

"Ibu?"

"Eh!" kejut Kiarra saat mendapati Dra sudah ada di depannya entah sejak kapan.

Kiarra yang merasakan matanya basah segera menghapusnya. Ia memalingkan wajah meski tahu jika Dra menatapnya saksama.

"Ikut aku," ajak Dra seraya berjalan memasuki sebuah bangunan dengan banyak patung, ornamen unik dan beberapa batu bercahaya layaknya kristal membentuk simbol bintang besar pada atap ruangan.

"Wow, tempat ini indah," ucap Kiarra kagum sampai tubuhnya berputar dengan kepala mendongak.

"Apa ingatan Kia tak memberitahumu tentang tempat ini?" tanya Dra seraya menyalakan lilin yang menyalakan api ungu.

"No. Dia tertutup. Hanya beberapa hal saja yang ia tunjukkan, tetapi itu juga hanya sekedar kilasan. Kenapa?" tanya Kiarra heran dan kini menatap Dra yang terlihat seperti mempersiapkan sesuatu.

"Duduklah," ucapnya seraya menunjuk sebuah lingkaran dengan bagian tepi bercahaya ungu.

Kiarra menurut dan duduk bersila layaknya meditasi. Dra berdiri di depannya menatap Kiarra entah apa yang dipikirkannya.

"Apa yang akan kaulakukan padaku?" tanya Kiarra serius.

"Aku hanya ingin tahu. Kau ancaman atau bukan di Negeri Kaa, khususnya Kerajaan Vom," ucapnya seraya berjalan mengelilingi Kiarra perlahan.

"Oh. Aku diinterogasi. Apakah kau akan menggunakan mantera aneh lagi padaku? Jujur, di duniaku jika kau ingin tahu kejujuran seseorang, cukup menggunakan detektor kebohongan atau gas halusinasi. Sedangkan kau, ritualmu benar-benar merepotkan," ucap Kiarra karena Dra kini menaburkan bunga-bunga warna biru di sekeliling ia duduk.

"Diam. Kau tahu, kakakku bukan tipe orang yang banyak bicara. Sedangkan kau, hah ... bandingkan saja sendiri. Kau sangat bertolak belakang dengannya," sindir Dra.

"Hem. Pendiam, penyendiri, penyuka sesama jenis, dan bodoh. Itulah Kia," ucap Kiarra tegas yang membuat mata Dra melotot seketika. "Kuat, tangguh, tangkas, tak kenal takut, pantang menyerah, berani mati, setia, itulah kakakmu," imbuhnya. Dra diam dan amarahnya mereda seketika.

"Ya, kau benar. Lebih banyak keunggulan ketimbang keburukan bukan?" balasnya tersenyum miring. Kiarra mengangguk karena enggan berdebat. "Aku akan mencoba mengeluarkan semua ingatan Kia yang terkunci agar kau tahu tentangnya," ucap Dra yang kini menggenggam bubuk berwarna hijau entah apa.

"Oke. Aku rasa hal itu memang diperlukan mengingat aku orang asing di sini," ucap Kiarra sependapat.

Dra tersenyum lalu meniupkan debu itu ke tubuh Kiarra. Spontan, wanita berambut hitam legam itu memejamkan mata. Namun, perlahan muncul beberapa cuplikan beberapa kejadian yang pernah dialami oleh Kia semasa hidupnya. Kiarra tertegun karena hampir semua waktunya hanya untuk berperang. Kia menaklukkan banyak wilayah dan membunuh banyak orang. Kiarra bisa melihat wajah-wajah orang yang ditusuk, dipenggal, disayat, dipotong dan ditebas olehnya dengan pedang dalam genggaman, seolah ia yang melakukannya.

Keringat dingin mulai bercucuran membasahi wajah dan tubuh. Kedua tangan Kiarra gemetaran terlihat seperti ketakutan. Napasnya memburu dan tubuhnya bergerak-gerak diikuti suara seperti penolakan.

"Tidak! Ja-jangan! Hentikan!" teriaknya lantang saat melihat tangan kirinya menjambak rambut seorang anak yang menangis memohon ampun. Namun, tangan kanannya yang memegang pedang tak terlihat gentar saat bergerak dan menebas kepala itu hingga darah menyembur dari luka potongan. "AAAAAA!"

"Kia! Kia!" panggil Dra yang membuat mata Kiarra terbuka lebar dengan tubuh gemetaran.

"Monster!" teriaknya yang langsung berdiri dengan mata melotot menatap Dra. Sang penyihir kebingungan dengan kening berkerut ketika Kiarra jalan terhuyung melihat dua tangannya. "Kia adalah seorang monster! Dia pembunuh yang keji dan tak berbelas kasih!" serunya.

"Kau dijuluki Dewi Kematian. Di mana pun kakimu berpijak, disitulah darah kematian akan tergenang," ucap Dra pelan.

Kiarra shock. Ia seperti akan pingsan, tetapi jiwanya menolak. Wanita itu melihat sebuah cermin besar tergantung di tembok. Saat ia melihat sosok barunya yang berbeda dari sebelumnya, matanya terbelalak lebar.

"Arg! Aku bukan seorang pembunuh!"

PRANG!!

Mata Dra melebar. Ia tertegun saat Kiarra mengambil cermin itu lalu membantingnya ke lantai batu. Kiarra menginjak cermin itu hingga menjadi kepingan kecil terlihat begitu marah. Ia lalu berlari ke arah pancuran dan membasuh tangan lalu wajahnya dengan air mata menetes.

"Ki-Kia ...," panggil Dra seraya mendekat.

"Dia pembunuh! Kakak yang kau banggakan seorang makhluk tak memiliki hati nurani. Inikah seorang Jenderal Perang yang dikagumi? Kia itu iblis atau monster? Aku tak melihat perbedaannya!" tanya Kiarra berteriak marah menatap Dra tajam. "Dengar, Dra. Sudah cukup kekejaman yang dilakukan oleh kakakmu. Dia sekarang adalah aku. Kia sudah mati, dan akulah Kiarra yang akan menggantikannya. Ingat itu!"

Kiarra bergegas pergi meninggalkan kuil Dra. Sang penyihir terpaku saat melihat sosok yang kini hidup di raga kakaknya memberontak akan perilaku seorang Kia. Dra terdiam dan berdiri mematung menatap kepergian Kiarra hingga tak terlihat lagi.

"Aku ... apakah yang kulakukan ini salah, dengan memanggilmu untuk menggantikan kakakku?" tanya Dra lirih terlihat sedih.

***

ILUSTRASI. SOURCE : GOOGLE

Jangan lupa vote vocer, poin, koin, like semua eps, rate bintang 5 dan komennya ya. Tengkiyuw

Terpopuler

Comments

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Kau justru samgat beruntung Dra karena yg terpanggil adlh jiwa Kiarra, seorang jiwa yg luar biasa utk melengkapi raga kosong milik kakau yg telah banyak melakukan kebodohan krna menjadi boneka Raja

2023-05-22

1

Wati_esha

Wati_esha

Misi Dra gagalkah? Kiarra ketakutan dengan sosok yang ditinggalinya. 😢

2023-04-03

1

Wati_esha

Wati_esha

Kia ternyata membunuh tanpa pertumbangan apapun. 😢😢😢

2023-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Negeri Kaa*
2 Dra*
3 Bulan Merah*
4 Malam Perjodohan*
5 Kematian Kiarra*
6 Maafkan Kami, Kiarra*
7 Harem*
8 Amarah Dra*
9 Para Dayang Sang Jenderal*
10 Dunia Kiarra*
11 Kekhawatiran Dra*
12 Misi Yang Dipertanyakan*
13 Dewi Kematian*
14 Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15 Taktik Kiarra*
16 Sihir Dra*
17 Kebenaran Misi
18 Menentang Titah Raja
19 Pemberontakan Kiarra*
20 Buronan Vom*
21 Buah Naga
22 Jasper?*
23 Ram? Jasper?*
24 Dia Bukan Jasper*
25 Pulau Ilusi*
26 Dia Tahu Tentangku*
27 Menerobos Wilayah Zen*
28 Pohon Jembatan*
29 Demi Dra*
30 Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31 Kolam Penyembuh
32 Wilayah Yak*
33 Penjaga Pohon Jembatan*
34 Pohon Naga*
35 Sang Naga*
36 Menuntaskan Sumpah*
37 Misi 7 Hari*
38 Dukungan Keluarga*
39 Membidik Michelle*
40 Tawaran Kiarra
41 Keputusan Aiko*
42 Siapa Pria Itu?
43 Mengumpulkan Bukti
44 Mengejar Waktu*
45 Ke mana Mereka?
46 Jasper!
47 Selamat Tinggal
48 Kau Tuanku*
49 Sang Jenderal*
50 Naga Kecil*
51 Memburu Ram
52 Hukuman Sang Ratu
53 Raja Zalim
54 GIVE AWAY THR
55 Penghisap Kekuatan
56 Pengumuman Pemenang GA
57 Musuh atau Bantuan?
58 Kekuatan Negeri Kaa
59 Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60 Monster Hoo*
61 Kekuatan Bintang Biru*
62 Kristal Biru*
63 Kerajaan Yak*
64 Bola-bola Es*
65 Memilih Tubuh Pengganti
66 Rak*
67 Perubahan di Kerajaan Yak*
68 Kemarahan Monster Hoo*
69 Koloni Baru*
70 Ingatan yang Hilang*
71 Kelicikan Ark
72 Kekuatan Tersembunyi*
73 Lawan yang Sulit
74 Blue VS Red*
75 Tumbal*
76 Sungai Agung*
77 Kutukan Kerajaan Tur*
78 Manusia Setengah Binatang*
79 Menuju Tur*
80 Laut Merah*
81 Wilayah Tur*
82 Para Pemberontak Tur*
83 Menunda?*
84 Ditugaskan Kembali*
85 Kapal-kapal Perang*
86 Kapten Mun*
87 Tawanan*
88 Temuan yang Mencurigakan*
89 Pyu*
90 Kotak Kaca Ungu*
91 Makhluk Terkutuk*
92 Bujukan Noh*
93 Xii*
94 Menyegel Xii*
95 Hutan Kabut Putih*
96 Jebakan Ark*
97 Permintaan Rak*
98 Kenta Mengambil Alih*
99 Mundur*
100 Tak Ada Habisnya*
101 Kami Menemukannya*
102 Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103 Penyihir Cilik*
104 Menata Ulang*
105 Kedamaian yang Dirindukan
106 Kiarra Season 2
107 Dia Merepotkan (Kenta)*
108 Menerobos Masuk*
109 Pertemuan Saudara*
110 Dingin
111 Mengintai*
112 Ide-ide Liar
113 Mengikis Tur Perlahan
114 Pembalasan Raja Tur*
115 Sosok Berpakaian Emas*
116 Keputusan Sulit*
117 Taktik Baru*
118 Jawaban Raja Tur*
119 Meninggalkan Rumah*
120 Dia Memberikan Petuah
121 Tipuan Raja Tur*
122 Kesombongan
123 Penyesalan*
124 Kemunculan Roh Kiarra*
125 Serangan Balon Udara*
126 Serangan Jenderal Gor*
127 Satu Lawan Satu*
128 Bantuan Terselubung*
129 Para Pemimpin Pasukan Tur*
130 Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131 Para Monster yang Disegel*
132 Koloni Baru*
133 Keputusan Para Nym*
134 Tak Terduga*
135 Kelemahan Monster Iblis Wii*
136 Tekanan Besar
137 Mereka Mendatangi Vom*
138 Tawaran Rhi dan Gor*
139 Mengalah untuk Menang*
140 Evakuasi Masal
141 Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142 Belum Semuanya*
143 Ancaman Kapten Tom*
144 Nasib Yak
145 Kembali Bertempur*
146 Api Sihir Boh*
147 Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148 Menaklukkan Wii
149 Giliran Ark*
150 Kekuatan Doa*
151 Siapa Ayahnya?*
152 Senjata Rahasia Raja Tur*
153 Monster Roo*
154 Gempuran 4 Kerajaan*
155 Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156 Bantuan Ratu Nym*
157 Dia Penyihir Terkutuk*
158 Menata Ulang*
159 Gantikan Aku (Dra)*
160 Kapten Mun VS Kapten Mos*
161 Hasil Akhir*
162 Perang Terakhir*
163 Pengikut Naga*
164 Ruangan Rahasia
165 Monster Iblis Bii*
166 Berita Duka*
167 Ingatan Dra
168 Tiga Huruf*
169 Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170 Pengakuan Kiarra
171 Perubahan Besar
172 Kembali Seperti Semula
173 Wajah-wajah Baru
174 Bagai Seorang Dewi
175 Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176 Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177 Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178 Keluarga Besar Kiarra*
179 Penghuni Baru Negeri Kaa*
180 Kompetisi*
181 Menikahi Empat Dayang*
182 Kembali Pulang
183 Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184 Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185 Para Inovator Negeri Kaa*
186 Unjuk Kebolehan*
187 Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188 Presentasi Terakhir*
189 Penentuan Pemenang*
190 Hadiah Kompetisi*
191 TAMAT
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Negeri Kaa*
2
Dra*
3
Bulan Merah*
4
Malam Perjodohan*
5
Kematian Kiarra*
6
Maafkan Kami, Kiarra*
7
Harem*
8
Amarah Dra*
9
Para Dayang Sang Jenderal*
10
Dunia Kiarra*
11
Kekhawatiran Dra*
12
Misi Yang Dipertanyakan*
13
Dewi Kematian*
14
Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15
Taktik Kiarra*
16
Sihir Dra*
17
Kebenaran Misi
18
Menentang Titah Raja
19
Pemberontakan Kiarra*
20
Buronan Vom*
21
Buah Naga
22
Jasper?*
23
Ram? Jasper?*
24
Dia Bukan Jasper*
25
Pulau Ilusi*
26
Dia Tahu Tentangku*
27
Menerobos Wilayah Zen*
28
Pohon Jembatan*
29
Demi Dra*
30
Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31
Kolam Penyembuh
32
Wilayah Yak*
33
Penjaga Pohon Jembatan*
34
Pohon Naga*
35
Sang Naga*
36
Menuntaskan Sumpah*
37
Misi 7 Hari*
38
Dukungan Keluarga*
39
Membidik Michelle*
40
Tawaran Kiarra
41
Keputusan Aiko*
42
Siapa Pria Itu?
43
Mengumpulkan Bukti
44
Mengejar Waktu*
45
Ke mana Mereka?
46
Jasper!
47
Selamat Tinggal
48
Kau Tuanku*
49
Sang Jenderal*
50
Naga Kecil*
51
Memburu Ram
52
Hukuman Sang Ratu
53
Raja Zalim
54
GIVE AWAY THR
55
Penghisap Kekuatan
56
Pengumuman Pemenang GA
57
Musuh atau Bantuan?
58
Kekuatan Negeri Kaa
59
Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60
Monster Hoo*
61
Kekuatan Bintang Biru*
62
Kristal Biru*
63
Kerajaan Yak*
64
Bola-bola Es*
65
Memilih Tubuh Pengganti
66
Rak*
67
Perubahan di Kerajaan Yak*
68
Kemarahan Monster Hoo*
69
Koloni Baru*
70
Ingatan yang Hilang*
71
Kelicikan Ark
72
Kekuatan Tersembunyi*
73
Lawan yang Sulit
74
Blue VS Red*
75
Tumbal*
76
Sungai Agung*
77
Kutukan Kerajaan Tur*
78
Manusia Setengah Binatang*
79
Menuju Tur*
80
Laut Merah*
81
Wilayah Tur*
82
Para Pemberontak Tur*
83
Menunda?*
84
Ditugaskan Kembali*
85
Kapal-kapal Perang*
86
Kapten Mun*
87
Tawanan*
88
Temuan yang Mencurigakan*
89
Pyu*
90
Kotak Kaca Ungu*
91
Makhluk Terkutuk*
92
Bujukan Noh*
93
Xii*
94
Menyegel Xii*
95
Hutan Kabut Putih*
96
Jebakan Ark*
97
Permintaan Rak*
98
Kenta Mengambil Alih*
99
Mundur*
100
Tak Ada Habisnya*
101
Kami Menemukannya*
102
Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103
Penyihir Cilik*
104
Menata Ulang*
105
Kedamaian yang Dirindukan
106
Kiarra Season 2
107
Dia Merepotkan (Kenta)*
108
Menerobos Masuk*
109
Pertemuan Saudara*
110
Dingin
111
Mengintai*
112
Ide-ide Liar
113
Mengikis Tur Perlahan
114
Pembalasan Raja Tur*
115
Sosok Berpakaian Emas*
116
Keputusan Sulit*
117
Taktik Baru*
118
Jawaban Raja Tur*
119
Meninggalkan Rumah*
120
Dia Memberikan Petuah
121
Tipuan Raja Tur*
122
Kesombongan
123
Penyesalan*
124
Kemunculan Roh Kiarra*
125
Serangan Balon Udara*
126
Serangan Jenderal Gor*
127
Satu Lawan Satu*
128
Bantuan Terselubung*
129
Para Pemimpin Pasukan Tur*
130
Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131
Para Monster yang Disegel*
132
Koloni Baru*
133
Keputusan Para Nym*
134
Tak Terduga*
135
Kelemahan Monster Iblis Wii*
136
Tekanan Besar
137
Mereka Mendatangi Vom*
138
Tawaran Rhi dan Gor*
139
Mengalah untuk Menang*
140
Evakuasi Masal
141
Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142
Belum Semuanya*
143
Ancaman Kapten Tom*
144
Nasib Yak
145
Kembali Bertempur*
146
Api Sihir Boh*
147
Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148
Menaklukkan Wii
149
Giliran Ark*
150
Kekuatan Doa*
151
Siapa Ayahnya?*
152
Senjata Rahasia Raja Tur*
153
Monster Roo*
154
Gempuran 4 Kerajaan*
155
Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156
Bantuan Ratu Nym*
157
Dia Penyihir Terkutuk*
158
Menata Ulang*
159
Gantikan Aku (Dra)*
160
Kapten Mun VS Kapten Mos*
161
Hasil Akhir*
162
Perang Terakhir*
163
Pengikut Naga*
164
Ruangan Rahasia
165
Monster Iblis Bii*
166
Berita Duka*
167
Ingatan Dra
168
Tiga Huruf*
169
Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170
Pengakuan Kiarra
171
Perubahan Besar
172
Kembali Seperti Semula
173
Wajah-wajah Baru
174
Bagai Seorang Dewi
175
Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176
Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177
Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178
Keluarga Besar Kiarra*
179
Penghuni Baru Negeri Kaa*
180
Kompetisi*
181
Menikahi Empat Dayang*
182
Kembali Pulang
183
Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184
Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185
Para Inovator Negeri Kaa*
186
Unjuk Kebolehan*
187
Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188
Presentasi Terakhir*
189
Penentuan Pemenang*
190
Hadiah Kompetisi*
191
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!