Dunia Kiarra*

Mereka bicara dalam bahasa Negeri Kaa. Terjemahan.

Para dayang baru sang Jenderal ternyata sangat mampu memuaskan hasrat terpendam Kiarra yang sudah ditimbunnya selama ini terhadap lelaki. Kelima pria itu juga ikut lemas usai dipuaskan oleh pesona dan sentuhan penuh gairah dari wanita yang dikagumi. Kiarra merebahkan diri sembari mendekap dua kepala pria tampan yang mengapit tubuhnya. Sedang tiga pria lainnya masih berada di satu ranjang yang sama, tetapi berada di sudut lain sudah terlelap.

Saat Kiarra meletakkan secara perlahan dua pria yang sukses membuatnya mabuk kepayang, seorang dayangnya yang berambut pirang terbangun dari tidur ketika sang Jenderal akan beranjak pergi.

"Anda mau ke mana?" tanya pria itu dengan tubuh siap untuk menyusul.

"Oh, aku hanya ingin mandi. Bertarung bersama kalian sama melelahkannya saat melawan para ... eh, aku tak ingat. Monster-monster itu, apa namanya?" ujarnya menatap pria berambut pirang dengan warna mata bercorak hijau.

"Anda bertarung dua kali, itu yang saya dengar dari rumor yang beredar. Hem, bagaimana jika saya jelaskan sembari memandikan Anda," tanya dayang itu dengan satu alis terangkat penuh dengan maksud.

"Okey," jawab Kiarra semangat dan berjalan lebih dulu tanpa busana menuju kamar mandi khusus.

"O-key? Bahasa apa itu?" tanya pria itu heran.

Lelaki tersebut segera menyusul ke kamar mandi dan menyiapkan perlengkapan untuk sang Jenderal. Kiarra merendam tubuhnya ke dalam kolam air hangat layaknya jacuzzi berukuran besar. Dayang tampan itu menaburkan kelopak bunga berwarna ungu ke dalam kolam, berikut wewangian dari botol seperti parfum yang menjadikan ketegangan di tubuh sang Jenderal mereda seketika.

"Izin untuk masuk memandikan Anda, Jenderal," ujar dayang itu dan Kiarra mengangguk dengan senyuman.

Suara pesta masih terdengar meski sayup-sayup. Kiarra tak menduga jika penduduk sangat kuat begadang demi sebuah perayaan yang bahkan mereka sendiri tak terlibat. Namun, melihat orang-orang bersuka cita, membuat hatinya ikut bahagia. Pria itu memijat pundak Kiarra dari belakang setelah menggelung rambutnya ke atas.

"Jenderal, jangan menganggapku aneh. Hanya saja, selama ini aku sangat kagum padamu. Aku bahkan tak menyangka jika Anda akan memilihku. Selama ini, aku dianggap payah oleh beberapa orang karena hanya memiliki kemampuan dalam memasak," ucapnya terlihat gugup.

"Kau tahu? Seorang chef itu dibayar sangat mahal karena keterampilannya dalam memasak. Bahkan, posisi wanita sudah tergeser oleh para kaum pria yang memiliki kemampuan itu. Kau seharusnya bangga, aku saja hanya bisa memasak ala kadarnya. Itu pun rasanya masih harus dipertanyakan," jawab Kiarra yang membuat pria itu terkekeh pelan.

Namun, perlahan, pijatan di bahunya melemah kemudian berhenti. Kiarra menoleh saat pria itu berkerut kening menatapnya. Jantung Kiarra berdebar.

"Kenapa Anda bisa mengatakan demikian? Di sini, pria yang memiliki kemampuan memasak dianggap sangat rendah dan tak bernilai. Derajatnya paling bawah bahkan mendapatkan upah paling sedikit dibanding jenis pekerjaan lainnya," tanya pria itu yang membuat Kiarra menelan ludah.

Namun, otak cerdas Kiarra tak membuatnya kehilangan seribu alasan untuk mengarang. "Kau percaya dengan rumor yang mengatakan tentang makhluk bernama Ooo jika mereka sakral dan diberkati?" Pria itu mengangguk cepat.

"Kabarnya, Anda dijilat oleh hewan itu," sahut pria tersebut antusias. Kiarra mengangguk.

"Hanya saja, karena jilatan itu, aku ... jadi memiliki visual luar biasa seperti menembus dimensi lain. Seperti ... berada di dunia lain. Tempat itu sangat berbeda dengan di sini. Tempat itu dipenuhi oleh bangunan-bangunan tinggi menjulang, kendaraan-kendaraan bermesin, dan orang-orang berpenampilan hebat seperti gaun yang kukenakan tadi," ujar Kiarra yang membuat mata pria itu melebar seketika.

"Anda mendapatkan penglihatan sampai menembus pusaran bintang? Luar biasa!" pekik pria itu dengan mulut menganga.

"Benarkah itu?" sahut seorang lelaki yang tiba-tiba muncul dari pintu masuk ke ruang pemandian.

Praktis, Kiarra terkejut karena semua dayangnya bangun akibat obrolan itu. Ia merasa jika mereka berlima bukan ancaman, dan akhirnya mengangguk.

"Ceritakan pada kami tentang penglihatan supranaturalmu itu, Jenderal. Selama ini, kami mengira itu hanya mitos. Namun, melihat perubahan dalam dirimu, aku percaya!" ujar seorang pria dengan wajah layaknya pria Asia.

Para dayang berjalan mendekat tanpa kain membungkus tubuh perkasa mereka.

"Baiklah. Masuk kemari. Kita mandi bersama," ujar Kiarra yang membuat para lelaki tampan itu masuk ke dalam kolam batu satu per satu. Kiarra lagi-lagi dikerubungi oleh para lelaki tampan yang kali ini bukan mengajak bercinta, melainkan untuk bercerita.

Kiarra yang kini malah memanjakan para dayangnya. Kumpulan lelaki itu merendam tubuh yang tadi penuh dengan peluh dalam bak mandian mewah ciri khas petinggi kerajaan. Mereka yang belum pernah merasakan kemewahan itu tak ingin kehilangan momen dengan menikmati mandi bersama wanita pujaan sembari bercerita.

Siapa sangka, obrolan itu berlangsung cukup lama bahkan sampai bulan berganti menjadi merah. Dra yang cemas dengan sosok Kia yang baru, nekat mendatangi kamarnya setelah ia juga baru mengetahui jika sang Jenderal telah memiliki dayang-dayang baru.

"Hahahaha! Benarkah itu? Aku sungguh tak menyangka jika Anda sangat lucu!" seru seorang pria yang suaranya santer terdengar dari luar pintu pemandian.

Dra tertegun dan mematung di depan pintu tanpa penutup itu. Ia tak masuk ke dalam, tetapi bisa mendengar dengan jelas obrolan orang-orang tersebut. Hingga saat ia memilih untuk pergi karena lupa dengan tujuannya, tiba-tiba ....

"Dra?"

Sontak, penyihir Kerajaan Vom tersebut menghentikan langkah seketika. Keempat dayang Kia segera naik dari kolam lalu membungkus tubuh mereka dengan lilitan kain yang dilipat rapi di atas batu.

"Oh, Anda benar, Jenderal! Itu Penyihir Agung, Dra!" jawab pria berambut hitam yang berdiri pada bingkai pintu.

"Hem, baiklah. Kalian keluar dan persiapkan perlengkapanku. Ada hal penting yang ingin kubicarakan dengan Dra," titahnya masih merendam tubuh di dalam kolam air hangat.

"Baik, Jenderal!" jawab kelima orang itu lalu bergegas keluar dari pemandian dengan kain melilit di tubuh.

"Dra, kemari," pinta Kiarra menatap ke arah pintu dengan sorot mata tajam.

Dra menarik napas dalam lalu memasuki ruang pemandian. Ia masih terlihat marah kepada Kiarra dan berdiri di seberang kolam. Ia juga tak menyangka jika dayang-dayang Kiarra masih sangat muda dan tampan, padahal mereka dari rakyat biasa.

"Kau boleh marah padaku, tapi aku juga. Kita berdua memiliki kepentingan masing-masing. Hanya saja, kau bertanggungjawab atas keberadaanku di tempat ini," tegas Kiarra dengan dua tangan direntangkan dan punggung menyender pada dinding batu.

"Kenapa instingmu masih kuat? Kau sudah tak suci lagi," tanya Dra yang membuat kening Kiarra berkerut.

Wanita itu menyadari jika ucapan Dra ada benarnya. Kejadian di kamar dengan kelima dayangnya, membuat ia sudah tak perawan lagi. Namun, ia juga heran karena tak merasakan nyeri, ngilu, atau hal aneh pada bagian intim seperti yang dikatakan oleh gadis-gadis yang kehilangan mahkotanya.

"Entah. Mana kutahu. Kau yang paling tahu untuk semua hal tak masuk akal di sini," jawab Kiarra tak ambil pusing.

Dra berkerut kening. Ia melangkah dengan sorot mata tajam masih menatap sosok Kiarra. Ia berjalan memutari kolam dan pada akhirnya berada cukup dekat dengan sang Jenderal. Kiarra masih dalam posisinya tak terlihat takut.

"Dari mana kau tahu mantra terlarang itu?" tanya Dra berjongkok.

"Mantra terlarang? Mantra apa?" tanya Kiarra bingung.

"Aku tak bisa menyebutkannya, tapi kau berubah. Kau tak ingat?" Kiarra menggeleng pelan.

"Yang kuingat adalah ingatan kakakmu yang mengganggu ketenanganku. Ia seolah melakukan protes pada tindakan yang kulakukan, tapi semakin dia mengusikku, semakin aku bersemangat untuk menyingkirkannya," tegas Kiarra yang membuat Dra tertegun.

Wanita itu kembali berdiri dan memasang wajah dingin pada sang Jenderal, tak seperti saat ia bertemu dengannya tempo hari.

"Nikmati harimu. Kudengar jika Raja akan memberimu tugas lagi. Kali ini serius dan penting," ucap Dra siap beranjak pergi.

"Misi? Gila! Aku baru saja pulang dan pulih dari cidera, ia sudah mengirimku untuk berperang lagi?" pekik Kiarra langsung tersulut emosi.

"Kau tahu, sikapmu ini akan sangat mencurigakan bagi orang-orang yang mengenalmu di istana ini, Kiarra. Sang Jenderal, tak pernah mengeluh akan tugas yang diberikan meski ia hampir tak tidur karena hal itu. Ia selalu senang jika ditugaskan keluar istana dan pulang membawa kejayaan," sindir Dra tajam.

"Itu karena kakakmu bodoh! Mau-maunya diperas oleh sang Raja untuk melakukan pekerjaan kotor untuknya. Dia beruntung tak bertemu dengan presidenku. Ia pasti akan mati di tangannya hanya dengan sekali serangan. Bahkan kau, bukan lawannya," balas Kiarra dengan senyum licik.

"Pre-si-den?"

"Ya. Pemimpin seluruh dunia. Jika disamakan dengan negerimu ini, presidenku memimpin seluruh kerajaan yang berada di planet ini. Namanya King D, dan aku salah satu orang dalam jajarannya yang dipercaya," jawab Kiarra menyombongkan diri. Dra terdiam. "Aku ikut berperang kala itu melawan para monster dari kaumku sendiri yang terjangkit wabah. Penyakit itu membunuh para manusia di duniaku. Hanya orang-orang terpilih yang tetap hidup, dan aku salah satunya. Kau beruntung karena rohku bersedia menggantikan kakakmu. Kau yang memiliki hutang besar padaku," tegas Kiarra melebarkan mata.

"Kau ... seorang pahlawan, di duniamu sebelum di sini?" tanya Dra terlihat gugup.

"Pintar. Jadi, hormatlah padaku. Kakakmu ini tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan orang-orang berkemampuan khusus di duniaku. Jangan sombong," jawab Kiarra yang kemudian keluar dari kolam dengan tubuh telanjangg. Dra diam saja menatap sosok Kiarra yang melenggang pergi tanpa busana keluar dari pemandian. "Sebaiknya kau mandi. Kulihat kau masih memakai pakaian yang sama seperti saat pertama kali berjumpa denganku. Oh, jangan-jangan ... semua pakaianmu memiliki model seperti itu? Berbulu, hijau dan terlihat menyusahkan? Jika benar, seleramu sungguh payah!" ejek Kiarra.

Mulut Dra menganga lebar. Ia tak habis pikir dirinya akan disindir habis-habisan di mana tadinya ingin menghujat Kiarra, tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Dra dibuat heran dengan perilaku sang Jenderal saat ia tampak gembira menghabiskan waktu bersama para dayang-dayangnya. Dra yang diajak serta untuk menikmati sajian, malah terpaku ketika seorang dayang berambut gondrong mengajak Kiarra menari padahal sang Jenderal sedang menikmati makanan.

"Dia benar-benar sudah gila," gumam Dra dengan mata terkunci pada sosok Kiarra yang asyik menari bersama lelaki gondrong itu.

Sedangkan dayang-dayang lainnya bertepuk tangan dan memainkan musik dengan peralatan seadanya di ruangan tersebut penuh sukacita.

***

ILUSTRASI. SOURCE : FREE IMAGES

Uhuy cogan berhamburan. Pilih yg mana yaa. kwkwkw😆

Terpopuler

Comments

Wati_esha

Wati_esha

Dunia lain oooh dunia lain. Pusiang tujug kaliling ini pala berbih setelah baca ini. 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤭

2023-04-02

1

Wati_esha

Wati_esha

Tq update nya.

2023-04-02

0

Wati_esha

Wati_esha

Apalah artinya dipercaya kala jira telah pergi meninggalkan raga begitu saja.

2023-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 Negeri Kaa*
2 Dra*
3 Bulan Merah*
4 Malam Perjodohan*
5 Kematian Kiarra*
6 Maafkan Kami, Kiarra*
7 Harem*
8 Amarah Dra*
9 Para Dayang Sang Jenderal*
10 Dunia Kiarra*
11 Kekhawatiran Dra*
12 Misi Yang Dipertanyakan*
13 Dewi Kematian*
14 Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15 Taktik Kiarra*
16 Sihir Dra*
17 Kebenaran Misi
18 Menentang Titah Raja
19 Pemberontakan Kiarra*
20 Buronan Vom*
21 Buah Naga
22 Jasper?*
23 Ram? Jasper?*
24 Dia Bukan Jasper*
25 Pulau Ilusi*
26 Dia Tahu Tentangku*
27 Menerobos Wilayah Zen*
28 Pohon Jembatan*
29 Demi Dra*
30 Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31 Kolam Penyembuh
32 Wilayah Yak*
33 Penjaga Pohon Jembatan*
34 Pohon Naga*
35 Sang Naga*
36 Menuntaskan Sumpah*
37 Misi 7 Hari*
38 Dukungan Keluarga*
39 Membidik Michelle*
40 Tawaran Kiarra
41 Keputusan Aiko*
42 Siapa Pria Itu?
43 Mengumpulkan Bukti
44 Mengejar Waktu*
45 Ke mana Mereka?
46 Jasper!
47 Selamat Tinggal
48 Kau Tuanku*
49 Sang Jenderal*
50 Naga Kecil*
51 Memburu Ram
52 Hukuman Sang Ratu
53 Raja Zalim
54 GIVE AWAY THR
55 Penghisap Kekuatan
56 Pengumuman Pemenang GA
57 Musuh atau Bantuan?
58 Kekuatan Negeri Kaa
59 Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60 Monster Hoo*
61 Kekuatan Bintang Biru*
62 Kristal Biru*
63 Kerajaan Yak*
64 Bola-bola Es*
65 Memilih Tubuh Pengganti
66 Rak*
67 Perubahan di Kerajaan Yak*
68 Kemarahan Monster Hoo*
69 Koloni Baru*
70 Ingatan yang Hilang*
71 Kelicikan Ark
72 Kekuatan Tersembunyi*
73 Lawan yang Sulit
74 Blue VS Red*
75 Tumbal*
76 Sungai Agung*
77 Kutukan Kerajaan Tur*
78 Manusia Setengah Binatang*
79 Menuju Tur*
80 Laut Merah*
81 Wilayah Tur*
82 Para Pemberontak Tur*
83 Menunda?*
84 Ditugaskan Kembali*
85 Kapal-kapal Perang*
86 Kapten Mun*
87 Tawanan*
88 Temuan yang Mencurigakan*
89 Pyu*
90 Kotak Kaca Ungu*
91 Makhluk Terkutuk*
92 Bujukan Noh*
93 Xii*
94 Menyegel Xii*
95 Hutan Kabut Putih*
96 Jebakan Ark*
97 Permintaan Rak*
98 Kenta Mengambil Alih*
99 Mundur*
100 Tak Ada Habisnya*
101 Kami Menemukannya*
102 Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103 Penyihir Cilik*
104 Menata Ulang*
105 Kedamaian yang Dirindukan
106 Kiarra Season 2
107 Dia Merepotkan (Kenta)*
108 Menerobos Masuk*
109 Pertemuan Saudara*
110 Dingin
111 Mengintai*
112 Ide-ide Liar
113 Mengikis Tur Perlahan
114 Pembalasan Raja Tur*
115 Sosok Berpakaian Emas*
116 Keputusan Sulit*
117 Taktik Baru*
118 Jawaban Raja Tur*
119 Meninggalkan Rumah*
120 Dia Memberikan Petuah
121 Tipuan Raja Tur*
122 Kesombongan
123 Penyesalan*
124 Kemunculan Roh Kiarra*
125 Serangan Balon Udara*
126 Serangan Jenderal Gor*
127 Satu Lawan Satu*
128 Bantuan Terselubung*
129 Para Pemimpin Pasukan Tur*
130 Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131 Para Monster yang Disegel*
132 Koloni Baru*
133 Keputusan Para Nym*
134 Tak Terduga*
135 Kelemahan Monster Iblis Wii*
136 Tekanan Besar
137 Mereka Mendatangi Vom*
138 Tawaran Rhi dan Gor*
139 Mengalah untuk Menang*
140 Evakuasi Masal
141 Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142 Belum Semuanya*
143 Ancaman Kapten Tom*
144 Nasib Yak
145 Kembali Bertempur*
146 Api Sihir Boh*
147 Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148 Menaklukkan Wii
149 Giliran Ark*
150 Kekuatan Doa*
151 Siapa Ayahnya?*
152 Senjata Rahasia Raja Tur*
153 Monster Roo*
154 Gempuran 4 Kerajaan*
155 Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156 Bantuan Ratu Nym*
157 Dia Penyihir Terkutuk*
158 Menata Ulang*
159 Gantikan Aku (Dra)*
160 Kapten Mun VS Kapten Mos*
161 Hasil Akhir*
162 Perang Terakhir*
163 Pengikut Naga*
164 Ruangan Rahasia
165 Monster Iblis Bii*
166 Berita Duka*
167 Ingatan Dra
168 Tiga Huruf*
169 Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170 Pengakuan Kiarra
171 Perubahan Besar
172 Kembali Seperti Semula
173 Wajah-wajah Baru
174 Bagai Seorang Dewi
175 Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176 Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177 Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178 Keluarga Besar Kiarra*
179 Penghuni Baru Negeri Kaa*
180 Kompetisi*
181 Menikahi Empat Dayang*
182 Kembali Pulang
183 Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184 Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185 Para Inovator Negeri Kaa*
186 Unjuk Kebolehan*
187 Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188 Presentasi Terakhir*
189 Penentuan Pemenang*
190 Hadiah Kompetisi*
191 TAMAT
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Negeri Kaa*
2
Dra*
3
Bulan Merah*
4
Malam Perjodohan*
5
Kematian Kiarra*
6
Maafkan Kami, Kiarra*
7
Harem*
8
Amarah Dra*
9
Para Dayang Sang Jenderal*
10
Dunia Kiarra*
11
Kekhawatiran Dra*
12
Misi Yang Dipertanyakan*
13
Dewi Kematian*
14
Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15
Taktik Kiarra*
16
Sihir Dra*
17
Kebenaran Misi
18
Menentang Titah Raja
19
Pemberontakan Kiarra*
20
Buronan Vom*
21
Buah Naga
22
Jasper?*
23
Ram? Jasper?*
24
Dia Bukan Jasper*
25
Pulau Ilusi*
26
Dia Tahu Tentangku*
27
Menerobos Wilayah Zen*
28
Pohon Jembatan*
29
Demi Dra*
30
Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31
Kolam Penyembuh
32
Wilayah Yak*
33
Penjaga Pohon Jembatan*
34
Pohon Naga*
35
Sang Naga*
36
Menuntaskan Sumpah*
37
Misi 7 Hari*
38
Dukungan Keluarga*
39
Membidik Michelle*
40
Tawaran Kiarra
41
Keputusan Aiko*
42
Siapa Pria Itu?
43
Mengumpulkan Bukti
44
Mengejar Waktu*
45
Ke mana Mereka?
46
Jasper!
47
Selamat Tinggal
48
Kau Tuanku*
49
Sang Jenderal*
50
Naga Kecil*
51
Memburu Ram
52
Hukuman Sang Ratu
53
Raja Zalim
54
GIVE AWAY THR
55
Penghisap Kekuatan
56
Pengumuman Pemenang GA
57
Musuh atau Bantuan?
58
Kekuatan Negeri Kaa
59
Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60
Monster Hoo*
61
Kekuatan Bintang Biru*
62
Kristal Biru*
63
Kerajaan Yak*
64
Bola-bola Es*
65
Memilih Tubuh Pengganti
66
Rak*
67
Perubahan di Kerajaan Yak*
68
Kemarahan Monster Hoo*
69
Koloni Baru*
70
Ingatan yang Hilang*
71
Kelicikan Ark
72
Kekuatan Tersembunyi*
73
Lawan yang Sulit
74
Blue VS Red*
75
Tumbal*
76
Sungai Agung*
77
Kutukan Kerajaan Tur*
78
Manusia Setengah Binatang*
79
Menuju Tur*
80
Laut Merah*
81
Wilayah Tur*
82
Para Pemberontak Tur*
83
Menunda?*
84
Ditugaskan Kembali*
85
Kapal-kapal Perang*
86
Kapten Mun*
87
Tawanan*
88
Temuan yang Mencurigakan*
89
Pyu*
90
Kotak Kaca Ungu*
91
Makhluk Terkutuk*
92
Bujukan Noh*
93
Xii*
94
Menyegel Xii*
95
Hutan Kabut Putih*
96
Jebakan Ark*
97
Permintaan Rak*
98
Kenta Mengambil Alih*
99
Mundur*
100
Tak Ada Habisnya*
101
Kami Menemukannya*
102
Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103
Penyihir Cilik*
104
Menata Ulang*
105
Kedamaian yang Dirindukan
106
Kiarra Season 2
107
Dia Merepotkan (Kenta)*
108
Menerobos Masuk*
109
Pertemuan Saudara*
110
Dingin
111
Mengintai*
112
Ide-ide Liar
113
Mengikis Tur Perlahan
114
Pembalasan Raja Tur*
115
Sosok Berpakaian Emas*
116
Keputusan Sulit*
117
Taktik Baru*
118
Jawaban Raja Tur*
119
Meninggalkan Rumah*
120
Dia Memberikan Petuah
121
Tipuan Raja Tur*
122
Kesombongan
123
Penyesalan*
124
Kemunculan Roh Kiarra*
125
Serangan Balon Udara*
126
Serangan Jenderal Gor*
127
Satu Lawan Satu*
128
Bantuan Terselubung*
129
Para Pemimpin Pasukan Tur*
130
Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131
Para Monster yang Disegel*
132
Koloni Baru*
133
Keputusan Para Nym*
134
Tak Terduga*
135
Kelemahan Monster Iblis Wii*
136
Tekanan Besar
137
Mereka Mendatangi Vom*
138
Tawaran Rhi dan Gor*
139
Mengalah untuk Menang*
140
Evakuasi Masal
141
Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142
Belum Semuanya*
143
Ancaman Kapten Tom*
144
Nasib Yak
145
Kembali Bertempur*
146
Api Sihir Boh*
147
Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148
Menaklukkan Wii
149
Giliran Ark*
150
Kekuatan Doa*
151
Siapa Ayahnya?*
152
Senjata Rahasia Raja Tur*
153
Monster Roo*
154
Gempuran 4 Kerajaan*
155
Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156
Bantuan Ratu Nym*
157
Dia Penyihir Terkutuk*
158
Menata Ulang*
159
Gantikan Aku (Dra)*
160
Kapten Mun VS Kapten Mos*
161
Hasil Akhir*
162
Perang Terakhir*
163
Pengikut Naga*
164
Ruangan Rahasia
165
Monster Iblis Bii*
166
Berita Duka*
167
Ingatan Dra
168
Tiga Huruf*
169
Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170
Pengakuan Kiarra
171
Perubahan Besar
172
Kembali Seperti Semula
173
Wajah-wajah Baru
174
Bagai Seorang Dewi
175
Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176
Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177
Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178
Keluarga Besar Kiarra*
179
Penghuni Baru Negeri Kaa*
180
Kompetisi*
181
Menikahi Empat Dayang*
182
Kembali Pulang
183
Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184
Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185
Para Inovator Negeri Kaa*
186
Unjuk Kebolehan*
187
Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188
Presentasi Terakhir*
189
Penentuan Pemenang*
190
Hadiah Kompetisi*
191
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!