Bulan Merah*

Mereka bicara bahasa Negeri Kaa. Terjemahan.

"Woah ... wahhh!" seru Kiarra sampai tubuhnya berputar karena baru pertama kali melihat fenomena alam yang ajaib ini. "Dra! Lihat i— eh?" kejutnya saat mendapati Dra masih tertidur lelap dengan punggung Ooo sebagai sandarannya.

Kiarra heran dengan makhluk aneh bernama Ooo karena ikut tertidur bahkan mendengkur. Kiarra tak bisa berbuat banyak karena tak tahu di mana dirinya berada saat ini. Melihat sekitarnya sepi, wanita itu memilih untuk tetap berdekatan dengan Dra karena merasa, wanita aneh itu bisa melindunginya.

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" tanya Kiarra seraya melihat dua tangannya yang penuh luka, tetapi tak terasa sakit.

Ia juga bisa merasakan tubuhnya padat dan ototnya keras seperti petarung. Kiarra yang terjaga karena kantuk tak menerjangnya, mencoba mengingat kejadian silam sebelum berada di Negeri Kaa.

Di Bumi, tempat Kiarra tinggal sebelumnya.

Mereka berbicara dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta, Indonesia.

DRETT! DRETT!

"Hah, hah. Halo?" jawab seorang wanita yang tengah berlari mengitari kawasan Stadion Gelora Bung Karno.

"Maaf, Nona Ara. Hanya saja, tamu Anda memaksa. Mereka sudah menunggu di ruangan."

"What! Siapa yang berani masuk ke ruangan tanpa izin dariku?" tanya wanita bernama Kiarra memekik sampai menghentikan laju larinya.

"Ibu Anda, berikut saudara dan saudari. Maaf, saya tidak berani melarang. Sebaiknya Anda segera kembali," jawab seorang perempuan yang tak lain adalah sekretaris wanita cantik berambut hitam panjang itu.

"Hah, pemaksa!" gerutunya yang langsung mematikan sambungan telepon.

Wanita cantik dengan rambut kuncir kuda itu bergegas meninggalkan kawasan olah raga yang sedang ramai dikunjungi saat akhir pekan. Sayangnya, Kiarra harus segera kembali ke kantor di mana ia memang berencana untuk berkunjung karena harus mempersiapkan meeting esok Senin dengan kolega baru yang ingin menjalin kerjasama dengan perusahaannya. Hanya saja, jadwal yang sudah diatur rapi olehnya kini menjadi berantakan karena kedatangan keluarga.

"Apa mau mereka? Jangan bilang jika alasannya sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Dasar kuno," gerutu Kiarra sembari melaju mobil sedannya meninggalkan kawasan Gelora Bung Karno menuju SCBD.

Usai wabah yang menimpa Bumi beberapa tahun silam, banyak peraturan baru diterapkan. Jumlah manusia yang awalnya terancam punah kini melonjak dan mulai stabil karena bantuan para ilmuwan jenius dalam menyuburkan rahim serta menaikkan frekuensi angka kelahiran di seluruh dunia. Dunia yang ditinggali wanita bernama Kiarra kini sudah berada di tahun 2085. Tak semua kota dan negara pulih, tetapi Jakarta, cukup berkembang dengan baik setelah dikelola oleh orang-orang yang dipercaya untuk mengembalikan perekonomian.

"Nona," sapa seorang wanita muda dengan rambut sebahu menunjukkan wajah tegang.

"Mereka tak akan lama di sini. Tak usah memanjakan tamu," ujar Kiarra seraya berjalan dengan langkah lebar menyusuri koridor sepi menuju ruangannya.

"Sepertinya tamu Anda tahu jika tak disambut dengan baik. Mereka sudah memanjakan diri sendiri," jawab wanita itu yang membuat langkah Kiarra terhenti seketika.

"Kiarra!" panggil seseorang dari balik pintu yang terbuka sedikit, tetapi tak menunjukkan siapa orang di dalamnya.

Kiarra mengembuskan napas panjang dan memejamkan mata sejenak. Ia lalu kembali melangkah dan masuk ke dalam ruangan dengan wajah malas.

"Baguslah. Kalian bukan tamu yang merepotkan," ucapnya kesal seraya menutup pintu ruangan.

"Kami tahu jika kau tak akan menyambut dengan baik. Oleh karena itu, kami sudah mempersiapkan diri," jawab seorang pria dengan pakaian serba hitam tampak maskulin sedang duduk di sebuah sofa seraya menikmati camilan biskuit almond.

Kiarra melirik malas ke arah lain di mana matanya mendapati sosok lain yang dikenal sedang duduk di sofa menikmati jus buah dalam kemasan.

"Langsung saja, apa mau kalian?" tanyanya garang dan masih berdiri di depan pintu.

"Jangan pura-pura bodoh. Kami tahu kau sama bosannya dengan kita semua. Oleh karena itu, akhiri semua sebelum hal buruk menimpamu," ucap seorang wanita yang suaranya terdengar dari balik kursi kerja Kiarra dengan posisi memunggungi.

Kiarra tersenyum kecut. "Kau mengancamku, Mom?"

"Ya."

Kiarra memijat pangkal hidungnya dengan mata terpejam lalu kembali berdiri tegap. "Harus kukatakan berapa kali agar kalian paham? Aku, tidak, mau."

"Harus. Jika tidak, kau akan kehilangan segalanya di tempat ini. Nyonya Naomi sudah menyetujuinya. Kau akan jadi gelandangan jika nekat bertahan di negara ini. Tahu 'kan apa yang terjadi pada gelandangan? Peraturan Era Evolusi, semua gelandangan akan bermukim di negara yang belum tersentuh untuk dimajukan. Berhasil, akan diberikan jabatan tertinggi dalam pemerintahan negara tersebut. Gagal, akan dipekerjakan sebagai sipil sampai dinyatakan mampu untuk naik ke level berikutnya," tegas seorang wanita dengan rambut digelung mulai menunjukkan sosoknya.

Kiarra terdiam saat mendapati ibunya memutar kursi kerja dan kini duduk dengan angkuh menatap tajam.

"Sudahlah, Kak. Aku bosan dengan semua penolakan ini. Lama-lama, spesies lelaki akan habis di muka Bumi," keluh seorang wanita muda yang tak lain adalah adik perempuan Kiarra.

"Ini hidupku dan tak ada satu pun yang bisa mengaturku!" tegasnya menunjuk lantai.

"Dan kau anakku! Sudah tugasku menikahkan putrinya kepada seorang pria bermatabat untuk meneruskan keturunan keluarga!" jawab Ibu Kiarra garang melotot tajam.

"Aku tidak mau!" jawab Kiarra lantang yang membuat pria dan gadis muda di ruangan itu memejamkan mata sejenak karena kaget.

"Hem, baiklah. Kau yang meminta," jawab sang ibu yang dengan sigap mengeluarkan ponsel lalu menghubungi seseorang. Mata Kiarra menyipit saat melihat ponsel itu diletakkan di atas meja lalu diperdengarkan suaranya.

"Halo?"

"Maaf, Naomi-sama. Kiarra menolak. Dia tahu konsekuensinya. Jadi, silakan ambil yang seharusnya menjadi milik Anda. Putriku tak pantas mendapatkannya," ujar Rui⁠—sang ibu.

"Aku mengerti, baiklah," jawab Naomi pelan.

Praktis, ucapan Naomi membuat mata Kiarra melebar.

"Tunggu! Aku mau, aku mau!" jawabnya panik yang membuat semua orang langsung menoleh ke arahnya.

"Wah, dia tak mau kehilangan ketenaran dan posisi CEO di perusahaan ini," ledek Chiko⁠ Kazuo—saudara lelaki Kiarra.

"Tentu saja aku tidak mau! Susah payah aku sampai di posisi ini. Dipercaya Nyonya Naomi untuk mengurus perusahaan dari 0 hingga populer sampai ke Jepang! Aku bahkan menjabat CEO sekaligus supermodel. Hidupku sempurna, aku sempurna, dan hanya karena pernikahan bodoh aku harus merelakan kesuksesanku? Lebih baik aku mati saja," umpatnya.

"Hei, jaga bicaramu. Ucapanmu mengerikan jika sedang marah," ujar Rein Mikha⁠—adik perempuan Kiarra.

"Jadi, kau ingin tetap bertahan dengan posisimu?" tanya wanita yang diyakini adalah Naomi, sang pemilik perusahaan.

"Ya. Saya tak ingin kehilangannya, Naomi-sama," jawabnya dengan wajah tertunduk.

"Baiklah. Ibumu akan memberikan detailnya. Aku ucapkan selamat karena akhirnya kau akan menikah. Sampai bertemu di Jepang," ucap Naomi lalu memutus panggilan.

Kiarra terlihat tertekan. Wajahnya masam saat sang ibu menampilkan data dari calon suami pada LCD di ruangan tersebut. Kiarra melirik lalu terkekeh geli seperti mengetahui sesuatu.

"Kau mengenalnya?" tanya Rui.

"Tentu saja. Siapa yang tak mengenal playboy tengik bernama Jasper? Kalian memintaku menikah dengannya? Heh, lebih baik aku mati saja," ucapnya sinis.

"Kau sudah mengatakan mati dua kali, Kiarra. Hati-hati. Jaga bicaramu," ucap Mikha terlihat cemas.

Kiarra masa bodoh dengan hal itu. Ia melenggang menuju kamar mandi yang berada di ruangannya.

"Vera!" panggilnya lantang saat membuka pintu kamar mandi.

CEKLEK!

"Ya, Nona?"

"Persiapkan semua. Aku akan mendatangi malam perjodohan. Pastikan aku tampil menawan dihadapan keluarga, khususnya keluarga Jasper keparatt itu," titahnya memunggungi sang sekretaris.

"Saya mengerti. Saya juga akan melakukan penjadwalan ulang dengan kolega baru karena urusan mendesak Anda," jawab Vera yang masih berdiri di celah pintu, tapi setelahnya wanita muda itu pergi usai mendapatkan tugas dari tuannya.

Kiarra masuk ke kamar mandi dan tak lama, terdengar suara guyuran air. Rui, Chiko dan Rein menghela napas panjang. Mereka tahu jika Kiarra belum siap menikah karena fokus dengan karirnya sebagai supermodel dan CEO di perusahaan kosmetik yang sedang dijalaninya. Namun, undang-undang baru dalam Era Evolusi mengharuskan bagi semua wanita yang menginjak umur 30 tahun untuk segera menikah. Jika menolak, sanksi tegas diberlakukan tanpa terkecuali meski anak Presiden sekalipun. Ingin rasanya Kiarra kabur dari perjodohan itu di mana ia sudah tahu watak dari sang calon suami.

"Awas saja kau, Jasper. Jika benar aku akan menikah denganmu, kupastikan hidupmu bagai di neraka. Lihat saja. Ini sumpahku," ujar Kiarra di bawah guyuran shower yang membasahi tubuhnya.

***

ILUSTRASI. SOURCE : GOOGLE

Uhuy makasih dukungannya💋Jangan lupa untuk selalu kasih like di tiap epsnya ya biar lele terus semangat!!

Terpopuler

Comments

🏕️👑🐒 𖣤​᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣

🏕️👑🐒 𖣤​᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣

huahahahahaha it's begins

semangat terus aju aku padamu wis

2023-05-15

0

Yuyun Yuliani

Yuyun Yuliani

I... see.... lanjut thor..... berarti ini cerota anak leturunan dwxter and istri2 tora sang y le..... wis lanjut dah

2023-04-01

0

Wati_esha

Wati_esha

Hmmm cerita di Era Evolusi Bumi? Adakah ini berkait dengan King D?

2023-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 Negeri Kaa*
2 Dra*
3 Bulan Merah*
4 Malam Perjodohan*
5 Kematian Kiarra*
6 Maafkan Kami, Kiarra*
7 Harem*
8 Amarah Dra*
9 Para Dayang Sang Jenderal*
10 Dunia Kiarra*
11 Kekhawatiran Dra*
12 Misi Yang Dipertanyakan*
13 Dewi Kematian*
14 Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15 Taktik Kiarra*
16 Sihir Dra*
17 Kebenaran Misi
18 Menentang Titah Raja
19 Pemberontakan Kiarra*
20 Buronan Vom*
21 Buah Naga
22 Jasper?*
23 Ram? Jasper?*
24 Dia Bukan Jasper*
25 Pulau Ilusi*
26 Dia Tahu Tentangku*
27 Menerobos Wilayah Zen*
28 Pohon Jembatan*
29 Demi Dra*
30 Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31 Kolam Penyembuh
32 Wilayah Yak*
33 Penjaga Pohon Jembatan*
34 Pohon Naga*
35 Sang Naga*
36 Menuntaskan Sumpah*
37 Misi 7 Hari*
38 Dukungan Keluarga*
39 Membidik Michelle*
40 Tawaran Kiarra
41 Keputusan Aiko*
42 Siapa Pria Itu?
43 Mengumpulkan Bukti
44 Mengejar Waktu*
45 Ke mana Mereka?
46 Jasper!
47 Selamat Tinggal
48 Kau Tuanku*
49 Sang Jenderal*
50 Naga Kecil*
51 Memburu Ram
52 Hukuman Sang Ratu
53 Raja Zalim
54 GIVE AWAY THR
55 Penghisap Kekuatan
56 Pengumuman Pemenang GA
57 Musuh atau Bantuan?
58 Kekuatan Negeri Kaa
59 Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60 Monster Hoo*
61 Kekuatan Bintang Biru*
62 Kristal Biru*
63 Kerajaan Yak*
64 Bola-bola Es*
65 Memilih Tubuh Pengganti
66 Rak*
67 Perubahan di Kerajaan Yak*
68 Kemarahan Monster Hoo*
69 Koloni Baru*
70 Ingatan yang Hilang*
71 Kelicikan Ark
72 Kekuatan Tersembunyi*
73 Lawan yang Sulit
74 Blue VS Red*
75 Tumbal*
76 Sungai Agung*
77 Kutukan Kerajaan Tur*
78 Manusia Setengah Binatang*
79 Menuju Tur*
80 Laut Merah*
81 Wilayah Tur*
82 Para Pemberontak Tur*
83 Menunda?*
84 Ditugaskan Kembali*
85 Kapal-kapal Perang*
86 Kapten Mun*
87 Tawanan*
88 Temuan yang Mencurigakan*
89 Pyu*
90 Kotak Kaca Ungu*
91 Makhluk Terkutuk*
92 Bujukan Noh*
93 Xii*
94 Menyegel Xii*
95 Hutan Kabut Putih*
96 Jebakan Ark*
97 Permintaan Rak*
98 Kenta Mengambil Alih*
99 Mundur*
100 Tak Ada Habisnya*
101 Kami Menemukannya*
102 Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103 Penyihir Cilik*
104 Menata Ulang*
105 Kedamaian yang Dirindukan
106 Kiarra Season 2
107 Dia Merepotkan (Kenta)*
108 Menerobos Masuk*
109 Pertemuan Saudara*
110 Dingin
111 Mengintai*
112 Ide-ide Liar
113 Mengikis Tur Perlahan
114 Pembalasan Raja Tur*
115 Sosok Berpakaian Emas*
116 Keputusan Sulit*
117 Taktik Baru*
118 Jawaban Raja Tur*
119 Meninggalkan Rumah*
120 Dia Memberikan Petuah
121 Tipuan Raja Tur*
122 Kesombongan
123 Penyesalan*
124 Kemunculan Roh Kiarra*
125 Serangan Balon Udara*
126 Serangan Jenderal Gor*
127 Satu Lawan Satu*
128 Bantuan Terselubung*
129 Para Pemimpin Pasukan Tur*
130 Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131 Para Monster yang Disegel*
132 Koloni Baru*
133 Keputusan Para Nym*
134 Tak Terduga*
135 Kelemahan Monster Iblis Wii*
136 Tekanan Besar
137 Mereka Mendatangi Vom*
138 Tawaran Rhi dan Gor*
139 Mengalah untuk Menang*
140 Evakuasi Masal
141 Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142 Belum Semuanya*
143 Ancaman Kapten Tom*
144 Nasib Yak
145 Kembali Bertempur*
146 Api Sihir Boh*
147 Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148 Menaklukkan Wii
149 Giliran Ark*
150 Kekuatan Doa*
151 Siapa Ayahnya?*
152 Senjata Rahasia Raja Tur*
153 Monster Roo*
154 Gempuran 4 Kerajaan*
155 Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156 Bantuan Ratu Nym*
157 Dia Penyihir Terkutuk*
158 Menata Ulang*
159 Gantikan Aku (Dra)*
160 Kapten Mun VS Kapten Mos*
161 Hasil Akhir*
162 Perang Terakhir*
163 Pengikut Naga*
164 Ruangan Rahasia
165 Monster Iblis Bii*
166 Berita Duka*
167 Ingatan Dra
168 Tiga Huruf*
169 Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170 Pengakuan Kiarra
171 Perubahan Besar
172 Kembali Seperti Semula
173 Wajah-wajah Baru
174 Bagai Seorang Dewi
175 Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176 Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177 Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178 Keluarga Besar Kiarra*
179 Penghuni Baru Negeri Kaa*
180 Kompetisi*
181 Menikahi Empat Dayang*
182 Kembali Pulang
183 Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184 Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185 Para Inovator Negeri Kaa*
186 Unjuk Kebolehan*
187 Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188 Presentasi Terakhir*
189 Penentuan Pemenang*
190 Hadiah Kompetisi*
191 TAMAT
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Negeri Kaa*
2
Dra*
3
Bulan Merah*
4
Malam Perjodohan*
5
Kematian Kiarra*
6
Maafkan Kami, Kiarra*
7
Harem*
8
Amarah Dra*
9
Para Dayang Sang Jenderal*
10
Dunia Kiarra*
11
Kekhawatiran Dra*
12
Misi Yang Dipertanyakan*
13
Dewi Kematian*
14
Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15
Taktik Kiarra*
16
Sihir Dra*
17
Kebenaran Misi
18
Menentang Titah Raja
19
Pemberontakan Kiarra*
20
Buronan Vom*
21
Buah Naga
22
Jasper?*
23
Ram? Jasper?*
24
Dia Bukan Jasper*
25
Pulau Ilusi*
26
Dia Tahu Tentangku*
27
Menerobos Wilayah Zen*
28
Pohon Jembatan*
29
Demi Dra*
30
Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31
Kolam Penyembuh
32
Wilayah Yak*
33
Penjaga Pohon Jembatan*
34
Pohon Naga*
35
Sang Naga*
36
Menuntaskan Sumpah*
37
Misi 7 Hari*
38
Dukungan Keluarga*
39
Membidik Michelle*
40
Tawaran Kiarra
41
Keputusan Aiko*
42
Siapa Pria Itu?
43
Mengumpulkan Bukti
44
Mengejar Waktu*
45
Ke mana Mereka?
46
Jasper!
47
Selamat Tinggal
48
Kau Tuanku*
49
Sang Jenderal*
50
Naga Kecil*
51
Memburu Ram
52
Hukuman Sang Ratu
53
Raja Zalim
54
GIVE AWAY THR
55
Penghisap Kekuatan
56
Pengumuman Pemenang GA
57
Musuh atau Bantuan?
58
Kekuatan Negeri Kaa
59
Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60
Monster Hoo*
61
Kekuatan Bintang Biru*
62
Kristal Biru*
63
Kerajaan Yak*
64
Bola-bola Es*
65
Memilih Tubuh Pengganti
66
Rak*
67
Perubahan di Kerajaan Yak*
68
Kemarahan Monster Hoo*
69
Koloni Baru*
70
Ingatan yang Hilang*
71
Kelicikan Ark
72
Kekuatan Tersembunyi*
73
Lawan yang Sulit
74
Blue VS Red*
75
Tumbal*
76
Sungai Agung*
77
Kutukan Kerajaan Tur*
78
Manusia Setengah Binatang*
79
Menuju Tur*
80
Laut Merah*
81
Wilayah Tur*
82
Para Pemberontak Tur*
83
Menunda?*
84
Ditugaskan Kembali*
85
Kapal-kapal Perang*
86
Kapten Mun*
87
Tawanan*
88
Temuan yang Mencurigakan*
89
Pyu*
90
Kotak Kaca Ungu*
91
Makhluk Terkutuk*
92
Bujukan Noh*
93
Xii*
94
Menyegel Xii*
95
Hutan Kabut Putih*
96
Jebakan Ark*
97
Permintaan Rak*
98
Kenta Mengambil Alih*
99
Mundur*
100
Tak Ada Habisnya*
101
Kami Menemukannya*
102
Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103
Penyihir Cilik*
104
Menata Ulang*
105
Kedamaian yang Dirindukan
106
Kiarra Season 2
107
Dia Merepotkan (Kenta)*
108
Menerobos Masuk*
109
Pertemuan Saudara*
110
Dingin
111
Mengintai*
112
Ide-ide Liar
113
Mengikis Tur Perlahan
114
Pembalasan Raja Tur*
115
Sosok Berpakaian Emas*
116
Keputusan Sulit*
117
Taktik Baru*
118
Jawaban Raja Tur*
119
Meninggalkan Rumah*
120
Dia Memberikan Petuah
121
Tipuan Raja Tur*
122
Kesombongan
123
Penyesalan*
124
Kemunculan Roh Kiarra*
125
Serangan Balon Udara*
126
Serangan Jenderal Gor*
127
Satu Lawan Satu*
128
Bantuan Terselubung*
129
Para Pemimpin Pasukan Tur*
130
Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131
Para Monster yang Disegel*
132
Koloni Baru*
133
Keputusan Para Nym*
134
Tak Terduga*
135
Kelemahan Monster Iblis Wii*
136
Tekanan Besar
137
Mereka Mendatangi Vom*
138
Tawaran Rhi dan Gor*
139
Mengalah untuk Menang*
140
Evakuasi Masal
141
Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142
Belum Semuanya*
143
Ancaman Kapten Tom*
144
Nasib Yak
145
Kembali Bertempur*
146
Api Sihir Boh*
147
Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148
Menaklukkan Wii
149
Giliran Ark*
150
Kekuatan Doa*
151
Siapa Ayahnya?*
152
Senjata Rahasia Raja Tur*
153
Monster Roo*
154
Gempuran 4 Kerajaan*
155
Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156
Bantuan Ratu Nym*
157
Dia Penyihir Terkutuk*
158
Menata Ulang*
159
Gantikan Aku (Dra)*
160
Kapten Mun VS Kapten Mos*
161
Hasil Akhir*
162
Perang Terakhir*
163
Pengikut Naga*
164
Ruangan Rahasia
165
Monster Iblis Bii*
166
Berita Duka*
167
Ingatan Dra
168
Tiga Huruf*
169
Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170
Pengakuan Kiarra
171
Perubahan Besar
172
Kembali Seperti Semula
173
Wajah-wajah Baru
174
Bagai Seorang Dewi
175
Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176
Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177
Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178
Keluarga Besar Kiarra*
179
Penghuni Baru Negeri Kaa*
180
Kompetisi*
181
Menikahi Empat Dayang*
182
Kembali Pulang
183
Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184
Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185
Para Inovator Negeri Kaa*
186
Unjuk Kebolehan*
187
Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188
Presentasi Terakhir*
189
Penentuan Pemenang*
190
Hadiah Kompetisi*
191
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!