Taktik Kiarra*

Mereka bicara dalam bahasa Negeri Kaa. Terjemahan.

Selama perjalanan menuju ke wilayah yang dicurigai oleh Raja, banyak pertanyaan yang diajukan Kiarra kepada Dra. Siapa sangka, pembicaraan itu didengar oleh para kesatria yang ikut dalam penugasan kali ini sejumlah 55 orang.

"Kau tak bisa berbohong padaku, Dra. Kau tahu aku sangat peka terhadap suatu hal. Aku bisa melihat sebuah rahasia yang tersimpan dari raut wajahmu. Katakan, atau aku tak bisa menjanjikan akan melindungimu di luar sana saat musuh mengincarmu," tegas Kiarra di mana ia berada di barisan paling belakang dengan Dra mendampinginya.

Semua orang terdiam dengan pandangan lurus ke depan, tetapi telinga mereka siap menguping. Dra mengembuskan napas kasar.

"Kerajaan kita memiliki seorang mata-mata yang ditugaskan untuk mengintai kerajaan lain. Orang itu memberikan kabar tentang anak-anak yang hilang dari pedesaan di wilayah Kerajaan Vom. Diduga, mereka dibawa ke perkampungan untuk dijadikan tumbal agar penyihir di kerajaan tersebut bisa membangkitkan makhluk-makhluk iblis sebagai pasukan," tegas Dra.

Kiarra diam sejenak mencoba memikirkan hal itu dengan logikanya. "Kenapa harus anak-anak?"

"Aku tak tahu," jawab Dra jujur.

"Kau tak tahu!" pekik Kiarra yang membuat semua kepala menoleh padanya. "Kau penyihir dan mereka juga memiliki penyihir. Kenapa kau tak bisa mengetahuinya? Apakah ilmu yang kalian pelajari berbeda? Apakah ada tipe penyihir seperti cerita dongeng tentang penyihir baik dan jahat? Atau penyihir putih dan penyihir hitam? Sehingga kalian bertentangan?" cerocos Kiarra menggebu. Dra terdiam terlihat bingung. "Jelaskan padaku, kenapa diam saja?" tanya Kia melebarkan mata menatap Dra tajam.

Dra melirik ke arah para kesatria. Lelaki-lelaki perkasa itu memalingkan wajah dengan segera. Kiarra melihat pergerakan itu dan kembali duduk dengan tegap seraya menatap keindahan pemandangan di sekitarnya. Namun, karena banyak hal yang ingin diketahui Kiarra sebab Kia menutup rapat kenangannya. Hal tersebut membuat Kiarra sedikit kesulitan untuk mengetahui kehidupan di Negeri Kaa.

"Bagaimana jika kita percepat perjalanan? Kuda-kuda ini pasti akan tertidur saat bulan merah muncul. Akan sangat merepotkan jika kita menunggu hingga bulan ungu muncul," saran Kiarra yang mengejutkan para kesatria di sana termasuk Dra.

"Ma-maaf, Jenderal Kia. Sebelumnya kami memang pernah menyarankan hal itu, tapi menurut Anda dengan berjalan biasa akan menghemat tenaga. Oleh karena itu, di lokasi yang sekiranya bulan merah akan muncul, kami sudah menyiapkan kendaraan lain sehingga kita tak perlu berisitrahat lama dan membuang waktu untuk segera tiba di lokasi," ujar Panglima Goo seraya mendekat dan meninggalkan posisi terdepan.

Kiarra diam sejenak. Ia kini semakin yakin jika cara berpikirnya dengan sang Jenderal memang bertolak belakang. Namun, hal itu malah membuatnya semakin bersemangat untuk menentang.

"Bagaimana dengan pohon jembatan?" tanya Kiarra melirik Dra.

"Pohon-pohon yang berada di dekat wilayah perbatasan sudah ditebang untuk menghindari teleportasi," jawab Dra menjelaskan. Kiarra diam sejenak.

"Jika kuda kita berlari, berapa lama untuk tiba di wilayah yang ditugaskan Raja?" tanya Kiarra menatap Goo tajam.

"Seharusnya kita bisa tiba tepat sebelum bulan merah muncul," jawab Goo mantap.

"Kalau begitu, tunggu apa lagi? Cepat bergerak! Heyaa!" seru Kiarra mantap dan bergegas memacu kuda bermata ungu untuk berlari.

Panglima Goo dan lainnya tertegun, tetapi kemudian dengan sigap mengikuti kuda sang Jenderal yang sudah berlari lebih dulu. Goo mendampingi Kiarra di barisan terdepan karena Dra mengatakan jika Jenderal harus terus ditemani jangan dibiarkan sendiri mengingat jilatan Ooo memberikan banyak perubahan padanya. Goo yang juga merasa demikian segera mendampingi sang Jenderal dan melindunginya.

Mata Kiarra memindai sekitar, mencoba mengingat wilayah-wilayah yang dilewati mereka di mana tempat itu memang sangat jauh berbeda dari dunianya. Tak ada kehidupan modern, kendaraan bermesin, gedung-gedung menjulang tinggi, atau perabotan otomatis. Kiarra merasa terjebak di zaman kuno di mana sistem kekaisaran masih berlaku. Hanya saja ada banyak hal berbeda dan ia akan mencari tahu agar bisa segera beradaptasi.

Namun, Kiarra masih menolak mengakui dirinya telah mati. Ia yakin ada suatu cara untuk membuatnya kembali ke Bumi. Kiarra melirik Dra tajam. Ia menyimpulkan jika penyihir berbaju hijau itu tahu bagaimana membawa ia kembali ke raganya di Bumi.

Kiarra memikirkan banyak rencana selama perjalanan menuju ke Desa Gul, tempat misinya akan dijalankan. Rombongan itu melewati beberapa wilayah pedesaan yang masuk dalam kekuasaan Kerajaan Vom. Hanya saja, Kiarra merasa jika orang-orang itu takut padanya yang terlihat dari tatapan mereka. Kiarra menduga hal itu disebabkan jika kekejamannya yang menakuti orang-orang itu. Mereka membungkuk padanya bukan karena disegani atau dihormati, melainkan takut jika dibunuh olehnya.

"Jenderal! Anda lihat bukit itu?" seru Panglima Goo di atas punggung kudanya.

Kiarra mengangguk mantap dengan sorot mata tertuju pada kepulan asap tipis dekat bukit di mana tampak beberapa rumah di sana. "Biar kutebak, Desa Gul," ujarnya dan Panglima Goo mengangguk mantap membenarkan.

Pandangan Kiarra terangkat saat melihat langit mulai berubah dan sebentar lagi bulan merah akan muncul. Kiarra bisa merasakan kuda-kudanya mulai bergerak melambat. Ia menoleh ke belakang dan melihat para kesatrianya tampak panik. Kiarra melihat ada hutan dekat pemukiman itu.

"Kita ke sana!" serunya yang kemudian mengubah alur.

"Laksanakan!" jawab semua orang yang akhirnya menunda untuk pergi ke Desa Gul karena kuda-kuda mereka tak bisa bergerak saat bulan berganti.

Keunikan Negeri Kaa inilah yang membuat Kiarra merasa ada nilai positif dan negatif. Positif karena pergantian bulan membuatnya memiliki waktu untuk melakukan dan memikirkan hal lain. Namun, sisi negatif adalah terkendalanya urusan yang harus segera diselesaikan. Kuda-kuda tertidur begitu bulan merah muncul. Para kesatria menyiapkan makanan saat mereka beristirahat. Sedang Kiarra, ia memanjat pohon dan mengamati kondisi desa itu dari atas.

"Apa yang dilakukan Jenderal di atas sana? Aku baru tahu jika Jenderal bisa memanjat pohon," tanya seorang kesatria seraya mendongak.

"Entahlah. Jenderal Kia menunjukkan hal-hal tak lazim sekembalinya dari pertempuran. Sebenarnya, apa yang terjadi, Dra Yang Agung?" tanya Panglima Goo yang membuat Dra tertegun seketika.

"Kalian tahu jika Ooo adalah makhluk suci dan sakral. Tak pernah ada yang dijilat olehnya sejak bintang biru tak pernah muncul lagi. Aku juga merasa takjub saat melihat Kia dijilat olehnya. Selama ini, kita hanya tahu tentang jilatan Ooo hanya ada dalam dongeng. Namun, melihat yang terjadi pada Kia, aku rasa jika Ooo memberinya berkah," jawab Dra dari pengetahuannya mengenai makhluk itu.

"Ya, aku juga percaya hal itu. Seperti saat Jenderal mengamuk dan mengeluarkan api biru. Itu sangat luar biasa. Tak pernah kulihat hal semacam itu sebelumnya seumur hidupku," ucap salah satu kesatria dengan jenggot hitam sampai ke leher.

"Ya, itu benar. Terlebih yang sangat mencolok ketika ia menyukai pria tak lagi wanita. Itu benar-benar membuatku terkejut setengah mati," sahut kesatria lain dengan rambut hitam gondrong keriting sebahu.

Orang-orang tampak antusias membicarakan Jenderal mereka yang berubah drastis setelah pulang dari perang. Dra tampak gelisah, tetapi berusaha untuk menutupi dengan alasan Ooo. Dra mendongak ke atas dan melihat kakaknya masih berada di sana entah apa yang dilakukan. Hingga akhirnya, Kiarra mulai turun. Semua orang dengan sigap membungkam mulut masing-masing dan fokus pada makanan untuk disantap.

"Apa yang kau dapatkan?" tanya Dra saat Kiarra menepuk dua tangannya, membersihkan serpihan yang menempel.

"Jika ada CD, hal ini pasti akan lebih mudah," jawabnya terlihat kesal.

"C-D, apa itu?" tanya Dra berkerut kening.

"Critical Drone. Benda itu sangat ampuh untuk memata-matai sekitar wilayah dari atas langit untuk melihat pergerakan musuh. Jadi kita tahu, di mana letak kelemahan lawan sebelum menyerang," jawabnya, tetapi membuat semua orang melongo karena tak paham. Kiarra menyadari hal itu karena kehidupan mereka yang berbeda. Hingga ia mendapati sesuatu pada batang pohon. Seekor hewan seperti kumbang yang bisa terbang saat ia akan menangkapnya. "Dra! Aku tahu!" serunya lantang yang membuat penyihir itu tersentak karena kaget.

Bulan merah membuat langit seperti terbakar dalam lautan api, tetapi tidak panas. Cahaya bintang ikut berpijar yang memberikan kesan kilauan dalam merah membara. Dra terlihat serius saat dua tangannya yang menengadah kini terdapat hewan seperti kumbang, tetapi memiliki banyak mata kecil berwarna hijau. Para kesatria menangkap hewan-hewan itu di dalam hutan lalu mengumpulkannya. Kiarra berjongkok di samping Dra yang duduk bersimpuh dengan mata terpejam seperti akan melakukan sesuatu.

"Yee, hola gee mema, mema, gee ...," ucap Dra mulai melafalkan mantranya.

Seketika, hewan-hewan yang berkumpul di sekitarnya itu mengepakkan sayap dari dalam tempurung kecil. Sayap-sayap kecil itu terbuka. Kumbang-kumbang merah bermata hijau itu terbang saat Dra membuka mata dan memancarkan warna ungu terang. Kiarra menyipitkan mata saat hewan-hewan kecil itu terbang meninggalkan kawasan hutan menuju ke desa seperti yang diperintahkan. Semua orang terdiam dan menunggu Dra memberikan laporan dari hasil pengamatannya di mana matanya terhubung dengan mata-mata para kumbang itu.

"Ide Anda sangat—

"Stt ... tahan kekagumanmu saat hal ini berhasil, Jenderal Goo," potong Kiarra cepat dengan mata terfokus pada mata Dra yang menyala terang.

Goo mengangguk dan ikut berjongkok dengan satu kaki menumpu tubuhnya, seperti para kesatria lainnya.

"Aku melihatnya!" seru Dra yang membuat semua orang kini menatapnya tajam.

"Katakan apa yang kaulihat, Dra," pinta Kiarra.

"Para penduduk desa itu. Mereka ... seperti penduduk biasa," jawabnya tenang dengan bola mata bergerak-gerak seperti sedang melihat sekitar.

"Di mana mereka menyekap anak-anak?" tanya Goo antusias.

Kiarra berkerut kening dan membiarkan Goo bertanya.

"Banyak anak-anak di desa, tapi sepertinya ... mereka bukan anak-anak kerajaan Vom. Kita memiliki ciri khas dengan gambar kupu-kupu di tubuh," jawab Dra.

"Gambar kupu-kupu? Tato?" gumam Kiarra karena baru mengetahui hal tersebut. Para lelaki melirik padanya, tetapi kemudian kembali fokus pada Dra.

"Di mana mereka menyimpan persenjataan?" tanya Goo lagi yang tampak tak puas dengan informasi dari Dra.

"Tak ada senjata untuk berperang. Baju zirah pun tak ada. Tempat itu benar-benar hanya sebuah desa dengan para penduduk sipil bukan prajurit," jawabnya yakin.

"Tidak mungkin! Selama ini mata-mata kita tak pernah salah dalam memberikan informasi. Pasti ada suatu tempat yang tak bisa dilihat hanya dengan kemampuan sihirmu, Dra. Kita harus ke sana dan mencarinya!" seru Goo bangkit.

"Yeah! Kita harus selamatkan anak-anak kerajaan kita dari kebiadaban para pendosa itu! Mereka pasti sedang menyamar untuk menipu kita!" sahut kesatria lain yang sudah menarik pedangnya dari sarung, siap untuk mencetak rekor kematian baru.

Kiarra panik dan segera berdiri. Dra yang terkejut karena banyaknya suara teriakan di sekitar membuat sihirnya lenyap dan matanya kembali seperti semula. Kiarra yang mendengar rencana Goo segera berpikir keras. Ia tak ingin pembantaian terjadi lagi seperti ingatannya akan kekejaman Kia. Kiarra memejamkan mata rapat lalu menatap Dra kembali yang bersiap untuk berdiri.

"Hei!" panggil Kiarra berbisik seraya menyentuh pundak Dra kuat dan membuat wanita itu kembali duduk.

"Apa?" tanya Dra menatap Kiarra lekat.

"Apa kau memiliki sihir untuk menidurkan orang-orang? Jika ya, segera lakukan, tapi jangan padaku. Namun, pada mereka," ujar Kiarra melirik ke arah sekumpulan kesatria yang sedang berkemas dan siap untuk menyerang.

"Kenapa?" tanya Dra bingung.

"Cepat lakukan dan akan kujelaskan nanti.  Cepat!" bentaknya dengan suara tertahan.

Kening Dra berkerut, tetapi mengangguk kemudian.

***

ILUSTRASI. SOURCE : GOOGLE

Flu berat uyy dan trims yg udh ngucapin selamat ultah ke lele tgl 17 Maret kemarin. yg blm ngucapin boleh lho nyusul😆

Terpopuler

Comments

Faris Maulana

Faris Maulana

aq bca trus. tpi lupa koment.. hadeuh..

2023-04-07

0

Wati_esha

Wati_esha

Ksatria dan Goo semangat menghancurkan, seakan tak peduli pada hasil pemindaian mata Dra.

2023-04-03

0

Wati_esha

Wati_esha

Mata - mata itu setiakah pada kerajaan Vorm?

2023-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Negeri Kaa*
2 Dra*
3 Bulan Merah*
4 Malam Perjodohan*
5 Kematian Kiarra*
6 Maafkan Kami, Kiarra*
7 Harem*
8 Amarah Dra*
9 Para Dayang Sang Jenderal*
10 Dunia Kiarra*
11 Kekhawatiran Dra*
12 Misi Yang Dipertanyakan*
13 Dewi Kematian*
14 Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15 Taktik Kiarra*
16 Sihir Dra*
17 Kebenaran Misi
18 Menentang Titah Raja
19 Pemberontakan Kiarra*
20 Buronan Vom*
21 Buah Naga
22 Jasper?*
23 Ram? Jasper?*
24 Dia Bukan Jasper*
25 Pulau Ilusi*
26 Dia Tahu Tentangku*
27 Menerobos Wilayah Zen*
28 Pohon Jembatan*
29 Demi Dra*
30 Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31 Kolam Penyembuh
32 Wilayah Yak*
33 Penjaga Pohon Jembatan*
34 Pohon Naga*
35 Sang Naga*
36 Menuntaskan Sumpah*
37 Misi 7 Hari*
38 Dukungan Keluarga*
39 Membidik Michelle*
40 Tawaran Kiarra
41 Keputusan Aiko*
42 Siapa Pria Itu?
43 Mengumpulkan Bukti
44 Mengejar Waktu*
45 Ke mana Mereka?
46 Jasper!
47 Selamat Tinggal
48 Kau Tuanku*
49 Sang Jenderal*
50 Naga Kecil*
51 Memburu Ram
52 Hukuman Sang Ratu
53 Raja Zalim
54 GIVE AWAY THR
55 Penghisap Kekuatan
56 Pengumuman Pemenang GA
57 Musuh atau Bantuan?
58 Kekuatan Negeri Kaa
59 Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60 Monster Hoo*
61 Kekuatan Bintang Biru*
62 Kristal Biru*
63 Kerajaan Yak*
64 Bola-bola Es*
65 Memilih Tubuh Pengganti
66 Rak*
67 Perubahan di Kerajaan Yak*
68 Kemarahan Monster Hoo*
69 Koloni Baru*
70 Ingatan yang Hilang*
71 Kelicikan Ark
72 Kekuatan Tersembunyi*
73 Lawan yang Sulit
74 Blue VS Red*
75 Tumbal*
76 Sungai Agung*
77 Kutukan Kerajaan Tur*
78 Manusia Setengah Binatang*
79 Menuju Tur*
80 Laut Merah*
81 Wilayah Tur*
82 Para Pemberontak Tur*
83 Menunda?*
84 Ditugaskan Kembali*
85 Kapal-kapal Perang*
86 Kapten Mun*
87 Tawanan*
88 Temuan yang Mencurigakan*
89 Pyu*
90 Kotak Kaca Ungu*
91 Makhluk Terkutuk*
92 Bujukan Noh*
93 Xii*
94 Menyegel Xii*
95 Hutan Kabut Putih*
96 Jebakan Ark*
97 Permintaan Rak*
98 Kenta Mengambil Alih*
99 Mundur*
100 Tak Ada Habisnya*
101 Kami Menemukannya*
102 Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103 Penyihir Cilik*
104 Menata Ulang*
105 Kedamaian yang Dirindukan
106 Kiarra Season 2
107 Dia Merepotkan (Kenta)*
108 Menerobos Masuk*
109 Pertemuan Saudara*
110 Dingin
111 Mengintai*
112 Ide-ide Liar
113 Mengikis Tur Perlahan
114 Pembalasan Raja Tur*
115 Sosok Berpakaian Emas*
116 Keputusan Sulit*
117 Taktik Baru*
118 Jawaban Raja Tur*
119 Meninggalkan Rumah*
120 Dia Memberikan Petuah
121 Tipuan Raja Tur*
122 Kesombongan
123 Penyesalan*
124 Kemunculan Roh Kiarra*
125 Serangan Balon Udara*
126 Serangan Jenderal Gor*
127 Satu Lawan Satu*
128 Bantuan Terselubung*
129 Para Pemimpin Pasukan Tur*
130 Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131 Para Monster yang Disegel*
132 Koloni Baru*
133 Keputusan Para Nym*
134 Tak Terduga*
135 Kelemahan Monster Iblis Wii*
136 Tekanan Besar
137 Mereka Mendatangi Vom*
138 Tawaran Rhi dan Gor*
139 Mengalah untuk Menang*
140 Evakuasi Masal
141 Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142 Belum Semuanya*
143 Ancaman Kapten Tom*
144 Nasib Yak
145 Kembali Bertempur*
146 Api Sihir Boh*
147 Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148 Menaklukkan Wii
149 Giliran Ark*
150 Kekuatan Doa*
151 Siapa Ayahnya?*
152 Senjata Rahasia Raja Tur*
153 Monster Roo*
154 Gempuran 4 Kerajaan*
155 Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156 Bantuan Ratu Nym*
157 Dia Penyihir Terkutuk*
158 Menata Ulang*
159 Gantikan Aku (Dra)*
160 Kapten Mun VS Kapten Mos*
161 Hasil Akhir*
162 Perang Terakhir*
163 Pengikut Naga*
164 Ruangan Rahasia
165 Monster Iblis Bii*
166 Berita Duka*
167 Ingatan Dra
168 Tiga Huruf*
169 Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170 Pengakuan Kiarra
171 Perubahan Besar
172 Kembali Seperti Semula
173 Wajah-wajah Baru
174 Bagai Seorang Dewi
175 Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176 Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177 Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178 Keluarga Besar Kiarra*
179 Penghuni Baru Negeri Kaa*
180 Kompetisi*
181 Menikahi Empat Dayang*
182 Kembali Pulang
183 Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184 Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185 Para Inovator Negeri Kaa*
186 Unjuk Kebolehan*
187 Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188 Presentasi Terakhir*
189 Penentuan Pemenang*
190 Hadiah Kompetisi*
191 TAMAT
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Negeri Kaa*
2
Dra*
3
Bulan Merah*
4
Malam Perjodohan*
5
Kematian Kiarra*
6
Maafkan Kami, Kiarra*
7
Harem*
8
Amarah Dra*
9
Para Dayang Sang Jenderal*
10
Dunia Kiarra*
11
Kekhawatiran Dra*
12
Misi Yang Dipertanyakan*
13
Dewi Kematian*
14
Aku (Kiarra) yang Menentukan Nasibmu (Kia)*
15
Taktik Kiarra*
16
Sihir Dra*
17
Kebenaran Misi
18
Menentang Titah Raja
19
Pemberontakan Kiarra*
20
Buronan Vom*
21
Buah Naga
22
Jasper?*
23
Ram? Jasper?*
24
Dia Bukan Jasper*
25
Pulau Ilusi*
26
Dia Tahu Tentangku*
27
Menerobos Wilayah Zen*
28
Pohon Jembatan*
29
Demi Dra*
30
Makhluk-makhluk Negeri Kaa*
31
Kolam Penyembuh
32
Wilayah Yak*
33
Penjaga Pohon Jembatan*
34
Pohon Naga*
35
Sang Naga*
36
Menuntaskan Sumpah*
37
Misi 7 Hari*
38
Dukungan Keluarga*
39
Membidik Michelle*
40
Tawaran Kiarra
41
Keputusan Aiko*
42
Siapa Pria Itu?
43
Mengumpulkan Bukti
44
Mengejar Waktu*
45
Ke mana Mereka?
46
Jasper!
47
Selamat Tinggal
48
Kau Tuanku*
49
Sang Jenderal*
50
Naga Kecil*
51
Memburu Ram
52
Hukuman Sang Ratu
53
Raja Zalim
54
GIVE AWAY THR
55
Penghisap Kekuatan
56
Pengumuman Pemenang GA
57
Musuh atau Bantuan?
58
Kekuatan Negeri Kaa
59
Jawaban 10 Keunikan Novel Kiarra
60
Monster Hoo*
61
Kekuatan Bintang Biru*
62
Kristal Biru*
63
Kerajaan Yak*
64
Bola-bola Es*
65
Memilih Tubuh Pengganti
66
Rak*
67
Perubahan di Kerajaan Yak*
68
Kemarahan Monster Hoo*
69
Koloni Baru*
70
Ingatan yang Hilang*
71
Kelicikan Ark
72
Kekuatan Tersembunyi*
73
Lawan yang Sulit
74
Blue VS Red*
75
Tumbal*
76
Sungai Agung*
77
Kutukan Kerajaan Tur*
78
Manusia Setengah Binatang*
79
Menuju Tur*
80
Laut Merah*
81
Wilayah Tur*
82
Para Pemberontak Tur*
83
Menunda?*
84
Ditugaskan Kembali*
85
Kapal-kapal Perang*
86
Kapten Mun*
87
Tawanan*
88
Temuan yang Mencurigakan*
89
Pyu*
90
Kotak Kaca Ungu*
91
Makhluk Terkutuk*
92
Bujukan Noh*
93
Xii*
94
Menyegel Xii*
95
Hutan Kabut Putih*
96
Jebakan Ark*
97
Permintaan Rak*
98
Kenta Mengambil Alih*
99
Mundur*
100
Tak Ada Habisnya*
101
Kami Menemukannya*
102
Tahanan di Kerajaan Sendiri*
103
Penyihir Cilik*
104
Menata Ulang*
105
Kedamaian yang Dirindukan
106
Kiarra Season 2
107
Dia Merepotkan (Kenta)*
108
Menerobos Masuk*
109
Pertemuan Saudara*
110
Dingin
111
Mengintai*
112
Ide-ide Liar
113
Mengikis Tur Perlahan
114
Pembalasan Raja Tur*
115
Sosok Berpakaian Emas*
116
Keputusan Sulit*
117
Taktik Baru*
118
Jawaban Raja Tur*
119
Meninggalkan Rumah*
120
Dia Memberikan Petuah
121
Tipuan Raja Tur*
122
Kesombongan
123
Penyesalan*
124
Kemunculan Roh Kiarra*
125
Serangan Balon Udara*
126
Serangan Jenderal Gor*
127
Satu Lawan Satu*
128
Bantuan Terselubung*
129
Para Pemimpin Pasukan Tur*
130
Makhluk-makhluk Iblis Negeri Kaa*
131
Para Monster yang Disegel*
132
Koloni Baru*
133
Keputusan Para Nym*
134
Tak Terduga*
135
Kelemahan Monster Iblis Wii*
136
Tekanan Besar
137
Mereka Mendatangi Vom*
138
Tawaran Rhi dan Gor*
139
Mengalah untuk Menang*
140
Evakuasi Masal
141
Jatuhnya Tiga Kerajaan di Negeri Kaa
142
Belum Semuanya*
143
Ancaman Kapten Tom*
144
Nasib Yak
145
Kembali Bertempur*
146
Api Sihir Boh*
147
Kekuatan Bayi Biru Kiarra*
148
Menaklukkan Wii
149
Giliran Ark*
150
Kekuatan Doa*
151
Siapa Ayahnya?*
152
Senjata Rahasia Raja Tur*
153
Monster Roo*
154
Gempuran 4 Kerajaan*
155
Rahasia Kekuatan Raja Tur*
156
Bantuan Ratu Nym*
157
Dia Penyihir Terkutuk*
158
Menata Ulang*
159
Gantikan Aku (Dra)*
160
Kapten Mun VS Kapten Mos*
161
Hasil Akhir*
162
Perang Terakhir*
163
Pengikut Naga*
164
Ruangan Rahasia
165
Monster Iblis Bii*
166
Berita Duka*
167
Ingatan Dra
168
Tiga Huruf*
169
Para Pemimpin Kerajaan Negeri Kaa*
170
Pengakuan Kiarra
171
Perubahan Besar
172
Kembali Seperti Semula
173
Wajah-wajah Baru
174
Bagai Seorang Dewi
175
Penentuan Para Petinggi Kerajaan
176
Jasad-jasad yang Dibangkitkan*
177
Berkumpulnya Keluarga Kiarra
178
Keluarga Besar Kiarra*
179
Penghuni Baru Negeri Kaa*
180
Kompetisi*
181
Menikahi Empat Dayang*
182
Kembali Pulang
183
Menghidupkan Kembali Pohon Jembatan*
184
Kembalinya Para Penjaga Pohon Jembatan*
185
Para Inovator Negeri Kaa*
186
Unjuk Kebolehan*
187
Memboyong Ilmu Bumi ke Negeri Kaa*
188
Presentasi Terakhir*
189
Penentuan Pemenang*
190
Hadiah Kompetisi*
191
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!