DENDAM Cinta Dua Dunia

DENDAM Cinta Dua Dunia

Serangan Buas

Raka menatap langit yang gelap, sesekali petir menyambar sehingga menciptakan suasana menakutkan malam itu. Matanya nyaris tak berkedip hingga berkaca-kaca, menyesali hidupnya yang masih saja merasa sendiri walaupun sudah memiliki istri.

Tujuh tahun yang lalu, kisah cinta Raka dan Bunga di mulai.

Hari-hari bahagia itu berlangsung hingga empat tahun. Usia raka yang terlampau lebih tua dari Bunga membuat sikapnya lebih mendominan atas hubungan mereka.

Bujuk rayu dan janji palsu, semua ia kerahkan hingga akhirnya berhasil merenggut kesucian Bunga yang masih belia.

Sekalinya berbuat, hari-hari berikutnya tak dapat menahan, terlebih lagi setan berbisik bahwa yang terlarang begitu nikmat untuk terus di lakukan.

Namun, sikap menurut gadis itu membuat Raka kemudian berkhianat. Anak kepala desa yang cantik menjadi sasarannya di kala itu, merasa Bunga tak akan tahu, tapi pada akhirnya kebohongan itu terendus, dan kisah mereka putus.

Bunga memilih seorang pemuda yang memang tulus mencintai dan ingin menikahinya.

Tentu saja Raka tidak terima, tapi sayang di sayang usaha mempertahankan sudah terlambat. Meski nyawa dipertaruhkan ketika jodoh sudah bicara dan takdir sudah menentukan. Raka tak dapat mencegah, Bunga dan kekasihnya akhirnya menikah.

Memendam cinta, juga kekalahan yang membuatnya tidak terima, pemuda bernama Raka rela melakukan apa saja termasuk bersekutu dengan iblis demi untuk membalas dendam kepada suami kekasihnya.

"Aku akan merebut kembali milikku. Tidak ada kata tak jodoh dalam hidup Raka Wijaya."

*

*

*

"Aku membawa anak perempuan yang kau minta." ucap pemuda berpakaian hitam itu datang melalui celah pintu yang terbuka.

"Aku juga ingin kau membantuku menghabisi seseorang."

Pemuda tersebut tersenyum sinis. "Kau yang menjadi murid kesayangan gurumu malah meminta bantuanku membunuh orang, aku yakin dia bukan orang sembarangan."

"Kau benar, dan jika Ilmu langka yang kau miliki bersatu denganku, maka kita bisa mengalahkan dia." Raka tersenyum penuh arti.

"Tapi tidak ada yang percuma Raka! Berikan aku kitab milikmu, aku butuh kekuatan yang lain untuk menjadi lebih hebat, aku sudah lelah menjadi pesuruh yang tak di hargai." pinta pemuda itu kepada Raka.

Langsung saja, Raka mengeluarkan sebuah buku dari dalam jaketnya, melempar kepada pemuda itu. "Dan Ilmu ku akan segera sempurna sebentar lagi."

Tawa mereka menggema memecah keheningan malam, terdengar menakutkan.

Pemuda yang baru saja datang itu meletakkan tubuh anak perempuan yang tak sadarkan diri menuju mobil yang sudah terbuka.

Raka kemudian tersenyum melihat di dalam mobilnya sudah ada tubuh kecil yang di butuhkannya malam ini.

Dendam atas pertarungan tujuh tahun yang lalu masih membekas hingga saat ini, tak hanya kalah dalam bercinta, laki-laki yang bernama Gibran kala itu juga membuatnya sungguh tak berdaya.

Hebat, Raka mengakui kehebatan laki-laki pilihan Bunga. Kala itu ia sempat ingin Bunga kembali, namun akhirnya pula ia kalah dan kehilangan seluruh kekuatannya.

Tapi, ambisi untuk memiliki Bunga masih tetap tersimpan rapi, menikah tak membuat hatinya berpaling.

"Sebentar lagi Bunga, kau akan kembali menjadi milikku seperti dulu." ucapnya sambil mengepalkan tangannya.

"Mas Raka."

Panggil wanita berkulit putih itu keluar dari rumah itu. menghampiri Raka yang selalu kedapatan melihat langit yang tinggi ketika malam hari.

Raka menoleh wanita itu, berbalik dan tersenyum sedikit, terlepas dari rencananya untuk kembali memiliki mantan kekasihnya, dia harus memperlakukan istrinya dengan baik.

"Kau belum tidur?" tanya Raka pada istrinya yang sedang mengandung enam bulan.

"Belum Mas." jawabnya seperti biasa. Namun seperti biasa pula wanita itu selalu berpikir. 'Apa yang sedang kau pikirkan Mas Raka, sedangkan aku ada di sini. Apakah ada masa lalu yang tidak aku ketahui?'

"Kita akan kembali ke kampung halamanku." ucapnya memegang kedua belah bahu istrinya.

"Mengapa tidak menetap disini saja, bukankah lebih enak di sini dekat dengan Ibu dan Ayah Ibu ku." jawabnya menyayangkan keputusan Raka.

"Semenjak Ayah meninggal, aku jadi merindukan rumahku di sana. Aku harap kau ikut, tidak keberatan dengan keputusanku."

Sudah jelas bukan, Raka tak mau di tolak. Dewi hanya bisa menurut.

Sebenarnya, istri Raka yang bernama Dewi itu cantik sekali, tak kalah dengan Bunga mantan kekasih Raka. Hanya saja setiap wanita memiliki kecantikan yang berbeda. Jika Dewi berkulit putih dan bibir sedikit lebar dengan mata menyipit, Bunga berkulit putih bening, bibir mungil dan mata yang bening menghanyutkan.

Tapi, tak sudah rasanya jika tidak dapat memiliki Bunga mantan kekasih hati.

Di tengah malam itu.

"Raka." terdengar suara seorang kakek tua memanggil, tentu hanya dia saja yang dapat mendengarkan.

Raka segera pergi dari rumah itu menuju suatu tempat yang tampak mencekam. Sekitar Satu kilometer dari rumah kediaman Raka.

"Guru, aku datang." ucap Raka berdiri tegak di mulut goa.

"Mana anak perempuan untuk persembahan agar ilmu mu sempurna." suara laki-laki tua tersebut.

"Aku sudah membawanya Guru." jawab Raka kemudian membuka pintu bagasi mobilnya.

Tampak seorang anak perempuan sedang tertidur pingsan. Dia akan di korbankan kepada iblis wanita yang butuh energi suci dari jiwa anak-anak yang belum berdosa.

"Hahahah..." laki-laki itu tertawa senang.

"Kita mulai saja." Raka sudah tidak sabar, meletakkan gadis kecil itu dia atas batu dan mulai duduk bersila.

"Wahai penguasa kegelapan, datanglah dan terimalah persembahan dari pemuda yang menginginkan kekuatan." Laki-laki tua itu mulai berkomat-kamit membaca mantera yang sulit dimengerti.

"Datanglah... datanglah..." pintanya mengangkat dua tangannya yang menyangkut tinggi di atas kepala.

Tak lama kemudian datang angin di sertai asap tipis yang menggumpal di bawah cahaya bulan. Lama kelamaan asap tersebut berubah bentuk menjadi seorang wanita.

"Cantik." gumam Raka nyaris tak berkedip.

Wanita itu tersenyum menggoda, iblis seperti dirinya jelas tahu bahkan hanya sekedar isi hati.

"Apa yang kau bawa untukku." ucapnya kepada Raka. melangkah pelan bak putri keraton.

"Dia." jawab Raka menunjuk anak kecil yang pingsan di atas batu.

Wanita itu tertawa keras, sesekali melengking memecah kesunyian malam. Dia teramat senang malam ini, mendapat persembahan yang sempurna, juga budak yang tampan.

"Apa yang kau minta dariku?" tanya wanita itu lagi.

"Aku ingin membunuh sainganku, pemuda yang sudah merebut kekasihku tujuh tahun yang lalu." pinta Raka dengan sangat jelas.

"Hem, itu mudah sekali. Aku akan memberimu kekuatan yang sempurna, asal..!"

"Apa?" sahut Raka cepat.

"Kau bersedia menemaniku." ucapnya setengah berbisik di telinga Raka.

Senyum tipis terbit begitu saja, laki-laki mata keranjang seperti dia tak mungkin menolak sekalipun yang mengajaknya bercinta adalah iblis yang jahat.

Wanita itu menarik aura positif dari anak perempuan yang tergeletak, perlahan wajah gadis kecil itu menjadi pucat, hitam dan memutih seluruh rambutnya.

"Mari kita mulai malam panjang kita."

Wanita yang berpakaian bak putri raja itu menyerang Raka dengan tanpa memberi jeda. Bak ular yang sedang lapar, Raka hanya bisa pasrah dengan serangan yang membuatnya terlena di tengah malam itu.

*

*

*

Terimakasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan jejak, Like Favorit, komen dan Votenya ya...

Semoga sehat selalu... 😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

yamink oi

yamink oi

nyimekkkk

2023-04-25

3

MasWan

MasWan

baru lanjut kesini thor, dan diawal aja udah seru ternyata

2023-03-20

1

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Wahhh Kak Dayang ngeri bgt ada horornya...

2023-03-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!