The Little Nyonya

The Little Nyonya

Apa Benar Kau Hamil?

"Anak siapa yang kau kandung itu, Zora! Aku bahkan belum sekali pun menyentuhmu!" Alby, begitu murka ketika mendapati testpack dengan dua garis merah yang terpampang jelas.

Alby, mencengkram kuat rahang Zora. Dan menatapnya tajam penuh murka. Bak serigala yang siap menyantap mangsanya.

"Kau tidak perlu bersusah payah mencari tahu, anak siapa yang aku kandung. Kau hanya perlu ceraikan aku, By!" Zora, dengan raut wajah tak kalah murka dan emosinya, benar-benar memohon agar Alby menceraikannya.

Bukankah seharusnya Alby tak bisa memaafkan kesalahan yang dilakukan Zora! Ia sedang mengandung sekarang, sedangkan Alby merasa tidak sekali pun pernah menyentuh istri yang sudah satu tahun ia nikahi itu.

"Kau pikir aku akan melepaskanmu?" Alby justru menyeringai. "Tidak akan pernah!" Sarkasnya lalu menghempas Zora ke atas ranjang.

Memang benar, Alby sangat murka dan marah. Bahkan bersiap untuk membu**h pria yang sudah berani menyetubuhi istrinya hingga hamil.

Tapi, Alby tidak akan pernah melepaskan Zora. Tidak! Alby tidak akan membiarkan siapapun memiliki Zora.

Zora hanya akan menjadi miliknya, hingga sampai kapanpun.

Dan dia justru mengangap, selama ini mungkin ia kurang ketat mengawal Zora.

"By! Bukankah aku sudah melakukan kesalahan besar." Zora masih belum menyerah, keputusan untuk bercerai dengan Alby sudah bulat. Zora menghentikan langkah Alby yang akan keluar dari kamarnya.

Alby menghentikan langkahnya, lalu kembali berbalik menghadap ke arah Zora.

"Lantas! Apa kau sengaja melakukannya? Agar bisa terlepas dari ku?" Dengan senyuman smirk nya. Alby perlahan kembali mendekati Zora. Pun begitu dengan Zora, yang perlahan mengambil langkah mundur. Wanita itu, memang selalu menghindar dari sentuhan Alby. Ya, dari hari pertama ia resmi menjadi istri Alby. Dengan lantang ia melarang dan tidak mengizinkan Alby menyentuh tubuhnya. Alby, yang sangat mencintai istrinya itupun. Begitu patuh, ia benar-benar tidak sekali pun menyentuh Zora, bahkan sehelai rambut pun. Zora, hanya menjadi pajangan didalam istananya.

Pertanyaan terbesarnya, mengapa? Zora tidak bisa menerima Alby! Padahal pria itu nyaris sempurna.

"Aku mohon, By! Lepaskan aku." Lirihnya, tapi sekeras apa pun Alby terhadap Zora. Tidak sekalipun ia menjatuhkan air matanya di hadapan pria itu. Langkah Zora terhenti, karna terhalang tempat tidur.

"Setelah kau pijakan kakimu dirumah ini, jangan pernah bermimpi bisa keluar lagi, Zora. Camkan itu!" Alby berdengus kesal, lalu kembali mengambil langkah dan keluar dari kamar Zora.

"Kumpulkan semua pengawal." Perintah Alby pada dua orang pengawal yang menjaga pintu kamar Zora. Seiring dengan langkahnya yang terus berjalan melewati kedua pengawal itu.

"Baik, Tuan." Imbuh kedua pengawal lengkap dengan anggukan kepala.

*

Alby, duduk di singgasananya. Memperhatikan satu persatu wajah bodyguard yang ia pekerjakan untuk menjaga Zora. Total semuanya berjumlah 15 orang.

"Kau!" Tunjuk Alby pada salah seorang bodyguard. "Bukankah, kau yang paling bertanggung jawab dalam pengawasan Zora!" Lanjutnya.

Pria yang sedang di tunjuk Alby. Adalah kepala bodyguard, ia yang selalu berada disamping Zora. Bahkan kemanapun Zora pergi, ketika bertemu dengan keluarganya sekali pun, Rein harus tetap berdiri disamping Zora. Tak pernah sekalipun Zora terlepas dari pandangannya.

"Iya, Tuan." Rein menunduk. Tentu saja, ia yang akan disalahkan dengan kejadian ini. Tapi, bahkan Rein sekalipun tidak menyangka kejadian seperti ini bisa terjadi. Padahal, Zora tak pernah terlihat dekat dengan pria manapun. Atau pergi ke tempat yang mencurigakan. Kalaupun Zora keluar, atau masuk ke suatu tempat. Kecuali Toilet dan kamar pribadi, Rein akan selalu berada disampingnya.

"Kau yang bertanggung jawab untuk mencari tahu, siapa pria itu. Bawa dia kehadapan ku dalam keadaan hidup atau pun mati! Kalau kau tak bisa menemukannya, nyawamu sebagai gantinya!" Perintah Alby.

"Baik, Tuan." Rein mengangguk, tanpa berani menatapnya.

Alby, meninggalkan ruangan itu dengan kesal dan berang. Setelah kepergiannya, satu ruangan itu jadi riuh. Mereka benar-benar bingung, "Bagaimana bisa? Bukankah kita sudah menjaga Nona Muda dengan sangat ketat!" Imbuh salah seorang bodyguard disana. Yang lainnya pun ikut menyahut.

Hanya Rein, yang terdiam seorang diri disana. Setelahnya langsung mengambil langkah menuju kamar Zora dengan tergesa-gesa.

Ini antara hidup dan matinya, tentu saja ia harus segera mencari tahu. Alby, bukan orang yang berucap tanpa bertindak.

Jika ia sudah mengatakan A, maka ia akan melakukannya.

Rein, mengetuk pintu kamar Zora.

"Nona, ini aku." Imbuhnya, ketika tak ada jawaban dari dalam sana.

Setelah mendengar jika yang mengetuk pintu itu Rein, Zora bangkit dari tempat tidur dan segera membuka pintu.

"Apa benar kau, hamil?" Tanya Rein, langsung ketika Zora membuka pintu kamarnya.

Zora menghela nafas dalam. "Apa yang ia perintahkan kali ini?" Tanyanya pada Rein. Keduanya memang tampak akrab, sekitar 6 bulan yang lalu. Karena suatu kejadian, akhirnya membuat Zora dan Rein memutuskan untuk berteman. Pertemanan yang terjalin tampa sepengetahuan siapapun, termasuk Alby!

"Tuan menyuruhku mencari pria yang sudah menghamilimu!" Pungkas Rein.

Zora menyeringai, lalu mengalihkan pandangan matanya. "Lalu?" Tanya nya kemudian.

"Jika aku tidak menemukannya, nyawaku jadi taruhannya." Sarkas Rein, melanjutkan.

"Dia benar benar gila!" Zora, tampak kembali serius setelah mendengar kalimat yang diucapkan Rein.

"Jadi bagaimana menurutmu? Apa aku harus menemukan pria itu?" Tanya Rein tampak benar benar serius.

"Memangnya apa yang akan di lakukannya, apa dia akan membunuhnya?" Tebak Zora.

"Tentu saja!"

Zora kembali terkekeh. "Kau tidak akan bisa menemukannya!" Zora kembali menutup pintu kamarnya, wajahnya berubah tampak kesal. Meninggalkan Rein dengan beribu pertanyaan di benaknya. Dan rasa penasaran yang luar biasa, bagaimana tidak. Rein bahkan orang yang paling dekat dengannya saat ini saja tidak tahu, dengan siapa Zora hamil. Tidak! bagaimana bisa ia hamil. Sedangkan ia tak pernah luput dari pengawasan Rein.

"Ternyata kau disini!" Suara itu, mengalihkan pandangan Rein dengan cepat.

Rein berbalik, menghadap ke arah James pria yang tak lain adalah seniornya. Sekaligus orang yang sudah menawarkan pekerjaan bodyguard ini padanya.

"Bisa kita bicara di luar?" Ujar James, karena kedua bodyguard penjaga pintu kamar Zora sudah kembali ke tempatnya.

"Tentu.." Jawab Rein, setelahnya mengikuti langkah James menuju arah tangga. Untuk turun dari lantai dua, keduanya pun berakhir di taman belakang.

"Apa kau benar benar tidak tahu, siapa pria yang sudah menghamili Nona Muda?" Tanya James langsung to the point.

"Jika aku tahu, aku pasti sudah langsung memberitahukannya pada Tuan Alby." Imbuh Rein, sambil menyodorkan rokok ke arah James.

James menerima kotak rokok yang di sodorkan Rein, mengeluarkan sebatang rokok. Lalu menyodorkan kotak rokok itu kembali pada Rein.

"Apa menurutmu itu bisa terjadi? Padahal kalian sudah mengawal Nona Muda dengan sangat ketat."

Rein menunduk, lalu menghembuskan asap rokoknya. "Entahlah, aku tidak bisa menjamin kemungkinannya. Aku hanya perlu mencari tahunya sekarang."

Kedua pria itu, memang tidak berada dalam satu tim. James, adalah supir pribadi Alby. Sedangkan Rein, selain kepala bodyguard di timnya, ia juga merangkap menjadi supir pribadi Zora.

Alby dan Zora. Masing masing memiliki bodyguard yang berbeda. Selain di kawal oleh bodyguard, Zora juga dilayani oleh 25 pelayan wanita. Yang masing masing punya bagiannya tersendiri.

*

Tok!Tok!

"Tuan, bagaimana dengan perjalanan bisnis Anda malam ini?" Tanya James.

Alby, menoleh. "Siapkan keberangkatannya." Sarkasnya, dengan raut wajah tak biasa.

"Baik, Tuan." Imbuh James setelahnya ia langsung keluar dari ruangan itu. Dan menghubungi sekretaris Alby, untuk mempersiapkan Helikopter sebagai transportasi perjalanan bisnis Alby.

Pria yang gila kerja itu, tidak akan membiarkan masalah apapun menjadi penghalang dalam pekerjaannya. Ia masih bisa bekerja walaupun rasanya hati dan kepalanya akan pecah memikirkan teka teki, ulah dari istrinya.

*

"Haruskah aku melarikan diri?" Gumam Zora, yang sedari tadi terus saja mondar mandir didalam kamarnya. Apalagi dengan Rein yang berada di pihaknya, Zora yakin dia pasti akan berhasil kali ini.

"Ya, tentu saja aku bisa melakukannya. Aku harus menghubungi Rein sekarang." Zora begitu bersemangat, dan langsung mencari keberadaan ponselnya. Ia tak bisa langsung menerobos keluar, Alby pasti sudah memperketat pengawalan.

Seseorang membuka pintu kamar Zora dengan tergesa.

Zora menoleh dengan cepat, kebetulan sekali tiba tiba orang yang ia cari justru muncul di hadapannya.

"Zora!" Lirih Rein dengan ekspresi wajah tak biasa. "Tuan Alby mengalami kecelakaan." Lanjut Rein, membuat ponsel yang berada di tangan Zora jatuh seketika.

"A-apa katamu!" Zora terbata.

"Dan," Kalimat Rein menggantung.

Degup jantung Zora langsung berubah cepat. Seakan ia bisa menebaknya.

"Tuan meninggal." Lanjut Rein.

Zora justru menyeringai tak percaya, "Tidak mungkin! Katakan itu hanya lelucon, Rein!" Pinta Zora.

Bagaimana mungkin itu bisa terjadi, hanya berselang setelah 2 jam setelah mereka bertikai hebat.

Next >>>

Terpopuler

Comments

Khalisa

Khalisa

Baruu nemu cerita sekeren ini, lope2 autor ❤😍

2023-07-17

5

Any

Any

Apa jangan jangan anak Rein yaa 🤔

2023-07-06

4

Any

Any

Kayaknya cinta banget Alby, sama Zora yaa

2023-07-06

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!