"Bukankah katamu yang berada didalam helikopter itu Alby." Berang Haris sambil menarik kerah baju seorang pria, yang sengaja ia bayar untuk mencari informasi tentang kecelakaan itu.
"Te-tentu saja, aku bahkan melihat dengan mataku sendiri mayat yang diidentifikasi saat kecelakaan helikopter itu. Lagi pula, kedua penumpang yang ditemukan itu dalam keadaan tewas bukan." Pria itu terbata. Melihat kemarahan Haris membuat ia menciut ketakutan, Haris terlihat sangat marah, wajahnya bahkan sampai merah padam saking emosinya.
"Lalu siapa pria yang aku lihat barusan!" Gumam Haris sambil mendorong dengan kasar pria itu.
"Maksud Anda?" Tanya pria bayaran itu bingung.
Haris tak menjawab, ia hanya sibuk dengan pikirannya sendiri.
*
Pulang dalam keadaan lelah, Zora tampak memijat pundaknya yang terasa sakit. Sedangkan Alby, hanya berjalan di belakang Zora sambil terus memperhatikan wanita itu.
"Tuan, Nona Ara menitip ini untuk Tuan." Imbuh salah seorang pelayan, yang datang menghampiri sesaat setelah Alby dan Zora masuk kedalam rumah. Zora juga ikut menghentikan langkahnya, lalu berbalik menghadap ke belakang, dimana Alby sedang membuka selembar kertas yang terlipat dan membacanya.
"Kak, aku bersyukur akhirnya kau bisa kembali pada keluargamu. Dan aku harap, ingatanmu bisa segera kembali. Dan aku rasa, tidak pantas rasanya aku tetap berada disini. Lagi pula, disini tidak ada yang bisa aku perbuat. Aku pulang saja, Ayah pasti membutuhkan bantuanku dikampung."
Begitulah isi dari surat yang dituliskan Ara.
Alby masih termenung ditempat ia berdiri, mengapa Ara pulang secepat itu? Padahal sebelumnya ia sangat bersikeras untuk ikut.
"Ada apa?" Tanya Zora akhirnya, lalu melangkah mendekati Alby.
"Ara sudah pulang ke rumahnya." Jawab Alby, lalu kembali melipat kertas itu.
"Mungkin ia merasa tidak nyaman berada disini." Imbuh Zora, yang menyadari sepertinya Alby menyayangkan keputusan Ara itu.
"Hanya saja, aku merasa belum sempat membalas budi baik mereka padaku." Alby menunduk.
Zora meraih tangan Alby, menggenggamnya lembut. "Kau pasti akan punya kesempatan untuk melakukan itu, tidak sekarang mungkin nanti." Zora meyakinkan. "Kita bisa pergi bersama untuk berkunjung ke sana, sekaligus aku juga ingin mengucapkan terimakasih kepada orang tua Ara." Lanjut Zora.
"Ide bagus." Alby tersenyum setelah menghela napas dalam. "Kau lelah? Ingin aku pijat?" Tawar Alby, diluar dugaan.
Zora mengangguk, lalu membalas senyuman Alby.
"Bisa kau tundukkan tatapan itu!" Bisik James pada Rein, yang melihat pemandangan di hadapannya dengan ekspresi tak biasa.
"Mengapa?" Tanya Rein, yang masih memandang ke arah Alby dan Zora yang sedang berjalan menuju kamar.
"Ch! Kau tak berhak memiliki tatapan itu pada majikanmu." James mengingatkan, status yang kini dimiliki mereka. Tampaknya, James menyadari perasaan yang disimpan Rein pada Zora.
"Menurutmu begitu?" Tanya Rein dengan sudut bibirnya terangkat.
"Tentu saja, jangan bilang kau berniat merebut wanitanya Tuan." James terkekeh, tentu saja kalimat itu di ucapkan James untuk bergurai.
"Kita lihat saja!" Balas Rein, tampak serius lalu meninggalkan James disana.
James menatap punggung Rein yang berlalu dari sana, dengan ekspresi kagetnya setelah mendengar jawaban tak terduga dari Rein. "Kau gila jika sampai melakukan hal bodoh itu." Gumam James.
*
"Aku akan mandi dulu." Imbuh Zora setelah masuk kedalam kamar, melepaskan genggaman tangan Alby yang sedari tadi menggandengnya. Membuka jas dan melemparnya ke atas tempat tidur beserta dengan sling bagnya. Setelahnya ia melangkah masuk kedalam kamar mandi.
Alby yang tadi nya sempat terhenti langkahnya, kembali mengambil langkah. Meraih jas dan sling bag Zora lalu meletakkannya ditempat yang seharusnya. Alby juga membereskan beberapa barang Zora yang tampak berantakan di atas meja rias. Pria itu, memang paling tak bisa melihat barang - barang berantakan. Setelah selesai ia mengedarkan pandangannya, melihat sekeliling, ini pertama kalinya ia masuk kedalam kamar Zora setelah kembali ke kediaman itu dalam keadaan lupa ingatan.
Lalu, pandangannya tertuju ke arah foto pernikahan dirinya dan Zora. Cukup menarik perhatiannya, ketika ia memandangi wajah Zora yang tak tampak bahagia didalam foto itu. Bisa dilihat dengan jelas, Zora tampak murung dalam foto pernikahannya, berbeda jauh dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh Alby didalam foto itu.
"Apa ia terpaksa menikah denganku?" Gumam Alby, dengan tatapan masih tertuju ke arah foto pernikahan mereka.
"Apa itu mengusikmu?" Pertanyaan itu langsung mengalihkan pandangan Alby.
Zora melangkah mendekati Alby, masih dengan menggunakan handuk kimononya. Ia berdiri tepat di hadapan Alby.
"Terlepas dari bagaimana kita memulai pernikahan kita, bukankah yang penting hingga sampai detik ini kita masih bersama." Imbuh Zora, dengan tatapan dalam menatap netra Alby. Mencoba meyakinkan, bahwa kini ia juga memiliki perasaan yang sama dengan apa yang dirasakan Alby padanya.
Zora melangkah lebih dekat, memegang lembut wajah Alby dan memperhatikan setiap incinya. Entah mengapa tiba tiba saja ia menjadi egois, berharap ingatan Alby tak kembali selamanya. Zora tak ingin, kedamaian yang terjadi kini, kembali sirna.
Perlahan Zora mendekatkan wajahnya, semakin dekat hingga tak ada jarak di antara keduanya. Namun, dengan cepat Alby menoleh. "Kau ingin aku pijat sekarang?" Tampaknya Alby sedang menghindar, ia melangkah ke arah meja rias. Lalu mengambil body lotion, "Boleh aku menggunakan ini?" Tanya Alby kemudian.
"Em!" Zora mengangguk, lalu juga ikut mengambil langkah dan duduk di pinggir tempat tidur.
Alby naik ke atas ranjang, duduk tepat dibelakang Zora. Lalu menarik tali kimono Zora dan membuka kimononya setengah, memperlihatkan tengkuk hingga punggung Zora yang putih dan mulus.
Zora, sepertinya tak bisa mengalihkan pandangan matanya dari wajah Alby, yang terpantul dari cermin meja rias yang berada tepat di hadapan mereka.
Hingga sebuah kecupan mendarat di area tengkuk Zora, membuat Zora sontak menaikkan kedua bahunya karena geli. Melihat itu, Alby tersenyum dan dengan sengaja kembali mencium leher Zora.
"By, geli." Rintih Zora, diiringi dengan tawa kecilnya.
"Benarkah?" Tanya Alby, setelahnya memeluk Zora dari belakang. "Lalu bagaimana dengan ini?" Alby membenamkan wajahnya ke leher Zora, melumat lembut leher jenjang itu, tetap tak melepaskannya walaupun Zora sudah merintih dan menggeliat karena geli dan mencoba melepaskan diri.
Alby ikut tertawa dibuatnya, ketika Zora bersikeras melepaskan diri sambil menjerit jerit kegelian.
Zora berhasil melepaskan diri, lalu berdiri sambil menaikkan kimononya yang hampir terlepas sepenuhnya.
Alby menelan salivanya ketika lekuk tubuh Zora tempak tetap sexy walaupun perutnya agak membuncit.
"Kau sengaja melakukannya?" Ujar Zora penuh penekanan.
"Maaf, aku tidak tahu kau bisa segeli itu." Alby tersenyum, lalu merebahkan tubuhnya ke atas ranjang dengan kedua tangan di lipat kebelakang kepala.
Zora menggigit bibir bawahnya, tidak adil jika ia tidak balas dendam.
Zora naik ke atas ranjang, duduk menindih Alby. Lalu mengelitiknya di area pinggang.
Kini giliran Alby yang terkekeh dan menjerit kegelian. Zora tertawa puas melihat Alby yang terus meronta. "Rasakan ini." Imbuh Zora, lalu ikut terkekeh.
Sedangkan kedua pengawal yang berjaga di depan pintu sampai senyum senyum sendiri di buatnya ketika mendengar suara yang berasal dari kamar itu.
"Aww.." Pekik Zora kemudian, sambil memegang perutnya.
"Ada apa?" Alby langsung tampak panik, dan ikut memegang perut Zora.
"Hanya kram." Zora mengatur nafasnya, agar rasa sakit itu bisa berkurang.
Alby menuntun Zora agar berbaring, "Mau ke dokter?" Tawar Alby, lalu mengelus elus punggung Zora yang berbaring menyamping.
"Tidak, rasa sakitnya akan menghilang sendiri." Imbuh Zora, lalu memejamkan matanya. Ia sedang menahan rasa sakit itu.
Alby menarik selimut, menyelimuti tubuh Zora. Lalu mengecup puncak kepala Zora.
Zora meraih tangan Alby, "Tidurlah disini malam ini." Pinta Zora, ketika Alby hendak turun dari ranjang.
"Tentu.." Alby setuju, lalu ikut berbaring setelahnya, mengangkat kepala Zora dan meletakkannya di atas lengannya.
"Nyaman sekali," Imbuh Zora lalu membalas pelukan Alby.
Next ✔️
^^^Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disetiap babnya yaa readerssss.. ^^^
Your support means a lot 🫰
Like✅
Komen✅
Vote✅
Gift✅
Tap 💓✅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Amalia Khaer
mngkin zora bisa belajar mncintai Alby dgn adanya Jessie
2023-03-21
3