Pernikahan Tak Sempurna
Hari Bahagia Jinie dan Ran.
Keluarga Kimie dan keluarga besar Ang sampai pada hari upacara pernikahan kedua putra dan putri mereka.
Putra nomor dua dari keluarga Kimie yang akan mempersunting putri nomor pertama dari keluarga Ran.
Saat ini mereka telah berkumpul disebuah rumah peristirahatan milik keluarga Ang, disebuah kaki bukit di Selatan.
Rumah nyaman dan asri yang kerap dipakai untuk beristirahat oleh keluarga Ang itu, memiliki sebuah taman yang sangat cantik dan indah.
Ini adalah tempat untuk prosesi pernikahan. Sedangkan resepsi sendiri akan diadakan disebuah gedung megah milik keluarga ningrat.
Hara sendiri yang menawarkan gedung tersebut sebagai hadiah pernikahan untuk kedua mempelai, Jinie hanya terkekeh geli saat merasa pernikahannya seperti ajang endorse bagi para sahabat mereka.
Seperti pakaian pernikahan yang disediakan gratis oleh sahabat sesama desainer Ran.
Tiket bulan madu ke New York, yang lagi-lagi dipersiapkan oleh Hara, sahabat Jinie sekaligus pemilik dekor wedding.
Taman disisi kanan Villa kecil itu sudah dihiasi dengan sangat cantik nan indah. Ada ribuan bunga-bunga cantik berwarna putih sebagai dekorasi beserta pita-pita putih.
Tema dekorasinya adalah Beautifui in White.
Seperti Ran yang memakai gaun putih panjang menjulang, dengan mahkota bunga cantik berwarna putih dan pink diatas kepalanya.
Membuat wajahnya tak hanya manis tapi juga terlihat sangat cantik.
Jinie terlihat serasi bersama sang suami, dimana Ran juga mengenakan pakaian putih putih.
Mereka para wanita sudah kompak dalam acara pernikahan ini, akan mengenakan pakaian putih-putih.
Sedangkan para laki seragam dengan Ran berwarna hitam.
Jinie merona malu, ia ingat dengan hari pernikahannya dan Ran di Kanada, ia merajuk tidak mau keluar sama sekali dari ruangan kamar rias tersebut.
Jinie dan Ran memang sama-sama menolak saat itu, makanya Jinie melakukan aksi ngambek diruang rias.
Papanya bahkan harus menggendongnya sampai didepan ruang pernikahan.
Ran terkekeh mengingat semua itu, itu hal yang sangat memalukan bagi Ran selama hidupnya, malah sekarang Jinie sudah mencintai sang suami tampannya itu.
"Aihhh, Appa jangan mengungkit masa lalu, itu sangat tidak baik, Appa!" ucap Jinie, seraya merangkul lengan sang suami tampannya tersehut.
Ran mengusak rambut sang istri dan mengecup pucuk kepala sikecil itu. Membuat Jinie terkekeh kecil.
Disisi yang lain nampak, Ros dan Kris asyik dengan dunia mereka sendiri, ia adalah adik adik Ran yang saat ini melihat kemesraan pengantin muda.
"Appa, nanti selepas SHS apa kita kuliah dulu atau langsung menikah saja ya?"
Pertanyaan Ros tersebut membuat Kris tersipu malu.
"Apa kau bersedia menikah denganku baby?" tanya Kris, dengan bersemangat.
"Jika Appa melamarku, maka aku mau menikah denganmu, tapi jika tidak, mungkin aku bisa memikirkan menerima lamaran orang lain atau aku yang akan melamar seseorang!"
Smirk Ros membuat Kris bergidik ngeri, Kris masih tidak menyangka dengan kelakuan sang kekasihnya itu hanya karena sang kakak baru saja menikah beberapa belasan jam lalu.
"No baby, aku akan segera magang di perusahaan Papa sembari kuliah, aku akan berusaha menjadi mapan dahulu seperti kak Ran dan Jinie, agar aku bisa memilikimu seutuhnya dan hidup kita sejahtera!"
Jawaban Kris membuat wajah Ros bersemu merah. Semu merah yang sangat jarang mampir di wajah manis si cantik tsundere tersebut.
"Akhirnya kita berdua menjadi ipar sungguhan Nena ya, ah aku sangat bahagia sekali dan masih tidak menyangka dengan hari ini!"
Kedua ibu paruh baya yang terdiri dari ibu mertua dan besan tersenyum sampai kedua matanya menyipit.
"Ne, aku juga tak kusangka jika Ran ku akan jatuh cinta pada semanis Jinie, mereka terlihat sangat serasi sekali!" ucap Yeo ibu Jinie.
"Ah ya Nena ya, dimana Anna?" tanya Yeo.
"Anna harus meminta ijin kesekolah nya terlebih dahulu, sebab hari ini sebenarnya mereka ada latihan drama, jadi Daddy nya mengantarkan kesana terlebih dahulu," jawab Nena.
Lalu kedua wanita cantik tersebut terlibat obrolan panjang, selagi menunggu sang mempelai satunya keluar dari dalam villa.
Ada Hara yang juga baru tiba ditempat tersebut, mencari teman-temannya dan menemukan Kris dan yang lain duduk di bangku disudut kiri taman.
"Ah, kalian disini, dimana yang lainnya?" tanya Hara, sambil celingukan.
"Di ruang rias." ujar Kris pada Hara, sahabat Jinie.
Hingga pernikahan sempurna yang di idamkan Jinie saat ini benar benar keren dan sangat terlihat mewah, dimana jika di bayangkan terkesan mirip film luar yang romantis dan bak ratu dan raja yang sempurna.
Di luar Villa.
Pak Kimie baru saja sampai ditempat pemberkatan Nikah bersama putri pertamanya, sedangkan anak keduanya dirumah keluar.
Saat akan melangkah memasuki halaman, tiba-tiba ponsel pria tampan berdarah Inggris korea tersebut berbunyi.
"Anna. Daddy harus menerima telepon, kau masuk saja kedalam cari Mommy okay!"
Ucap pria tampan itu pada sang anak yang tampak mengangguk paham tersebut. Bocah manis yang sudah duduk dibangku sekolah dasar Grade 4 tersebut, segera melangkah menjauhi sang ayah, yang sudah asyik berbicara ditelepon. Mencari sang kakak padahal ia disuruh mencari Sang mama, dimana Anna sangat dekat pada kak Jinie.
Disisi lain.
Jinie berdecak sangat kesal.
Seharusnya ia meminta sopir pribadinya tadi mengantarkan masuk sampai kedalam.
Tak mengira jika jalan memasuki halaman samping villa ini cukup menanjak dan ada sebuah gundukan ditengah jalan.
Jinie memang sudah mampu berdiri sendiri, tapi untuk berjalan kedua kakinya masih belum kuat.
Maka saat kedua tangannya tak mampu menahan lagi, kursi rodanya berputar mundur kebelakang.
Jinie nyaris turun dari kursi rodanya, saat tiba-tiba kursinya berhenti mundur kebelakang dan terdorong maju kembali ke depan.
"Kenapa kak Jinie tidak minta bantuan orang lain?"
Sebuah suara cempreng, tapi lembut terdengar disisi telinga Jinie.
Menoleh ke sisi kanannya dan mendapatkan wajah imut nan cantik seorang anak kecil.
Wajahnya terlihat tidak seperti anak orang Korea kebanyakan, karena ia blasteran mirip sang dady.
"Anna .. kenapa kamu disini, ini itu tempat rahasia. Kelak kamu akan tahu nanti setelah dewasa, aku tidak boleh memberitahumu kenapa aku tidak meminta bantuan siapapun."
Penampilannya sangat elegan dan cantik dengan gaun berwarna serba putih, ia terus mendorong kursi, Jinie sampai kedalam areal taman, yang sudah didekorasi dengan indah dan cantik dengan bunga serba putih.
Anna yang melihat tempat acara pernikahan itu, sangat takjub dengan dekorasi yang menurutnya sangat indah dan sempurna ini.
Anna sangat yakin, pasti dekorasi acara ini pasti usulan dari Ran dan kak Jinie.
"Kak, dekornya indah sekali. Inikah yang kakak bilang pernikahan sempurna?" tanya bocah itu membuat Jinie malu.
Sedangkan Jinie memang mereka sudah menyerahkan masalah dekorasi seperti ini dengan sang kekasihnya pada Hara dan tidak lama sudah menjadi istri sahnya tersebut.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments