Dari tempat ini Ran dan Jinie bisa melihat hamparan laut Dubai yang sangat luas dan indah itu, membuat mereka berdua bersyukur bisa bulan madu di tempat yang sangat menakjubkan ini.
Greppp.
Jinie sempat tersentak saat lengan kekar sang suami melingkar tepat di pinggang ramping miliknya itu dan Ran berusaha menetralkan detak jantung yang mulai memompa sangat kencang, di saat sudah mendingan ia mulai menyadarkan kepalanya di bidang milik suaminya itu.
Jinie memejamkan matanya menikmati udara segar menerpa wajah manisnya itu dan menghela nafas begitu panjang menikmati malam hari bersama suami tercintanya walaupun detak jantungnya mulai kambuh lagi.
Ran juga bisa merasakan hembusan nafas hangat milik suami tampannya itu dan terasa sangat hangat dekat berada di belakang telinganya.
Jinie sangat tau sekali dengan apa yang di inginkan suami tercintanya itu dan membiarkan sang suami untuk memulainya terlebih dahulu.
Ran memulai aksinya saat melihat sang istri baik-baik saja dengan perbuatannya dan membuat ia mengendus tengkuk Jinie sampai ceruk leher sang istri.
Jinie hanya pasrah saat Ran Oppa sudah mulai beraksi dan membuat si pemilik leher hanya bisa menikmati dan mengeluarkan suara-suara erotis begitu lembut dan enak di dengar di telinga Ran.
Jinie refleks mendongak leher jenjang putihnya tersebut dan membuat Ran sangat leluasa dengan aksinya itu.
Ran yang melihat reaksi sang istri seperti itu membuat darah Ran berdesir hebat dan membuatnya tidak bisa menahan lebih lama lagi.
Ran mulai membuka gaun milik sang istrinya dengan sangat lembut membuat, Jinie lebih tenang dan menikmati setiap aksi yang di lakukan suaminya itu.
Setelah selesai dengan gaun milik Ran yang begitu mewah dan indah, langsung menarik dagu Ran sampai dagu lancipnya tersebut menolah menyamping dan bertemu dengan bibir sang suami, hanya ada kecupan lembut yang di berikan Ran untuk sang istri mungil nan imutnya itu.
Kecupan lembut itu berakhir dan berubah menjadi kecupan penuh nafsu dan menuntut, Jinie hanya pasrah saat bibir mungilnya itu di babat habis oleh sang suami dan Ran berusaha mengimbangi kecupan itu.
Dari dulu Jinie tidak pernah bersentuhan dengan pria mana pun itu, walaupun jaman sekolah ia begitu populer banyak di gandrungi wanita-wanita cantik maupun yang kekurangan bahan, tapi, Ran tidak pernah meliriknya sedikitpun sehingga bisa mendapatkan pendamping yang sangat sempurna di matanya itu.
Jinie dalah wanita pertama dalam hidupnya, rekor playboynya hanya sekedar gunta ganti pasangan saja, tanpa ada melakukan hal yang lebih sebagai mana pasangan suami istri seperti sekarang bersama istri tercintanya.
Tapi instingnya membawanya ke sebuah pusaran gairah tak terbendung dan membuat sebuah naluri dewasa yang secara membabi buta, membuatnya menjelma menjadi suami yang sang pro dalam urusan seperti ini.
Membalikkan tubuh ramping Jinie itu menghadap dirinya dan mendorong pelan punggung Ran bersandar pada tembok balkon.
Jinie mengecup kembali leher mulus itu dan membuat sang pasangan hidup hanya bisa pasrah dan memasang wajah pasrah tanpa ada penolakan sedikitpun.
"Jinie aku akan melakukannya!"
"Iya Ran oppa."
Jinie menutup mata, karena telisik jari jemari Ran, sudah mendalam membuatnya tak tahan dengan kegilaan dan desis suara yang benar benar gila dalam beberapa jam kemudian.
Dimana on gemuruh Ran, mengangkat kedua kaki Jinie, dan hal itu membuat suara Jinie berdesis kegelian tak bisa ia tahan, apalagi jambakan rambut Ran, membuat Ran puas, dimana ia membuat Jinie lemas berkali kali.
Hingga setelahnya, Ran segera mengangkat Jinie ke sofa, saling mengeringkan dengan handuk, bukan tanpa alasan saat Jinie telah tiduran, ia membuka lagi kaki Jinie agar ia nikmati dengan uluran lidah permainan, berusaha agar Jinie lemas dan saat ia menancapkan tidak terlalu perih.
Hingga beberapa puluh menit kemudian, Jinie yang telah berkeringat dan Ran sudah kembali memainkan gundukan Jinie, hingga bisikan Ran membuat Jinie menatap intesn.
"Bayangkan hal manis, jangan tegang Jinie sayang! Aku .."
Ah .. Auuw, hah!
Ah ..
Ah ..
Kembali lagi dimana suara Ran dan Jinie, akan pacuan Ran yang gila dan panas, seolah Jinie terbakar seluruh banyak rasa, dan sudah bersamaan membuat air mata Jinie pecah, dimana ketegangan saat Ran menggoyangkan. Luar biasa sulitnya memasuki, hingga berkali kali, dan benar saja.
Dup.
Amat dalam, membuat Ran merasakan kesempitan yang tak terhingga, memainkan pelan dan pelan, sakin enaknya ia buas membuat Jinie berteriak dengan rasa bercampur.
"Jinie maaf, tapi ini rasanya enak sekali. Nikmat sekali sayang, maaf aku harus membuatmu terlalu sakit!"
"Oppa sakit, tapi sakit nya aku ingin nagih."
Ah.
Dimana mereka melakukan hal semestinya, dan benar benar suara tak tahan dimana keduanya semakin syahdu acara setelah pernikahan hingga liburan ini berhasil.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments