Jinie merangkul pundak remaja yang mulai hampir menyamai tingginya tersebut dan mengusap kepala Cloe dengan sangat gemas.
"Nona bersiaplah, aku dan Cloe sangat yakin bahwa Ran, pasti sangat ganas setara dengan suami Cloe dan mereka bukan tipe yang sabar menunggu, hati-hati dengan singa yang di kasih kesempatan pasti langsung di mangsanya," ujar Lisa, sambil menutup mulutnya menahan tawa dan memandang Cloe sahabatnya.
Cloe dan yang lainnya langsung melongo dan tidak percaya dengan ucapan Lisa barusan dan membuat tunangan Lisa hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan tunangannya sendiri.
Ketiga pria saling tatap satu sama lainnya dan entah apa yang mereka bertiga dalam pikirannya masing-masing hanya mereka bertigalah yang tau.
Cloe terlihat cuek saja selanjutnya dan memeluk tubuh Jinie nona begitu erat seperti takut kehilangan dan sedikit berbincang dan mengabaikan lainnya.
"Nona, gimana menjadi pengantin hari ini?" tanya Cloe, begitu polos di hadapan Jinie dan Lisa.
"Astaga, padahal di sini yang sudah menikah lebih dulu itu kamu, kenapa malah nanya sama aku," jawab Ran, mencubit hidung Cloe begitu gemas.
"Tauh tuh ada-ada aja Cloe, padahal yang udah nikah duluan dia, kenapa malah nanya balik?" ujar Lisa, meledek Cloe terlihat wajahnya mulai masam dan cemberut. Sementara Jinie hanya tersenyum tanpa suara, dimana sahabat dan keluarganya meriah pada pernikahannya saat ini.
Membuat Lisa dan Jinie hanya terkekeh geli melihat calon ibu yang sedang ngambek dan memalingkan wajahnya dari mereka berdua.
Cloe berlalu meninggalkan dua wanita berbeda umur itu dan menghampiri Hara sedang memandang Jung yang sedang duduk bersama dua orang wanita tak di kenalnya dan Hara memandangi sebuah objek di depan sana sekitar lima meter dari tempat sekarang.
"Oppa, kenapa memandangi Jung seperti itu? Ahhhh, jangan-jangan Oppa mulai suka dan jatuh cinta dengan Jung ya?" ujar Cloe, mengagetkan dengan kehadirannya dan menunjukkan jari telunjuknya menyentuh pipi Hara
"Astaga, ibu hamil jahil sekali, sangat tidak sopan Cloe!"
Hara menangkap jari telunjuk Cloe yang menyentuh pipinya tepat di depan wajahnya dan mengambil jari telunjuk tersebut itu dan membawanya semakin dekat.
Chuuuuuuuuuuuuup.
Hara mencium jari telunjuk Cloe itu saat mendengar suara deheman dari belakang.
Ehmmmmm.
Akhemmmmm.
"Hara ya, kau tidak berniat untuk menggoda istriku yang sedang mengandung anakku dan pergi-pergi dari sini!"
Arse menatap Hara dengan wajah andalannya yaitu datar sekaligus dingin dan berdiri santai di antara mereka berdua.
Cloe melihat suaminya yang tiba-tiba muncul langsung menghampirinya dan merangkul lengan kekar begitu manja dan erat.
"Aishhhh, mengganggu saja kau ini tuan datar," ujar Hara, sedikit mengomeli suami dari Cloe yang menggangu momentnya itu.
"Astaga, kau itu harus sadar dan tidak sebaiknya membuat moment dengan milik orang lain dan yang benar saja kau ini?" jawab Arsen, menyaut perkataan Hara yang tidak benar itu.
Hara memandang malas dan mencibir dengan kedatangan suami dari Cloe itu, sedangkan Arse menarik pelan lengan istrinya dengan lembut, bergegas pergi dari tempat ini dan meninggalkan Hara seorang diri.
"Ayo sayang, lebih baik kita tinggalkan saja Hara single dan penuh kesepian, salah sendiri jadi orang tidak peka-peka!" ujar Arse, menyindir pria yang sedikit lebih tua darinya dan supaya sadar untuk membuka matanya itu.
Hara menatap malas dan jengkel pada pria muda di sampingnya dan sekaligus rekan bisnisnya itu, menendang kakinya dengan angin kosong.
Lagi-lagi mata Hara tertumpu pada orang di depannya yang terlihat manis dan sempurna di matanya, berpakaian serba biru yang sekarang sedang asik berbincang-bincang sekaligus berfoto riya dengan para gadis dan pria.
Jung?
***
Malam hari sebuah resepsi pernikahan Jinie dan Ran di adakan di sebuah hotel bintang lima dan gedung aula yang begitu mewah milik Hara di kawasan elite di salah satu kota Seoul.
Tamu undangan begitu banyak bukan berasal dari kerabat maupun keluarga, semua pasangan dan para sahabat berkumpul mendatangi pernikahan Jinie dan Ran begitu megah dan sakral.
Hara berdiri di sisi Rose dan Jin yang masih menggunakan kursi roda setelah mendapatkan bantuan dari Anastasya.
Arse menghampiri merek bertiga sekaligus mengandeng tangan istrinya yang sedang mengandung itu dan menatap sejenak sebelum mengulurkan tangan kanannya dan sedikit heran di tatap oleh Yin, manakala Cloe menganggukkan kepalanya dan menyuruh Yin Oppa menerima jabatan dari suaminya itu.
Maka tak ada pilihan Yin menerima jabatan dari suami Cloe dengan baik terasa hangat tersebut.
"Nah begitukan enak lihatnya," ujar Rose, tersenyum lebar melihat Yin dan Arse Oppa berbaikan dan saling berjabatan tangan.
Sedangkan Cloe melihat suaminya dan Yin Oppa seperti ini, membuat hatinya sedikit lega dan tersenyum senang karena masalah kemarin telah selesai dan sudah mulai berbaikan.
"Mulai sekarang kita harus membuka lembaran baru dan Yin, dalam hidupku tidak pernah menyesal telah membuatmu seperti ini dan aku tidak akan pernah meminta maaf sudah membuatmu masuk rumah sakit dan memakai kursi roda seperti ini! ujar Arse, dengan wajah datar dan terdengar sangat angkuh.
Cloe yang mendengar ucapan suaminya itu dan mencubit perut sixpack suaminya walaupun tidak terasa apa-apa.
Yin dan yang lainnya terkekeh mendengar perkataan Arse barusan dan beda dengan ibu hamil wajahnya di tekuk sambil cemberut.
Mereka berempat sangat tau karakter seorang Arse dan ia sudah anggap ini sebagai pelajaran dan undangan dalam pertemanan.
"Maaf, memang aku salah, dengan kekacauan seperti ini dan semua itu tidak setimpal dengan apa yang aku dapatkan sekarang, sekarang aku justru sangat bahagia dan bisa di terima kembali di tengah-tengah kalian semua," ucap Yin, begitu tulus dari dalam lubuk hatinya dan sehingga dua wanita yang berada di sini sedikit menitikkan air matanya.
Cloe melepaskan genggaman tangan dari suaminya dan menghampiri Rose sambil berpelukan melihat para pria sudah baikan dan menjalin persahabatan yang baik.
"Aku sangat senang deh," ujar Cloe.
"Senang kenapa?" jawab Rose, bertanya kepada sahabatnya.
"Melihat para pria sudah berbaikkan dan tidak berantem seperti kemarin-kemarin," ujar Cloe, menghela nafas dengan lega.
"Bukan hanya kamu doang yang bernafas lega, yang lainnya juga merasa lebih tenang saat mereka sudah berbaikkan seperti ini," jawab Rose, memeluk ibu hamil dengan pelan supaya tidak tertekan.
Arse mendengarkan penjelasan dari Yin begitu tulus dari lubuk hatinya, hanya bisa menganggukkan kepalanya dan memandang kakaknya dan Jinie di sana yang sedang sibuk melayani para tamu undangan yang mereka temui.
Cloe melepaskan pelukan hangat dari Rose dan menghampiri suaminya meninggalkan Rose begitu saja dan menarik lengan suaminya begitu pelan dan berjalan berkeliling.
"Oppa, ayo kita minta sepotong kue pernikahan kepada Jinie nona dan Ran oppa, lagi pula aku mengidam ingin merasakan kue pernikahan itu!" ujar Cloe.
Tiba-tiba ngidamnya Cloe muncul begitu saja dan merengek sembari menggelayut di lengan kekar milik suaminya itu.
Arse hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya begitu lucu saat hamil seperti ini dan Yin tersenyum haru melihat sikap Arse begitu berbeda saat berhadapan dengan istri mungilnya itu.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments