Di pertengahan, banyak tamu undangan bertemu dan saling menyapa berbincang.
Kehadiran Jinie, sebenarnya cukup menarik perhatian orang-orang terutama anggota inti keluarga dua belah terutama Ari.
Tapi karena kehadiran pria itu adalah atas undangan secara langsung oleh Ran, maka mereka hanya mampu mengikuti kemauan mempelai saja.
"Anna ya, siapa yang kau bawa heum?"
Nyonya Kimie mendekat pada cucu pertamanya tersebut.
"Ah, Han, aku bertemu Oppa ini didepan sana, kasihan kakinya masih sakit sepertinya, karena dipukul oleh Arse Oppa dan Feli Oppa tempo hari,"
Kalimat panjang Anna membuat baik Yin maupun Nyonya Kimie terpana.
Nyonya Kimie tersenyum pada Yin, yang menundukan kepalanya sopan pada ibu dari Arse tersebut.
"Selamat datang Yin ah, silahkan bergabung dengan yang lain," tawar Nyonya Kim.
Yin hanya tersenyum lembut.
Nyonya Kim sempat tertegun menatap senyum itu.
Dalam hati berpikir, kenapa anak muda dengan wajah malaikat seperti ini, pernah berbuat sangat keji dimasa lalu?
Yin masih duduk ditempatnya tadi, tidak berniat bergabung dengan kelompok Arse dan yang lain.
la tahu, ia tak akan diterima disana, bisa-bisa acara pernikahan Jinie dan Ran yang masih dicintainya itu, akan berantakan jika ia menghampiri mereka.
Dilihatnya anak kecil yang tadi membantunya, tampak sedang berbincang dengan seorang wanita cantik.
Mungkin itu ibunya.
Terlihat bocah itu menunjuk padanya, membuat Yin menebak-nebak apa yang dibicarakan oleh kedua orang didepan sana.
Tak lama bocah itu kembali menghampirinya.
"Oppa, kata Mommy ayo bergabung disana, Oppakan tamunya Ran uncle dan Jinie Eonnie," ucap Anna, terdengar sangat riang.
Yin terkekeh geli mendengar cara bocah ini memanggil para pamannya, ada uncle, ada pula Oppa. Sepertinya bocah ini tidak terpaku pada aturan baku tentang tata krama, dalam memanggil anggota keluarga di Korea, mungkin karena pengaruh dua kebudayaan yang dianutnya.
"Tapi sebaiknya Oppa disini saja!" ucap Yin, sangat pelan.
"Jangan Oppa, kau tampak mengkhawatirkan jika sendirian disini, ayo ku temani,"
Tanpa menungga jawaban Yin Oppa, lagi-lagi sibocah manis nan cantik, sudah mendorong kursi Yin mendekat pada ibunya serta yang lain.
Yin tak berani menatap wajah siapapun disana.
Pukkk.
Pundak Yin ditepuk seseorang.
Wajah tampan seorang pria blasteran itu juga hadir dipenglihatannya.
"Putriku tidak gampang dekat dengan seseorang, apalagi orang asing, sepertinya dia menyukaimu Yin Si!" ucap pria itu, Yin menatap bingung pada pria blasteran disampingnya ini.
Mata Yin menatap interaksi dua bocah didepan sana.
Bocah yang tadi mendorong kursi rodanya dan juga seorang bocah remaja yang diketahuinya adalah pasangan dari Kim Arse.
Keduanya tampak asyik berbincang sambil sesekali tertawa terbahak-bahak, entah apa yang mereka bicarakan.
"Namanya Anna, Anna Sander, nah ya aku, suami dari kim Nani, putri sulung keluarga Kimie,"
Alex mengulurkan tangannya pada Yin yang terperangah, setelah pria bule ini memperkenalkan dirinya dan putrinya.
Yin menyambut uluran tangan itu dan menjabatnya erat.
"Saya pernah mendengar tentang anda langsung, senang bertemu dengan anda," ucap Yin, yang sangat tulus. Hanya tersenyum menangapi.
"Tentang putri anda, dia anak yang manis nan cantik dan baik, anda dan istri anda mendidiknya dengan sangat baik," ucap Yin.
Kemudian.
"Sebenarnya, ia nyaris setipe dengan Arse, tidak mudah perduli dan tidak gampang dekat dengan orang lain, karena itu sifatnya dan Arse kerap berbenturan, tapi hari ini untuk pertama kalinya, aku melihat putriku perduli dengan seseorang selain Cloe Kim," ucap, panjang lebar.
"Cloe Kim?" ujar Yin.
"Ah, istri Ran kecil Arse, dia adalah teman dekat Anna dan orang pertama yang di perdulikan dan selalu diingat Anna dan sepertinya kau orang kedua," ucap Alex, memberitahu terhadap pria dihadapannya.
Yin tersenyum sangat tulus.
"Anna itu masih belia, masih bocah mengapa jadi di jodoh jodohkan." ujar Kimie sang ibu dari Jinie, si keluarga pengantin yang menatap satu bocah pria dan perempuan, yakni Anna putrinya dan Alex putra dari rekan tamunya.
***
Alunan piano dari permainan seorang Kris mengalun sangat indah lembut, disudut taman disisi air mancur kecil, dengan patung malaikat berwarna putih ditengah-tengahnya.
Kim berdiri dengan memegang microphone ditangannya. Menatap empat puluh meter kedepan.
Diatas karpet merah yang digelar diatas rumput hijau, dihiasi taburan jutaan kelopak mawar merah.
Jinie melihat kearah Ran yang sebentar lagi menjadi istrinya dari kejauhan, sempat terpaku melihat kecantikan yang dipancarkan hari ini. Ran masih tidak menyangka bisa mendapatkan Jinie untuk menjadi istri sahnya ini.
Sedangkan Jinie yang melihat Ran yang sebentar lagi menjadi suami sahnya, sempat tersipu malu melihat ketampanan dari sang calon suaminya itu, apa lagi pipi Ran bersemu merah disaat menatapnya seintens itu.
Ran melangkah digandeng sang Ayah.
Tuan Park Ying.
Para tamu undangan berdiri.
Sembari menatap kagum pada sosok pengantin wanita, yang sedang memasuki areal pesta pernikahan.
Ada yang menyanyikan sebuah lagu yang sangat romantis menggambarkan perasaannya, kepada orang yang sedang berjalan pelan menujunya tersebut.
Tiga puluh meter didepan sana.
Ran berjalan sembari tersenyum manis.
Pria tampan yang akan menjadi pendamping hidupnya, sedang menyanyikan sebuah lagu penuh cinta dengan lembut untuknya.
Jika seandainya seluruh bunga diseluruh dunia ini dikumpulkan, keindahannya masih tak mampu menandingi indahnya perasaan seorang Ran saat ini.
Dan masih melanjutkan nyanyian yang begitu merdu ditelinga para tamu, Ran yang mendengar suara dari Jinie sempat dibuat melting.
Ran menatap lembut wanita cantik, yang berjarak dua puluh meter didepan sana. Pada sepasang mata indah tersebut. Pada kedipan lucunya. Pada senyum polos dan tawa lugunya.
Inilah pendamping hidupnya, hari ini adalah hari yang spesial, dimana pasangan akan memulai hidup yang barunya segera dimulai, hidup bersama wanita cantik pemilik hatinya ini.
Jinie masih melanjutkan nyanyian yang begitu merdu ditelinga Ran maupun para tamu hadirin.
Ran akan selalu menjaganya, hidup untuk membahagiakannya, remaja cantik yang saat ini berdiri didepannya, lima meter disana.
Akan terus mencintainya sampai hembusan nafas terakhirnya.
Jinie mengulurkan tangannya, yakni si cantik didepannya.
Tuan Sanders melepaskan putri kesayangannya, sembari mengangguk mantap pada Ran.
Raut lega terpancar diwajah pria paruh baya tersebut.
Lega karena telah melepaskan putri kesayangannya kepada orang yang tepat.
Alunan musik diruangan itu masih mengalun sangat indah dan romantis, membuat Cloe yang mendengarnya tersenyum kearah depan, dimana Jinie dan Ran sebentar lagi akan menjadi suami istri yang sah.
Jinie menyambut uluran tangan pria tampan itu.
Cinta pertama dimasa remajanya.
Cinta sejati didalam hidupnya.
Tes.
Tes.
Setetes air mata menetes disudut mata indahnya itu, Ran sesak akan kebahagiaan hari ini, Ran masih tidak menyangka dengan ini semuanya.
Jinie sangat meyakini cintanya pada pria manis ini, Ran adalah jawaban dari doa-doanya, ketika ia meminta seseorang pendamping yang sanggup mengimbanginya.
Pendamping yang akan selalu bersamanya dalam segala hal.
Pendamping yang selalu ada sampai maut memisahkan mereka berdua.
Bagi Ran sendiri. Jinie adalah mimpi indahnya yang menjadi kenyataan.
TBC.
Karya ini adalah imajinasi kehaluan oppa oppa eouni ya, jadi mohon maaf jika masih banyak salah all.
Author sedang jenuh drama poligami dan ikut tema sesuai lomba. Hiks, selow update ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Mr Azusi
oppa halu sebatas awan yang sulit mempan aku pahami, emang kalau nikahan ala ala gini banyak peran nya tor.
2023-03-05
0