Sebelum sampai di mana Cloe berada di perusahaan suaminya ia baru saja pulang sekolah dan di jemput oleh Feli Oppa sekaligus asisten suami tampannya itu.
"Oppa," panggil Cloe.
"Iya Cloe, ada apa?" jawab Feli, dengan sangat lembut bertanya kepada istri dari bossnya itu.
"Tumben sekali Feli Oppa yang jemput aku hari ini, biasanya Arse Oppa dan sekarang kemana?" tanya Cloe, merasa sangat heran tidak melihat keberadaan suami tampannya itu.
"Hari ini Oppa yang jemput kamu di suruh oleh Arse, soalnya di perusahaan lagi ada masalah jadinya tidak bisa jemput Cloe hari ini?" jawab Feli, menjelaskan apa yang terjadi kepada bocah mungil ini dan sebentar lagi menjadi ibu.
"Ohh gitu, emangnya ada masalah apa di perusahaan? Sampai-sampai Arse Oppa tidak ada waktu untuk menjemput aku hari ini?" tanya Cloe, sedikit mengeluarkan unek-uneknya kepada Feli Oppa dan wajahnya mulai cemberut.
Feli hanya bisa menghela nafas saat istri dari bossnya mulai masuk mood ngambek dan membuatnya sedikit kebingungan meladeni seorang ibu hamil seperti Cloe ini.
Apa yang harus Feli lakukan di saat keadaan seperti ini?
Feli berusaha membujuk istri dari Arse untuk mau pulang bersamanya dan berangkat ke kantor suaminya sekarang juga.
"Sekarang Oppa tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi dengan perusahaan, lebih baik Oppa anterin Cloe ke sana dan bertanya langsung kepada Arse gimana? Lagi pula kamu lagi hamil tidak baik berdiri lama-lama seperti ini, mau nanti bayi di dalam perut kamu kecapean?" jawab Feli, membunjuk Cloe untuk mau di antarkan kepada Arse.
Akhirnya Cloe menganggukkan kepalanya dan membuatnya sedikit lega, ia langsung mengantarkan Cloe sambil menentang tas berwarna pink supaya pemiliknya tidak kelelahan dan membukakan pintu mobilnya tersebut.
Tak lama kemudian mobil Feli pergi dan meninggalkan sekolah menuju ke kantor Arse yang tak jauh dari sekolah Cloe dan hanya memakan waktu sekitar dua puluh menit hanya menggunakan kendaraan mobil.
Setelah sampai di parkiran perusahaan Feli dan Cloe segera bergegas menuju ruangan di mana Arse berada dan membuat kehadirannya menjadi pusat perhatian dari karyawan perusahaan ini.
Baik Cloe dan Feli hanya terdiam dan mengabaikan bisik-bisikan dari karyawan suami tampannya itu dan hanya menundukkan kepalanya di saat beberapa karyawan memberinya salam hormat kepadanya dan Feli Oppa.
Ia dan Feli Oppa langsung masuk ke dalam sebuah lift dan memencet angka di mana ruangan suami tampannya itu berada, walaupun Cloe sudah menjadi istri sah dari pengusaha karya raya di kota ini, tapi, tetap saja membuat hatinya selalu dag dig dug tidak karuan dan membuat pipinya kembali merona.
Ting.
Pintu lift terbuka dan membuat wanita cantik nan mungil sesegera mungkin bergegas menuju ruangan suaminya dan membuat Feli sangat khawatir dengan Cloe yang mana sedang mengandung.
Dengan tidak sabaran membuat Cloe mengetuk pintu besar berulang kali saat sudah sampai di depan ruangan suaminya dan melihat di depan ruangan tidak ada sekertaris yang biasanya selalu menyambut ataupun mengantarnya ke dalam.
"Chang sedang berada di kantin," ujar Feli, memberitahu saat Cloe sedang mencari-cari keberadaan sekertaris Arse.
Cloe hanya merespon dengan menganggukkan kepalanya.
Ia langsung membuka pintu ruangan ini sebelum mendapatkan persetujuan dari suaminya dan di ikuti oleh Feli di belakangnya.
Ternyata sang istri sedang mengandung buah hatinya sekitar lima bulan tersebut langsung menghampirinya dan berjalan menuju sofa kesayangannya berjalan dengan tenang, membuat suasana di ruangan ini sedikit lebih cair dari pada sebelumnya.
Arse sempat terkejut dengan kehadiran istrinya yang sedang mengandung mendatangi kantornya setelah pulang dari sekolahnya yakni kuliah dan memicingkan wajahnya satu persatu kepada para karyawannya itu dan mengabaikan Cloe sedang duduk dengan tenang di sofa kesayangannya dan membuka ponsel barunya yang telah di belikan oleh Arse Oppa untuknya.
Setelah mengantarkan Cloe ke dalam ruangan Arse dan memberikan tasnya kepada si mungil, Feli bergegas keluar dari dalam ruangan ini untuk membelikan makanan yang bisa di makan oleh ibu hamil. Dan beberapa menit kemudian Feli kembali ke dalam ruangan ini sambil membawa beberapa bungkus yang telah di belinya itu.
Suasana semakin menegangkan dan hawa di dalam ruangan ini semakin panas walaupun ada malaikat kecil di dalam sini.
"Saya ingin dari kalian memberikan satu alasan dengan masalah ini dan apa solusinya dalam keliruan sebesar ini!"
Arse menatap garang kepada empat karyawannya satu persatu berada di hadapannya maupun di hadapan istri mungilnya itu.
"Keli, apa jawabanmu mengenai masalah ini?"
Arse menatap wanita umurnya sekitar dua puluh tahun dan paling muda di perusahaan ini berada di hadapannya.
Keli hanya bisa menelan air liurnya saat di tanya oleh bossnya dengan aura dominannya dan sangat tegas, membuat nyalinya langsung ciut seketika, mulutnya ingin mengeluarkan sepatah kata tapi kembali mengatup dan bungkam seperti yang lainnya.
Arse melihat Keli karyawannya yang ingin berbicara dan seketika tidak jadi, membuatnya tambah frustasi dan memijat keningnya yang mulai berkerut dan menjadi pusing di kepalanya.
"Yang lainnya? Coba jelaskan kenapa bisa terjadi seperti ini?"
Arse menatap karyawan lainnya yang sama persis seperti Keli saat ini hanya bisa bungkam, dan tidak ada satupun memberi penjelasan tentang masalah ini dan kenapa bisa terjadi adanya keliruan.
Suasana di dalam ruangan semakin mencengkam saat emosi Arse semakin tinggi dan melihat empat karyawannya itu tidak ada yang berusaha ataupun memberi penjelasan dengan masalah keliruan.
Arse menatap tajam orang-orang yang berada di hadapannya dan segera berdiri seperti ingin menerkam mangsanya secara lahap.
Hari ini suasana semakin tidak kondusif dan ia sangat murka dengan karyawannya selalu bungkam tanpa menjelaskan setiap dirinya bertanya.
Perusahaan yang di pimpin olehnya mengalami kerugian yang sangat besar dan bagaimana para staf maupun karyawan yang sangat ahli dan terlatih seperti mereka bisa melakukan kesalahan yang sangat fatal seperti ini dan membuat Arse semakin frustasi.
Arse mengepalkan kedua tangannya dengan wajah sangarnya dengan rahang mengatup dan menatap bawahannya dengan tajam.
Empat nyali karyawannya tiba-tiba menciut melihat atasannya semakin geram dan pasokan di dalam ruangan ini tiba-tiba menjadi sangat tipis dan gerah, tidak ada satupun yang berani mengangkat kepalanya dan melihat ke arah atasannya itu.
Brakkk.
Meja kantor berlapis kaca di hadapannya di gebrak oleh Arse dengan sangat keras dan menimbulkan kegaduhan.
Empat karyawan tersebut sangat terkejut dan Cloe yang sedang duduk manis di sofa kesayangannya ikut terkejut dan menjatuhkan ponselnya begitu saja mendengar meja di gebrak dengan sangat keras, selain itu, membuat hati Cloe berdetak kencang bukan karena sedang berduaan dengan suami tampannya itu.
Cloe buru-buru menetralkan detak jantungnya dan meraih ponsel yang sempat terjatuh dan memandang kearah empat karyawan yang berada di hadapan Arse Oppa suami tampannya itu, walaupun ia sempat kaget dan melihat kearah suaminya yang sedang marah membuat pipinya merona begitu saja, di karenakan melihat ketampanan Arse Oppa berkali lipat di saat sedang marah seperti ini.
'Aku tidak ingin kala Kak Ran tiba, perusahaan kacau. Apa yang harus aku lakukan kelak jika Hyung Ran tiba.' batin Arse, saat ini menatap keadaan perusahaannya trouble.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments