KEHEBOHAN KELUARGA KITA

Impian masa mudanya yang tak pernah di duganya saat ini tengah menggenggam erat tangannya dan menyanyikan lagu cinta untuknya.

Mulai saat ini selama aku hidup.

Aku akan mencintaimu.

Aku berjanji ini.

Tidak ada yang tidak akan kuberikan.

Mulai saat ini.

Aku akan mencintaimu selama aku hidup.

Mulai saat ini.

Jinie membawa Ran menghadap pemimpin pernikahan.

"Saudara Jinie saya bertanya kepada anda, apakah anda mengambil saudara dengan Ran sebagai pendamping hidupmu? Selalu setia dalam suka maupun duka, dalam untung maupun malang, tak terpisahkan sampai akhir hayat? Jika iya katakan ya saya sangat bersedia!" ucap pria paruh baya di hadapan keduanya.

"Ya, saya mengatakan bersedia!" ucap Jinie, dengan suara lantangnya dan mantap.

"Saudara Ran saya bertanya kepada anda, apakah anda senang menerima Jinie sebagai pendamping hidupmu, selalu setia suka maupun duka, dalam untung maupun malang, tak terpisahkan sampai akhir hayat? Jika iya katakan Ya saya bersedia!" ucap pria paruh baya di hadapan keduanya.

"Ya, saya bersedia menerima Jinie sebagai suami saya," ucap Ran, terdengar lembut dan sedikit malu.

"Dengan ini saya nyatakan anda berdua sah sebagai pasangan hidup sampai maut memisahkan!"

Ucapkan pemimpin pernikahan tersebut begitu lantang dan memberikan sebuah cincin pernikahan.

Suara tepuk tangan para tamu undangan dan sahabat serta kerabat keduanya terdengar bergemuruh di seluruh penjuru taman cantik tersebut.

Jinie mengecup lembut jari manis berhiaskan cincin putih pernikahan mereka tersebut, membawa rona indah wajah manis Ran.

Jinie menunduk untuk meraup bibir merekah di depannya itu.

Chuuuuup.

Kecupan lembut mendarat di bibir seksi Ran menciptakan rona merah samar di wajah manis berfitur feminin tersebut.

Saatnya pelemparan buket bunga.

Ini adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang belum menikah maupun belum menemukan jodohnya sampai detik ini, kedua pengantin yang baru menikah berdiri memunggungi para tamu yang hadir hari ini dan di sebuah taman begitu indah.

Tiga.

Dua.

Satu.

Kyaaaaaaaaaaa.

Horeeeeeeeeeee.

Yahhhhhhhhhhhhh.

Kyaaaaaaaaaaaaaa.

Jung terdiam terpaku saat buket bunga berada di dalam pelukannya dan di pandang begitu banyak ekspresi membuat pipinya merona seketika.

"Aishhhh, Jung oppa akan menjadi pengantin berikutnya eohhh dan kita semua bakal menunggunya,"

Celetuk tiga seorang gadis anggota kerabat mereka.

"Iya, Jung oppa tak lama lagi akan menyusul seperti pasangan Jinie nona dan Ran oppa!"

Lisa tersenyum jahil di sisi Jung oppa dan menatap tiga gadis di depannya dengan wajah tidak suka.

Pria di samping Lisa menatap sangat gemas pada yeoja di sampingnya itu dan menggelengkan kepalanya dengan kejahilan Lisa.

"Bukannya kau Lisa yang akan segera menikah dengan kekasihmu itu, eohh!"

Jung mencubit hidung mancung milik Lisa dengan gemasnya, sehingga yeoja manis itu meringis kesakitan dan berusaha melepaskan cubitan tersebut dari tangan Jung oppa.

"Lagi pula aku menikah dengan siapa? Pacar saja tidak punya gimana mau nikah dan satu hal lagi sampai detik ini belum ada calon sedikitpun,"

Celetuk Jung membuat Lisa terkekeh geli sehingga memegangi perutnya yang mulai sakit itu dan berusaha menahan diri di keramaian.

"Konon kata orang zaman dulu Oppa, jika kau mendapatkan satu buket bunga dari pengantin pesta pernikahan ini dan maka orang selanjutnya yang akan menikah adalah kau Oppa, tak perduli kau itu single ataupun memiliki pasangan, yang terpenting kau adalah orang selanjutnya menikah secepatnya!" ujar Lisa, penuh semangat hingga membara di hatinya.

Jung tercengang mendengar penuturan dari Lisa sehingga terbengong awalnya, tapi kemudian ia tertawa geli sambil memegangi perutnya terasa seperti di kelitikin.

"Astaga Lisa ya, itu hanya mitos dari orang zaman dulu dan sekarang udah zaman modern, kau masih percaya dengan ucapan itu?"

Jung mencubit pipi gembul milik Lisa dan sang empu memekik kesakitan ditimpali tawa riang Jung dan tidak lupa dengan dimpelnya terlihat semakin manis dan indah di lihat.

Interaksi keduanya membuat terpana dan terkagum dua orang pria tampan di depan mereka, baik Jung dan Lisa tidak menyadari bahwa mereka berdua telah di perhatikan secara intens.

Feli merasa gemas melihat tingkah jahil Lisa tunangannya itu dan terkekeh geli melihat dari kejauhan dan Hara yang entah kenapa saat melihat wajah Jung hatinya selalu berdebar dan merasa sangat nyaman dengan kedamaian di wajah Jung itu.

Menatap dalam diam dari kejauhan tanpa menghampirinya.

"Hara, ada hal yang aku ingin bicarakan padamu secara empat mata dan nanti saat di pulau Bali," ucap Feli, di samping pemuda tampan tersebut yang masih memandang Jung dengan serius.

"Apa itu Feli Hyung? Kenapa tidak sekarang saja dan bikin penasaran aja!" tanya Hara, merasa sangat penasaran dengan ucapan Feli Hyung barusan itu.

"Belum saatnya aku menjelaskannya sekarang dan nanti saja saat di pulau Bali," jawab Feli.

Feli segera berlalu meninggalkan Hara seorang diri dan menghampiri tunangan mungilnya di sana bersama Jung.

Menggenggam tangan mungil milik kekasihnya Lisa yeoja tercantik di muka bumi ini dan terkadang membuat Feli tak mampu menahan diri saat memandang wajah Lisa.

Meraih tubuh ramping itu dan membawa ke dalam dekapannya, membuat hati Lisa berdebar tidak karuan saat berdekatan dengan Feli Oppa.

'Ya ampun, ini hati kenapa gak bisa kerja sama sihh,' batin Lisa, sedikit menggerutu saat debaran-debarannya muncul begitu saja dan sehingga tangan Lisa memegang sesak.

Jung melihat Lisa sedang salah tingkah hanya bisa terkekeh geli dan menahan diri supaya tidak tertawa di depan dua orang yang sedang kasmaran, Jung segera berlalu meninggalkan pasangan Lisa dan Feli.

"Oppaaa, aku sudah tidak sabar lagi menunggu hari pernikahan kita dan rasanya ingin cepat-cepat hari H nya," ujar Lisa, sudah tidak sabar dengan pernikahannya itu dan membuat Feli Oppa sedikit gemas.

Mencubit hidung mancung milik tunangannya tersebut, mengelus rambut pajang milik Lisa dan mengecup singkat di keningnya.

"Oppaa, ayoo kita temui Jinie dan Ran, ada yang ingin aku sampaikan dan katakan ke mereka berdua," ujar Lisa, mengajak tunangannya untuk menemui kedua mempelai pria dan wanita.

Di sudut lain ujung kanan ada pasangan Cloe dan Arse sedang bergandengan tangan dengan sangat mesra, membuat sekitarnya merasa sangat iri dan menggemaskan.

"Oppa, kita temuin Jinie, ada yang ingin aku katakan," ujar Cloe, dan entah kenapa perasaan Arse jadi tidak enak dan merasa was-was saat istrinya mempunyai sesuatu yang di luar nalarnya itu.

Arse dengan sangat sabar mengekori istri mungilnya mengikuti langkah kaki jenjang milik Cloe sang pemilik hatinya tersebut.

"Selamat Jinie dan Ran, akhirnya kalian berdua menikah juga, semoga kalian berdua bahagia dan segera mempunyai calon baby dan satu lagi selalu di lindungi tuhan!" ucap Cloe, dengan semangat dan di belakang mereka berdua ada pasangan Lisa dan Feli yang sedang menunggu gilirannya.

Jinie dan Ran tersenyum bahagia dan senang, saat mendengar ucapan selamat dari bocah yang sedang mengandung itu dan tidak menyangka dengan Cloe sebentar lagi bakal menjadi ibu.

TBC.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!