Melepas Dirimu
"Yasmin, sertifikat rumah ini mana?". Teriak seorang pria,di dalam kamar. Mengobrak-abrik,seisi lemari baju dan laci-laci.
Yasmin, tengah sibuk memasak. Seketika terhenti, mendengar teriakkan sang suami. "Sertifikat rumah? Untuk apa,mas Faris". Gumam Yasmin, langsung menghampiri suaminya di dalam kamar.
Matanya tertuju pada, baju-baju berserakan di lantai. Baru saja, selesai beres-beres rumah. Tetapi,malah suami yang mengobrak-abrik isi lemari.
"Astagfirullah,mas. Apa yang kamu, lakukan? Lihatlah, baju-baju dan lainnya berserakan dimana-mana. Apa kamu, tidak kasian kepada ku ha? Aku, capek mas ini dan itu". Bentak Yasmin, mengatur nafasnya yang tersengal.
"Alaaahhh....Gitu aja, marah-marah. Yah, bereskan lagi lah. Gitu aja, repot. Gak usah ngomel-ngomel segala, cepat Yasmin. Mana sertifikat rumah,mas mencarinya kemana-mana tidak ada". Faris, menatap tajam ke arah istrinya.
"Mas, untuk apa kamu sertifikat rumah ini? Jangan aneh-aneh,mas". Yasmin, terheran kepada suaminya.
"Aku, ingin menggadaikan sertifikat rumah ini. Untuk biaya resepsi pernikahan, adikku. Sisanya, untuk usaha mas Hamid". Jawab Faris,tanpa memikirkan perasaan istrinya.
Yasmin, terduduk lemas di pinggir ranjang. Dia, ingin menggadaikan sertifikat rumah ini. Hanya untuk, keluarganya saja. "Mas,aku tidak mau. Ngapain juga,ibumu mengadakan resepsi pernikahan mewah dan megah. Toh, uangnya tidak ada".
"Alahhh... Bisa diam, gak? Gak usah, banyak bacot jadi istri. Ayo,mana sertifikat rumah ini. Aku,harus secepatnya menggadaikannya. Toh,aku sama kamu tidak punya uang banyak. Ibuku, membutuhkan uang 50 juta". Bentak Faris,yang mampu mencabik-cabik hati Yasmin.
"Mas,kamu lupa ha? Sertifikat rumah ini, di tempat bapakku". Jawab Yasmin, tersenyum smrik. Beruntung sekali, sertifikat rumahnya berada di tangan orangtuanya Yasmin.
"Apa? Kenapa, di tempat bapakmu ha? Cepat sana,ambil Yasmin. Jangan bertele-tele dan membuatku semakin murka". Faris, terkejut mendengar jawaban dari istrinya. Dia, mengusap rambutnya belakang.
"Ya Allah,mas. Kamu lupa,ha? 5 bulan yang lalu,kamu menabrak ibu-ibu. Orangtuaku saja, yang mau meminjamkan uang untuk kita. Sedangkan keluargamu,mana mas? Jika tidak,kamu masuk ke dalam penjara. Orang itu, meminta ganti rugi 20 juta mas. 20 juta, bukan 20 ribu mas. Bapakku, meminta sertifikat rumah ini untuk jaminannya. Nyatanya, sampai sekarang belum kamu bayar sepersen pun. Lalu,kemana uangnya mas? Sedangkan aku,di beri jatah 1 juta sebulan". Ucap Yasmin,tak memperdulikan buliran air matanya berjatuhan.
"Ck, bapak mu memang perhitungan sekali kepada anak dan menantunya. Aku, tidak peduli Yasmin. Apapun caranya,kamu ambil sertifikat rumah ini. Karena itu,hakku". Tegas Faris,yang tidak tahu malu.
"Mas,bapak sampai menjual sebidang tanah. Cuman demi kamu,mas. Ingat itu, perhitungan dimana nya? Sedangkan keluargamu,apa mereka membantu ha? Nyatanya, tidak mas. Malah, mereka selalu mencaci maki ku. Apapun yang kamu minta,aku tidak akan mengambil sertifikat rumah ini. Rumah ini, milik bapak mas. Dia, membelikan rumah ini sebagai kado pernikahan ku. Jadi, bapakku memilik hak atas rumah ini". Kata Yasmin, tersenyum smrik.
"Istri tidak tahu,diri. Awas kamu, Yasmin". Faris, menunjukkan jarinya ke wajah istrinya. Lalu, pergi meninggalkannya begitu saja.
Yasmin, terduduk lemas dan memijit pelipisnya.
Menatap baju-baju, yang berserakan. Satu persatu,dia memungut dan melipatnya kembali. Dia,menangis kesegukan meratapi nasibnya.
Yasmin, berusia 25 tahun dan memiliki suami bernama Faris Aditama. Berumur 30 tahun. Usia pernikahan mereka, sudah berjalan 1 tahun lebih.
Faris anak ketiga dari,pak Bram dan bu Yahya. Yang memiliki 4 anak,dua laki-laki dan dua perempuan. Kakaknya Faris, sudah lama menikah dan memiliki anak juga.
Yasmin, anak kedua dari pak Jamal dan bu Aminah. Kakaknya Yasmin, bernama Rizky Alatas.
Awalnya hubungan Yasmin dan Faris, tidak di setujui orangtuanya . Namun, dengan usaha yang gigih. Akhirnya orangtua Yasmin, luluh dan menyetujui hubungan mereka .Demi kebahagiaan anaknya,tak tega melihat wajah sang buah hati
Selesai membereskan semuanya, Yasmin kembali ke dapur.
Dia, melanjutkan memasak. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, perutnya keroncongan.
Yasmin, seorang guru honor yang gajihnya tidak seberapa itu. Namun cukup, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dalam sebulan.
"Huuuff.... Pasti mas Faris, mengadu kepada orangtuanya itu. Aku yakin sekali,dasar anak mami". Gerutu Yasmin, menyantap makanannya.
Ting....
Sebuah pesan masuk di ponselnya, tertera nama Hani. Yah,adik iparnya itu yang sering kali memaki-makinya.
[Mbak,jadi istri jangan kurang ajar sama suami]. Hana.
Yasmin, tersenyum kecut. Membaca pesan dari adik iparnya, itu. Dia, sudah menduganya. Jika sang suami, kerumah orangtuanya yang berjarak beberapa meter saja.
Yasmin,tak memperdulikan pesan dari Hana. Dia, melanjutkan acara makannya lagi. Bisa jadi,ibu mertua dan adik iparnya itu datang ke rumah ini.
*************
"Apa? Kurang ajar sekali, Yasmin. Dia, tidak mau membantu kita. Bagaimana,nasib adikmu Faris? Ibu,juga malu dengan teman dan tetangga". Ucap bu Yahya,sejak dulu tidak menyukai menantunya itu.
"Iya, bang. Bagaimana, nasib ku? Bukankah,kita sudah menyebarkan berita tentang pernikahan ku yang mewah dan megah. Mana mungkin,hanya acara kecil-kecilan". Sungut Hana, anak yang paling bungsu.
"Yah, gimana lagi? Sertifikat rumah kami,jadi jaminan dulu. Waktu aku, menabrak ibu-ibu dan meminta ganti rugi". Jawab Faris, tertunduk lesu.
"Heran sekali,punya mertua keterlaluan dan perhitungan". Sahut Hamid,kakak pertama Faris.
"Bagaimana,aku, bang Hamid dan Mbak Indah? Kita sama-sama, menyumbang uang kepada ibu. Masing-masing,15 juta. Aku yakin,uang segitu mampu melaksanakan resepsi pernikahan mewah dan megah". Usul Faris, sontak membuat Hamid dan indah marah. Uang 15 juta, kemana aku mencarinya? Sedangkan Yasmin,mana ada uang segitu banyaknya.
"Tidak bisa,enak saja. Aku,mana ada uang sebanyak itu". Sahut Hamid, langsung tidak menyetujui usul adiknya. Enak saja, menggunakan uangku. bisa-bisa, Serly bakalan mengamuk-ngamuk.
"Apa lagi,aku. menabung untuk biaya bersalin nanti,jangan mengada-ada segala Faris. Tugasmu lah, membantu keluarga ini. Kamu, harus mendapatkan sertifikat rumah itu". Tolak Indah,yang tidak menyetujuinya langsung. Menyebalkan sekali, pasti gara-gara Yasmin. Makanya, seperti ini awas kamu Yasmin.
"Faris,kamu jangan menyulitkan Abang dan Mbak mu lah. Sudah waktunya,kamu membantu mereka. Gadaikan saja,100 juta. Sisanya, untuk usaha ibu. Menambah bahan bangunan,di toko ibu". kata bu Yahya, sejak lama membujuk anaknya itu.
"Bu, masalahnya aku tidak bisa mengambil sertifikat rumah kami. Ibukan tau sendiri,gimana keluarga Yasmin. Gara-gara kejadian itu, hubungan kami renggang bu". Faris,yang serba salah. Bagaimana, caranya? Aku,bisa mengambil sertifikat rumah itu. Astaga,kenapa seribet ini sih? Aaarghhh.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Mariaangelina Yuliana
entah siapa yang salah🤣🤣🤣 tapi bagi ku lebih banyak bodoh nya si suami nya Yasmin, masa yang lain di suruh meniti masa depan lah dia rumah aja suruh gadai, benar benar parah otak nya🤦🏻♀️ keluarga nya pun jadi benalu semua,...salam kenal Thor baru mampir aku tapi gregetan aku dengar ibu dan anak²nya🤬
2023-09-27
1
Cahaya Hayati
yang menikah siapa yang repot siapa
2023-06-09
2
blecky
jgan mau dpeebudak yasmin.u wanita kudu punx hrga diri dlm klwrga yg sdh tk mnghrgaimu
2023-03-21
1