Menjelma Seperti Ibu

Aku melihat sosok semalam itu lagi sedang bergelantung di plafon kamarku, dengan cepat aku turun dari kasurku dan aku berlari keluar dari kamarku.

" Ayah, Ibu. Tolong akuuuu! " Teriakku meminta pertolongan pada orang tuaku, aku berlari ke ruang keluarga namun aku tidak menemukan keduanya. Dengan nafas tersengal-sengal aku beralih menuntun tubuhku berlari kearah dapur, dan akhirnya aku menemukan Ibuku yang sedang membuat teh untuk Ayahku.

" Ibuuuu....... " Lagi-lagi teriakan lolos dari mulutku, aku menghampiri Ibuku kemudian langsung memeluknya.

" Ada apa Maura, kenapa kamu terlihat ketakutan seperti ini? " Tanya Ibu dengan cemasnya.

" Aku melihatnya lagi, Bu." Ucapku dengan bibirku yang masih gemetar

" Melihat siapa, Maura? " Tanya Ibu penasaran

" Hantu yang ku lihat semalam, Bu." Ucapku ketakutan dan memeluk Ibu dengan sangat erat. Ibu mencoba menenangkanku dengan mengelus lembut kepalaku kemudian mencium puncak kepalaku.

" Tenanglah nak! tidak ada apa-apa disini, Maura." Ucap Ibuku. Aku hanya terdiam setidaknya dengan Ibu memelukku sudah membuat aku lebih tenang dari sebelumnya.

Tidak ingin membuat Ibu cemas lagi, aku melepaskan pelukan yang dilakukan Ibu sedari tadi. Kini aku jauh lebih tenang dan aku memutuskan untuk tidak melanjutkan tidur siang.

" Bu, teh ini untuk Ayah ya? " Tanyaku memastikan kalau teh yang sedang sudah Ibu buat adalah untuk Ayahku.

" Iya, Maura. " Ucap Ibu seraya meletakan teh itu di atas nampan

" Sini Bu, biar Maura saja yang bawakan ke Ayah! " Ucapku lalu mengambil nampan yang sudah ada segelas teh di atasnya.

" Yaudah antar teh ini keruang kerja Ayah! dia ada di sana, Maura." Ucap Ibu dan aku mengiyakannya.

Aku membawa teh panas itu kearah ruang kerja Ayah, dengan langkah hati-hati aku membawa teh tersebut agar tidak tumpah dan mengenai tubuhku.

Ayah memilih bekerja di rumah hari ini lantaran ia harus mengantarku untuk tes tadi, biasanya aku diantar oleh kakakku namun hari ini ia harus kembali ke kos-an dekat kampus dia berkuliah. Kakakku 5 tahun lebih tua dariku lebih tepatnya ia sekarang sudah berkuliah, ia termasuk salah satu mahasiswa populer di kampusnya dan hal itu membuatku bangga, karena aku adalah adik dari pria populer seperti dia.

Kakakku menuruni ketampanan dari Ayahku dan juga menuruni kepintaran dari Ibuku,  hal itu membuat ia digemari oleh banyak wanita. Karena kepintarannya ia mendapat beasiswa penuh di fakultas kedokteran di universitas unggul di Lampung. Karena lokasinya yang begitu jauh dari rumah kami, kakak memutuskan untuk kos tidak jauh dari kampusnya.

" Tok.. Tok.. Tok.. " Aku mengetuk pintu ruang kerja Ayahku.

" Ayah, Maura bawakan teh untuk Ayah. " Ucapku dari luar pintu, berharap Ayah bisa membukakan pintu untukku.

" Ceklek, Masuklah nak! " Ayah membuka pintunya dan menyuruhku masuk

Aku meletakkan teh tersebut di atas meja kerja Ayah kemudian aku mendudukkan diriku di sofa dekat meja kerja Ayah.

" Masih banyak kerjaannya, yah? " Tanyaku karna melihat begitu banyak berkas dan kertas di atas meja kerja Ayah.

" Iya, Maura. " Ucap Ayah yang masih sibuk didepan layar laptop miliknya.

" Eemm... Kalau begitu Maura keluar dulu ya, yah. Biar tidak mengganggu Ayah yang lagi bekerja. " Ucapku seraya beranjak dari sofa yang ku duduki, kemudian keluar dari ruangan tersebut.

Siang sudah berganti malam hari aku masih dengan kegiatan membaca novel yang belum selesai ku baca dari 2 hari yang lalu, sudah satu jam lamanya aku membaca Novel hingga sampai halaman terakhir.

Karena bosan tidak ada kegiatan lagi, aku mengambil smartphoneku di atas nakas samping tempat tidurku. Kemudian mengeceknya dan mengaktifkan data selulerku, seketika banyak pesan masuk dari aplikasi whatsapp terutama dari grup chat teman-temanku.

" Besok kita kumpul di rumah gue jam 2 siang! jangan sampai ada yang tidak  datang, ada hal penting yang mau gue ceritakan ke kalian semua. " ~ Tari

Begitulah salah satu isi pesan dari grup chat kami. Sesaat setelah membaca pesan tersebut aku merasa penasaran, hal penting apa yang akan Tari ceritakan besok sampai ingin mengumpulkan kami semua.

Tidak ingin ambil pusing aku menghapus rasa penasaran itu dan berniat ingin tidur lebih cepat, karena aku harus datang ke sekolah Smk Way Rimba untuk mengecek lolos atau tidaknya aku untuk menjadi siswi baru disana.

Pukul 20:25 Wib aku pun sudah tertidur, aku tidur dengan balutan selimut menutupi tubuhku memberikan kehangatan bagiku.

" Maura... Maura... Maura " Terdengar suara yang memanggil-manggil namaku, suaranya tipis tapi masih bisa terdengar olehku.

Aku membuka mataku dengan perlahan dan aku melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 23:50 Wib, dan aku melihat Ibuku sedang berdiri menghadap belakang didepan pintu kamarku yang sudah terbuka.

" Ibu, ada apa mengapa Ibu ke kamarku? " Tanyaku seraya berjalan menghampiri Ibu. Namun ia hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan dariku dan ia berjalan tanpa menoleh ke arahku.

" Ibuuuu...." Ucapku berusaha menghentikan langkah Ibuku namun ia tidak menghiraukan aku dan terus berjalan hingga ia membuka pintu dan keluar rumah.

Aku yang merasa penasaran mengapa Ibu keluar rumah dengan segera aku membuntutinya dari belakang.

" Ibu, kenapa Ibu keluar? Ayo kita masuk ke dalam rumah! " Ucapku masih terus berusaha menghentikan langkah Ibuku.

" Ikuti Ibu, Maura! " Ucap Ibu yang terlihat lebih pucat dari biasanya.

" Kemana Bu? Ini sudah tengah malam. Ayo kita pulang, Bu! " Ucapku seraya menarik bagian belakang baju Ibu. Namun ia masih terus berjalan hingga kami lebih jauh dari rumah.

Kini kami tiba di sumur kecil dengan mata air sebagai sumbernya, yang berada ditengah banyak pepohonan rindang di sekelilingnya.

" Ibu ini tempat apa? Ayo Bu kita pulang! Lagi pula Ibu kan lagi hamil jadi tidak baik jika keluar tengah malam seperti ini. " Ucapku seraya menarik tangan Ibu untuk pergi dari tempat tersebut.

Saat aku tengah menarik tangan Ibu, aku melihat tangan Ibu berubah menjadi tangan yang berwarna hitam , kukunya panjang dan runcing. Juga terdapat banyak luka dan darah yang mengalir, mengetahui hal itu dengan cepat aku menghempaskan tangan itu. Kemudian aku melihat sosok hitam itu ada di hadapanku lagi, dengan wajah yang kini terlihat hancur dan sangat menyeramkan.

" Aarrggghhh.... " Teriakku dengan kencangnya, dengan cepat aku berlari menjauh dari sosok itu. Dengan nafas yang tersengal- sengal aku berlari ketakutan, tubuhku gemetaran dan jantung yang berdegup dengan sangat cepat membuatku tidak bisa  mengendalikan ketakutan ku.

Aku berlari sekuat tenagaku meskipun aku sangat lelah, aku tidak ingin menghentikan langkahku. Aku menangis dengan sesekali melihat kearah belakangku, namun saat aku sedang berlari aku tidak sengaja menabrak sesuatu dan hal itu semakin membuatku takut.

Aku terjatuh ketanah berbarengan dengan sesuatu yang aku tabrak. Tanpa ingin melihatnya aku berteriak sejadi-jadinya.

" Aaarrgghhh... Aku mohon jangan sakiti aku! " Ucapku sangat ketakutan.

Aku memeluk lutut dan menangis seraya memejamkan mataku, aku tidak ingin melihatnya lagi pikirku.

Perlahan sesuatu yang aku tabrak mendekat ke arahku, tapi aku tidak memperdulikannya. Aku masih dengan rasa takutku tidak mau melihat kearahnya.

" Kamu kenapa, Nak? " Terdengar suara laki-laki, mendengar suara itu aku perlahan membuka mataku dan melihatnya. Namun ternyata ia adalah tetanggaku, Mbah Urip namanya. Mbah Urip adalah orang pintar( mengenai hal ghaib dan pengobatan alternatif)  di kampungku dulu, ia dikenal sebagai orang yang bisa menyembuhkan penyakit ghaib, dan menetralkan orang yang kerasukan. Mengenai hal ghaib dia adalah ahlinya.

" Mbah Urip! " Ucapku lalu terbangun dan berdiri kembali. Dengan sisa air mata yang masih menempel di wajahku, aku menatap Mbah Urip dengan dekatnya guna memastikan bahwa yang ku lihat saat ini bukan sosok hantu lagi.

" Iya nak, ini Mbah Urip. " Ucapnya meyakinkanku

Terpopuler

Comments

Andini Anisa

Andini Anisa

lanjut

2021-01-27

1

Rani❤️

Rani❤️

merinding bulu romaku

2020-08-13

3

💞 lentik🥀💋

💞 lentik🥀💋

naik turun emosinya baca novel ini,,,

2020-07-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!