POV Nur
" Aku mendatangi kelompok kelas Maura, aku bertanya kepada Wiwin kemana Maura pergi karena hampir 15 menit aku tidak melihat keberadaannya. Wiwin menjawab kalau Maura sedang izin ke toilet sejak tadi, namun sampai sekarang belum kembali juga.
Aku merasa ada hal yang buruk terjadi pada Maura, aku gelisah karena Maura belum juga kembali. Aku memutuskan untuk izin ke toilet juga untuk menyusul Maura, Saat aku tiba di toilet aku melihat Maura sedang berbicara dengan makhluk halus dan aku merasakan aura negatif dari sosok tersebut.
POV Maura
Saat aku tengah mengajak Maya mengobrol, tiba-tiba Nur datang.
" Maura, menjauh dari dia! " Ucap Nur saat melihatku sedang bersama Maya, kemudian ia menghampiriku dan menjauhkan diriku dari Maya.
" Memangnya kenapa, Nur?" Ucapku terkejut saat Nur menarik tanganku.
" Dia bukan manusia, Maura!" Ucapnya setengah berbisik di telinga ku. Mendengar hal itu seketika mataku membulat
" Yang bener lo, Nur?" Ucapku lalu bersembunyi dibalik punggung Nur.
" Iya bener, ayo kita keluar dari sini!" Ucap Nur seraya menarik tanganku menuju luar toilet.
Aku dan Nur berlari dengan sangat cepat mengarah ke teman-teman yang lain sedang berkumpul. Kami kembali ke kelompok kelas kami masing-masing.
" Lama banget sih ke toilet aja " Ucap Seniorku setengah berteriak. Ia bernama Kak Winda bertugas di kelompok kelas kami, Kak Winda juga yang memanggil Kak Rangga waktu kami melihat hasil tes kemarin.
" Maaf, Kak. Tadi ada sesuatu yang... " Ucapku meminta maaf, namun tidak terlanjutkan karena melihat Nur yang sepertinya sedang memberiku kode untuk tidak memberitahu kejadian di toilet tadi.
" Sesuatu yang, apa?" Tanya Kak Winda penuh selidik
" Sesuatu yang....." Ucapku merasa bingung harus memberi alasan apa pada Kak Winda. Namun tiba-tiba Kak Rangga datang menghampiri kami.
" Dia tadi abis membantuku dulu sebelum ke toilet " Ucap Kak Rangga berusaha melindungiku dari kemarahan Kak Winda.
" Bantuin kamu! bantu apa? " Tanya Kak Winda merasa ragu
" Ada deh, lo gak perlu tau! " Ucapnya sambil melihat ke arahku, karena tidak mungkin Kak Rangga memberitahu kalau dia abis minta nomor handphone ku tadi. kemudian ia melanjutkan perkataannya kembali.
" Kalo lo mau marah, marah aja sama gue jangan sama nih anak! bukan dia yang salah tapi gue." Ucap Kak Rangga
" Kamu kok malah belain nih anak sih? " Ucap Kak Winda berdecak kesal.
" Gue gak belain dia, tapi gue mau berbuat adil disini. Dia gak salah! kalo aja dia gak bantuin gue, gak mungkin dia akan lama-lama izin ke toilet." Mendengar pembelaan dari Kak Rangga membuatku tidak mengerti, kenapa dia membelaku sampai seperti itu padahal aku lama izin ke toilet bukan karena dia saja melainkan karena Maya juga.
" Yaudah, kali ini dia aku maafin. Tapi kalo dia sampe berbuat salah lagi aku akan menghukumnya!." Ucap Kak Winda mengalah
" Yaudah Maura, kamu boleh kembali ketempat duduk mu semula! " Ucap Kak Rangga menyuruhku duduk kembali dan aku mengiyakannya
Aku melanjutkan kegiatan MOS ku lagi sampai berakhir untuk hari ini. Kemudian aku dan Nur berniat untuk segera pulang, karena kami sudah merasa cukup lelah untuk hari ini. Hari pertama saja sudah cukup melelahkan bagaimana untuk dua hari ke depan nanti, mungkin akan lebih banyak lagi kegiatan lainnya daripada hari ini.
Pukul 15:10 Wib aku tiba di rumahku, aku memasuki rumahku dan sudah terlihat Ibu sedang duduk di sofa ruang keluarga.
" Assalamualaikum, Bu." Ucapku seraya menghampiri Ibu kemudian mencium tangannya.
" Wa'alaikumussalam. Kamu baru pulang sayang, bagaimana MOS hari pertamanya? " Jawab Ibu kemudian bertanya dengan senyum lebarnya.
" Lumayan capek, Bu. Yaudah Maura langsung ke kamar ya, Bu." Ucapku melemas beranjak menuju kamarku
" Iya Nak, jangan lupa langsung mandi ya!" Ucap Ibu saat aku hampir tiba dikamar
" Iya, Bu." Ucapku lalu masuk kedalam kamarku.
Waktu sudah berganti malam hari, namun aku masih mempersiapkan barang-barang keperluan untuk MOS hari kedua besok. Hampir satu jam sudah aku melakukannya dan akhirnya aku pun sekarang sudah menyelesaikannya.
Aku menjatuhkan tubuhku di atas kasur, aku merasakan pinggangku sedikit pegal karena merasa lelah. Aku mengambil hpku diatas nakas yang berada tidak jauh samping tempat tidurku, aku menghidupkan layar handphone ku dan ternyata sudah ada beberapa pesan masuk di aplikasi whatsapp. Salah satunya dari nomor yang tidak ku kenal, aku membuka pesan darinya.
" Selamat Malam Maura, Maafkan soal tadi ya!. Gara-gara aku, kamu tadi hampir dihukum oleh Winda." ~ Kak Rangga
Ternyata nomor yang tidak ku kenal itu adalah nomor milik Kak Rangga. Mataku terbelalak saat membaca isi pesan dari Kak Rangga, aku tidak menyangka seorang Kak Rangga mau memberiku pesan pribadi.
" Isshhh... Apaan sih lo, Maura. Jangan kepedean gitu deh, kan dia cuma mau minta maaf doang gak lebih! " Gumam ku dalam hati berusaha untuk tidak berpikiran secara berlebihan tentang perlakuan Kak Rangga terhadapku. Karena tak ingin ia menunggu terlalu lama aku segera membalas pesannya.
" Iya kak nggak apa-apa. Lagi pula sepenuhnya bukan karena kakak aja kalau aku tadi lama di toilet, tapi karena hal lain juga. Oh ya, makasih juga tadi udah belain aku!" ~ Maura
" Karena hal lain juga, apa? iya sama-sama aku hanya ingin berbuat adil saja, Maura. "~ Kak Rangga
" Aku gak bisa ceritain ke kak Rangga, maaf ya!" ~ Maura
" *Oh yaudah deh, itu privasi kamu."~ Kak Rangga
" Makasih Kak, udah mau ngertiin aku. Maaf banget ya kak, aku harus segera tidur karena aku gak mau telat besok pagi." ~ Maura
" Oh yaudah gak apa-apa, lain waktu kita lanjut lagi. Maaf ya kalo kakak udah ganggu waktu istirahat kamu."~ Kak Rangga
" nggak ganggu kok, Kak. Yaudah aku tidur duluan ya kak!"~ Maura*
Aku mematikan layar handphone ku dan meletakkannya di atas nakas kembali. Aku menarik selimut untuk menutupi tubuhku hingga batas dada, aku memejamkan kedua mataku dan perlahan aku pun tertidur.
" Traangg... " Terdengar suara barang yang terbuat dari kaca terjatuh.
Mendengar suara itu aku terbangun dan terperanjat dari tidurku, aku melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 12:05 Wib, kemudian aku keluar dari kamarku untuk melihat darimana sumber suara tersebut. Dengan langkah perlahan aku memastikan barang apa yang jatuh dan pecah tadi.
Aku menyusuri tiap ruangan dalam rumah namun aku tidak menemukan apapun, tidak ada barang yang terjatuh dan pecah di sana. Aku merasa heran bagaimana bisa tidak ada apapun, padahal aku sangat jelas sekali mendengar barang itu terjatuh tadi.
Aku tidak ingin ambil pusing soal ini, mungkin saja tadi aku hanya bermimpi, pikirku. Tak ingin berlama-lama diluar aku pun memutuskan untuk kembali ke kamarku.
Saat tiba dikamar aku mendengar suara seperti orang sedang menangis
" Hikss... Hikss.. Hikss " Suara tangis yang bersumber tidak jauh dari kamarku. Namun aku tidak melihat apapun di dalam kamarku, aku mencari sumber suara tersebut dan aku rasa suara itu berasal dari luar jendela kamarku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments