Aku dan Nur kembali masuk kedalam rumahku dan terduduk di sofa diruang tamu kembali.
" Denger ya, Maura! Lo jangan ceritain ke orang lain mengenai kejadian lo dan Tari semalam." Ucap Nur memperingatkanku
" Iya gue gak bakalan ngasih tau ke siapa-siapa mengenai kejadian semalam" Jawabku
" Bagus, Kalau gitu gue pulang dulu ya udah mau magrib nih. " Ucap Nur berpamitan seraya memakai tasnya kembali yang ia lepaskan saat sedang mengobrol tadi.
" Yaudah, lo hati-hati ya dijalan!" Ucapku sambil berjalan menuju teras rumah mengantar Nur
" Iya. Bye..." Ucap Nur seraya menjalankan motornya dan aku pun membalas lambaian tangannya
Aku masuk ke dalam rumah kembali dan mengunci pintu rumahku. Terlihat Ayah dan Ibu baru saja keluar dari kamar mereka.
" Apa nak Rangga sudah pulang, Maura?" Tanya Ayah
" Iya, yah. Oh iya dia menitip salam untuk Ayah dan Ibu." Sahutku
" Sampaikan salam balik dari Ayah dan Ibu untuknya, nak!" Sambar Ibu
" Iya, Bu. Nanti Maura sampaikan pada Kak Rangga, kalau begitu aku ke kamar dulu ya." Ucapku kemudian minta izin untuk kembali ke kamar
" Iya Maura" Ucap Ibu, kemudian aku segera menuju kamarku
Malam ini aku tidak mendapat gangguan apapun dari makhluk tak kasat mata, aku tertidur dengan sangat nyenyak malam ini.
Keesokan Harinya...
Aku terbangun dan keluar dari kamarku saat aku sudah selesai bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Aku memutuskan untuk pergi ke sekolah dalam keadaan tangan masih sakit, namun aku tidak menghiraukan rasa sakit ku ini karena hari ini adalah hari pertamaku resmi menjadi siswi di SMK WAY RIMBA dan aku tidak ingin melewatkannya.
" Kamu yakin mau sekolah hari ini, Maura? Apa tidak sebaiknya kamu istirahat dulu beberapa hari " Tanya Ibu mencemaskan aku
" Tidak, Bu. Aku mau sekolah hari ini, lagi pula yang sakit tangan kiri bukan tangan kananku, jadi aku masih bisa menulis dan melakukan hal lainnya, selagi bukan kegiatan mengangkat barang berat" Ucapku lalu memakan roti tawar dengan selai strawberry kesukaanku
" Ya sudah, kalau begitu kamu hati-hati ya, Maura. Jika kamu merasa tidak kuat atau merasakan sakit kamu pulang saja ya!" Sambar Ayah
" Iya, yah. Kalian jangan khawatir aku pasti bisa jaga diriku baik-baik!" Ucapku meyakinkan
" Ya sudah, cepat habiskan sarapannya!" Perintah Ayah.
Tidak butuh waktu lama aku sudah menyelesaikan kegiatan sarapanku lalu segera berangkat ke sekolah. Seperti biasa aku berangkat ke sekolah bersama Nur.
Tiba Di Sekolah...
Nur mengantarku lebih dulu ke kelasku, ia memilihkan tempat duduk untukku di bagian sebelah kiri barisan kedua. Di sebelahku masih terdapat bangku kosong karna baru beberapa orang saja yang datang.
" Maura, gue ke kelas gue dulu ya. Kalo ada apa-apa telepon atau whatsapp gue aja, Oke!" Ucap Nur berpamitan
" Iya Nur, Makasih ya." Ucapku dengan menyunggingkan senyumku
" Sama-sama, ya udah gue pergi ya." Ucap Nur kemudian keluar dari kelasku.
Teman-temanku sudah banyak yang datang begitu juga dengan Wiwin, ia menempati bangku kosong di sampingku. Aku memang lebih akrab dengan Wiwin di bandingkan dengan teman-temanku yang lainnya.
Satu hal yang membuatku penasaran, yaitu dengan temanku yang duduk di bangku pojok paling belakang, ia terlihat sangat asing bagiku karena ia baru masuk hari ini. Sepertinya saat MOS dia tidak ikut, dan terlihat ia sangat pucat sekali seperti sedang sakit.
Ia hanya terdiam dan begitu tertutup dengan teman-temanku yang lain, tapi aku tidak ingin berpikir yang macam-macam mungkin saja ia belum berbaur dengan mereka, karena dia baru masuk hari ini dan mungkin saja nanti ia akan terbiasa dan mau berbaur dengan kami.
1 Jam Kemudian...
Jam pelajaran sudah dimulai, hari ini hanya pengenalan dengan guru-guru yang akan mengajar dikelas kami. Dan yang paling utama adalah pengenalan wali kelas kami yaitu Bu Resvi Wulandari, seorang guru wanita yang cantik dan terlihat lebih styles, ia juga sangat ramah dan menyenangkan. Dia mengajar mata pelajaran seni budaya dikelas kami, ia juga memiliki suara yang bagus tapi wajar saja karena dia adalah seorang pembina ekschool Paduan suara.
Jam Istirahat pun telah tiba, teman-temanku keluar lebih dulu dan hanya menyisakan aku dan juga temanku yang duduk dipojokan paling belakang, aku menyuruh Wiwin ke kantin duluan. Saat aku hendak keluar kelas aku melihat kearahnya, sesaat aku terkejut ada sosok Maya dibelakang temanku itu. Maya mengganggunya dengan berbuat jahil padanya, dari menarik rambutnya sampai berbisik di telinganya.
Melihat hal itu aku tidak tinggal diam, aku menghampirinya walau pun ada rasa takut pada diriku tapi aku tetap melangkahkan kakiku mendekatinya. Aku berusaha bersikap biasa saja didepan teman baruku itu, dan mengajaknya berbicara.
" Hai, gue boleh bicara sebentar." Ucapku menyapanya
" Iya boleh, duduklah!" Jawabnya terdengar lemas
" Kenalin nama gue Maura! " Ucapku seraya mengulurkan tangan
" Sindy " Ucapnya seraya membalas menjabat tanganku kemudian melepaskan kembali
" Sepertinya gue baru liat lo deh, lo baru masuk hari ini ya? " Ucapku sambil memperhatikan Maya yang hanya terdiam dipojokan tembok memperhatikan aku dan Sindy.
" Iya, gue baru masuk hari ini. Eh lo liatin apaan sih, kok gue perhatiin lo liat belakang gue mulu. " Ucap Sindy Bingung
" Eemm.. Enggak kok, gue gak liat apa-apa ." Ucapku sedikit gugup
" Beneran? " Tanya Sindy ragu
" Iya bener, Eh kita ngobrol di kantin aja yuk!" Ajakku agar kami bisa menjauhi sosok Maya. Dan Sindy menerima ajakanku
Aku dan Sindy berjalan menuju kantin namun saat baru saja keluar kelas. Kami bertemu dengan Nur yang hendak menjemputku, pada akhirnya kami bertiga pergi ke kantin bersama.
Di kantin sekolah...
Saat kami tiba di kantin kami langsung duduk bergabung dengan Wiwin dan juga temanku yang lain yaitu Yesi. Aku langsung memesan semangkok bakso dan juga es teh manis, begitu juga dengan Sindy dan Nur mereka memesan menu yang sama denganku. Hampir 10 menit kami menunggu dan pada akhirnya pesanan kami pun sudah jadi, tanpa menunggu waktu lama aku langsung memakan bakso pesananku.
Disela-sela makan kami berbincang-bincang sesekali kami bersenda gurau. Namun sesaat aku melihat ada sosok Maya berada di kantin, ia terduduk tidak jauh dari hadapan aku dan Nur.
" Maura, lo lihat Maya di sana gak?" Tanya Nur berbisik di telingaku
" Iya gue lihat, Nur." Jawabku pelan
Aku dan Nur memperhatikan gerak gerik sosok Maya, kami melihat ia tengah memegangi mangkok.
" Ternyata Hantu juga punya rasa lapar ya, Maura." Bisik Nur terkekeh
" Haha.. Iya Nur " Ucapku pelan dan terkekeh juga.
Kami terus saja memperhatikannya, sampai pada akhirnya dia menusukkan garpu kedalam mangkok tersebut. Mataku Terbelalak menyaksikan pemandangan menjijikan saat Maya memakan bola mata yang terdapat banyak darah, dan kami juga melihat banyak cacing dan juga belatung didalam mangkok tersebut. Sontak saja aku dan Nur merasa mual dan memuntahkan makanan yang baru saja selesai kami makan.
" Uweekk... Uweekk... Uweekk " Aku merasa mual kemudian muntah, begitu juga dengan Nur.
" Hei... Kalian kenapa sih? " Ucap Wiwin merasa heran dan juga panik begitu juga dengan Yesi dan Sindy, Namun aku dan Nur tidak menjawabnya kami hanya terus-terusan mual dan muntah.
Banyak orang yang datang menghampiri dan melihat keadaanku dan Nur, mereka merasa bingung karena tidak tahu apa yang sedang terjadi padaku dan juga Nur. Hingga pada akhirnya datang Kak Rangga dan Kak James melihat kami kemudian ia membawa aku dan Nur ke ruang UKS.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
BUTIRAN DEBU
dah mampir
2020-06-19
0
BUTIRAN DEBU
mo bca tp ko mlm bsok ja ah
2020-06-18
0