Hasil Tes

Merasa lebih aman setelah mengetahui bahwa yang di hadapanku adalah Mbah Urip bukan hantu, aku langsung memegang tangan Mbah Urip berharap mendapat pertolongan dan ia bisa mengantarku pulang.

" Mbah, Tolong aku! " Ucapku lirih

" Ada apa nak, kenapa kamu terlihat begitu ketakutan sekali? " Tanya Mbah Urip karena melihat aku yang masih sedikit gemetaran.

" Mbah, Tolong aku! tadi ada hantu yang ingin membawaku ke sana. " Ucapku lirih seraya menunjuk kearah sumur tua dibawah anak tangga yang terbuat dari tanah liat di sana tadi.

" Bagaimana bisa kamu sampai ke sana, Nak? " Ucap Mbah Urip tidak menyangka

" Tadi hantu itu menjelma menjadi Ibuku, Mbah. Dia keluar dari rumah kami menuju sumur kecil itu, penasaran dengan apa yang Ibu lakukan aku mengikutinya dari belakang. Tapi saat aku tiba di sumur itu, tiba-tiba Ibu berubah menjadi sosok yang sangat menyeramkan, Mbah. " Ucapku menjelaskan dengan bibir yang masih gemetar.

" Jadi begitu, syukur saja kamu tidak apa-apa nak. Kalau begitu ayo mbah antar kamu pulang! " Ucap mbah Urip lalu berniat ingin mengantar aku pulang ke rumah.

" Iya, terima kasih banyak, Mbah. " Ucapku lalu kami berdua berjalan menuju ke rumahku.

Disisi keluargaku...

Saat itu Ayah dan Ibu terbangun saat mendengar vas bunga diruang keluarga pecah, mereka beranjak dari kamar mereka menuju sumber suara tapi mereka tidak melihat ada apapun dan siapapun sana.

Ayah dan Ibu memasuki kamarku mereka pikir aku lah yang membuat vas bunga itu terjatuh, namun saat mereka tiba di kamarku mereka tidak melihatku berada di sana.

" Ayah, Maura tidak ada di kamarnya!" Ucap Ibu dengan cemasnya.

" Kemana Maura, apa yang terjadi padanya? " Ucap Ayah juga sama cemasnya seperti Ibu.

" Ayah, cepat cari Maura! " Ucap Ibu yang kini sudah terlihat menangis karena mengkhawatirkanku.

Mereka keluar dari kamarku dan mencari-cari keberadaanku di setiap sudut rumah, namun mereka tidak menemukanku juga. Mereka sangat mengkhawatirkan aku, hingga Ayah memutuskan untuk mencariku diluar rumah. Sesaat Ayah berada dijalan setapak tidak jauh dari rumah kami, aku dan Mbah Urip lebih dulu melihat Ayah yang tengah mencari-cari aku.

" Ayahhhhhh..... " Teriakku lalu menghampiri dan langsung memeluk tubuh Ayah.

" Maura, dari mana saja kamu Nak? Ayah dan Ibu mengkhawatirkanmu." Ucap Ayah seraya menyambut dan mendekap erat tubuhku.

" Dia pergi ke sumur tua bawah tangga sana! " Ucap Mbah Urip kini mendekat kearah aku dan Ayah.

" APA, kok bisa? apa yang kamu lakukan di sana, Maura? " Ucap Ayah terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang telah dikatakan mbah Urip.

" Panjang ceritanya, yah. Lebih baik kita masuk kedalam rumah! aku sangat takut jika harus berlama-lama diluar. " Ucapku lirih

" Ya sebaiknya bawa anakmu ini masuk kedalam! kasian Maura dia sangat ketakutan." Ucap Mbah Urip sependapat denganku

" Yaudah ayo kita masuk! Mbah Urip terima kasih ya sudah mengantar Maura pulang." Ucap Ayah mengalah kemudian berterima kasih pada Mbah Urip

" Iya sama-sama, kalau begitu saya juga pamit pulang. " Ucap Mbah Urip lalu berpamitan.

Kami kembali ke rumah masing-masing. Dengan masih memeluk lengan Ayah, aku dan Ayah melangkahkan kaki kami memasuki rumah, saat tiba didalam aku melihat Ibu yang sedang duduk di sofa ruang keluarga terlihat sangat mencemaskan aku.

" Maura, kemana saja kamu Nak? Ibu sangat mencemaskanmu. " Ucap Ibu menghampiriku kemudian memelukku dengan sangat erat.

" Besok saja ceritanya, biarkan Maura istirahat dulu sekarang! Besok pagi kan dia harus melihat pengumuman hasil tesnya." Sambar Ayah

" Ya sudah, kamu istirahat saja ya, Maura! " Ucap Ibu mengerti dengan keadaanku saat ini.

Ayah dan Ibu mengantar aku ke kamarku dan menemaniku sampai aku tertidur. Saat merasa aku sudah terlelap tidur Ayah dan Ibu meninggalkan aku sendiri dikamar.

Cahaya mentari pagi telah menampakkan sinarnya, dan aku terbangun dari tidur pendekku. Jelas saja aku menyebutnya tidur pendek karena semalam aku hanya tidur beberapa jam saja, dan itu membuatku masih merasa sangat mengantuk pagi ini.

Meskipun masih mengantuk aku harus tetap terbangun dan bersiap diri untuk hari ini, aku harap hasil tes hari memuaskan bagiku dan juga Nur.

Pagi ini terlihat berbeda karena kakak tidak ikut sarapan dengan kami, karena ia sudah kembali ke kos-annya sedari aku mengikuti tes kemarin. Kini hanya kami bertiga saja di rumah ini.

Kali ini aku berangkat ke sekolah bareng Nur, karena Ayah diharuskan bekerja di kantor hari ini. Ayahku bekerja sebagai karyawan di perusahaan yang tidak terlalu besar tapi gajinya perbulan cukup untuk menghidupi keluargaku. Aku dan Nur berangkat menggunakan sepeda motor miliknya, yang ia dapatkan sebagai hadiah ulang tahunnya minggu lalu.

Sampai Disekolah...

Saat tiba di depan gerbang sekolah aku menuruni sepeda motor milik Nur, sedangkan ia harus memarkirkan sepeda motornya ketempat parkiran sekolah terlebih dahulu yang tidak jauh dari gerbang.

" Selamat pagi, Pak! " Ucapku menyapa satpam sedang berdiri didepan gerbang sekolah.

" Pagi, mau lihat hasil tes ya, Neng? " Ucap satpam yang bernama Sumardi, terlihat dari bordiran bertulis namanya yang melekat di sisi kanan bajunya.

" Iya Pak, kalau begitu saya masuk kedalam ya. " Ucapku begitu ramahnya.

" Silangkan, Neng. " Ucap pak Sumardi tidak kalah ramahnya.

Aku masuk kedalam sekolah dan menghampiri Nur ditempat parkiran. Saat ia telah selesai memarkirkan sepeda motornya, kami segera ketempat dimana Mading sekolah diletakkan.

Aku melihat beberapa kertas pengumuman yang sudah tertempel di Mading  sekolah, Aku dan Nur mencari nama kami dengan begitu teliti. Berharap semoga saja nama kami tertera dalam hasil pengumuman tersebut, aku berusaha menerobos banyaknya calon siswa-siswi lain yang sama halnya dengan kami untuk mengetahui hasil tes kemarin, karena aku tidak begitu jelas melihat satu persatu nama yang sudah tertera.

Aku mencari namaku di setiap masing-masing kertas sesuai kejuruan, kini mataku terfokus dengan lembar kertas berkejuruan TKJ 1( Teknik Komputer Jaringan ). Aku melihat namaku tertera dengan nomor urut satu yaitu dengan nilai tertinggi, sedangkan aku melihat nama Nur berada di kejuruan yang sama hanya saja kami beda kelas. Dia berada dikelas TKJ 2  dengan nomor urut 30-an kebawah.

Jumlah seluruh kejuruan Tkj adalah 64 orang, masing-masing dikelas kami berjumlah 32 orang yaitu 25 perempuan dan 7 laki-laki. Ketika mengetahui aku dan Nur lolos, dengan cepat aku memeluknya. Aku merasa begitu sangat bahagia sama halnya dengan Nur juga.

" Maura, Kita lolos. " Ucap Nur tengah memelukku

" Iya, kita lolos. Akhirnya kita satu sekolah lagi." Ucapku dengan mata berkaca-kaca karena merasa bahagia.

Bagaimana tidak, setelah lulus sekolah dasar aku dan Nur berada di sekolah menengah pertama yang berbeda dan kini akhirnya kami bisa satu sekolah lagi. Meskipun kami berbeda sekolah dengan Tari tapi setidaknya diantara kami ada yang satu sekolah bareng.

Eka memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas, karena kondisi ekonomi keluarganya yang kurang memungkinkan. Hingga dia memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya dan ia memilih untuk bekerja membantu keluarganya.

Sedangkan Wati masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, kini ia sudah kelas 9. Sekolahnya berada dibelakang SMK Way Rimba yaitu sekolah kami sekarang. Meskipun kami berbeda-beda sekolah tapi kami masih sering main dan berkumpul bersama di rumah.

Saat kami sedang berpelukan aku melihat Kak Rangga berjalan ke arah kami, dengan senyum manisnya ia menatapku saat aku tengah memeluk Nur. Karena semakin dekat Kak Rangga kearah kami, aku pun melepaskan pelukanku terhadap Nur.

" Kelihatannya kalian bahagia sekali? " Ucap Kak Rangga yang kini sudah berada di dekat kami.

" Iya nih Kak, kami sangat bahagia karena kami lolos dan diterima disekolah ini. " Ucapku begitu semangat

" Waahh... Selamat ya untuk kalian berdua ." Ucap Kak Rangga memberi selamat pada kami

" Iya Kak, makasih ya! " Ucapku yang kini menatap Kak Rangga dengan lekatnya, menurutku Kak Rangga terlihat lebih tampan daripada kemarin. Entahlah, apakah itu hanya perasaanku saja?

Terpopuler

Comments

Ig & fb : Karlina_Sulaiman

Ig & fb : Karlina_Sulaiman

cie2

mungkin kamu suka sama rangga

2020-06-25

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!