Mimpi Buruk Jadi Kenyataan

Hantu itu berposisi merangkak seperti binatang mau menerkam mangsanya, ia terlihat sangat menyeramkan. Matanya terlihat putih semua tidak ada bola hitam didalamnya, giginya terlihat sangat taring dan runcing dan terdapat lendir kuning kehijauan dipinggir-pinggir mulutnya yang bercampur dengan darah daging mentah yang sedang dimakannya. Rambutnya panjang berantakan dan juga kusut, ia masih mengunyah daging mentah dengan sangat lahapnya.

Tari yang melihat sosok itu sangat ketakutan, ia berteriak sangat keras hingga ia menjauh dari sosok tersebut. Tari memejamkan matanya dan memeluk lututnya dengan sangat erat, ia berteriak hingga datang Ibunya memasuki kamarnya, dengan cepat ia membuka matanya dan berlari kearah Ibunya.

Dia memeluk tubuh Ibunya dengan sangat erat, ia menangis dalam pelukan Ibunya tanpa melihat dengan jelasnya bahwa Ibunya terlihat sangat pucat. Ia merasakan tubuh Ibunya terasa sangat dingin, ingin tahu yang sebenarnya ia mendongakkan wajahnya ke atas untuk melihat wajah Ibunya itu. Namun sosok itu bukanlah Ibunya melainkan hantu yang menyerupai Ibunya, terlihat dari matanya yang terlihat putih semua.

" Aaarrgghhh.... " Tari berteriak dengan sekuat tenanganya

" Kamu bukan Ibuku, pergi dari sini jangan ganggu aku! " Ucap Tari mundur menjauh dari sosok tersebut.

Saat ia tengah mundur menjauh dari sosok menyerupai Ibunya, ia terjatuh karena tersandung sesuatu. Tari menyentuh sebuah kaki yang sangat pucat dan kukunya panjang-panjang, seketika tubuhnya menjadi sangat gemetaran jantungnya berdetak sangat cepat.

Perlahan ia menoleh  kebelakang dan kemudian ia sangat terkejut dibuatnya, Tari melihat sosok hantu dibawah kolong tempat tidurnya tadi sudah berada dihadapannya dengan sangat dekat.

Bingung harus melakukan apa? ia terduduk menangis ketakutan saat kedua hantu itu semakin dekat dengannya dan akan menyerangnya.

" Aarrgghhh... " Tari berteriak kemudian ia terbangun dari tidurnya.

" Hah... Hah... Hah... " Nafas tersengal-sengal keluar dari mulut Tari saat baru saja tersadar dari mimpi buruknya.

" Syukurlah, ternyata cuma mimpi! Huufftt... " Ucap Tari lalu membuang nafasnya dengan sangat lega.

Merasa dirinya sudah tenang, ia berniat untuk melanjutkan tidurnya kembali. Tapi baru saja sesaat ia tertidur, ia mendengar ada yang memanggil namanya.

" Tariiii.... Bangunlahhhh! " Terdengar suara tipis namun masih terdengar dengan sangat jelas di telinganya

Tari membuka matanya dengan perlahan dan terbangun dari tidurnya, ia merasakan udara sangat dingin disekitarnya. Bulu tengkuknya berdiri saat ada hembusan angin mengarah pada belakang tubuhnya, seketika ia mengusap-usap leher bagian belakangnya itu.

" Siapa? " Tanya tari pelan karena merasa sedikit takut

" Tariii.... " Suara itu terdengar lagi

" Siapa kamu? " Ucap Tari dengan melihat sekelilingnya namun ia tidak menemukannya.

" Krtekk... Krtekk... Krtekk... " Terdengar suara seperti suara tulang yang patah. Mendengar suara tersebut semakin membuat Tari bergidik takut.

" Suara apa itu? " Gumam Tari dalam hati dengan jantung yang berdegup kencang ia perlahan melihat kearah sumber suara tersebut yaitu dibawah kolong tempat tidurnya.

" Krtekk... Krtekk... Krtekk... " Suara itu terdengar sangat jelas. Ia mendekati perlahan kearah bawah kolong tempat tidurnya.

" Caapp... Caapp...Capp... " Suara itu berubah menjadi seperti orang yang sedang mengunyah daging sangat keras.

Tari terus mendekat kearah itu, kemudian ia melihat kearah bawah kolong tempat tidurnya.

" Aarrrgghh... " Teriakan lolos dari mulutnya saat mengetahui ada sosok hantu yang menyeramkan dibawah kolong tempat tidurnya. Hantu itu sedang mengunyah sepotong daging mentah dengan darah segar masih berada di daging tersebut.

Hantu itu berposisi merangkak seperti binatang mau menerkam mangsanya, ia terlihat sangat menyeramkan. Matanya terlihat putih semua tidak ada bola hitam didalamnya, giginya terlihat sangat taring dan runcing dan terdapat lendir kuning kehijauan dipinggir-pinggir mulutnya yang bercampur dengan darah daging yang sedang dimakannya. Rambutnya panjang berantakan dan juga kusut, ia masih mengunyah daging mentah dengan sangat lahapnya.

Tari yang melihat sosok itu sangat ketakutan, ia berteriak sangat keras hingga ia menjauh dari sosok tersebut. Tari memejamkan matanya dan memeluk lututnya dengan sangat erat, ia melihat Ibunya memasuki kamarnya.

Kali ini ia tidak ingin menghampiri Ibunya, dia takut jika Ibunya adalah sosok yang sama seperti di mimpinya itu. Tari enggan menatap Ibunya, kali ini ia memutuskan untuk berlari dan keluar dari kamarnya.

" Tari, kamu mau kemana, Nak? kenapa berlari ketakutan seperti itu? " Ucap Rika Ibunya Tari merasa aneh saat Tari lari menjauh darinya.

" Kamu bukan Ibuku! " Bentak Tari berusaha menjauh dari Ibunya.

" Ini Ibu sayang, kamu kenapa? " Ucap Rika mendekati Tari, namun Tari enggan disentuh olehnya.

" Ada apa ini, kenapa Tari berteriak tadi? " Ucap Firman Ayahnya Tari menghampiri mereka berdua.

" Ayaaahhh.. " Teriak Tari memeluk erat Ayahnya.

" Kenapa, Nak?. Kenapa kamu ketakutan seperti ini? " Ucap Firman merasa bingung dengan apa yang sudah terjadi dengan anaknya itu.

" Ayah, dia bukan Ibu! Dia hantu, Yah. " Ucap Tari dengan bibir yang masih gemetaran saat melihat ke arah Ibunya.

" Apa maksudmu? Dia Ibumu, Tari." Ucap Firman menjelaskan

" Aku juga sudah bilang padanya, tapi dia masih saja menganggapku hantu." Sambar Rika juga merasa heran dengan putrinya.

" Tidak, kamu bukan Ibuku! pergilah ku mohon jangan ganggu Aku dan keluargaku." Ucap Tari masih belum percaya

" Dia Ibumu, Nak. Kalau tidak percaya, periksa saja nadinya! " Ucap Firman meyakinkan, kemudian Tari meriksa nadi di lengan Ibunya.

" Iya benar, ini Ibu! " Ucapnya merasa lega karena mengetahui yang saat ini sedang bersamanya adalah Ibunya, bukan Hantu seperti dalam mimpinya.

" Ibu sudah bilang, Sayang. Kalau ini Ibu! " Ucap Rika seraya memeluk Tari dan mengusap-usap lembut kepala Tari.

" Ibu, Maafkan aku ya! " Ucap Tari merasa bersalah

" Iya Nak, Maafkan Ibu juga jika sudah menakuti kamu! " Sahut Ratih.

Mendengar cerita dari Tari membuat Eka dan wati semakin ketakutan.

" Cukup, Jangan cerita lagi! gue makin takut nih " Ucap Eka terlihat sangat pucat mendengar cerita dari Tari.

" Sama gue juga, eh Nur kok lo biasa aja sih denger cerita si Tari? " Ucap Wati lalu melihat Nur yang  terlihat tidak ketakutan seperti mereka.

" Ah, gue udah biasa liat yang begituan, makanan sehari-hari gue kalau liat makhluk halus kaya gitu. Bahkan yang lebih dari itu aja gue pernah liat. " Ucap Nur dengan santai nya.

" Iiihh... Lo kok bisa gak takut kaya gitu sih, Nur? gue aja yang dengar ceritanya langsung merinding. Apalagi kalau liat langsung, bisa pingsan kali gue." Ucap Eka terheran dengan perkataan Nur.

" Udah deh jangan bahas cerita horor lagi! cerita yang lain gitu, biar gue gak takut lagi." Ucap Wati menyudahi topik horor mereka.

" Oh ya, disekolah baru gue dan Maura ada Kakak kelas ganteng banget, pengurus Osis pula. Kayanya dia naksir sama Maura deh, keliatan banget dari matanya." Ucap Nur mengalihkan topik pembicaraannya kemudian melihat Maura.

" Apaan si Nur, nggak mungkin Kak Rangga naksir sama gue." Ucapku mengelak ucapan Nur, namun sangat senang saat mendengar perkataan Nur tadi.

" Isshh... Bener tau, Maura. Percaya deh sama gue! " Ucap Nur dengan yakinnya

" Emang dia ganteng banget ya, Nur? Kira-kira mirip siapa? " Sambar Wati penasaran

" Mirip artis indonesia bernama Maxime Bouttier " Jawab Nur

" Beneran? Gila, itu sih ganteng parah. " Ucap Eka dengan mata yang membelalak saat mendengar nama Maxime Bouttier disebut.

" Ya wajar aja sih, kan Maura mirip sama Prilly Latuconsina. Liat deh dari wajahnya, postur tubuhnya, tingginya juga sama. Sumpah gue gak bohong, lo mirip banget sama dia." Sambar Tari seraya memperhatikan Aku dengan lekatnya.

" Please deh! kalian jangan berlebihan kaya gitu. Nggak mungkin gue mirip sama artis secantik dia." Ucapku mengelak dengan penuturan Tari barusan.

" Dan satu lagi! nggak mungkin juga Kak Rangga naksir sama gue. Cowok seganteng dan sekeren dia mana mungkin mau sama gue." Lanjutku merasa tidak pantas untuk Kak Rangga.

" Yaudah, Hari udah mulai sore nih, gue mau pulang sekarang. Takut nyokap gue nyariin." Ucap Nur mengakhiri obrolan kami.

" Gue juga mau pulang, kalo malam-malam gue takut ketemu hantu dijalan." Sambar Eka setuju dengan Nur.

" Yaudah, Kalian hati-hati dijalan ya!" Ucap Tari seraya mengantar kami ke depan rumah.

" Iya, lo juga hati-hati di rumah. " Ledek Nur dengan menyunggingkan senyumnya.

Kami akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Aku bersama Nur karena rumah kami satu arah, sedangkan Eka ia bersama Wati karena rumah mereka satu arah juga.

Terpopuler

Comments

Ig & fb : Karlina_Sulaiman

Ig & fb : Karlina_Sulaiman

serasa nonton film horor

2020-06-25

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!