Terkunci

Aku dan Tari berlari menjauhi sosok menyeramkan tersebut, dengan tubuh bergetar dan jantung yang berdegup kencang tidak karuan, aku berusaha keluar dari kamarku begitu juga dengan Tari. Saat aku hendak membuka pintu namun pintunya terkunci, aku dan Tari begitu panik dan ketakutan.

" Bagaimana ini, Maura? hantunya mendekat ke arah kita, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Ucap Tari sambil menggenggam tanganku

" Gue juga gak tau, Tari. Sumpah gue takut banget, Tar. " Ucapku dengan bibir yang gemetar

Sosok tersebut semakin mendekat kearah aku dan Tari, ia merayap dari atas plafon ke arah kami. Jarak kami dengannya hampir dekat hingga membuat jantungku berdetak semakin tidak beraturan, bulir-bulir keringat jatuh dari keningku.

" Ayah, Ibu, Tolong aku! " Ucapku lirih

" Maura, gue takut banget. Cepat lakukan sesuatu, Maura!" Keluh Tari

" Emangnya lo doang yang yang takut, gue juga takut. Tapi apa yang bisa kita perbuat? pintunya terkunci, Tari!" Ucapku merasa bingung harus berbuat apa agar kami bisa keluar dari kamarku.

Sosok tersebut merayap menuruni tembok dan semakin dekat kearah kami, aku melihat gerak-geriknya semakin jelas sedangkan Tari hanya menutup matanya karena merasa sangat takut dan tidak sanggup menatap sosok tersebut.

Aku berusaha membuka pintu lagi, berteriak sekuat tenagaku memanggil nama orang tuaku, berharap mereka bisa mendengar lalu menolong aku dan juga Tari. Aku sudah berusaha keras untuk membuka pintunya, aku mendobraknya namun tetap saja tidak bisa. Tubuhku merasa lemas karena beberapa kali mendobrak pintu tersebut, hingga aku jatuh terduduk dan bersandar dibawah pintu. Tari yang melihatku tidak berdaya ia langsung memeluk dan mendekap tubuhku dengan erat.

" Maura, lo baik-baik aja kan? Ayo bangun, Maura! " Ucapan Tari panik dan juga khawatir kepadaku

POV Author

Ayah dan Ibunya Maura terbangun saat mendengar suara teriakan dari Maura.

" Yah, ada apa dengan Maura, kenapa dia berteriak seperti itu? " Ucap Dewi Ibunya Maura dengan cemasnya

" Ayah juga tidak tahu, Bu. Ayo kita cek ke kamarnya!" Ucap Bayu Ayah Maura dan Dewi mengiyakannya.

Mereka keluar dari kamar mereka dan melangkahkan kaki menuju kamar Maura.

POV Maura

Aku melihat Tari sangat panik mencemaskanku dan menangis karena merasa ketakutan, ia tidak tahu harus berbuat apa agar kami bisa keluar dari kamarku.

" Ya Allah aku harus berbuat apa? Aku sangat takut, aku mohon lindungi aku dan Tari dari sosok menyeramkan itu." Batinku berdoa memohon pertolongan

" Oh ya, aku ingat aku pernah diajarkan membaca Ayat Kursi oleh Ayah, semoga saja dengan ayat ini hantu itu akan hilang dan pergi. " Gumam ku dalam hati

" Tari, lo bisa baca Ayat Kursi, kan? " Tanyaku pada Tari

" Iya gue bisa, Maura. " Jawab Tari

" Kalau begitu ayo kita baca sama-sama, Tar!" Ucapku seraya membangunkan tubuhku untuk berdiri kembali

" Oke, kita baca bareng-bareng." Ucap Tari seraya membantu tubuhku untuk berdiri kembali. Setelah merasa kami.sudah siap aku menganggukkan kepalaku satu kali memberi kode untuk kami memulainya.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

" ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Arab-Latin:

Bismillahirrahmannirrahiim

Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta khuzuhu sinatuw wa la naum lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi iznih, ya'lamu ma baina aidhim wa ma khalfahum, wa la yuhituna bisyaiim min' ilmihi illā bimā syā wasi'a kursiyyuhus samawati wal ard, wal la ya ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm

Terjemah Arti:

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Aku membaca Ayat Kursi bersama Tari dengan keras, aku melihat sosok tersebut yang sudah hampir menerkam kami tiba-tiba mundur menjauhi kami. Melihat reaksi sosok tersebut yang tidak nyaman dengan bacaan Ayat kursi yang kami lafalkan, aku dan Tari mengulang-ulang bacaan kami dan membacanya semakin keras. Berharap sosok tersebut bisa segera hilang dan pergi dari hadapan kami, ternyata benar saja sosok menyeramkan itu merasakan kesakitan dan kepanasan mendengar bacaan Ayat suci Al-Qur'an dan perlahan ia menghilang dam pergi dari hadapan kami.

" Hufttt... Alhamdulillah, Akhirnya dia hilang juga. Terima kasih ya Allah telah melindungi kami dari sosok menyeramkan sosok tersebut." Ucapku dalam hati dan bernafas dengan lega saat melihat sosok tersebut menghilang dari hadapan kami

" Maura, Hantunya sudah pergi." Ucap Tari dengan senangnya kemudian memelukku dengan sangat erat kemudian melepaskannya kembali

" Iya Alhamdulillah, Tar. Ayo kita keluar dari kamar ini! " Ucapku juga merasa senang

" Tapi gimana caranya kita bisa keluar? kan pintunya terkunci, Maura." Keluh Tari

" Ya lo benar, Tar." Sahutku lemas

Aku dan Tari merasa bingung memikirkan bagaimana caranya agar kami berdua bisa keluar dari kamarku, Namun tiba-tiba Ayah dan Ibu memanggil namaku dari luar pintu.

" Tok... Tok... Tok... Maura, Kamu kenapa nak, kenapa tadi berteriak?" Ucap Ayah mengetuk pintu kamarku dengan cepat dan terdengar begitu khawatir padaku

" Iya Maura, Apa yang sedang terjadi dengan kamu dan juga Tari didalam kamar, nak?" Sambar Ibu tak kalah cemas nya

" Ibu, Aku dan Tari terkunci didalam kamar kamar. Pintunya tidak bisa terbuka, Bu" Ucapku menjelaskan

" Bagaimana bisa kalian terkunci didalam?" Tanya Ayah

" Sepertinya pintu terkunci dari luar.Tolong bukakan pintunya, kami takut didalam sini, Yah! " Ucapku lirih

" Iya nak, Ayah akan ambilkan kunci serepnya dan segera membukakan pintu untuk kalian." Ucap Ayah kemudian ia pergi mencari kunci cadangan kamarku

" Kalian berdua yang sabar ya didalam, kalian jangan khawatir! " Ucap Ibu menenangkan aku dan Tari

" Iya Bu" Jawabku menurut

Hampir 5 menit sudah aku dan Tari menunggu kedatangan Ayah, namun Ayah belum datang juga.

" Ibu, Ayah kok lama banget sih?" Ucapku tak sabar

" Iya Tante, Tari juga sangat takut disini." Sambar Tari

" Kalian yang sabar ya, sebentar lagi Ayah akan datang!" Ucap Ibu terus menenangkan kami

Baru saja Ibu mengatakannya, Ayah pun sudah datang dan berusaha membuka pintu kamarku. Tidak butuh waktu lama akhirnya Ayah bisa membukakan pintu untuk aku dan Tari.

" Maura, Tari. Kalian tidak apa-apa, kan?" Tanya Ayah khawatir dan kamipun langsung memeluknya

" Kami berdua baik-baik saja, Yah." Ucapku senang

" Syukurlah kalau begitu. Sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian, mengapa kalian bisa sampai terkunci seperti tadi? " Tanya Ayah penasaran

" Panjang ceritanya, Yah. Besok saja aku ceritakannya! " Ucapku dengan tubuh masih terasa dingin

" Iya Om, Lebih baik biarkan Maura istirahat terlebih dahulu. Dia merasa lemas karena dia tadi beberapa kali mencoba mendobrak pintu namun tidak berhasil " Ucap Tari menjelaskan

" Ya baiklah. Besok saja kalian menceritakannya, sekarang lebih baik kalian berdua istirahat! " Ucap Ayah mengerti kemudian merebahkan tubuhku kembali di atas kasur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!