Nur Kerasukan

Dengan cepat Kak Rangga dan Kak James membawa aku dan juga Nur ke ruang UKS. Saat tiba di sana Kak Rangga meletakkan tubuhku di atas ranjang, begitu juga dengan Kak James kepada Nur. Tanpa menunggu lama petugas UKS memeriksa keadaan kami, sedangkan Kak Rangga dan Kak James menunggu diluar. Aku sempat mendengar suara Kak winda bertanya kepada Kak Rangga mengenai kami.

" Ada apa ini, Rangga? " Tanya Kak Winda penasaran

" Gue juga gak tau, tiba-tiba mereka muntah-muntah gitu." Jawab Kak Rangga

" Terus gimana keadaan mereka sekarang?" Ucap Kak Winda

" Belum tau, mereka masih diperiksa sama petugas UKS." Jawab Kak Rangga.

Saat aku sudah merasa lebih baik dan tiba muntah-muntah lagi, tiba-tiba aku mendengar suara erangan dari Nur. Ia terlihat sangat tegang dan pandangannya terlihat sangat tajam.

" Eekhhggmm... Eekhhggmm..." Erangan Nur tiba-tiba dia beranjak keluar ruangan sedangkan aku mengikuti dia dan kemudian aku melihat Nur melabrak dan mendorong Kak Winda dengan kasar hingga jatuh tersungkur ke lantai.

Kak Winda yang mendapat serangan secara mendadak ia terlihat sangat takut, apalagi saat Nur mencoba mencakar wajah Kak Winda namun Kak Rangga dan Kak James lebih dulu memegangi tangan Nur dengan sangat erat.

" Lepaskan...! " Bentak Nur dengan mata yang melotot dan wajah yang menegang

" Kamu kenapa, Nur?" Tanya Kak Rangga sambil menahan tubuh Nur agar tidak menyerang Kak Winda.

" Biar ku bunuh dia, Lepaskan! Eekhhggmm... Eekhhggmm.." Ucap Nur berontak. Ia terlihat sangat marah entah apa yang sedang terjadi dengannya.

Melihat kejadian itu aku berusaha membantu Kak Winda berdiri dan menjauhkannya dari jangkauan Nur. Aku melihat Nur seperti bukan dia, ada makhluk halus yang mengambil alih raganya. Mendengar suara keributan siswa dan siswi lain berkumpul melihat Nur yang sedang kerasukan.

" Nur sadar! lo kenapa jadi gini sih?" Ucapku mencoba menenangkan Nur namun ia tidak menggubrisnya. Ia hanya menatap sangar ke arah Kak Winda

" Lepaskan! Biarkan aku membunuhnya " Teriak Nur terus berontak

Sesaat setelah itu datang seorang guru laki-laki yang bernama Pak Setya, ia menyuruh Kak Rangga dan Kak James membawa Nur masuk kedalam ruang UKS. Sedangkan pak guru lainnya yaitu pak Waluyo menyuruh siswa siswi lain untuk kembali kedalam kelas masing-masing. Aku meminta Wiwin untuk mengantarkan Kak Winda kembali ke kelasnya, sedangkan aku kembali masuk ke dalam ruang UKS.

Nur diletakkan di atas ranjang dengan kedua tangannya dipegangi oleh Kak Rangga dan juga Kak James, ia berteriak terus menerus dan mengerang kesetanan. Pak Setya berusaha menetralisir tubuh Nur namun sangat sulit, karena Nur terus saja melawannya semakin Pak Setya keras dengannya semakin ia memberontak.

Aku mencoba berkomunikasi dengannya secara baik-baik dan akhirnya dia menurutinya. Perlahan Nur melunak dan tidak ada lagi berantakan pada dirinya.

" Siapa kamu, kenapa kamu memasuki raga temanku? " Tanyaku mencoba berkomunikasi dengannya

" Aku Maya. Eekgghmm.." Ucap Nur dan masih mengerang

" Ternyata kamu, apa yang kamu inginkan?" Tanyaku dengan tangan sedikit gemetar

" Aku ingin kamu membantuku, tapi kamu malah menjauh dariku. Jadi jangan salahkan aku jika aku gunakan tubuh temanmu ini untuk membalaskan dendamku." Ucapnya menjelaskan dengan nada membenci

" Dendam, dendam dengan siapa? " Ucapku serius dan penasaran

Namun belum sempat menjawab, tiba-tiba Nur pingsan tidak sadarkan diri. Dan aku melihat sosok Maya sudah keluar dari tubuh Nur dan sekarang ia berada di depan pintu ruangan UKS.

" Siapa yang dimaksud dengan Maya?, Pada siapa dia akan membalas dendam, apa Kak Winda? Tapi... Dendam karena apa? " Gumam ku bertanya-tanya dalam hati

Melihat Nur tak sadarkan diri, pak Setya memeriksa keadaannya dan dia berkata kalau Nur sudah tidak kerasukan lagi. Kami semua merasa lega mendengarkan hal itu, walau sebenarnya aku sudah tahu lebih dulu mengenai itu.

Satu jam sudah aku berada diruang UKS dan kemudian Kak Rangga mengantarku kembali ke kelas, meski masih sedikit merasa lemas aku berjalan melangkahkan kakiku walaupun masih harus dipapah oleh kak dimas.

Saat memasuki kelas Wiwin menyambutku dan menuntunku terduduk di bangku.

" Kalau gitu Kakak pergi dulu ya, Maura. Kamu baik-baik aja kan? kalau kamu masih merasa lemas lebih baik kamu pulang saja!" Ucap Kak Rangga memberi perhatian padaku

" Nggak papa kok, Kak. Maura sudah mendingan. " Ucapku menyimpulkan senyumku

" Kalau benar begitu, Kak Rangga pergi sekarang ya, Maura." Ucap Kak Rangga berpamitan dan aku mengiyakannya, kemudian dia beranjak pergi keluar dari kelasku

" Lo gak apa-apa kan, Maura?" Tanya Wiwin mencemaskanku

" Iya gue gak apa-apa kok, Win." Ucapku dengan senyum ramah

" Syukurlah, terus gimana dengan Nur?" Ucap Wiwin seraya mendudukkan bokongnya di bang ku

" Terakhir gue lihat sih, dia masih belum sadar, Win." Ucapku kemudian meminum air mineral dalam kemasan botol

" Kasian ya dia, memangnya dia kenapa sih, kok sampe kerasukan gitu?" Tanya Wiwin masih penasaran

" Nggak papa, mungkin pikirannya dia lagi kosong tadi mangkanya bisa kerasukan kaya tadi." Ucapku namun tidak memberitahukan yang sebenarnya karena menurutku hal seperti ini jangan sampai tersebar dan terdengar oleh murid-murid lain.

Aku merasa ingin buang air kecil dan Wiwin mengantarkan aku ke toilet, aku memasuki toilet seorang diri sedangkan Wiwin menungguku diluar.

Saat baru saja aku keluar dari toilet, aku dibuat terkejut saat melihat Maya sudah berada di hadapanku. Karena merasa sudah terbiasa dengan kehadirannya yang tiba-tiba aku menahan teriakanku dengan menutup mulut menggunakan kedua tangan.

" Mau lo apa sih, kenapa gangguin gue terus?" Ucapku sedikit kesal

" Sudah ku bilang, aku mau kamu menjadi temanku dan membantu membalaskan dendamku." Ucap Maya serius

" Balas dendam? Gak, gue gak mau bantu membalaskan dendam lo." Tolak aku mentah-mentah

" Kamu harus mau! kalau tidak aku akan terus mengganggumu dan juga temanmu." Ancam Maya dengan tatapan tajamnya

" Jangan, lo jangan gangguin teman-teman gue! Oke, gue bakalan bantuin lo, tapi dengan satu syarat jangan sampai ada terjadinya pembunuhan." Ucapku mengalah

" Baiklah " Ucap Maya senang

" Sebelumnya gue mau tanya, lo mau balas dendam dengan siapa? " Tanyaku penasaran

" Winda " Jawab Maya dengan marahnya

" Sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan lo, dan ada kaitan apa Kak Winda dengan lo sampe lo mau balas dendam dengan dia?" Ucapku selidik

" Winda yang udah membunuhku " Ucap Maya marah kemudian ia meneteskan air mata. Mendengar perkataannya mataku seketika membulat tidak menyangka

Flashback....

POV Author

1 tahun yang lalu, Maya dan Winda adalah seorang sahabat yang sangat dekat, hari-hari mereka habiskan selalu bersama. Maya dan Winda adalah pengurus OSIS namun Maya terlihat lebih unggul dari segi apapun daripada Winda. Maya terlihat lebih cantik dan pintar daripada Winda sampai Rangga pun jatuh hati dengan Maya karena kepribadian Maya yang lebih baik daripada Winda.

Maya terlihat lebih ramah ketimbang Winda dan semua itu membuat Winda iri dan cemburu dengan Maya, Pada suatu hari Winda merasa kesal karena orang-orang lebih memandang kagum Maya daripada dirinya. Pada awalnya dia berperilaku baik didepan Maya, semua yang dibicarakan didepan Maya begitu baik dan manis padahal dalam hatinya ia membenci keberadaan Maya di hidupnya. Terlebih saat ia tahu bahwa orang yang dia cintai yaitu Rangga lebih memilih mencintai Maya ketimbang dirinya.

Terpopuler

Comments

Ig & fb : Karlina_Sulaiman

Ig & fb : Karlina_Sulaiman

sampai sini dulu ya.. belum kuat lanjut wkwkwkwk

2020-06-30

1

BUTIRAN DEBU

BUTIRAN DEBU

waw msih kcil dah jd pembunuh

2020-06-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!