Rangga kembali melanjutkan kegiatan MOS, ia terus saja kepikiran tentang Maura. Bagaimana Maura bisa mengalami cedera pada tangannya, apa yang sudah terjadi dengan Maura, Ia selalu bertanya-tanya dalam hatinya.
Setelah kegiatan OSIS terakhir selesai, Rangga menghampiri Nur yang hendak pulang.
" Nur, tunggu sebentar! " Panggil Rangga
" Iya, ada apa, Kak? " Tanya Nur setelah menoleh dan melihat Rangga sedang menghampirinya
" Gak, Kakak cuma mau tanya aja. Apa benar Maura sedang sakit?" Jawab Rangga
" Iya Kak, tadi pagi dia whatsapp saya kalo dia gak hadir hari ini." Ucap Nur membenarkan
" Apa kamu mau menjenguknya?" Tanya Rangga ragu
" Iya, Kak. Kakak mau ikut?" Ucap Nur
" Boleh?" Tanya Rangga sedikit malu
" Ya bolehlah, Kak." Ucap Nur dengan menyunggingkan senyumnya
" Ya udah kamu tunggu dulu disini! Kakak mau ambil motor kakak dulu
Hampir 10 menit Nur menunggu kedatangan Rangga, namun tidak lama kemudian Rangga pun datang.
" Ayo! " Ajak Rangga
kemudian mereka segera pergi menuju rumah Maura.
POV Maura
Aku merasa sangat bosan dikamar tidak ada kegiatan yang aku lakukan selain berbaring di atas kasur. Pada akhirnya aku memutuskan untuk membaca novel kesukaanku, entah sudah berapa kali saja aku membacanya tapi tidak membuatku bosan untuk membacanya ulang.
" Tok... Tok... Tok " Terdengar suara ketukan pintu
" Siapa? " Tanyaku yang masih terfokus membaca novel
" Ibu, sayang." Sahut Ibu dari luar
" Masuk saja, Bu. Tidak di kunci kok!" Jawabku mengizinkan
" Ceklek... " Suara pintu terbuka
" Maura, makan dulu ya nak!" Ucap Ibu saat memasuki kamarku
" Iya, Bu." Jawabku kemudian meletakkan novel di atas nakas
Ibu memberikan sepiring nasi berserta lauk pauknya, dan aku menerimanya dengan kedua tanganku.
" Bu, tanganku sakit jadi tolong suapi aku ya!" Keluhku
" Iya, nak. Berikan kembali pada Ibu, biar Ibu yang menyuapi kamu!" Ucap Ibu seraya mengambil kembali piring tadi, kemudian menyuapiku makan
" Nak, apa Ibu boleh bertanya soal semalam?" Ucap Ibu ragu di sela-sela aku makan
" Boleh, Bu." Sahutku
" Apa yang sebenarnya terjadi semalam, Nak. Kenapa kamu dan Tari bisa sampai terkunci?" Tanya Ibu penasaran
" Semalam aku dan Tari melihat sosok hantu hitam yang sering menggangguku, Bu. Hantu itu hampir menerkam kami, kami berusaha keluar dan menjauh darinya namun tidak bisa karena pintunya tiba-tiba terkunci." Ucapku menjelaskan
" Apa sosok hantu itu menyeramkan, Maura?" Tanya Ibu masih penasaran
" Sangat, Bu. Hantu itu sangat menyeramkan sekali, aku saja ingin pingsan rasanya saat melihat sosok itu semakin dekat dengan kami." Kataku dan seketika tengkukku bergidik ngeri saat mengingat sosok tersebut
" Lalu bagaimana cara kalian mengusir hantu itu, Nak?" Tanya Ibu
" Aku dan Tari membaca Ayat Kursi, Bu. Dan Alhamdulillah kami berhasil mengusir hantu itu." Jawabku
" Tapi kenapa hantu itu terus mengganggumu, Maura? Sedangkan Ayah dan Ibu tidak pernah mendapat gangguan apapun di rumah ini." Ucap Ibu merasa heran
" Mungkin karena Ayah dan Ibu tidak dapat melihat mereka, mangkanya kalian tidak menyadari adanya keganjilan di desa ini, terutama di rumah ini." Sanggahku
" Bisa jadi seperti itu, Nak. Kamu harus hati-hati ya sayang, jangan sampai tinggalkan sholat dan mohon perlindungan dari Allah ya, Maura! " Ucap Ibu menasehati dan memberi perhatian padaku
" Iya, Bu." Jawabku kemudian melebarkan senyumku.
" Ya sudah, cepat habiskan makanannya! Ibu mau membuatkan teh untuk Ayahmu." Ucap Ibu dan aku mengiyakannya
Tak butuh waktu lama untuk aku menghabiskan makanan yang diberikan oleh Ibu. Tiga menit kemudian aku pun telah menghabiskannya makananku dan meminum obat yang diberikan dokter, sedangkan Ibu beranjak dari kamarku menuju dapur untuk membuatkan teh untuk Ayah.
POV Author
" Tok... Tok... Tok... " Terdengar suara ketukan pintu
" Assalamu'alaikum " Suara Setengah teriak dari luar rumah
" Wa'alaikumussalam " Jawab Dewi Ibu Maura kemudian keluar memastikan siapa yang datang
" Ternyata kamu, Nur. Tante kira siapa, dan yang di sebelahmu siapa?" Ucap Dewi kemudian bertanya tentang Rangga
" Oh, dia namanya Kak Rangga, Tante. Dia kakak kelas kami, lebih tepatnya dia ketua OSIS di sekolah kami." Ucap Nur memperkenalkan Rangga
" Halo, Tante. Saya kemari untuk menjenguk Maura, kata Nur dia sedang sakit." Sapa Rangga
" Iya, Maura sedang sakit. Kalau begitu ayo masuk, Nur, Nak Rangga!" Ucap Dewi kemudian mempersilahkan masuk dan mereka pun masuk kedalam.
" Silahkan duduk, tunggu sebentar ya Tante panggilkan Maura dulu! " Ucap Dewi kemudian menuju kamar Maura
" Iya, Tante." Ucap Nur dan Rangga hampir bersamaan
POV Maura
Ibu memasuki kamarku kembali dan bilang padaku kalau ada Kak Rangga dan Nur datang ke rumah. Tidak ingin membuat mereka menunggu lama, aku segera keluar kamar dan menemui mereka diruang tamu.
" Eh, ada Kak Rangga." Sapa ku kemudian terduduk disofa samping Nur.
" Iya, Maura. Bagaimana keadaanmu?" Balas Kak Rangga
" Sudah mendingan, Kak. Cuma belum bisa banyak di gerakin tangannya." Ucapku sambil memegang tanganku yang masih terbalut dengan perban dan bergantung di bahuku
" Syukurlah. Tapi kenapa bisa terluka seperti itu, apa yang sudah terjadi denganmu, Maura?" Tanya Kak Rangga penasaran
" Terjatuh! Maura terjatuh dikamar mandi semalam. Ting " Sambar Nur kemudian memberiku kode untuk tidak mengatakan yang sebenarnya
" I- iya benar aku terjatuh, Kak." Ucapku sedikit gugup
" Oh gitu, lain kali kamu harus lebih berhati-hati, Maura!" Ucap Kak Rangga memberi perhatian
" Iya Kak, lain kali aku akan lebih berhati-hati." Jawabku dengan senyum simpulku
Saat kami bertiga tengah berbincang-bincang, Terlihat Ibu menghampiri kami dengan membawa tiga gelas teh di atas nampan yang ia pegang. Kemudian meletakkannya di atas meja dengan hati-hati agar tidak tumpah.
" Di minum tehnya, Nur, Nak Rangga! Kalian bertiga ngobrol saja, Tante mau ke kamar dulu. Maaf ya Tante tinggal soalnya saat hamil seperti ini Tante mudah sekali merasa lelah." Ucap Ibu dengan ramahnya
" Iya Tante, gak papa kok. Tante istirahat saja!" Ucap Kak Rangga mengerti
" Ya sudah, Tante tinggal dulu ya!" Ucap Ibu kemudian pergi menuju kamarnya
Tidak lama kepergian Ibu, Ayah kini menghampiri kami yang tengah asik mengobrol. Ia baru saja keluar dari ruang kerjanya.
" Eh ada tamu" Ucap Ayah dan kami langsung mengalihkan pandangan kami kearahnya
" Halo, Om. " Sapa Kak Rangga dengan ramahnya
" Kamu! Kamu bukannya yang tadi mengantar Om disekolah Maura ya?" Tanya Ayah tidak menyangka
" Iya Om " Sahut Kak Rangga kemudian menyimpulkan senyumnya
" Ya sudah kalian lanjut saja mengobrolnya! Om mau istirahat dulu dikamar. Maaf ya kalau Om tidak bisa bergabung dengan kalian." Ucap Ayah dan Kami memakluminya terutama Kak Rangga.
Waktu sudah menunjukkan Pukul 17: 10 Wib sudah hampir magrib. Kak Rangga pamit untuk pulang kerumahnya namun berbeda dengan Nur, ia memilih menunggu Kak Rangga lebih pulang lebih dulu.
" Maura, Kakak pamit dulu. Semoga tanganmu cepat sembuh ya." Ucap Kak Rangga berpamitan
" Iya Kak, Terima kasih untuk do'anya. Hati- hati dijalan ya, jangan ngebut-ngebut bawa motornya!" Jawabku dengan senyum lebar
" Iya Maura, Kalau begitu Kakak berangkat sekarang. Oh ya salamin sama Ayah dan Ibumu, Maaf kalo Kakak tidak sempat berpamitan dengan mereka." Ucap Kak Rangga kemudian menstarter motornya
" Iya Kak, gak papa kok. Nanti aku salamin ke mereka, bye.." Ucapku dengan senyum ramah dan melambaikan tanganku, kemudian Kak Rangga mulai menjalankan motornya. Sekiranya sudah jauh dan tak terlihat aku dan Nur segera masuk kembali kedalam rumahku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
BUTIRAN DEBU
hadir
2020-06-18
0