Aku dan Tari tertidur ditemani Ayah dan Ibuku yang menjaga kami berdua, mereka menjaga kami seperti menjaga seorang balita saja. Tapi mau bagaimana lagi, karena aku dan Tari masih merasa takut jika harus ditinggal tidur berdua saja. Semenjak kami pindah di desa ini aku dan Tari banyak mengalami gangguan dari makhluk tak kasat mata, entah apa yang diinginkan mereka dari kami sampai terus-terusan meneror kami.
Aku rasa bukan kami saja yang di teror dengan penghuni desa ini, pasti warga lain juga merasakan hal yang sama dengan aku dan Tari. Aku mengingat perkataan Bu Sunarmi tetangga samping rumahku, bahwa ia juga merasa tidak nyaman tinggal di desa ini. Terlebih ia hanya tinggal berdua saja dengan anak perempuannya yang seumuran denganku namanya Anisa, hanya saja nasibnya persis seperti Wati yang mengalami keterlambatan saat memasuki sekolah dasar.
Bu Sumarmi adalah seorang single parent ( Janda), ia bercerai dengan suaminya sejak Anisa berumur 10 tahun. Sebenarnya ia mempunyai 6 anak, hanya saja kelima anaknya sudah memiliki rumah tangga masing-masing. Bu Sunarmi sudah berumur sekitar 60an, hanya Anisa lah yang menemani ia sampai saat ini.
Keesokan Harinya...
Malam sudah berganti pagi hari, waktu sudah menunjukkan pukul 06:00 Wib. Aku terbangun lebih dulu daripada Tari, aku merasakan tubuhku sangat sakit terutama di bagian lengan tanganku. Sepertinya karena semalam aku mendobrak pintu dengan keras berulang-ulang kali, rasanya aku sulit menggerakkan tangan kananku.
" Aaauuww... Sakit banget." Rintihku kesakitan. Mendengar suaraku, Tari terbangun dari tidurnya. Ia membuka perlahan matanya dan menatap ke arahku.
" Lo kenapa, Maura?" Tanya Tari seraya terbangun dan merubah posisinya menjadi terduduk.
" Tangan gue sakit, Tar." Ucapku lirih sambil memegangi tangan kiri dengan tangan kananku.
" Beneran? pasti karena semalam, kan?" Ucap Tari
" Iya, Sepertinya sih gitu. Gimana Ini kalo tangan gue sakit, terus gue MOS-nya gimana coba?" Keluhku sambil menahan sakit
" Lo gak usah ikut MOS hari ini, Entar gue suruh bokap lo bilang ke pihak sekolah kalo lo izin hari ini." Ucap Tari.
" Memangnya gak kena marah entar kalo gue gak ikut MOS terakhir? " Tanyaku ragu
" Ya gak bakalan lah, kan lo lagi sakit, Maura" Celetuk Tari
" Iya juga sih, kalo gitu gue izin gak masuk hari ini, entar lo bantu bilangin ke bokap gue ya! Kayanya gue gak bisa ikut sarapan bareng, gua mau lanjut tidur aja soalnya badan gue masih sakit semua." Ucapku lalu merebahkan tubuhku kembali di atas kasur
" Oke nanti gue bilangin ke bokap lo, kalau gitu gue pulang dulu ya, gue mau ngecek rumah gue takutnya ada maling masuk semalam." Ucap Tari kemudian beranjak dari kasur
" Iya, Hati-hati awas ketemu hantu itu lagi di rumah lo!" Ucapku menakuti Tari
" Isshhh... Kok lo malahan nakut-nakutin gue sih, kan gue jadi merinding ngingetnya" decak kesal Tari
" Haha... Haha... Gue bercanda kali, gitu aja marah. Ucapku terkekeh melihat reaksi Tari
" Bercanda lo gak lucu tau, Yaudah gue mau pulang sekarang. Bye.." Ucap Tari kemudian pergi keluar dari kamarku
POV Tari
Aku keluar dari kamar Maura dan menuju dapur, aku melihat Om Bayu dan Tante Dewi sedang menikmati sarapan mereka.
" Pagi Om, Tante." Sapa aku pada keduanya
" Pagi Tari. Kamu sudah bangun, Maura mana?" Jawab Tante Dewi kemudian menanyakan keberadaan Maura
" Maura, katanya dia mau lanjut tidur, Tante. Katanya tangannya sakit jadi dia meminta Om Bayu untuk ke sekolahannya, meminta izin pada pihak sekolah kalau dia sedang sakit dan tidak bisa mengikuti MOS hari ini." Ucap menjelaskan
" Tangan Maura sakit, Kok bisa? " Tanya Om Bayu cemas
" Seperti karena semalam, Om." Sahutku
" Kalau begitu Om akan lihat kondisi Maura sekarang. Kalau kamu mau sarapan disini, sarapan sama Tante Dewi dulu ya, Tari." Ucap Om Bayu kemudian pergi ke kamar Maura
" Tante, Sepertinya Tari gak bisa ikut sarapan bareng kalian. Tari mau langsung pulang karena Tari mau ke sekolah untuk MOS terakhir." Ucapku berpamitan
" Kalau begitu tunggu sebentar, Tante akan memberikan kamu sarapan untuk di rumah. Kamu kan sendiri di rumah, makan sarapan dari Tante saja biar MOS nanti kamu tidak lemas!" Ucap Tante Dewi
" Iya makasih, Tante." Ucapku dengan senyum hangatku
Tante Dewi memberiku sarapan Roti tawar yang sudah dibaluri dengan selai coklat didalamnya. Tanpa ragu aku segera menerimanya dan berterima kasih kepada Tante Dewi, setelah itu aku pergi dan menuju pulang ke rumahku.
POV Maura
Aku berusaha tertidur kembali namun saat aku hendak memejamkan mataku, aku mendengar suara pintu terbuka. Seketika aku membuka mataku kembali dan melihat kearah pintu. Aku melihat Ayah berjalan memasuki kamarku dan menghampiriku.
" Ayah " Aku menyambutnya
" Iya, sayang. Kata Tari tanganmu sakit, Maura? " Ucap Ayah terduduk di tepi kasur
" Iya, yah. Tangan Maura sakit sekali." Keluhku
" Ya sudah, kamu istirahat saja dulu! Ayah akan membawamu ke rumah sakit nanti, dan Ayah akan ke sekolahmu untuk memberitahu kalau kamu tidak datang hari ini " Ucap Ayah seraya mengelus lembut kepalaku dan aku mengiyakannya .Kemudian Ayah membiarkanku istirahat sebentar dan kembali menemui Ibu di dapur.
Pukul 09:00 Wib Ibu membangunkan ku untuk memeriksakan tanganku ke dokter, terlihat Ayah sudah menungguku sedari tadi. Sepertinya ia akan mengerjakan pekerjaannya di rumah lagi karena diriku, sebenarnya aku tidak ingin membebani Ayah selalu tapi aku tak kuasa melakukannya.
Aku di antar ke rumah sakit oleh Ayah untuk memeriksakan tanganku yang sakit. Kata dokter tanganku hanya cedera tangan yang tidak terlalu parah, katanya aku tidak perlu sampai dirawat di rumah sakit karena pengobatan bisa dilakukan di rumah. Lagi pula tidak ada tulang yang bergeser atau patah, hanya karena adanya paksaan dan penekanan pada lenganku mengakibatkan tanganku cedera dan terasa nyeri. Dokter sudah memberikan resep obat kemudian Ayah menebusnya.
Sekiranya urusan di rumah sakit sudah selesai, aku diantarkan pulang ke rumah oleh Ayah, setelah itu Ayah pergi ke sekolahku untuk memberitahu pihak sekolah kalau aku sedang sakit.
POV Author
Disekolah Maura...
Bayu Ayahnya Maura memasuki sekolah anaknya tersebut. Dia bertanya pada pak Sumardi yaitu satpam disekolah tersebut.
" Permisi pak, saya mau tanya boleh?" Ucap Bayu ramah
" Iya pak boleh, mau tanya apa?" Jawab pak Suwardi tak kalah ramahnya
" Ruang pembina OSIS dimana ya? saya ingin memberitahu beliau, kalau anak saya yang bernama Maura Liona izin tidak mengikuti MOS hari ini karena sedang sakit " Ucap Bayu menjelaskan tujuannya
" Oh gitu, kalau begitu Bapak tinggal lurus saja dari sini terus belok kiri ada bacaan ruang guru beliau ada di sana, Pak!" Jawab pak Sumardi.
Baru saja pak Sumardi menjelaskan, ia melihat Rangga melintasi keberadaan mereka, dengan cepat pak Sumardi menghentikannya.
" Rangga... " Teriak pak Sumardi memanggil Rangga, dan Rangga menoleh dan berjalan menghampiri mereka
" Iya pak, ada apa memanggil saya?" Sahut Rangga
" Jadi gini, bapak ini ingin ke ruangan pembina OSIS. Tolong kamu antarkan dia ya!" Ucap pak Sumardi
" Baiklah, Mari pak saya antar!" Ucap Rangga dengan senyum ramahnya
" Terima kasih" Jawab Bayu. Kemudian mereka berjalan menuju ruang pembina OSIS, namun saat di jalan mereka sesekali mengobrol.
" Maaf pak, ada keperluan apa bapak ingin menemui pembina OSIS?" Tanya Rangga membuka obrolan
" Ingin memberitahu kalau anak saya yang bernama Maura Liona izin tidak masuk hari ini" Jawab Bayu Ayahnya Maura
" Maura, jadi Maura itu anak bapak?" Ucap Rangga sedikit terkejut
" Iya, kamu kenal dengan anak saya?" Ucap Bayu Ayahnya Maura
" Iya saya kenal dengannya.Memangnya Maura sakit apa, Om? Ucap Rangga kini merubah panggilannya.
" Tangannya cedera ringan, Apa ini ruangannya?" Ucap Bayu kemudian bertanya saat ia melihat ruangan bertuliskan Ruang guru
" Iya Om ini ruangannya. Ayo Om masuk, mari saya antar!" Ucap Rangga kemudian mereka masuk ke ruangan tersebut. Tidak butuh waktu lama akhirnya mereka pun telah tiba.
" Kita sudah sampai, Om. Ini ruangannya, kalau begitu saya tinggal dulu." Ucap Rangga kemudian berpamitan dan Bayu mengiyakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
BUTIRAN DEBU
hay q dtng
2020-06-17
0