Halusinasi kah?

Aku menikmati tidurku dan melupakan semua tentang kejadian yang terjadi di dapur tadi, dan aku tidak mendapatkan gangguan apapun dan dari siapapun.

Malam kini telah berganti pagi hari,

aku terbangun dari tidurku dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diriku. Aku melangkahkan kakiku keluar kamar sekiranya tubuhku sudah bersih dan rapi, aku merasa sudah siap untuk mengikuti tes penerimaan siswa-siswi baru hari ini.

Aku membawa tas ranselku yang didalam sudah terdapat alat tulis dan beberapa perlengkapan untuk mengikuti tes masuk SMK nanti. Dengan langkah pasti aku menuju dapur untuk sarapan dengan keluargaku.

Terlihat Ibuku sedang menyiapkan sarapan di atas meja makan, Ayah dan Kakak juga sudah berada di sana terduduk di kursi yang sedari tadi sudah menungguku. Aku menghampiri mereka, dan mendudukkan diriku di kursi berhadapan tepat dengan Kakakku.

" Bagaimana Maura, apa kamu sudah siap untuk tes hari ini? " Tanya Ayah

" Iya yah, Maura sudah siap! " Ucapku begitu semangat

" Ibu do'akan semoga kamu lolos dan mendapat nilai yang tinggi ya, Nak. " Sambar Ibu seraya memberikan roti tawar terdapat selai strawberry didalamnya.

" Aamiin, makasih ya Bu. Maura akan berusaha agar bisa lolos tes  dan mendapat nilai yang tinggi. " Ucapku seraya menerima roti pemberian Ibu, kemudian aku mulai memakannya.

Setelah selesai menikmati sarapan pagi, aku berangkat untuk mengikuti tes penerimaan siswa-siswi baru di SMK WAY RIMBA. Aku berangkat diantar oleh Ayahku menggunakan sepeda motor milik keluarga kami.

Ayah mengemudi dengan kecepatan sedang hingga aku masih bisa melihat dengan jelas  banyak pepohonan yang berada disisi kanan dan kiri jalan. 10 menit perjalanan akhirnya kami pun tiba, Ayah menghentikan motor tepat didepan gerbang sekolah.

Saat aku turun dari motor terlihat Nur menghampiriku, aku berkata pada Ayah agar ia tidak perlu menunggu dan menemani saat tes berlangsung. aku memintanya untuk langsung pulang ke rumah saja karena ada Nur yang akan menemaniku.

Nur adalah salah satu temanku, lebih tepatnya ia adalah seniorku waktu masih disekolah dasar. Dia 3 tahun lebih tua dariku, ketertinggalannya ia dengan teman-teman seumurannya karena dia pernah tinggal kelas 3 kali. Nur memang gadis yang kurang pintar dalam pelajaran, ia sangat susah menangkap ilmu yang diberikan oleh guru karena kelambatan dalam berpikir.

Aku dan Nur berada satu kelas yang sama saat aku sudah kelas 3 sekolah dasar, saat mengetahui kekurangan Nur aku mencoba membantunya. Dan saat ia bersamaku kini ia tidak lagi tinggal kelas seperti biasanya, dia selalu naik kelas hingga seperti sekarang.

Aku bersyukur bisa membantunya setidaknya aku memiliki teman dekat yang baik dan polos sepertinya. Aku dan Nur memasuki sekolah dan segera menuju ruang tempat kami tes penerimaan siswa-siswi baru.

" Permisi Kak, aku mau tanya ruang untuk tes penerimaan siswa-siswi baru dimana ya? " Tanyaku kepada pria salah satu pengurus Osis yang melintas didepan kami. Namun ia tidak menjawab pertanyaanku, matanya membelalak saat melihatku.

" Permisi Kak, dimana ruang tes penerimaan siswa-siswi baru? " Tanyaku sekali lagi mencoba membuyarkan pandangan pria itu terhadapku.

" Emmh, Ruang tes ya? kamu tinggal lurus aja dari sini terus belok kiri, ruangannya samping kantor guru! " Ucap pria tersebut menjelaskan dengan sedikit salah tingkah.

" Oh di sana ya, maksih ya Kak." Ucapku lalu aku dan Nur melangkahkan kaki kami menuju arah yang pria itu dimaksud.

" Tunggu, Mari aku antar! " Ucap pria itu menghentikan langkahku dan Nur.

Akhirnya aku dan Nur diantar oleh pria itu.

Kini kami telah tiba diruang tes tersebut, aku dan Nur mengucapkan terima kasih kepada pria itu karena telah mengantar kami.

" Kalian masuklah bentar lagi tes akan dimulai! " Ucap pria itu

" Oh iya, kenalin namaku Rangga! " Ucap pria itu memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya. Aku dan Nur membalas untuk menjabat tangannya secara bergantian.

" Nur "

" Maura "

Kami saling memperkenalkan diri masing-masing. Namun tak lama pria pergi meninggalkan kami karena ia harus bertugas kembali.

Aku dan Nur memasuki ruang tes dan terduduk di bangku secara bersampingan.

" Nur semangat ya, gue yakin lo bisa! " Ucapku menyemangati

" Iya lo juga semangat ya, Maura! " Ucap Nur juga menyemangatiku.

Aku tahu Nur lebih tua dariku tapi ia tidak ingin aku memperlakukannya seperti senior dariku, dia ingin aku menganggapnya seumuran denganku.

Tes penerimaan siswa-siswi baru sudah selesai kami jalani, aku merasa begitu puas karena menurutku soal yang tertera tidak sesulit seperti dalam pikiranku. Namun Nur berbeda denganku ia merasa kalau soal yang tertera lumayan sulit baginya, tapi aku mencoba meyakinkannya kalau aku dan dia akan lolos nanti.

Terlihat Kak Rangga menghampiri kami saat kami baru saja keluar dari ruangan tersebut.

" Bagaimana, apa soalnya sulit? " Tanya Kak Rangga dengan ramahnya.

" Sulit, Kak Rangga " Ucap Nur dengan melasnya

" Benarkah? Kalo menurut kamu, Maura? " Tanya Kak Rangga kepadaku

" Lumayan Kak " Ucapku lalu tersenyum.

" Ya sudah, semoga aja kalian berdua lolos! " Ucap Kak Rangga menyemangati.

" Aamiin....." Ucapku dan Nur bersamaan.

" Yaudah Kak, kami pulang duluan ya. " Ucapku berpamitan

" Iya, hati-hati ya kalian! " Ucap Kak Rangga

Aku dan Nur pergi meninggalkan Kak Rangga dan menuju gerbang sekolah, terlihat Ayahku sudah menungguku diluar gerbang sekolah. Aku berpamitan kepada Nur untuk pulang lebih dulu dan dia mengiyakannya.

Aku dan Ayahku segera pulang ke rumah, namun saat diperjalanan aku melihat sosok anak kecil melintas didepan kami.

" Ayah, Awaaaas! " Ucapku berteriak dan hal itu membuat Ayah terkejut, seketika ia menghentikan laju motornya.

" Ada apa, Maura? " Tanya Ayahku dengan herannya.

" Tadi kita hampir menabrak anak kecil, Ayah. " Ucapku menjelaskan

" Anak kecil yang mana? Ayah tidak melihatnya. " Ucap Ayahku tidak percaya.

" Benar Yah, tadi aku melihatnya melintas didepan kita. " Ucapku dengan begitu yakinnya.

" Sudahlah, Maura! Kamu ini hanya halusinasi saja " Ucap Ayah masih tidak percaya dengan perkataanku.

Tidak ingin berdebat dengan Ayah, aku pun mengabaikannya dan Ayah melajukan motornya kembali.

Kini kami telah tiba di rumah kami dengan cepat aku memasuki rumah, terlihat Ibu sedang menonton tv diruang keluarga.

" Assalamu'alaikum, Bu. " Ucapku mendekati dan mencium tangannya.

" Wa'alaikumussalam, akhirnya kamu pulang juga. Bagaimana tesnya lancar? " Tanya Ibu

" Lancar, Bu. " Ucapku kemudian terduduk di sofa di samping Ibuku. Kemudian aku melihat dan memegang perut Ibuku yang sudah lumayan membesar.

" Adik kapan keluar sih, Bu? Maura sudah tidak sabar ingin mencium dan menggendongnya. " Ucapku seraya mengelus lembut perut Ibuku.

" 4 bulan lagi sayang, usia kandungan Ibu baru 5 bulan. " Ucap Ibu lalu tersenyum.

" Masih lama ya, Bu? padahal aku ingin adik cepat keluar biar aku bisa menggendongnya! " Ucapku menatap wajah Ibuku.

" Tidak lama lagi sayang, kamu yang sabar ya! " Ucap Ibu seraya mengelus rambutku yang sepanjang bahu.

" Iya Bu, Maura pasti akan sabar menunggu. Kalau begitu aku ke kamar dulu ya, aku merasa lelah sekali. " Ucapku lalu beranjak dari dudukku.

" Tapi sayang, kamu kan belum makan siang. Makan dulu sana! " Ucap Ibu menahanku

" Ya baiklah " Ucapku lalu pergi meninggalkan Ibu yang masih terduduk di sofa.

Aku melangkahkan kakiku menuju dapur untuk makan siang, 15 menit kemudian aku pun selesai makan dan kemudian aku menuju kamarku untuk mengistirahatkan tubuhku.

Tiba Dikamar....

Aku merebahkan tubuhku di atas kasur dan mulai memejamkan kedua mataku, aku menarik selimut menutupi tubuhku sampai batas dada untuk menyamankan tubuhku.

Namun tak lama kemudian mataku mulai terpejam dan aku tertidur sangat pulas sekali. Tapi saat beberapa menit saja aku baru merasakan tidur yang nyenyak, kini aku tidak lagi merasakan kenyamanan dan kehangatan tubuhku. Aku merasakan udara dingin di sekitarku dan saat aku membuka mata, aku melihat selimut yang menutupi tubuhku terjatuh kebawah lantai.

Aku mengambil selimut itu dan menutupi tubuhku kembali, tapi saat beberapa menit kemudian selimut tersebut terjatuh lagi hal itu terus saja terulang kembali. Aku merasa mulai takut dan tidak nyaman dengan kondisi seperti sekarang, aku berusaha menutupi seluruh tubuhku dengan selimut hingga tidak menyisakan bagian apapun dari diriku terlihat.

Aku berusaha memejamkan mataku berharap bisa tertidur kembali namun hal itu tidak terjadi. Aku merasa ada yang memanggil namaku beberapa kali tapi aku tidak mengenali suara tersebut.

" Maura.... Maura.... Maura... " Terdengar ada yang memanggil namaku, suaranya sangat tipis tapi terdengar sangat jelas di telingaku.

Karena rasa penasaran aku pun membuka selimut yang menutupi wajahku, dan saat aku membukanya aku melihat sekitar yang ada di hadapanku.

" Tidak ada siapa-siapa disini " Gumam ku dalam hati

" Maura... Maura... Maura... " Suara itu terdengar lagi, aku mencari sumber suara tersebut dan aku rasa suara tersebut berasal dari atas, aku pun melihat kearah atas.

" Aaarrgghhh.... " Teriakku dengan lantangnya

Terpopuler

Comments

Ayu Lestari

Ayu Lestari

apa sih di atas bikin penasaran ni❓❓

2020-09-25

3

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

jejak like dari aku thor, ditunggu feedbacknya

2020-09-18

4

💞 lentik🥀💋

💞 lentik🥀💋

apa yg ada diatas Maura,cicakkah😁

2020-07-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!