Knight Of Pensylon: Rise Of The Cavalier
Dahulu kala, sebelum Skurendal tercipta, sebelum ruang dan waktu nyata adanya, sebelum segala sesuatu terjadi...
Ada satu sosok yang memiliki kekuatan yang luar biasa, yakni kekuatan untuk menciptakan segala sesuatu. Sosok itu adalah Nuldrac, Sang Divine Dragon.
Nuldrac menggunakan waktu sepuluh hari untuk menciptakan Skurendal beserta dengan isinya.
Di hari pertama, ia menciptakan matahari dan langit terang untuk menyinari dunia.
Di hari kedua, ia menciptakan tanah.
Di hari ketiga, ia melapisinya dengan angin dan udara.
Di hari keempat, ia melapisi tanah itu dengan es.
Di hari kelima, sebuah badai petir ia turunkan ke daratan es itu.
Di hari keenam, bara api muncul dari badai petir untuk mencairkan es tersebut.
Di hari ketujuh, es yang melapisi seluruh daratan telah mencair dan merendam sebagian tanah dengan lautan.
Di hari kedelapan, ia memberikan kesuburan pada tanah untuk menunjang kehidupan alam.
Di hari kesembilan, ia menciptakan makhluk hidup berupa manusia, hewan, dan tumbuhan yang akan memanfaatkan alam Skurendral.
Di hari kesepuluh, ia menciptakan bulan dan langit malam untuk membuat makhluknya bisa beristirahat.
Sadar bahwa dirinya tidak akan bisa mengawasi seluruh Skurendal sendiri, Nuldrac membagi kekuatannya pada Sembilan Naga yang akan ia ciptakan.
Pertama Suldruli, Sang Halo Dragon.
Lalu Mundique, Sang Earth Dragon.
Setelahnya Tormundr, Sang Sky Dragon.
Kemudian Rizzolith, Sang Frost Dragon.
Di tengah-tengah ada Dusstron, Sang Storm Dragon.
Tak lupa ada Odephin, Sang Inferno Dragon.
Berlanjut ke Atlanes, Sang Ocean Dragon.
Kedelapan ada Calldres, Sang Forest Dragon.
Terakhir Pensylon, Sang Shadow Dragon.
Kesembilan Naga itu mengawasi dan menjaga perdamaian seluruh makhluk hidup di Skurendal.
Hingga seluruh makhluk hidup di Skurendal menyembah dan mempercayai Kesembilan Naga itu.
Tetapi, Kesembilan Naga itu sama sekali tidak sempurna. Masing-masing dari mereka juga punya sisi buruk...
Suldruli yang ingin menjadikan dirinya nomor satu.
Mundique yang tak pandai meredam emosi.
Tormundr yang sangat tinggi hati.
Rizzolith yang terlalu peduli pada orang terdekatnya sendiri.
Dusstron yang terlalu ingin tahu segalanya, termasuk rahasia-rahasia tersembunyi.
Odephin yang sangat cinta kehancuran.
Atlanes yang mengedepankan dirinya sendiri ketimbang makhluk lain.
Hanya Calldres dan Pensylon yang masih tidak diketahui sisi buruknya. Karena kesamaan itu, Kedua Naga itu saling merasakan jatuh cinta satu sama lain.
Namun suatu hari, Suldruli memanfaatkan pasifnya pasangan itu untuk menunjukkan pada seluruh Skurendal bahwa dirinya adalah nomor satu.
Ia merebut kekuatan Calldres dan mencabut nyawanya. Memanfaatkan sifat buruk dari Calldres sendiri. Yang ternyata adalah kekuatannya yang amat sangat lemah dibandingkan naga lainnya.
Setelah membunuh Calldres. Suldruli dengan bangga mengakui bahwa dirinyalah yang telah membunuh Calldres.
Sekaligus meledek naga lainnya yang "tidak seberani" dirinya dalam menjadikan diri nomor satu.
Kematian Calldres yang ia cintai dan ledekan dari Suldruli menumbuhkan sifat buruk dari Pensylon.
Pendendam.
Akibat dari sifat buruknya itu, Pensylon menyerang dan hampir memunahkan semua makhluk pengikut Suldruli.
Kehancuran itu memicu amarah Suldruli sehingga ia melakukan hal yang sama pada seluruh pengikut Pensylon.
Sifat Pendendam Pensylon semakin menambah tensi ketegangan hubungan Kedua Naga itu. Hingga tiba-tiba saja...
Dusstron yang penasaran dan Odephin yang cinta kehancuran mulai ikut serta dalam rantai kebencian itu.
Rizzolith yang tak mau lagi ada seudaranya yang meregang nyawa dan Atlanes yang ingin menyelamatkan dirinya sendiri terpaksa terlibat dalam permusuhan itu.
Tak butuh waktu lama bagi seluruh Kedelapan Naga yang tersisa untuk terlibat, dan pada akhirnya...
Perang Naga pun meletus.
Delapan Naga terbagi dalam dua kubu, Kubu Suldruli dan Kubu Pensylon. Namun di akhir peperangan, kedua kubu itu sama-sama hancur pada akhirnya.
Tak ada pemenang sama sekali dalam Perang Naga tersebut. Malah, Perang itu membuat seluruh Skurendal menjadi amat sangat rusak dan kacau.
Akhir dari perang itu adalah kematian bagi Kedelapan Naga. Nuldrac, Sang Divine Dragon pun terpaksa membuat sebuah keputusan.
Yang tersisa dari Kesembilan Naga yang tewas akan dibagi menjadi tiga bentuk.
Jiwa Naga, Raga Naga, dan Kekuatan Naga.
Jiwa dari Kesembilan Naga tersebut akan tetap mengawasi Skurendal untuk selamanya dan tak akan bisa saling membunuh karena roh mereka telah dipisahkan dari kekuatan mereka.
Lantas kemanakah kekuatan Kesembilan Naga itu pergi?
***
"Sialan! Kenapa halamannya harus sobek di saat yang paling menegangkan, sih?!"
Hanya itu saja dapat kutemukan dari buku kakekku. Sebagian besar halamannya telah hilang, tak terbayang apa lagi yang bisa diceritakan jika halamannya masih utuh, bukan?
BRAK!
Ayahku menggebrak meja, tepat di buku yang sedang kubaca ini.
"Buku ini hanyalah sampah, Christopher." katanya sambil merebut buku kakek dari genggaman halus tanganku.
Sesaat setelah buku itu ada dalam penguasaannya, yang selanjutnya dia lakukan adalah melemparkan buku itu ke tungku api yang menyala tepat di sampingnya.
Alhasil, lembaran-lembaran ilmu yang ditulis kakek di buku itu harus puas wujudnya diubah menjadi abu. Sungguh ilmu yang terbuang sia-sia...
"Ayaahh!! Kenapa kau bakar buku itu?!" keluhku padanya.
Jujur saja, walaupun aku agak malas membaca buku, tetapi aku bahkan tidak ragu membaca buku kakek sebanyak mungkin.
Maka tak heran aku marah saat buku itu dibakar, kan?
"Christopher, kakekmu itu sudah gila. Apa kau mau mengikuti jejaknya untuk jadi gila?" kata ayahku.
Aku tetap diam sambil melihatnya melahap wortel yang baru saja ibu dan adikku Chris panen tadi siang seraya menyipitkan pandangannya.
"Tapi... Aku hanya penasaran pada dunia luar, Ayah. Maksudku jangankan keluar Pensylon, keluar Wheatville saja kita tidak pernah!" bantahku.
Krauk!
Ayah mengunyah wortel itu dengan kencang, seolah memaksaku untuk menutup mulut rewelku.
"Lupakan rasa penasaranmu, Christopher. Ingatlah yang terjadi pada Dus- Lupakan.
Intinya, rasa penasaran bisa membunuhmu. Ditambah kalau kita nekat keluar dari Pensylon tanpa izin, Lord Kris akan memajang kepala kita di dinding kamarnya. Paham?
Nah, daripada kau repot-repot memikirkan soal hal yang kau sebut 'dunia luar' itu, akan lebih baik jika kau menghabiskan makananmu dan tidur setelahnya." balasnya.
Aku kesal, kesal akan apa yang Ayah lakukan pada bukuku. Namun, pilihan terbaik untuk saat ini adalah untuk mendengarkan ucapannya.
Karena mau dilihat bagaimanapun juga, ayahku memang benar. Keluar dari Pensylon tanpa izin memang melanggar hukum.
Jadi yang akan kulakukan selanjutnya adalah kuhabiskan sup kentang milikku, minum, dan kemudian bergegas mengistirahatkan badanku ke tumpukan jerami yang diberi kain putih yang ibuku sebut, kasur.
Setelah aku minum, aku langsung berjalan kaki ke arah sebuah pintu yang hampir rusak. Yap, itulah kamarku atau tepatnya kamarku dan adik-adikku.
Aku punya tiga adik dari empat bersaudara. Yang berarti akulah yang paling tua. Namun kurasa akan lebih baik jika ku perkenalkan mereka besok saja...
Tak hanya itu, ingin sekali kujelaskan isi dari ruangan ini, tapi... Hoaaahmmm... Aku ngantuk, besok saja lah.
Tanpa peduli sedikitpun, aku berjalan menuju tumpukan jerami dan segera menjatuhkan diriku ke sana.
"Ah, empuk sekali..." pikirku.
Tak lama setelah ku jatuhkan badanku, kupejamkan kedua mataku, bernafas dengan pelan. Sebelum aku benar-benar terlelap, aku hanya memikirkan satu hal...
"Apakah kakek memang benar, ataukah dia memang sudah gila?" lamunku dalam gelap.
***
*Wheatville Arc Begin*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Ary_xink
qw tunggu kelanjutannya
2023-03-03
1
Dr. Rin
Halo kak... aku udah baca semua chapter nya, overall bagus tapi menurutku penjelasan tentang naganya terlalu panjang dan bisa lebih simpel lagi.
Nanti aku balik lagi buat baca karya kaka.
sedikit saran lagi, perbanyak world building nya ya kak...
2023-03-02
1