Sepasang Pedang Gerhana
Dunia telah berubah....
Ratusan tahun yang lalu, ada sebuah pertempuran besar-besaran yang menjadi legenda di seluruh daratan. Legenda ini diceritakan turun-temurun melalui mulut ke mulut atau ketika mendongeng kepada seorang anak yang hendak tidur.
Pertempuran Hitam Putih, setidaknya itulah yang mungkin paling tepat untuk dijadikan judul dari cerita rakyat tersebut. Sebuah peperangan yang sangat dahsyat, melibatkan hampir semua pendekar golongan putih dan hitam, bahkan pemerintahan juga ikut andil pula di dalamnya.
Di masa tersebut, daratan Utara dan Selatan dikuasai oleh dua kekaisaran raksasa dan kuat. Di wilayah Utara, berdiri kekaisaran Song yang memiliki banyak pendekar kuat atau yang biasa orang sebut sebagai pendekar sejati.
Di bagian Selatan, seluruh daratan itu dikuasai oleh sebuah kekaisaran bernama kekaisaran Chu, yang dimana terdapat tujuh keluarga bangsawan dengan sebutan keluarga penguasa. Memiliki banyak sekali pendekar sungguh pun tak terlalu kuat jika dibandingkan pendekar Utara.
Dua kekaisaran ini damai dan hidup tentram, tak pernah sekali pun terlibat bentrokan karena leluhur mereka sejatinya masih memiliki hubungan. Akan tetapi itu hanyalah sebuah kisah lama, karena saat ini seluruh daratan telah menyatu menjadi satu kesatuan yang dipimpin oleh kekaisaran Chang.
Dan ketika dua kekaisaran bersatu inilah maka saat itu keadaan dunia banyak mengalami perubahan. Contoh mudahnya adalah, baik Selatan maupun Utara, para pendekar yang hidup di dua wilayah ini sama kuat dan tangkas. Tak seperti dahulu yang sedikit banyak terlihat perbedaannya.
Kemudian keluarga bangsawan yang bernama tujuh keluarga penguasa, sudah lenyap. Karena sistem pemerintahan kekaisaran Chang adalah sama rata, tak ada bangsawan lebih tinggi atau rendah. Jika itu keluarga bangsawan, maka sama tinggi dan sederajat, mengesampingkan keluarga kaisar tentunya.
Para pahlawan yang dikenal sampai saat ini antara lain adalah Pendekar Hantu Kabut dan Si Gadis Hantu, yang dimana dua orang pendekar besar ini dijuluki orang sebagai Sepasang Naga Putih. Sosok utama dalam Pertempuran Hitam Putih.
Juga ada pula seorang kakek misterius yang konon kemunculannya macam setan. Kadang muncul di sini, besok muncul di sana. Dia ini dijuluki sebagai Pengelana Tanpa Bayangan, yang entah siapa nama aslinya.
Ada pula seorang pendekar sastrawan yang terkenal dengan nama Sastrawan Sakti. Seorang sastrawan yang selain pandai ilmu sastra, juga lihai sekali ilmu silatnya.
Dan masih banyak lagi para pendekar besar yang ikut bertempur dalam perang itu.
Tapi yang membuat keadaan saat ini benar-benar geger adalah, tentang ditemukannya tiga buah pusaka serta kitab dari pendekar-pendekar kuno yang disebut Raja Dunia Silat.
Konon, Raja Dunia Silat ini berjumlah lima orang dan kesaktiannya dapat diibaratkan setingkat dengan para dewa. Tentu saja hampir semua orang menganggap cerita ini bohong dan bualan belaka, namun tak sedikit pula catatan serta riwayat sejarah di berbagai perpustakaan yang menjelaskan tentang keberadaan mereka.
Tentu saja berita ini segera menjadi topik perbincangan di sana-sini, terkhususnya di kalangan orang-orang dunia persilatan. Entah itu di jalan, pelabuhan, penginapan apalagi di kedai makan, semua orang membicarakan akan berita tersebut yang benar tidaknya belum dapat dipastikan.
Yang membuat geger lagi adalah, tentang munculnya sepasang pedang pusaka yang bernama Sepasang Pedang Gerhana. Sepasang pedang yang memiliki kesaktian ampuh sekali, dan banyak orang bilang pedang itu memiliki sebuah kutukan. Namun, sudah ratusan tahun pula sepasang pedang ini menghilang dan baru kali ini terdengar lagi namanya.
Tentu saja yang mengenal akan keberadaan Raja Dunia Silat dan Sepasang Pedang Gerhana adalah para tokoh tua atau kutu buku yang sering membaca berbagai buku sejarah. Mereka ini pun hanya tahu informasi tersebut dari buku-buku atau penuturan guru-guru mereka. Tak pernah melihat langsung.
Sepasang Pedang Gerhana, adalah sepasang pedang pusaka yang ketika dalam proses pencairan bilah pedangnya sebelum ditempa, bertepatan dengan fenomena langka sekali. Yaitu sebuah fenomena gerhana matahari pada siang hari dan gerhana bulan pada malam hari di waktu bersamaan, atau dalam satu hari terdapat fenomena dua gerhana sekaligus.
Sepasang pedang ini dipercaya tidak ada yang bisa menandingi ketajamannya. Tapi tentu saja tak ada yang mampu membuktikan, semua itu hanya dongeng.
...****************...
"Sepasang Pedang Gerhana....hem, menarik juga cerita ini. Tapi...mana ada gerhana matahari dan gerhana bulan yang terjadi dalam waktu satu hari. Benar-benar si penulis ini pandai sekali membuat cerita."
Anak lelaki berusia paling banyak dua belas tahun itu menutup bukunya dan meletakkannya kembali di rak buku. Dia lalu memandang ke luar jendela yang mana pada saat ini hari masih siang dan keadaan cukup terik.
Namanya Sung Han, seorang yatim piatu yang harus bekerja sebagai kacung di sebuah jasa pengiriman barang bernama Rajawali Putih. Bocah ini bekerja di sini sebagai kacung semenjak tiga tahun lalu, yang kata ketua mereka tiba-tiba datang dan ingin bekerja di tempat ini.
Parasnya cukup tampan, apalagi dengan sepasang matanya yang berwarna kuning cerah bagaikan cahaya teduh sang bulan. Tenang dan menenangkan.
Alisnya tebal, hidungnya mancung dan rahangnya kokoh kuat. Tubuhnya tegap dan cukup tinggi untuk anak seumurannya. Bahkan saat ada seorang guru silat dari pedesaan melihat postur tubuh Sung Han ini, spontan dia berseru.
"Wah, dia tentu berbakat sekali. Ahli silat!"
Padahal kenyataannya jauh daripada itu.
Sung Han semenjak kecil tak pernah bersentuhan apalagi mempelajari ilmu silat. Sudah semenjak kecil dia kehilangan orang tuanya dan bahkan sudah lupa akan wajah mereka. Sehingga setiap harinya hanya dia habiskan untuk bekerja demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Lebih baik aku bergegas untuk membantu paman Tang. Dia bisa memarahiku jika aku terlambat!" gumamnya dan segera keluar ruangan.
Di luar gedung Rajawali Putih, ternyata sudah berkumpul banyak sekali orang yang sedang mengangkuti barang-barang. Kiranya mereka sudah melakukan persiapan untuk pengiriman barang kali ini.
"Plakk!"
"Aduh!"
Sung Han sontak meringis kesaktian saat ada sebuah tamparan tepat mendarat di pelipisnya. Begitu memandang, kiranya ada seorang gadis cilik seumurannya yang memandangnya marah.
"Kutu buku, kau telat lagi!! Apa sih yang kau baca sampai-sampai terlambat sedemikian lambatnya!?" ujar gadis itu marah.
"Eh...Tang Qian, kenapa kau galak sekali...?" keluh Sung Han tak terima.
Orang yang dipanggil Tang Qian itu kembali mencela, "Jangan merengek!! Cepat bekerja, bantu aku mengangkuti barang itu!"
"Baik...."
Orang yang dipanggil Tang Qian ini adalah anak dari paman Tang, pemimpin rombongan pengiriman barang kali ini. Gadis itu amat cantik jelita, cerewet bukan main dan omongannya tak jarang sangat pedas.
Tapi meskipun begitu, ada rasa sayang yang teramat sangat di hati Sung Han setiap kali memandang matanya. Entah apa itu Sung Han masih terlalu dini untuk memahaminya.
Sung Han membantu Tang Qian mengangkuti kotak-kotak barang itu. Bersama ayah Tang Qian yang juga ikut membantu, maka pekerjaan itu menjadi cepat selesai.
"Hei...bawa barang ini sekalian!!"
Semua orang cepat menoleh untuk menemukan pria paruh baya yang membawa sebuah peti kecil sebesar sepemelukan orang dewasa. Itu cukup besar sebenarnya.
"Oh...paman Gak, apa itu?"
"Orang yang memberikan ini adalah orang yang sama dengan yang memberi permintaan untuk mengirimkan barang-barang itu. Dia bilang untuk memastikan peti ini selamat karena isi dalam peti ini amatlah penting." jawab seorang pria yang dipanggil paman Gak itu.
"Hah, memang apa isinya?"
"Mana kutahu? Orang itu bilang tak boleh membukanya. Dan ini memang sulit dibuka. Sudahlah, sudah menjadi peraturan bahwa kerahasiaan barang pelanggan menjadi tanggung jawab kita. Jika memang dia tak ingin kita melihat isinya, apa masalahnya? Ayo lekas bawa!"
Dengan hati bingung, dibawalah peti satu ini bersama mereka yang segera berangkat menuju kearah Timur.
"Sung Han, ayo ikut!" ajak Tang Qian dengan wajah berseri.
"Mana boleh begitu, masih banyak pekerjaan yang harus kulakukan. Bersih-bersih halaman, ruang depan, dapur–"
"Ayah, Sung Han boleh ikut?"
Belum juga penjelasan Sung Han selesai, gadis yang terkesan nakal ini sudah memotong dengan permohonan ijin kepada ayahnya.
"Ah, tentu saja boleh, siapa yang melarang? Lagipula bukankah ketua sendiri sudah mengijinkan jika kau ingin ikut tinggal bilang? Kau saja yang selalu menolak." jawab paman Tang.
"Paman, tapi...."
"Jangan cerewet, ayo naik!" potong Tang Qian cepat-cepat dan mendudukkan Sung Han di kursi sebelahnya.
"Tak usah gugup begitu, anggap kami keluargamu. Bukankah begitu?" ujar paman Tang melihat tubuh Sung Han kaku dan kikuk saat duduk di tengah-tengah kerumunan orang itu.
"Ya, kita semua keluarga besar!!!" seru mereka semua serempak.
Sung Han setuju akan hal itu dan memang sudah lama sekali dia menganggap seluruh anggota Rajawali Putih adalah keluarga. Tapi bukanlah itu yang membuat dia kikuk dan gugup, melainkan karena satu hal lain.
"Sialan, dia wangi sekali!! Apakah dia mendudukkan aku di sebelahnya hanya untuk pamer kewangian ini?" batin Sung Han meronta-ronta saat tubuh mungil Tang Qian menempel dekat di sampingnya.
"Tang Qian, bisa tolong sedikit menjauh?"
"Apa, kau tak suka denganku!?"
"B-bukan begitu...."
"Plakk–plakk!!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
Andalas 476
Rada-rada mirip nih cerita awalnya dgn yg kmaren..🤔
2023-09-07
1
CLEON
kyknya perjalanan mc g jauh beda sama yg di cerita hantu kabut, semoga authornya sehat dan semangat
2023-03-15
4
Ismaeni
cakep thor, cerita awalnya aja sudah sangat menarik...
2023-03-04
1