"Akan kuingat.....akan kuingat.....akan kuingat kalian semua...."
Sung Han terus berkata dengan kemarahan dan api dendam yang berkobar dalam dadanya. Walaupun seiring bertambahnya waktu tubuh mudanya itu kian melemah, tapi sinar yang menyorot keluar dari sepasang mata kuning cerah bagai cahaya rembulan itu tak pernah sedikit pun meredup apalagi melemah. Justru makin lama makin mencorong dan menajam.
Sudah seharian penuh Sung Han terus berlari tanpa tujuan yang sebenarnya dia berlari mengarah Selatan, menuju Pegunungan Tembok Surga. Siang ini, dia sampai pada sebuah hutan belantara yang banyak sekali pohon-pohon tinggi. Walau begitu, anak ini sama sekali tak punya niat untuk sekedar berteduh di bawah pohon guna memgembalikan tenaganya.
Hingga kurang lebih setengah jam kemudian, nafas Sung Han makin lemah dan jalannya mulai gontai tak karuan. Kadang ke kanan, kadang ke kiri, kadang hampir terjungkal ke belakang atau menyosor ke depan, seperti orang mabok.
Beberapa saat setelahnya, anak ini mulai merasakan kakinya gemetaran dan mulai lumpuh, nafasnya sesak sekali diiringi tubuhnya yang sakit-sakit. Dia tak paham apa maksud dari reaksi tubuhnya ini, tapi dia hanya mengikuti naluri untuk jatuh ke depan dan menutupkan mata.
"Akan kuingat....kalian....semua...." ucapnya untuk terakhir kalinya sebelum tubuhnya jatuh ke depan.
"Bruk."
Aneh dan ajaib, jika saat ini Sung Han masih sadar, agaknya bocah itu akan lari terkencing-kencing karena mengira telah bertemu setan penjaga hutan. Tapi untung bahwa keadaannya sekarang sudah pingsan, maka anak itu hanya diam saja.
Tepat saat tubuh Sung Han jatuh, tiba-tiba ada bayangan berkelebat dan tahu-tahu di situ sudah berdiri seorang pria yang melihat dari wajahnya mungkin baru berumur tiga puluhan tahun. Pria ini lekas menahan tubuh Sung Han agar tidak jatuh ke atas tanah.
Wajahnya tampan dan tenang, kulitnya putih dan berhidung mancung. Rambut panjangnya ia gelung ke atas dengan membiarkan sisi kanan dan kirinya menjuntai ke bawah di samping kanan kiri wajahnya. Di pinggangnya, nampak sebatang pedang yang berukir indah sekali. Dengan gagang berwarna hitam dan sarung hitamnya yang berukiran indah, dimana ukiran-ukiran itu berwarna merah gelap.
Pria ini memandang Sung Han penuh perhatian. "Anak yang malang...." gumamnya dengan menampakkan ekspresi yang jelas menunjukkan rasa iba.
Orang ini mengecek nadi Sung Han dan sedikit menghela nafas lega saat mengetahui bocah itu hanya kelelahan saja. Tapi dia cukup terkejut saat mengetahui ada sebuah luka tusuk di salah satu paha Sung Han.
"Hah....apa yang terjadi denganmu anak muda....?" gumamnya sambil memondong tubuh Sung Han dan dibawanya pergi seperti menghilang.
...****************...
Pusaka dan kitab Raja Dunia Silat, Sepasang Pedang Gerhana, benar-benar membikin geger dan kacau seluruh dunia persilatan. Banyak sekali partai-partai besar baik dari golongan hitam atau pun putih yang amat mendambakan dan mencari harta warisan itu.
Salah satu dari sekian banyaknya partai dunia persilatan yang mencari-cari warisan itu adalah perkumpulan Naga Hitam dan jasa pengiriman barang Rajawali Putih.
Perkumpulan Naga Hitam dipimpin oleh seorang yang bernama Giok Shi. Seorang kakek gundul yang selalu berpakaian hitam-hitam dengan sulaman naga emas di dadanya. Matanya sipit seperti orang ngantuk, tapi sejatinya dari balik mata itu menyorot sinar tajam yang mampu membuat orang lain merasa jeri.
Walaupun nama perkumpulan dan penampilan dari ketuanya nampak menyeramkan, tapi sejatinya partai Naga Hitam adalah salah satu partai golongan putih yang amat disegani. Sudah banyak tokoh-tokoh hitam yang dibuat mampus di tangan Naga Hitam. Tapi tak jarang pula yang menganggap mereka golongan sesat karena suatu hal.
Sedangkan jasa pengiriman barang Rajawali Putih, adalah sebuah jasa pengiriman yang amat terkenal dengan tanggung jawabnya. Selama organisasi ini berdiri sampai sekarang, mungkin barang-barang kiriman yang tak sampai tujuan jumlahnya tak lebih dari jumlah jari tangan kanan dan kiri.
Tapi ada juga yang menyebut mereka ini adalah sebuah perkumpulan silat, karena memang orang-orang di dalamnya lihai-lihai dan tak kalah tangguh dengan anggota partai besar sekali pun. Bahkan dibanding Naga Hitam, dapat dikatakan kekuatan mereka seimbang.
Tapi entah setan dari mana yang mengacau, dua perkumpulan ini terlibat konflik karena adanya kepala dalam peti. Karena hal itulah, maka Rajawali Putih dan Naga Hitam terus bersitegang setiap harinya.
Dan hari ini, dua puluhan orang Naga Hitam berbondong-bondong mendatangi markas Rajawali Putih untuk membuat perhitungan dengan sang ketua.
"Sie Kang, keluar kau dan tunjukkan tanggung jawabmu yang selama ini kau banggakan!!" teriak seorang paruh baya dari Naga Hitam memanggil nama ketua Rajawali Putih.
Mendengar bentakan yang sangat tidak bersahabat ini, serentak beberapa anak buah Rajawali Putih sudah melompat keluar gerbang dan menyambut tamu tak diundang ini dengan sikap tak bersahabat pula.
"Mau apa Naga Hitam kemari? Minta pertanggung jawaban? Heh, jika memang itu mau kalian, mintalah kepada orang yang mengirim kepala itu!!"
"Dan kalian pengirimnya!!"
"Goblok, kami hanya mengantar! Pengirim yang sebenarnya masih kami cari sialan!"
Saat suasana kian memanas, dari dalam markas terdengar bentakan halus tapi tegas.
"Hentikan!"
Sedetik kemudian, mereka terkejut dengan kedatangan kakek jangkung yang mengenakan jubah longgar berwarna putih bersih. Rambut serta jenggot sudah putih semua dan dibiarkan terurai lepas. Matanya memandang tajam kepada dua puluh orang tamunya ini.
"Minta pertanggung jawaban? Hei tuan-tuan, tahukah kalian siapa musuh kita yang sebenarnya?"
Dua puluh orang itu termenung sejenak, namun hanya sebentar sebelum salah seorang dari mereka menimpali. Kali ini suaranya lebih halus karena bagaimana pun juga, dia merasa segan terhadap ketua Rajawali Putih yang bernama Sia Kang ini.
"Tuan, tapi peti yang berisi kepala itu dikirimkan oleh kalian Rajawali Putih. Coba anda beri penjelasan."
"Pengirim dari barang-barang itu, serta kepala itu adalah seseorang yang berjubah lebar. Mukanya ditutup dengan cadar dan kepalanya ditutupi tudung jubah. Kami tak tahu siapa dia tapi aku yakin dia tahu akan isi dari peti itu, dan memang ingin mengadu domba kita." jawab Sie Kang tenang.
"Kira-kira siapakah yang berani mengadu domba kita?"
"Apakah kalian lupa bahwa kita ini termasuk salah satu partai yang mencari harta warisan Raja Dunia Silat sekaligus Sepasang Pedang Gerhana. Tidakkah kalian berpikir jika kita ini termasuk partai kuat dan dianggap ancaman oleh kelompok yang mengadu domba itu? Karena itulah mereka ingin membuat kita lemah."
Sie Kang yang menjelaskan panjang lebar itu didengarkan penuh perhatian. Diam-diam dua puluh orang itu membenarkan pendapat Sie Kang yang masuk akal itu, bahkan beberapa dari mereka sempat berpikir demikian.
Setelah berdiskusi dengan kawan-kawannya, pemimpin dari dua puluh orang itu berkata hormat kepada Sie Kang.
"Maafkan kelancangan kami yang berani mengganggu. Kalau begitu biarlah kami sampaikan segala ucapan dan pendapat tuan kepada ketua kami. Sekian, kami mohon diri."
Berturut-turut dua puluh orang itu pergi. Hal ini tentu mendatangkan rasa penasaran di hati anggota Rajawali Putih. Maka mereka tak tahan untuk bertanya.
"Ketua, kenapa dilepas? Mereka berani memfitnah kita!"
"Benar ketua!"
"Tenang....jika kita bertempur, maka pihak ketiga akan tertawa di akhir. Mari masuk dan lihat apa yang terjadi selanjutnya. Jangan menuruti nafsu."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
adhy nofx
mantap
2025-03-29
0
Christian Sondakh
👍
2023-07-27
0