Daddy My Son

Daddy My Son

1. Noda Darah

Pria itu bangkit, menatap sejenak sosok wanita yang telah memberikannya kepuasan semalam. Ia bergerak, menarik selimut dan menutupi tubuh wanita yang tidak mengenakan sehelai benangpun itu.

Ia beringsut turun dari ranjang, lalu menuju kamar mandi. Didalam sana, ia sedang memperhatikan beberapa bekas cakaran kuku yang terasa lumayan perih pada leher, punggung dan dadanya lewat pantulan cermin dihadapannya.

Guyuran air dingin menambah rasa perih pada kulit pria itu, namun ia tidak menghiraukannya, tetap membilas semua busa shampoo dan sabun dari rambut dan tubuhnya.

Setelah mengenakan pakaiannya, pria itu kembali mendekati ranjang dan meletakan segepok rupiah disebelah ponsel dekat kepala sang wanita yang telah ditidurinya semalam.

"Kau sangat luar biasa," ia tersenyum menyeringai. Lalu dengan langkah ringannya, pria tegap dan macho itu melangkah pergi meninggalkan wanita yang masih terlelap dikamar hotel itu.

Setelah dua jam berlalu, wanita yang berada didalam selimut itu mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia terbangun saat mendengar ponselnya berdering berkali-kali.

"Agghh! Seluruh tubuhku terasa remuk," keluh wanita itu, ia hampir tidak bisa menggerakkan tubuhnya dari dalam selimut.

Tangan wanita itu meraba-raba dibagian atas kepalanya, mencari keberadaan ponselnya yang terus-menerus bersuara tanpa henti bak alarm. Setelah melihat sekilas siapa yang sedang menelponnya, ia buru-buru menggeser tombol berwarna hijau untuk mengangkatnya.

📞"Hallo Pap," sapa wanita itu dengan suara setengah mengantuk, ditambah rasa lelah yang masih menderanya.

📞"Jam berapa ini Virranda, ini hari pertamamu berkerja di perusahaan Papi, kenapa kau bisa terlambat?" ucap pria yang dipanggil Papi itu kesal dari ujung sambungan telepon.

📞"Apa?" Virranda terlonjak, melupakan rasa sakit pada sekujur tubuhnya.

📞"Bukankah Papi sudah memperingatkanmu, jangan pulang pagi! Begini jadinya!" omel sang ayah lagi.

📞"I-iya Pap, Virranda akan segera meluncur kesana," sahut wanita yang bernama lengkap Virranda Laura itu cepat lalu mematikan ponselnya secara sepihak.

Virranda bangkit, ia terkaget-kaget saat mendapatkan dirinya yang tengah b*gil keluar dari dalam selimutnya. Wanita yang baru saja berusia dua puluh empat tahun itu segera menarik kembali selimut untuk menutupi tubuh polosnya.

Dengan kepala yang masih terasa pusing dan perasaan yang bingung ia berusaha mengingat apa yang telah terjadi. Tubuhnya terasa lemas dan limbung saat melihat ada noda darah pada sprei putih setelah dirinya berhasil bergeser dari duduknya.

Virranda hanya bisa menangis dan merutuki kebodohannya, saat sepenggal ingatannya mampu mengingat bila dirinya telah tidur bersama seorang pria semalam.

"Siapa pria bajingan itu?" isak Virranda disela-sela kepiluan hatinya.

"Papi, Mami... Maafkan Virranda. Virranda salah, terlalu bandel dan tidak patuh pada nasihat Papi dan Mami," ratap Virranda pilu, ia terus menangis.Tubuhnya terasa lunglai dan melorot begitu saja kelantai dengan punggungnya bersandar pada tepi ranjang hotel.

Ia meremas dan mengacak rambutnya hingga terlihat kusut dan berantakan, menyesali kebodohan yang telah ia lakukan, sehingga kemalangan ini bisa menimpa dirinya.

...🍓🍓🍓...

Dua bulan kemudian...

"Virranda, akhir-akhir ini Mami merasa kau banyak berubah sayang," ucap Lirasa, dengan senyum diwajahnya, disela-sela makan malam mereka.

"Maksud Mami?" tanya Virranda.

"Setelah kau berkerja menjadi asisten Papi-mu dua bulan belakangan ini, Mami sudah tidak melihat kemanjaanmu lagi. Dan kebiasaan keluar malammu juga sudah kau kurangi. Mami bahagia sekali," jelas Lirasa dengan senyum bahagia yang masih mengembang diwajahnya.

"Bukankah begitu Pap?" ucapnya lagi meminta dukungan dari sang suami.

"Iya, Mami-mu benar sayang." sahut Loenhard menyetujui.

"Papi dapat melihat keseriusanmu belajar. Papi harap kau tetap seperti ini terus, jangan kendor. Kau adalah satu-satunya pewaris keluarga kita. Kau bahkan harus lebih hebat dari Papi, ingat itu," ujar Loenhard menasehati putri semata wayangnya itu.

"Iya Pap, Virranda akan berusaha menjadi kebanggaan Papi dan Mami," Sahut Virranda turut tersenyum bersama kedua orang tuanya.

"Oya Mam, tuan Toshigawa dan isterinya akan berkunjung akhir pekan ini bersama putranya untuk melamar Virranda putri kita," sambung Loenhard tiba-tiba.

Uhuk! Uhuk! Uhuk!

Virranda yang sedang meneguk jus daun seledri-nya kontan tersedak mendengar ucapan ayahnya.

"Hati-hati sayang, kau masih saja ceroboh, padahal baru saja Papi dan Mami memujimu barusan, tapi kau kembali bersikap seperti anak batita yang baru belajar minum dari gelas," Lirasa buru-buru menyodorkan gelas air putih pada putrinya untuk melegakan tenggorokannya.

"M-melamar?" Virranda terlihat amat kaget, demikian pula kulit wajahnya ikut memerah setelah tersedak jus yang diminumnya.

"Iya , melamar." sahut Loenhard membenarkan, sambil mengunyah makanan yang masuk kedalam mulutnya.

"Tapi Pap, Virranda belum mau menikah. Virranda baru selesai kuliah dan baru dua bulan ini berkerja ikut Papi," ucap Virranda beralasan dengan wajah mendadak pucat-pasi.

"Itu tidak masalah. Setelah menikah, kau masih boleh melanjutkan pekerjaanmu di perusahaan kita. Papi rasa calon suamimu itu juga tidak akan keberatan, karena semuanya sudah kami bicarakan bersama," jelas ayah Virranda menanggapi penolakan putrinya itu.

"Tapi Papi, Virranda belum siap, Virranda belum cukup umur," ucap Virranda bingung mencari alasan.

Tawa Loenhard dan isterinya langsung meledak, ucapan Virranda yang mengaku belum cukup umur ternyata sanggup menggelitik hati mereka, hingga kelopak mata keduanya berair karena merasa geli.

"Virranda, kau bukan putri kecil kami lagi sayang. Kau sudah menjelma menjadi seorang gadis yang cantik dan menawan. Usiamu sudah dua puluh empat tahun, usia yang cukup untuk menikah," Ujar Lirasa disela-sela tawanya.

"Iya Virranda, dulu Mami-mu juga menikah dengan Papi diusia dua puluh empat tahun, sama seperti usiamu yang sekarang," celetuk sang ayah, membantu isterinya memberi penjelasan.

"Virranda mau kekamar dulu," ucapnya seraya berdiri, tidak ingin membahas topik obrolan makan malam mereka lebih lanjut.

"Kita belum selesai bicara sayang," cegah Lirasa sambil memegang pergelangan tangan putrinya yang terasa dingin. "Kau sakit?" Lirasa buru-buru memeriksa suhu tubuh putrinya pada bagian pelipis, dahi dan tengkuknya, dengan memperhatikan wajah pucat Virranda.

"Tidak Mam, Virranda hanya kaget mendengar lamaran yang tiba-tiba ini," sahut Virranda jujur. Ya, dirinya memang berkata jujur, dan bila mau lebih jujur lagi, ia bahkan tidak sekedar kaget saja, ada rasa ketakutan yang teramat besar direlung hatinya yang paling dalam.

"Baiklah, Mami maklum, anak gadis pada umumnya memang sering seperti itu kalau akan dilamar oleh seorang pria," ujar Lirasa sambil tersenyum.

"Kalau begitu, kau segera kembali kekamarmu untuk beristirahat. Kita akan lanjutkan lagi obrolan yang tertunda ini dilain waktu. Masih ada enam hari lagi sebelum mereka berkunjung kemari," imbuh Lirasa dengan menepuk pundak putri kesayangan mereka.

"Mami antar ke kamar ya?" ucap Lirasa menawarkan bantuan pada putrinya.

"Tidak perlu Mam, Virranda masih bisa sendiri. Mami temani Papi saja sampai selesai makan malam," Virranda buru-buru mencium pipi kiri ibunya dan berlanjut pada ayahnya, setelahnya ia segera meninggalkan meja makan menuju kamarnya yang berada dilantai atas.

Virranda segera mengunci pintu kamarnya, ia membuka lemari pakaiannya, mengambil benda pipih panjang berwarna putih dari sana, yang ia simpan dibelakang lipatan-lipatan pakaiannya.

Memandangi dua garis berwarna pink terang, kembali membuat kacau perasaannya. Bagaimana tidak, sudah lima hari ini ia mengetahui bila dirinya saat ini sedang mengandung.

Kehamilannya ini pasti akibat kejadian sekitar dua bulan yang lalu, saat dirinya tanpa sadar telah ditiduri oleh seorang pria, yang sialnya hingga kini dia tidak tahu siap pria yang berani-beraninya merenggut kehormatannya dimalam itu.

Bersambung...👉

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

Kaka author, aku mampir kesini dulu, sambil menunggu karya Kaka selanjutnya 🙏

2024-02-14

2

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

jgn d desak begitu gimana ank berontak entar

2023-09-14

1

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

kalo dah d renggut baru nyesel

2023-09-14

1

lihat semua
Episodes
1 1. Noda Darah
2 2. Menikahlah Denganku
3 3. Di Usir
4 4. Tuan Direktur dan Asisten Pribadinya
5 5. Aku Mau Berbagi
6 6. Ketahuan Hamil
7 7. Cemburu
8 8. Tidak Tampan Dan Buruk Rupa
9 9. Tekad Joe
10 10. Melahirkan
11 11. Menghilang
12 12. Mengguncang Jiwa
13 13. Mules
14 14. Melarikan Diri
15 15. Aku Sudah Bertobat
16 16. Kisah Joe
17 17. AIB-ku
18 18. Sayonara Indonesia
19 19. Amarah Yang Belum Mereda
20 20. Semua Ada Waktunya (Visual Ferdinand Kwang)
21 21. Setelah 5 Tahun (Visual Virranda Laura)
22 22. Come Back to Indonesian (Visual Joe Dirgantara)
23 23. Di Rumah Sakit
24 24. Familiar
25 25. Permintaan Ayah Virranda
26 26. Obrolan Teh Jahe Madu
27 27. Takut
28 28. Tidur Bertiga
29 29. Berpamitan
30 30. Pertemuan
31 31. Mirip
32 32. Statement Virranda
33 33. Tiga Sahabat
34 34. Obrolan Tidak Beretika
35 35. Buaya
36 36. Joe Dirgantara Vs Ferdinand Kwang
37 37. Ingin Memantaskan Diri
38 38. Majikan dan pelayan
39 39. Apa Boleh?
40 40. Tipe S-S-S
41 41. Rahasia Besar
42 42. Makan Siang Bertiga
43 43. Darah Dagingku
44 44. Bukan Omong Kosong
45 45. Tantangan Tuan Loenhard
46 46. Bukan Siapa-Siapa
47 47. Cinta Itu Ajaib
48 48. Ibu Dari Putraku
49 49. Aku Tidak Sakit
50 50. Cinta Hanya Sama Dirimu
51 51. Berat Sebelah
52 52. Pengakuan Ferdinand Kwang
53 53. Pengakuan Ferdinand Kwang 2
54 54. Meleleh
55 55. Kelakuan Anak Bau Kencur
56 56. Di Sekolah Verrel
57 57. Di Restoran
58 58. Joe dan Nickholas
59 59. Demi Dirimu
60 60. Nickholas dan Sekretaris Shen
61 61. Pengakuan Wina Arauna
62 62. Terungkap
63 63. Perusak Mahkota
64 64. Hasil Interogasi
65 65. Cinta atau Obsesi
66 66. Uang Penitipan
67 67. Pingsan
68 68. Di Rumah Sakit
69 69. Interogasi
70 70. Angin Segar
71 71. Tersinggung
72 72. Saling Meminta Maaf
73 73. Nyonya Arauna
74 74. Ancaman Kebiri
75 75. Nervous
76 76. Ketukan Verrel
77 77. Merasa Istimewa
78 78. Undangan Pertunangan Nickholas
79 79. Tiga Belas Album
80 80. Mutasi
81 81. Pulang
82 82. Sehangat Kasih Sayang
83 83. Obrolan Keluarga
84 84. Putri-Putri Ferdinand
85 85. Di Rumah Keluarga Toshigawa
86 86. Permintaan Verrel
87 87. Resepsi Pernikahan Nickholas dan Sekretaris Shen
88 88 Joe Junior
89 89. Kunjungan Ferdinand di Rumah Sakit
90 90..Happy Ending
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Noda Darah
2
2. Menikahlah Denganku
3
3. Di Usir
4
4. Tuan Direktur dan Asisten Pribadinya
5
5. Aku Mau Berbagi
6
6. Ketahuan Hamil
7
7. Cemburu
8
8. Tidak Tampan Dan Buruk Rupa
9
9. Tekad Joe
10
10. Melahirkan
11
11. Menghilang
12
12. Mengguncang Jiwa
13
13. Mules
14
14. Melarikan Diri
15
15. Aku Sudah Bertobat
16
16. Kisah Joe
17
17. AIB-ku
18
18. Sayonara Indonesia
19
19. Amarah Yang Belum Mereda
20
20. Semua Ada Waktunya (Visual Ferdinand Kwang)
21
21. Setelah 5 Tahun (Visual Virranda Laura)
22
22. Come Back to Indonesian (Visual Joe Dirgantara)
23
23. Di Rumah Sakit
24
24. Familiar
25
25. Permintaan Ayah Virranda
26
26. Obrolan Teh Jahe Madu
27
27. Takut
28
28. Tidur Bertiga
29
29. Berpamitan
30
30. Pertemuan
31
31. Mirip
32
32. Statement Virranda
33
33. Tiga Sahabat
34
34. Obrolan Tidak Beretika
35
35. Buaya
36
36. Joe Dirgantara Vs Ferdinand Kwang
37
37. Ingin Memantaskan Diri
38
38. Majikan dan pelayan
39
39. Apa Boleh?
40
40. Tipe S-S-S
41
41. Rahasia Besar
42
42. Makan Siang Bertiga
43
43. Darah Dagingku
44
44. Bukan Omong Kosong
45
45. Tantangan Tuan Loenhard
46
46. Bukan Siapa-Siapa
47
47. Cinta Itu Ajaib
48
48. Ibu Dari Putraku
49
49. Aku Tidak Sakit
50
50. Cinta Hanya Sama Dirimu
51
51. Berat Sebelah
52
52. Pengakuan Ferdinand Kwang
53
53. Pengakuan Ferdinand Kwang 2
54
54. Meleleh
55
55. Kelakuan Anak Bau Kencur
56
56. Di Sekolah Verrel
57
57. Di Restoran
58
58. Joe dan Nickholas
59
59. Demi Dirimu
60
60. Nickholas dan Sekretaris Shen
61
61. Pengakuan Wina Arauna
62
62. Terungkap
63
63. Perusak Mahkota
64
64. Hasil Interogasi
65
65. Cinta atau Obsesi
66
66. Uang Penitipan
67
67. Pingsan
68
68. Di Rumah Sakit
69
69. Interogasi
70
70. Angin Segar
71
71. Tersinggung
72
72. Saling Meminta Maaf
73
73. Nyonya Arauna
74
74. Ancaman Kebiri
75
75. Nervous
76
76. Ketukan Verrel
77
77. Merasa Istimewa
78
78. Undangan Pertunangan Nickholas
79
79. Tiga Belas Album
80
80. Mutasi
81
81. Pulang
82
82. Sehangat Kasih Sayang
83
83. Obrolan Keluarga
84
84. Putri-Putri Ferdinand
85
85. Di Rumah Keluarga Toshigawa
86
86. Permintaan Verrel
87
87. Resepsi Pernikahan Nickholas dan Sekretaris Shen
88
88 Joe Junior
89
89. Kunjungan Ferdinand di Rumah Sakit
90
90..Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!