18. Sayonara Indonesia

"Hallo sayang, Daddy akan bergabung dulu dengan temen-temen Daddy. Mommy akan menemanimu disin. Dan dua jam lagi, kita akan terbang bersama," Joe mencium pipi Verrel yang baru berusia enam bulan dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Walau belum mengerti apa yang dikatakan Joe padanya, namun bayi mungil itu tetap menggerakkan mulutnya, mengeluarkan suaranya yang halus dan menggemaskan sambil mengayun-ayunkan kedua tangannya diudara, menyentuh wajah Joe dengan jari-jarinya yang masih memerah.

Setelah merasa puas bermain sebentar, Joe berdiri dari jongkoknya, memandang kearah Virranda yang sedari tadi memperhatikan ulahnya dan bayi Verrel.

"Virranda, kau tahu 'kan bagaimana caranya naik pesawat?" goda Joe beralih menatap pada Virranda.

Mendengar ucapan Joe padanya, Virranda langsung terkekeh. "Kau meremehkanku, heum? Walau aku sudah lama tidak naik pesawat, aku tidak akan lupa. Sampai hari ini pasporku masih aktif," ucapnya sambil mencebikan bibirnya.

"Oh ya, syukurlah kalau begitu. Jadi kau tidak memerlukan bantuanku untuk check-in berikutnya," ungkapnya ikut tertawa ringan.

"Tentu saja. Aku juga tidak mau mempermalukanmu didepan semua teman-temanmu, kalau punya isteri yang gaptek," ujar Virranda mengimbangi guyonan Joe.

"Heum, isteri? Aku suka mendengarnya." Joe tersenyum penuh makna. "Karena hari ini aku pilotnya, seorang kapten penerbangan yang membawamu bersama ratusan nyawa lainnya, tolong beri aku ciuman disini sebagai penyemangatku," tanpa malu-malu, Joe mendekatkan pipi kanannya ke wajah Virranda.

"Sadar Joe, ini tempat umum. Kita bisa malu," ujar Virranda mengingatkan.

"Tidak masalah mommy Verrel, itu malah lebih baik. Kau tidak tahu saja para pramugari cantik itu sering menggodaku dan berlomba mendapatkan ciumanku," ungkap Verrel berniat memanasi.

"Benarkah? Heum, tidak masalah. Kau 'kan masih milik banyak wanita lain," tolak Virranda beralasan. Ia tidak kaget mendengar ucapan Joe, mengingat suaminya itu memang pria yang sering dibeli oleh para wanita kaya yang kesepian.

"Cepatlah mommy Verrel. Aku tidak akan pergi dari sini sebelum mendapatkan ciuman pertamamu dipipiku. Atau kau mau penerbangan ini akan terhambat karena pilotnya menunggu ciuman dari isterinya," ucap Joe mengubah strategi awalnya yang tidak mempan memanasi wanita yang berstatus isterinya itu.

"Baiklah, karena ini penerbangan pertamaku ikut denganmu, aku akan mengabulkan permintaanmu Joe. Aku hanya tidak ingin kita tidak sampai ke negara tujuan, karena ada Verrel yang ikut bersama kita," ungkapnya.

Joe mengembangkan senyumnya, saat bibir Virranda untuk pertama kalinya mendarat dipipinya. Perasaannya seakan melayang, melebihi kebahagiaan pertama kali saat dirinya dipercaya untuk menerbangkan burung besi, membawa ratusan nyawa ke tujuan mereka.

"Sudah Joe, cepat pergi. Nanti kau terlambat," tegur Virranda yang masih melihat Joe tidak bergerak dari posisi awalnya saat menerima ciumannya.

"Sudah selesai ya?" tanyanya menatap Virranda.

"Iya, apa kau tidak sadar," Virranda menatap pria itu yang masih belum mau bergerak dari posisinya.

"Sebelah kirinya lagi. Tanggung," ucap Joe dengan raut memohon, masih belum puas mendapat satu ciuman.

"Joeee...." Virranda menekan suaranya, menunjukan ketidak-sukaannya karena pria itu tidak memegang ucapan awalnya yang hanya minta satu kali ciuman saja darinya.

"Baiklah-baiklah. Jangan marah padaku, aku tidak akan memaksamu. Apa salahnya aku berusaha, siapa tahu kau mau bermurah hati memberi satu ciuman lagi," ungkapnya dengan gaya tak bersalahnya.

"Aku pergi dulu. Terima kasih untuk ciumannya. Aku pasti tidak akan mengantuk, karena selalu terbayang ciuman pertamamu dipipiku," Joe memasng topinya, lalu beranjak pergi dengan langkah ringanya meninggalkan Virranda yang tengah menatapnya.

"Joe, ternyata kau lumayan tampan juga saat mengenakan seragammu," gumam Virranda tersenyum sendiri, menatap langkah Joe yang semakin menjauh.

Disudut hatinya, Virranda mulai mengakui keberadaan Joe yang telah mewarnai hari-harinya. Pria itu bersikap apa adanya, sering membuatnya tersenyum dan tertawa lepas, melupakan masalahnya sementara waktu.

Dan tak jarang juga membuatnya kesal setengah mati ketika harus diperhadapkan dengan para wanita-wanita paruh baya yang bersikap seenaknya dan mengajaknya beradu mulut saat menyambangi apartemen milik Joe ketika pria itu tidak berada.ditempat.

Dari jauh, Virranda masih bisa melihat Joe dan beberapa pramugari lainnya memasuki ruangan yang mirip lounge, yakni Crew Center, ruangan para awak kabin pesawat bertemu, saling berkenalan dan melakukan briefing didalamnya.

"Virranda, apakah ini dirimu?" seorang pria berwajah oriental, hidung mancung dan memiliki lesung pipit di dikedua belahan pipinya, menatap lekat pada Virranda yang masih menatap dimana Joe telah menghilang dibalik pintu kaca.

Virranda seketika menoleh, menelisik wajah pria yang berbicara dengannya dari jarak yang cukup dekat dengannya.

"Nickholas!?" raut kaget terpancar dari wajah Virranda. Beberapa detik kemudian, ia lalu mengulas senyumnya sembari mengulurkan tangannya pada pria itu.

"Apa kabarmu? Lama sekali kau menghilang," ucap Virranda ramah dengan senyum lebarnya.

"Baik Virranda. Bukankah dirimu yang menghilang dari peredaran kita? Bahkan ponselmu sama sekali tidak bisa dihubungi." sahutnya seraya tertawa renyah, menjabat erat tangan Virranda.

"Aku? Ah, iya. Aku memang sengaja menghilangkan diriku, he..." ucap Virranda kembali tertawa, dan terlihat sedikit canggung. Ia berusaha melepaskan tangannya yang masih digenggam erat oleh Nickholas.

"Bayi tampan ini? Apakah dia putramu?" tanya Nickholas, saat pandangannya menangkap kehadiran seorang bayi dalam kereta disisi Virranda. Ia sedikit berjongkok dan memperhatikan wajah bayi mungil itu.

"Iya, dia putraku," sahut Virranda masih tertawa canggung, ia menyesali kenapa harus bertemu Nickholas dibandara ini.

"Sungguh sulit dipercaya. Wanita yang sepertinya tidak tertarik pada pria manapun bisa memiliki putra setampan ini. Suamimu pasti sangat istimewa, sehingga dalam sekejap kau bisa memiliki anak darinya," gumam Nickholas sedikit menyindir, mengingat Virranda selalu punya alasan menolak beberapa pria yang mendekatinya termasuk dirinya.

"Ah, kau bisa saja Nick. Suamiku, dia pria biasa, sama sepertimu, suka bercanda." ucap Virranada berusaha bersikap biasa.

"Apa aku mengenalnya?" tanya Nickholas penasaran.

"Tidak. Kau pasti tidak mengenalnya, dia bukan dari kalangan kita," sahut Virranda.

"Mana isterimu?" sambungVirranda, berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Belum. Aku menunggumu. Semenjak malam syukuran Wina itu, aku mencarimu. Dan Wina juga mengaku tidak tahu keberadaanmu yang seperti ditelan bumi. Katanya kau tidak berkerja bersama Papi-mu lagi, itu sebabnya dia tidak tahu kabarmu lagi saat aku menanyakanmu padanya." ucapnya berusaha menggali informasi.

"Sudahlah Nick, jangan menggodaku terus. Suamiku sangat cemburuan, kau bisa dihajarnya nanti," canda Virranda asal. Walau sebenarnya dirinya tahu, Nickholas yang menjadi temannya sejak sekolah menengah atas itu, sudah lama menaruh hati padanya.

Virranda membalas lambaian tangan Joe, ketika dilihatnya suaminya itu sudah keluar dari ruangan crew center bersama semua awak kabin pesawat lainnya.

Nickholas turut mengarahkan pandangannya pada pria berpakaian seragam pilot yang sedang melambai kearah Virranda.

"Apakah pria berseragam pilot itu suamimu?" tanya Nickholas memastikan.

"Iya, kau benar." Virranda masih menatap kearah Joe yang berjalan beriringan bersama semua crew-nya menuju ke pesawat.

"Nick, maaf. Aku permisi dulu, mau keruang menyusui," pamit Virranda, ketika Verrel mulai terlihat gelisah kehausan.

"Baiklah, sebelum kita berpisah, boleh aku meminta nomor ponselmu yang bisa dihubungi?" ucap Nickholas berharap.

"Tentu saja," Virranda lalu menyebutkan beberapa deret angka pada Nickholas, dan pria itu dengan cekatan menyimpannya dalam ponsel pribadinya.

"Baik, terima kasih banyak Virranda. Senang sekali bisa bertemu lagi denganmu disini, semoga lain waktu kita bisa bertemu lagi," ungkap Nickholas dibalas oleh senyuman oleh Virranda.

"Aku juga, senang bertemu denganmu Nick," setelah berkata demikian, Virranda mendorong kereta bayinya, menuju ruang menyusui yang tidak jauh dari sana.

Nickholas masih termanggu ditempatnya berdiri, memandang punggung Virranda yang pergi menjauh bersama kereta bayinya. Setahunya, suami Virranda adalah seorang penyanyi cafe, itu sebabnya Virranda sengaja menutup diri dari keluarga, sahabat dan kenalan keluarganya, itu yang ia dengar dari Wina, teman dirinya dan Virranda.

...🍓🍓🍓...

Kursi di Kelas Bisnis berdesain ergonomis dan bisa ditekuk sampai mendatar seperti tempat tidur, disanalah Virranda dan bayinya kini berada.

Bayi Verrel terlelap begitu pulasnya setelah kekenyangan ASI ibunya. Sementara pandangan Virranda menatap menembus jendela pesawat disampingnya.

"Sayonara Indonesia," gumam Virranda seorang diri, bulir air matanya jatuh begitu saja membasahi pipinya, saat melihat perumahan warga yang semakin mengecil dibawah sana, hingga akhirnya hanya terlihat warna hijau dan biru, lalu ditutupi awan putih.

"Mami, Papi... Aku pasti merindukan kalian. Aku akan kembali beberapa tahun lagi, berharap kita semua bisa melupakan kepahitan yang pernah terjadi diantara kita," Virranda mengusap air matanya, mengingat ia akan berada jauh dari kedua orang tuanya yang ia cintai.

Ia berbaring, memejamkan matanya, saat seorang pramugari memberi informasi bila pesawat yang mereka tumpangi sedang terbang pada ketinggian tiga puluh enam ribu kaki diatas permukaan bumi. Virranda berusaha senyaman mungkin menikmati perjalanan yang memakan waktu delapan jam perjalanan ke negara tujuan.

...🍓🍓🍓...

Bersambung...👉

Terpopuler

Comments

Noviyanti

Noviyanti

hati2 viranda n joe

2023-05-28

2

nowitsrain

nowitsrain

Loh loh, ngelunjak ya sugar baby yang satu ini

2023-05-22

1

Rini Antika

Rini Antika

smg suatu saat kita bisa berjumpa lg, 🤭

2023-04-09

1

lihat semua
Episodes
1 1. Noda Darah
2 2. Menikahlah Denganku
3 3. Di Usir
4 4. Tuan Direktur dan Asisten Pribadinya
5 5. Aku Mau Berbagi
6 6. Ketahuan Hamil
7 7. Cemburu
8 8. Tidak Tampan Dan Buruk Rupa
9 9. Tekad Joe
10 10. Melahirkan
11 11. Menghilang
12 12. Mengguncang Jiwa
13 13. Mules
14 14. Melarikan Diri
15 15. Aku Sudah Bertobat
16 16. Kisah Joe
17 17. AIB-ku
18 18. Sayonara Indonesia
19 19. Amarah Yang Belum Mereda
20 20. Semua Ada Waktunya (Visual Ferdinand Kwang)
21 21. Setelah 5 Tahun (Visual Virranda Laura)
22 22. Come Back to Indonesian (Visual Joe Dirgantara)
23 23. Di Rumah Sakit
24 24. Familiar
25 25. Permintaan Ayah Virranda
26 26. Obrolan Teh Jahe Madu
27 27. Takut
28 28. Tidur Bertiga
29 29. Berpamitan
30 30. Pertemuan
31 31. Mirip
32 32. Statement Virranda
33 33. Tiga Sahabat
34 34. Obrolan Tidak Beretika
35 35. Buaya
36 36. Joe Dirgantara Vs Ferdinand Kwang
37 37. Ingin Memantaskan Diri
38 38. Majikan dan pelayan
39 39. Apa Boleh?
40 40. Tipe S-S-S
41 41. Rahasia Besar
42 42. Makan Siang Bertiga
43 43. Darah Dagingku
44 44. Bukan Omong Kosong
45 45. Tantangan Tuan Loenhard
46 46. Bukan Siapa-Siapa
47 47. Cinta Itu Ajaib
48 48. Ibu Dari Putraku
49 49. Aku Tidak Sakit
50 50. Cinta Hanya Sama Dirimu
51 51. Berat Sebelah
52 52. Pengakuan Ferdinand Kwang
53 53. Pengakuan Ferdinand Kwang 2
54 54. Meleleh
55 55. Kelakuan Anak Bau Kencur
56 56. Di Sekolah Verrel
57 57. Di Restoran
58 58. Joe dan Nickholas
59 59. Demi Dirimu
60 60. Nickholas dan Sekretaris Shen
61 61. Pengakuan Wina Arauna
62 62. Terungkap
63 63. Perusak Mahkota
64 64. Hasil Interogasi
65 65. Cinta atau Obsesi
66 66. Uang Penitipan
67 67. Pingsan
68 68. Di Rumah Sakit
69 69. Interogasi
70 70. Angin Segar
71 71. Tersinggung
72 72. Saling Meminta Maaf
73 73. Nyonya Arauna
74 74. Ancaman Kebiri
75 75. Nervous
76 76. Ketukan Verrel
77 77. Merasa Istimewa
78 78. Undangan Pertunangan Nickholas
79 79. Tiga Belas Album
80 80. Mutasi
81 81. Pulang
82 82. Sehangat Kasih Sayang
83 83. Obrolan Keluarga
84 84. Putri-Putri Ferdinand
85 85. Di Rumah Keluarga Toshigawa
86 86. Permintaan Verrel
87 87. Resepsi Pernikahan Nickholas dan Sekretaris Shen
88 88 Joe Junior
89 89. Kunjungan Ferdinand di Rumah Sakit
90 90..Happy Ending
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Noda Darah
2
2. Menikahlah Denganku
3
3. Di Usir
4
4. Tuan Direktur dan Asisten Pribadinya
5
5. Aku Mau Berbagi
6
6. Ketahuan Hamil
7
7. Cemburu
8
8. Tidak Tampan Dan Buruk Rupa
9
9. Tekad Joe
10
10. Melahirkan
11
11. Menghilang
12
12. Mengguncang Jiwa
13
13. Mules
14
14. Melarikan Diri
15
15. Aku Sudah Bertobat
16
16. Kisah Joe
17
17. AIB-ku
18
18. Sayonara Indonesia
19
19. Amarah Yang Belum Mereda
20
20. Semua Ada Waktunya (Visual Ferdinand Kwang)
21
21. Setelah 5 Tahun (Visual Virranda Laura)
22
22. Come Back to Indonesian (Visual Joe Dirgantara)
23
23. Di Rumah Sakit
24
24. Familiar
25
25. Permintaan Ayah Virranda
26
26. Obrolan Teh Jahe Madu
27
27. Takut
28
28. Tidur Bertiga
29
29. Berpamitan
30
30. Pertemuan
31
31. Mirip
32
32. Statement Virranda
33
33. Tiga Sahabat
34
34. Obrolan Tidak Beretika
35
35. Buaya
36
36. Joe Dirgantara Vs Ferdinand Kwang
37
37. Ingin Memantaskan Diri
38
38. Majikan dan pelayan
39
39. Apa Boleh?
40
40. Tipe S-S-S
41
41. Rahasia Besar
42
42. Makan Siang Bertiga
43
43. Darah Dagingku
44
44. Bukan Omong Kosong
45
45. Tantangan Tuan Loenhard
46
46. Bukan Siapa-Siapa
47
47. Cinta Itu Ajaib
48
48. Ibu Dari Putraku
49
49. Aku Tidak Sakit
50
50. Cinta Hanya Sama Dirimu
51
51. Berat Sebelah
52
52. Pengakuan Ferdinand Kwang
53
53. Pengakuan Ferdinand Kwang 2
54
54. Meleleh
55
55. Kelakuan Anak Bau Kencur
56
56. Di Sekolah Verrel
57
57. Di Restoran
58
58. Joe dan Nickholas
59
59. Demi Dirimu
60
60. Nickholas dan Sekretaris Shen
61
61. Pengakuan Wina Arauna
62
62. Terungkap
63
63. Perusak Mahkota
64
64. Hasil Interogasi
65
65. Cinta atau Obsesi
66
66. Uang Penitipan
67
67. Pingsan
68
68. Di Rumah Sakit
69
69. Interogasi
70
70. Angin Segar
71
71. Tersinggung
72
72. Saling Meminta Maaf
73
73. Nyonya Arauna
74
74. Ancaman Kebiri
75
75. Nervous
76
76. Ketukan Verrel
77
77. Merasa Istimewa
78
78. Undangan Pertunangan Nickholas
79
79. Tiga Belas Album
80
80. Mutasi
81
81. Pulang
82
82. Sehangat Kasih Sayang
83
83. Obrolan Keluarga
84
84. Putri-Putri Ferdinand
85
85. Di Rumah Keluarga Toshigawa
86
86. Permintaan Verrel
87
87. Resepsi Pernikahan Nickholas dan Sekretaris Shen
88
88 Joe Junior
89
89. Kunjungan Ferdinand di Rumah Sakit
90
90..Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!