Virranda baru saja selesai mandi, lalu naik ke tempat tidur saat ponselnya tiba-tiba berdering. Dari kode negara yang dilihatnya, Virranda yakin bila yang sedang menelponnya adalah Joe.
📞"Hallo Joe," sapa Virranda. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran ranjang dibelakangnya, lalu menarik selimutnya untuk menutupi kakinya yang terasa dingin setelah mandi.
📞"Aku senang, kau tahu kalau aku yang menelponmu. Apakah kau menunggu-nunggu telponku, heum?" terdengar suara renyah Joe disertai tawa ringannya diseberang sambungan teleponnya.
📞"Kau terlalu percaya diri Joe," Virranda ikut tertawa ringan. Mendengar candaan Joe, rasa penatnya setelah berkerja seharian serasa luntur.
📞"Tidak papa 'kan? 'Kan sama isteri sendiri," lanjut Joe masih dengan tawa ringannya. Bagi Virranda itu adalah candaan, tapi bagi Joe tidak. Ia serius dalam ucapannya.
Sejak hari pernikahan itu, melihat Virranda yang sangat cantik mengenakan gaun pengantin putih yang menjuntai panjang, dirinya sudah jatuh hati pada wanita yang telah membayarnya untuk dijadikan suami. Sejak itu, dirinya bertekad untuk membuat Virranda menjadi wanitanya yang istimewa, walau kehidupan kelamnya masih belum bisa ia lepaskan, dan itu tidak mudah, namun ia akan berusaha pelan-pelan meninggalkannya.
📞"Kau sudah makan?" tanya Joe melanjutkan obrolannya.
📞"Sudah," sahut Virranda singkat.
📞"Sudah minum susu dan vitaminmu?"
📞"Juga sudah,"
📞"Isteri yang pintar." puji Joe, Virranda kembali terkekeh, ia merasa Joe memperlakukannya seperti anak kecil.
📞"Baiklah, kalau semuanya sudah, kita akhiri telepon kita, karena kau harus segera tidur. Wanita yang mengandung harus banyak istirahat," ucap Joe bersiap mengakhiri obrolan ringan mereka.
📞"Tunggu Joe!" Virranda buru-buru menghentikan Joe supaya pria yang berstatus suaminya itu jangan dulu memutuskan sambungan telepon mereka.
📞"Ada apa Nona yang paling cantik? Apakah kau masih merindukanku, heum?" canda Joe lagi, dirinya kembali tertawa kecil diseberang sana.
📞"Terima kasih untuk sejumlah uang yang kau tinggalkan untukku diatas kulkas itu," ucap Viranda tanpa membahas candaan Joe sebelumnya.
📞"Sama-sama. Walau nilainya kecil, aku harap bisa cukup selama aku pergi seminggu. Aku janji, akan menambahnya lagi untukmu," ujar Joe.
Virranda tertegun sesaat mendengar perkataan Joe, segepok uang yang ia tinggalkan dengan nilai lima belas juta itu, ia katakan kecil untuk satu minggu, dan pria itu berencana akan menambahnya lagi, membuat Virranda merasa heran. Ia yakin, penghasilan Joe sebagai penyanyi cafe tidaklah seberapa. Atau mungkinkah didalamnya ada sebagian hasil dari Joe menjual diri, batin Virranda. Wanita itu langsung bergidik sendiri membayangkannya.
📞"Hallo, hallo..." panggil Joe, saat tidak didengarnya suara Virranda.
📞"Hallo Nonaku yang paling cantik dan selalu membuatku terpesona. Apakah kau masih ada disana?" panggil Joe lagi.
📞"I-iya Joe, aku masih mendengarmu, dasar gombal," sahut Virranda tergagap lalu kembali tertawa ringan, lamunannya seketika buyar mendengar candaan Joe yang bernada gombalan saja ditelinganya.
📞"Aku tahu, saat kau bersama orang tuamu, nilai uang yang kuberikan itu tidak ada apa-apanya, paling hanya bisa untuk jajan cokelat dan ice cream-mu saja," lanjut Joe lagi.
📞"Aku janji, sebagai suamimu. Aku akan berkerja keras untuk menafkahimu. Supaya kau dan bayimu itu tidak kekurangan sesuatu apapun," ucapnya lagi.
📞"Terima kasih Joe. Kau tidak perlu memaksakan diri. Kau sudah menerimaku dengan sangat baik diapartemenmu ini saja, itu sudah lebih cukup untukku. Aku akan berhemat dengan uang yang ada itu. Percayalah, aku tidak akan boros, dan tidak jajan yang mahal-mahal Joe," ucap Virranda kembali terkekeh dan berusaha melemparkan candaan balik. Ia dapat merasakan ucapan Joe barusan sangat serius, dan saat ini dirinya masih belum siap kalau itu benar.
📞"Sepertinya aku harus pamit dulu. Aku harap kau menjaga dirimu dan kandunganmu dengan baik disana. Sampai jumpa," ucap Joe terkesan tiba-tiba menutup obrolannya, sampai-sampai Virranda tidak sempat membalas kata perpisahannya.
"Mungkin saja dia sedang sibuk dengan para wanitanya," guman Virranda didalam hati. Bukan tanpa alasan ia berfikir demikian. Beberapa kali ia sering memergoki Joe memasuki restoran atau butik dengan wanita-wanita yang berbeda, dan mereka rata-rata seusia ibu Virranda.
...🍓🍓🍓...
"Untuk apa kau mengajakku bertemu? Mana isterimu? Apa kau tidak mengajaknya untuk makan malam bersama kita disini?" Ferdinand menatap Gerry yang tengah memotong daging steaknya, lalu dengan santainya memasukan potongan daging itu kedalam mukutnya dengan bantuan garfu yang ada disatu tangannya lagi.
"Kau tidak tahu saja, kalau bulan madu itu sangat melelahkan. Ternyata buat anak itu tidak mudah Kwang. Semua energi terkuras, dompet juga," sahut Gerry tidak nyambung. Walau merasa demikian Ferdinand tidak protes, dirinya malah tertarik dengan pembahasan itu.
"Kenapa kau bisa bilang begitu?" tanya Ferdinand antusias.
Pernyataan tentang Ferdinand yang dikatakan terkenal sebagai direktur dingin, ternyata itu tidak berlaku saat dirinya sedang santai berdua bersama Gerry, asisten sekaligus sahabatnya semenjak bayi.
"Aku dan Miera, kami berdua harus rajin kedokter untuk memeriksakan kesuburan semenjak dua tahun lalu, belum lagi vitamin-vitamin yang harus rutin kami berdua konsumsi, sampai bulan madu kedua kemarin, yang mengabiskan waktu hampir satu bulan, masih belum ada tanda-tanda kalau Miera hamil," curhat Gerry panjang lebar.
Mendengar penuturan Gerry, Ferdinand tergugu sesaat, seketika fikirannya melayang pada Virranda. Apakah benar Virranda sedang mengandung anaknya? Bukankah dirinya hanya sekali melakukannya dengan gadis perawan itu, walau sepanjang malam tiada henti hingga pagi menjelang dengan kondisi Virranda yang terbius obat tidur. Lalu kenapa Gerry begitu sulitnya menghadirkan janin dalam rahim isterinya Miera?
Tapi bila dilihat dari hasil laporan orang kepercayaannya. Joe dan Virranda bukanlah suami isteri pada umumnya, mereka hanya menikah karena kepentingan masing-masing. Dan sebelum menikah mereka, bukan pacar, bukan teman, dan tidak saling mengenal satu sama lain. Jadi tidak mungkin Virranda mengandung anak Joe, batinnya berspekulasi sendiri.
Untuk memastikan bayi yang dikandung Virranda adalah anaknya atau bukan, ia harus melakukan sesuatu, fikirnya. Tapi apa? Ferdinand berfikir keras untuk mendapatkan solusi masalah itu.
"Kwang...." Gerry memanggil nama sahabat sekaligus majikannya itu, saat melihat pria itu tengah asik dalam lamunannya.
"Hemm!" sahut Ferdinand berdehem.
"Sebenarnya tujuanku mengajakmu kemari hanya ingin memastikan posisiku dikantor. Aku dengar, kau memperkerjakan seorang wanita cantik menjadi asisten pribadimu. Apakah ini artinya kau menggeserku tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu?" tanyanya menyelidik, ia melihat raut Ferdinand yang terlihat lelah.
"Aku tidak akan menggesermu Gerry, kau adalah sahabatku, kita berdua sudah seperti saudara. Tidak mungkin aku melakukannya padamu," ucap Ferdinand menatap sahabatnya yang masih belum puas atas jawabanya.
"Apa itu artinya kau memiliki dua asisten pribadi? Kau tahu kan Kwang aturan perusahaan tidak boleh memiliki asisten lebih dari satu? Jadi kau harus mengorbankan diriku atau wanita itu." ucap Gerry bernada menegaskan.
"Tidak Gerry, aku tidak bisa memilih diantara kalian berdua," ucap Ferdinand dengan raut bimbang dan tak berdaya.
Gerry menatap Ferdinand, menelisik setiap sudut wajahnya yang nampak resah. Tawanya tiba-tiba meledak, bagaimana mungkin sahabatnya itu bisa berwajah melow seperti itu.
"Apa maksudmu mentertawaiku seperti itu?" tatap Ferdinand tajam.
"Apakah kau merasa dirimu seorang playboy Kwang? Sampai-sampai harus memilik antara wanita itu dan diriku?" ucap Gerry masih sibuk dengan tawanya.
"Huhh! Menjijikan! Aku pria sejati, tidak mungkin menyukai sesama jenis, cih!" Ferdinand bergidik jijik. Bisa-bisanya Gerry berfikir kearah sana batinnya.
"Sudahlah! Habiskan makananmu. Kita harus segera pulang, besok pagi kita harus kerja," ucap Ferdinand bernada kesal. Ia sudah hilang mood makan malamnya. Ingatanya pada sepasang kekasih sejenis yang saling me*umat bibi* di bar beberapa waktu lalu membuat perutnya mendadak mual.
Bersambung...👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Fenti
menjual diri, maaf thor aku ngakak disini
2023-05-16
2
Fenti
lope-lope untuk mu joe
2023-05-16
1
Fenti
tuhh kan
2023-05-16
1