Dengan menaiki taksi, Joe kembali ke restoran yang sudah tutup, ia hanya bisa mengambil motornya yang tertinggal disana, tanpa bisa membawa steak pesanan Virranda.
Di emperan kaki lima yang berjejer, Joe menghentikan motornya, memasuki salah satu angkringan.
"Bang, bebek bakar tiga porsi ya?" pesannya pada seorang pria yang sudah mengenalnya dengan baik.
"Ahh, ada si mas ganteng, tumben selarut ini beli makananya, emang buat siapa pesannya sebanyak ini?" ucapnya basa basi. Sementara kedua tangan pria itu tengah sibuk menyediakan pesanan Joe sambil melemparkan senyum ramahnya.
"Buat isteri Bang."sahut Joe balas melempar senyum.
"Wah, banyak juga isterinya mas Joe makan, pasti badannya subur," canda abang angkringan sambil terus mengipas bara api dihadapannya supaya daging-daging bebek itu segera matang.
Joe hanya terkekeh mendengar candaan yang dilontarkan oleh abang angkringan, ia tersenyum sendiri membayangkan Virranda berubah gendut dan bulat. Sebenarnya Joe juga merasa heran, Virranda yang makannya cukup banyak, tapi tidak membuat wanita itu membesar kesamping. Kemana memangnya nutrisi yang ia makan itu, batin Joe tidak mengerti.
"Ini mas Joe, pesanannya sudah jadi," abang angkringan menyodorkan bungkusan pada Joe.
"Terima kasih Bang," Joe meraih bungkusan itu lalu memberikan bayarannya.
"Sama-sama mas Joe. Hat-hati dijalan," balas pria itu seraya melambaikan tangannya, ia memandangi Joe yang menaiki motornya dan membunyikan klakson sebelum melajukan motornya.
Begitu tiba dikomplek perumahan kontrakannya, Joe segera turun dari motornya dan membunyikan bel rumahnya. Satu unit Land Rover Defender D110 tidak dikenal, berhenti tepat didepan pagar. Seorang wanita cantik turun dari belakang kemudi lalu mendatangi Joe bertepatan dengan pintu rumah yang dibuka oleh Virranda.
"Joe! Kau tidak bisa lari lagi, aku mengandung anakmu!" wanita cantik nan seksi itu mencengkram pergelangan tangan Joe untuk meminta pertanggung jawaban.
"Apa??" Virranda dan Joe sama-sama terkejut, keduanya seakan terpana, memandangi wanita paruh baya yang mengaku hamil anak Joe, menelisik seluruh lekuk tubuh seksi wanita itu dengan tatapan tidak berkedip.
"Mas! Berikan bungkusannya, tadi saya sudah bayar ya," Virranda buru-buru mengambil bungkusan ditangan Joe. Ulah Virranda tentu saja membuat pria itu menatapnya bingung.
"Mas sama Mbak-nya tolong pergi dari sini, dikomplek ini dilarang membuat keributan, kalau para warga tahu, mereka bisa menghakimi pasangan selingkuh seperti kalian berdua," usir Virranda dengan isyarat tangannya yang melambai.
"Jadi ini bukan rumah Joe?" ucap wanita itu memastikan, ia menatap Virranda dan Joe secara bergantian.
"Mas ini hanya kurir Mbak, ini pesanan makanan saya," Virranda menggangkat bungkusan yang dirampasnya dari tangan Joe hingga sejajar dengan wajahnya didepan wanita itu. Diam-diam Virranda menginjak ujung jari kaki Joe sekencang-kencangnya.
"Haduh!!" Joe memekik dengan wajah meringis, ia akhirnya mengerti mengapa Virranda bersikap demikian, saat matanya beradu dengan tatapan Virranda yang sedikit mengedipkan matanya.
"Joe, kamu tidak apa-apakan?" wajah si wanita paruh baya itu nampak khawatir, ia mencari dan memeriksa bagian tubuh Joe yang menyebabkan pria itu mengeluh kesakitan.
Tanpa menunggu lama, Joe melepas cengkraman tangan wanita paruh baya itu dengan paksa dari pergelangan tangannya, lalu bergegas menaiki motornya, ia lalu menghidupkan mesinnya dan melajukannya dengan terburu-buru dari pekarangan rumah. Sialnya, kendaraannya terhalang oleh mobil mewah milik si wanita paruh baya yang tepat terparkir didepan pagar.
"Joe!! Kau tidak bisa lepas dariku lagi!!" pekik wanita paruh baya itu di tengah sunyinya malam komplek perumahan. Dengan sigap ia melepas sepatu high heels dari kakinya, supaya bisa cepat berlari mendapatkan Joe yang tertahan didepan pagar.
Tidak habis akal, Joe menerjunkan motor sportnya kedalam parit drainase yang cukup dangkal, dan melajukannya seperti orang kesetanan menyusuri saluran parit yang kotor itu.
"Joooee!!!" pekik sang wanita paruh baya yang hampir saja menangis. Kesal dengan Joe yang melarikan diri, juga kesal terkena semprotan air parit yang bau anyir dan berlumpur hitam mengenai wajah, leher, tangan, dan pakaian bersihnya.
Untuk kesekian kalinya Virranda terpana, menyaksikan ulah Joe yang melarikan diri tunggang langgang dengan membawa seluruh nyawanya, tidak perduli bila dirinya sudah membuat jalan baru didalam saluran air kotor buangan warga komplek perumahan mereka.
"Mbak, saya ambil tissue dulu ya didalam," Virranda berlari masuk, dan mengambil kotak tissue dari meja tamunya lalu buru-buru membawanya keluar.
"Ini Mbak tissue-nya. Duduk dulu disini." Virranda menyodorkan tissue keatas meja dan mempersilahkan wanita paruh baya itu duduk dikursi teras rumah kontrakannya dan Joe. Ia merasa berempati pada apa yang menimpa wanita itu.
"Terima kasih ya," ucap wanita itu, ia menarik beberapa lembar tissue lalu mengusap wajah dan lehernya yang keciprat lumpur parit.
"Bau sekali," sungutnya sambil terus membersihkan noda-noda lumpur yang menempel pada tubuhnya, lalu membuang tissue kotor itu pada tempat sampah yang digeser oleh Virranda ke dekat kaki wanita itu.
"Kalau boleh tahu, nama Mbak siapa?" tanya Virranda hati-hati.
"Ayunda," sahutnya singkat. tangannya masih sibuk membersihkan tubuh dan wajahnya yang kotor.
"Saya bantu ya mbak Ayunda," setelah mendapat anggukan dari wanita itu, Virranda mengambil tissue lalu mengusap bagian-bagian yang belum dibersihkan wanita itu.
"Kalau Nona, siapa namanya?" tanya Ayunda balik bertanya.
"Panggil saja saya Laura Mbak," sahut Virranda masih terus mengusap pada bagian leher dibawah dagu yang masih tersisa lumpur.
"Nah, sudah bersih Mbak." Virranda memperhatikan wajah, leher, dan tangan Ayunda sejenak, lalu membuang tissue kotor ditangannya kedalam tempat sampah.
"Mbak Ayunda mau ganti baju? Saya khawatir Mbak masuk angin, Mbak-nya kan lagi hamil muda?" ucap Virranda kembali menawarkan bantuan, ia teringat akan pengakuan wanita itu pada Joe ketika baru turun dari mobilnya.
"Tidak usah nona Laura, saya tidak biasa mengenakan baju orang lain? Lagi pula, saya juga tidak hamil." tolaknya memberi alasan.
"Tadi mbak Ayunda katanya hamil?" Virranda seketika terbengong menatap Ayunda yang santai mengucapkan pengakuannya.
"Saya sih berharap memang bisa hamil dengan laki-laki itu. Tapi sayangnya, dalam beberapa bulan belakangan ini, Joe sulit sekali ditemui. Dia tidak seperti dulu, kalau ditelpon cepat datang. Sekarang nomornya juga tidak bisa dihubungi sama sekali," curhatnya dengan raut sendu.
Virranda terdiam sesaat, menatap lekat wajah cantik Ayunda. Walau usianya sudah tidak muda lagi, tapi masih terlihat menarik.
"Kebetulan sudah larut malam, saya pernisi masuk dulu. Bayi saya sendirian didalam," Virranda yang sudah kehilangan rasa empatinya pada Ayunda yang telah berbohong, buru-buru berdiri dari duduknya untuk berpamitan. Untung saja tadi dirinya membantu Joe untuk melarikan diri dari wanita licik itu batinya seraya menghela nafas.
"Oh, iya. Saya juga mau pulang, sudah tidak betah dengan bau amis dibaju saya ini," sahut Ayunda ikut berpamitan.
"Terima kasih banyak untuk bantuannya," ucap Ayunda mengulas senyum manisnya.
"Sama-sama," sahut Virranda tetap ramah. Ia menunggu Ayunda naik kemobilnya, setelah wanita itu menghilang dari depan pagar, Virranda baru masuk kedalam rumahnya dengan membawa kotak tissue ditangannya.
Setelah menjenguk bayinya yang masih tertidur pulas dikamarnya, Virranda kembali kemeja makan. Sekalipun bukan steak pesanannya, Virranda tetap melahap bebek bakar yang telah dibawa oleh Joe, rasa laparnya sudah tidak tertahankan lagi.
Bersambung...👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
nowitsrain
Apa pun masalahnya, makan tetap nomor satu yaa
2023-05-22
2
nowitsrain
Berasa nonton film action ini mah, si Joe ada-ada aja dah 😭
2023-05-22
1
nowitsrain
Wkwk, si Joe dikata gojek 😭😭
2023-05-22
1