3. Di Usir

"Sayang, kau pasti sedang bercanda 'kan?" ucap Lirasa dengan raut tidak terbaca, saat mendengar pengakuan dari putri tunggalnya itu. Ia menatap Virranda dan seorang pria muda yang duduk sopan disebelahnya.

"Virranda tidak sedang bercanda Mam, Joe adalah suami Virranda, dan status pernikahan kami sudah sah secara agama dan hukum," jelas Virranda terbata-bata. Bagaimanpun juga, ia sangat sadar, keputusan menikah tanpa diketahui kedua orang tuanya adalah salah besar dan pasti akan melukai hati kedua orang tuanya yang selama ini sangat menyayangi dan membanggakan dirinya.

Karena tetap ingin menjaga kehormatan dan nama baik kedua orang tuanya didepan semua rekan dan kolega bisnis ayahnya, Virranda terpaksa menempuh jalur itu, walaupun resikonya juga tidak ada bedanya, sama-sama melukai dan mencoreng nama baik keluarga karena akan dicap sebagai anak yang tidak patuh, karena melakukan tindakan sesuka hatinya.

Bagi Virranda tidak-lah mengapa, biarlah dirinya saja yang menanggungnya, asal bukan kedua orang tuannya yang sangat ia sayangi.

"Pap, bagaimana ini?" Larisa meraih paksa dokumen-dokumen pernikahan putrinya yang sedang dibaca oleh suaminya, ia memperhatikan dengan teliti dengan mata berkaca-kaca.

"Katakan pada Mami, Pap. Putri kita tidak mungkin mengambil langkah salah ini kan?" Lirasa mulai menangis, tidak percaya akan apa yang ia baca.

Loenhard mencengkram kertas yang masih tersisa ditangannya dan meremasnya hingga kusut tak berbentuk. Rahangnya mengatup kuat memperlihatkan otot-otot wajahnya yang menegang dan terlihat menggembung. Rona merah sangat dominan diwajahnya, menandakan saat ini kemarahannya sudah sampai keubun-ubun, tidak sanggup ia kendalikan lagi.

"Kau! Berani-beraninya menikahi putri kesayanganku! Kau itu hanya seorang penyanyi cafe rendahan!" pekik Loenhard terdengar garang.

PLAAKKK!!!

Wajah Joe seketika berpaling, dan terlihat gambar empat jari dipipi kirinya yang terkena hantaman keras tapak tangan milik Loenhard yang sangat murka.

"Duduk pada tumpukan kasutku-pun, kau tidak layak!" geramnya dengan wajah merah dan membara.

"Pap, ini bukan salah Joe! Ini salah Virranda! Virranda menyukainya!" Virranda segera bersimpuh dikaki ayahnya, berusaha meredakan amarah sang ayah yang tidak pernah semarah ini.

"Omong kosong apa yang kau ucapkan Virranda?! Bukankah beberapa malam lalu kau menolak pernikahan karena merasa belum cukup umur! Tapi kenapa sekarang kau datang membawa laki-laki tidak berguna ini?!" marah Loenhard sambil menunjuk wajah Joe yang hanya diam membisu duduk dikursi sofa.

"Papi yakin, laki-laki ini hanya mau memperalatmu Virranda, mengeruk semua uang dan harta milikmu!" tuduh Loenhard lagi dengan bola mata yang hampir saja melompat keluar untuk menerjang Joe yang terus menunduk kikuk disofa.

"Tidak Pap, Joe tidak seperti itu! Kami sama-sama mencintai," ucap Virranda asal, karena dirinya belum mengenal siapa diri Joe sebenarnya. Apapun ia keluarkan, demi meredakan amarah sang ayah yang mengerikan itu.

"Virranda--. Papi tidak menyangka kau bisa menikahi dan membela pria yang baru kau kenal ini." napas Loenhard terlihat terengah-engah meluapkan rasa amarahnya.

"Baiklah. Bila itu memang pilihanmu. Papi akan tarik semua fasilitas yang telah papi berikan padamu selama ini. Papi mau lihat, bagaimana pria tidak berguna ini menghidupimu yang sudah terbiasa hidup dalam kemewahan yang papi berikan padamu mulai kau ada dalam kandungan Mami-mu,"

"Sekarang juga, angkat kaki dari rumah ini!" usir Loenhard tanpa ampun.

Mendengar perkataan suaminya pada putri kesayangannya, Lirasa langsung ambruk dan tidak sadarkan diri disofa tempat duduknya.

"Mam! Mami!" teriak Virranda panik, lalu buru-buru memeluk ibunya sambil menangis histeris, khawatir bila terjadi hal buruk pada ibunya.

"Pergi sekarang! Pergi!" usir Loenhard lagi.

"Tidak Pap, Virranda mohon. Mami sedang pingsan," ucap Virranda penuh permohonan dengan raut kusut dan berantakan.

"Ini semua karena dirimu Virranda! Anak durhaka! Sekarang pergilah bersama laki-laki pilihanmu itu! Jangan hiraukan kami lagi! Kami bisa mengurus diri kami sendiri!" usirnya lagi tanpa mau mendengar apapun lagi. Ya, ayah Virranda sudah menutup pintu hatinya. Hatinya begitu sakit, kecewa pada putri yang selama ini menjadi kebanggaan dan kehormatanya.

Virranda melepaskan pelukannya dari ibunya, dengan berat hati ia beringsut menjauh. Ia berdiri dengan kaki lunglai, keluar rumah diikuti oleh Joe, suami bayarannya.

Bibi Arin dan tiga pelayan lainnya, memandang dari jauh, turut menitikkan air mata melihat anak majikannya meninggalkan rumah hanya membawa satu koper kecil dan menaiki taksi bersama seorang pria yang diakui sebagai suaminya.

...🍓🍓🍓...

Pukul lima pagi, Virranda terbangun dari tidurnya, wajahnya masih terlihat sembab, karena sepanjang malam ia terus menangis hingga menjelang pagi.

Setelah membersihkan dirinya dikamar mandi, Virranda beranjak kedapur, untuk menyiapkan sarapan pagi. Pada kulkas, ia hanya menemukan empat bungkus mie instan, dua butir telur rebus dan seikat sayuran sawi yang sudah mulai menguning. Sepertinya Joe membelanjakannya sudah beberqpa hari yang lalu.

Virranda melirik kamar Joe yang masih tertutup rapat, berdampingan dengan kamar tidurnya karena keduanya memang sepakat untuk tidur terpisah.

Apartemen milik Joe terbilang sangat sederhana. Memiliki dua kamar tidur lengkap dengan kamar mandi didalamnya, ruang tamu merangkum dengan ruang keluarga, dan dapur dimana Virranda sedang menyiapkan sarapan paginya.

"Selamat pagi," sapa Joe dengan muka bantalnya, keluar dari kamar lalu duduk dimeja makan.

Virranda tidak menjawab, ia hanya melirik sekilas kearah laki-laki yang menjadi suaminya itu. Virranda sedikit jijik saat melihat ileran Joe tergambar dikedua sudut bibirnya, pasti suaminya itu tidak langsung mandi saat bangun tidur batinnya.

"Pagi ini aku ingin mencari pekerjaan," ujar Virranda memalingkan mukanya. Ia mendadak merasa mual melihat wajah Joe. Mungkin karena sedang berbadan dua, dan bisa jadi juga karena melihat ileran suaminya.

"Terserah kau saja," sahut Joe yang tengah pokus pada sarapan paginya.

"Joe," panggil Virranda pelan.

"Heum, ada apa lagi?"sahutnya dingin, dan terus menyuap makanannya.

"Maafkan atas perlakuan Papi-ku semalam," suara Virranda terdengar lirih, menatap iba pada pipi Joe yang masih memar. "Terima kasih karena tidak membalas Papi-ku, walau aku tahu kau bisa membalasnya," ujarnya sendu.

Joe seketika menghentikan kunyahannya. Ia memberi tatapan datar pada Virranda lalu menatap lurus kedepan. "Sepertinya, tabiat orang-orang kaya kebanyakan seperti itu. Kasar, arogan, suka merendahkan, egois, karena menganggap semuanya bisa ditukar dengan uangnya,"

Virranda meneguk salivanya, ia merasa tersindir mendengar ucapan Joe barusan.

"Tapi tenang saja. Kau tidak perlu khawatir, sesuai perjanjian, aku akan berkerja secara profesional karena kau sudah membayarku," ucap Joe tenang, lalu kembali melanjutkan sarapannya.

Virranda bangkit, meraih tasnya dan berjalan menuju pintu. Joe diam-diam memandangi wanita yang baru dinikahinya itu hingga hilang dibalik pintu apartemen sederhananya.

Ia kembali mengingat, bagaimana dirinya harus mengalami nasib sial, terkena jebakan batman dan tinggal satu apartemen dengan Virranda.

*F**lashback On* :

"Aku harus mengembalikan uang transferan ini pada perempuan kaya itu. Dan membatalkan perjanjian itu, lalu semuanya akan selesai," batin Joe, penyanyi cafe yang mendapat tawaran menikah dari Virranda. Ia lalu duduk termenung menatap bubungan Villa lainnya. Ya, saat itu dirinya berada disalah satu bangunan villa yang terletak didaerah puncak, untuk melangsungkan pernikahan kilatnya bersama Virranda

Tidak lama berselang, dari kejauhan, Joe melihat iring-iringan menuruni tangga villa, setelah cukup dekat, tanpa sadar ia berdiri dari duduknya dengan tatapan tak berkedip.

Wanita yang mengenakan gaun putih itu, terlihat sangat menawan, mempesona, dan nyaris sempurna. Joe memang sering bertemu dan berhubungan dengan banyak wanita cantik dan kaya, tapi hari ini, penampilan dan kehadiran Virranda dihadapannya mampu membuat ia lupa diri, lupa segalanya, bahkan lupa bila kehadirannya disana hanya untuk membatalkan pernikahan kilat itu.

"Joe, aku tanya sekali lagi. Apakah kau siap menikah denganku sekarang?" tanya Virranda menatap lekat laki-laki dihadapannya.

"T-tentu saja. Ayo, kita menikah sekarang," sahut Joe tergagap. Pesona Virranda siang itu membuat hatinya langsung bertekuk lutut.

"Lihat dirimu, kenapa kau memakai kolor rombengmu kemari? Dimana jas yang telah kuberikan itu padamu?" tanya Virranda datar, berusaha menahan emosinya pada pria yang sangat menyebalkan hatinya siang itu.

Joe menatap dirinya. Benar, seperti yang dikatakan Virranda, ia memang memakai jeans pendek selutut dan sobekan gaul bercampur rumbai-rumbai dimana-mana.

"Aku akan menggantinya, tunggu aku sebentar," pintanya lalu bergegas untuk berlari ke villa dimana ia menginap.

"Tunggu!" Virranda buru-buru menahan Joe. "Aku tidak punya waktu menunggu, langsungkan saja pernikahannya sekarang."titah Virranda tidak mau tahu.

"T-tapi. Tidak mungkin kan aku berpenampilan seperti ini??" protes Joe dengan wajah memelas.

"Itu salahmu, mengapa sedari tadi kau tidak bersiap-siap!" ketus Virranda yang mulai tidak sabar menghadapi Joe yang sebentar lagi akan sah berstatus menjadi suaminya.

Joe akhirnya pasrah. Dia juga tidak rela batal menikah dengan wanita yang mampu menggugah segala rasa dijiwanya itu.

Sepanjang acara sakral itu berlangsung. Beberapa saksi yang hadir dari pihak kedua mempelai, juga undangan khusus yang tidak lebih dari dua puluh orang hanya bisa mengulum senyum, melihat dua pengantin yang amat sangat tidak sepadan, bak langit dan bumi, sangat jauh berbeda.

Yang wanita sangat siap menikah dengan gaun putih, bermahkota perak dan kerudung tipis menutupi wajahnya yang anggun. Sementara yang pria, berpakaian apa adanya, memakai jeans rombengnya, dan singlet ketat yang menunjukan dada bidangnya, sungguh menggelikan dan menyedihkan.

Flashback Off :

Joe menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal, merasa malu melihat poto pernikahan dirinya yang memalukan dilayar ponselnya, persis seperti gembel, sedangkan Virranda, dia bak seorang ratu yang menjadi majikannya. Huh, bagaimana dirinya bisa seteledor itu, sesalnya didalam hati.

Bersambung...👉

Terpopuler

Comments

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

karunya euy

2023-09-14

2

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

emng boleh tanpa wali

2023-09-14

1

〈⎳ HIATUS

〈⎳ HIATUS

duh pasti sakit dan bunyinya nyaring

2023-07-20

1

lihat semua
Episodes
1 1. Noda Darah
2 2. Menikahlah Denganku
3 3. Di Usir
4 4. Tuan Direktur dan Asisten Pribadinya
5 5. Aku Mau Berbagi
6 6. Ketahuan Hamil
7 7. Cemburu
8 8. Tidak Tampan Dan Buruk Rupa
9 9. Tekad Joe
10 10. Melahirkan
11 11. Menghilang
12 12. Mengguncang Jiwa
13 13. Mules
14 14. Melarikan Diri
15 15. Aku Sudah Bertobat
16 16. Kisah Joe
17 17. AIB-ku
18 18. Sayonara Indonesia
19 19. Amarah Yang Belum Mereda
20 20. Semua Ada Waktunya (Visual Ferdinand Kwang)
21 21. Setelah 5 Tahun (Visual Virranda Laura)
22 22. Come Back to Indonesian (Visual Joe Dirgantara)
23 23. Di Rumah Sakit
24 24. Familiar
25 25. Permintaan Ayah Virranda
26 26. Obrolan Teh Jahe Madu
27 27. Takut
28 28. Tidur Bertiga
29 29. Berpamitan
30 30. Pertemuan
31 31. Mirip
32 32. Statement Virranda
33 33. Tiga Sahabat
34 34. Obrolan Tidak Beretika
35 35. Buaya
36 36. Joe Dirgantara Vs Ferdinand Kwang
37 37. Ingin Memantaskan Diri
38 38. Majikan dan pelayan
39 39. Apa Boleh?
40 40. Tipe S-S-S
41 41. Rahasia Besar
42 42. Makan Siang Bertiga
43 43. Darah Dagingku
44 44. Bukan Omong Kosong
45 45. Tantangan Tuan Loenhard
46 46. Bukan Siapa-Siapa
47 47. Cinta Itu Ajaib
48 48. Ibu Dari Putraku
49 49. Aku Tidak Sakit
50 50. Cinta Hanya Sama Dirimu
51 51. Berat Sebelah
52 52. Pengakuan Ferdinand Kwang
53 53. Pengakuan Ferdinand Kwang 2
54 54. Meleleh
55 55. Kelakuan Anak Bau Kencur
56 56. Di Sekolah Verrel
57 57. Di Restoran
58 58. Joe dan Nickholas
59 59. Demi Dirimu
60 60. Nickholas dan Sekretaris Shen
61 61. Pengakuan Wina Arauna
62 62. Terungkap
63 63. Perusak Mahkota
64 64. Hasil Interogasi
65 65. Cinta atau Obsesi
66 66. Uang Penitipan
67 67. Pingsan
68 68. Di Rumah Sakit
69 69. Interogasi
70 70. Angin Segar
71 71. Tersinggung
72 72. Saling Meminta Maaf
73 73. Nyonya Arauna
74 74. Ancaman Kebiri
75 75. Nervous
76 76. Ketukan Verrel
77 77. Merasa Istimewa
78 78. Undangan Pertunangan Nickholas
79 79. Tiga Belas Album
80 80. Mutasi
81 81. Pulang
82 82. Sehangat Kasih Sayang
83 83. Obrolan Keluarga
84 84. Putri-Putri Ferdinand
85 85. Di Rumah Keluarga Toshigawa
86 86. Permintaan Verrel
87 87. Resepsi Pernikahan Nickholas dan Sekretaris Shen
88 88 Joe Junior
89 89. Kunjungan Ferdinand di Rumah Sakit
90 90..Happy Ending
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Noda Darah
2
2. Menikahlah Denganku
3
3. Di Usir
4
4. Tuan Direktur dan Asisten Pribadinya
5
5. Aku Mau Berbagi
6
6. Ketahuan Hamil
7
7. Cemburu
8
8. Tidak Tampan Dan Buruk Rupa
9
9. Tekad Joe
10
10. Melahirkan
11
11. Menghilang
12
12. Mengguncang Jiwa
13
13. Mules
14
14. Melarikan Diri
15
15. Aku Sudah Bertobat
16
16. Kisah Joe
17
17. AIB-ku
18
18. Sayonara Indonesia
19
19. Amarah Yang Belum Mereda
20
20. Semua Ada Waktunya (Visual Ferdinand Kwang)
21
21. Setelah 5 Tahun (Visual Virranda Laura)
22
22. Come Back to Indonesian (Visual Joe Dirgantara)
23
23. Di Rumah Sakit
24
24. Familiar
25
25. Permintaan Ayah Virranda
26
26. Obrolan Teh Jahe Madu
27
27. Takut
28
28. Tidur Bertiga
29
29. Berpamitan
30
30. Pertemuan
31
31. Mirip
32
32. Statement Virranda
33
33. Tiga Sahabat
34
34. Obrolan Tidak Beretika
35
35. Buaya
36
36. Joe Dirgantara Vs Ferdinand Kwang
37
37. Ingin Memantaskan Diri
38
38. Majikan dan pelayan
39
39. Apa Boleh?
40
40. Tipe S-S-S
41
41. Rahasia Besar
42
42. Makan Siang Bertiga
43
43. Darah Dagingku
44
44. Bukan Omong Kosong
45
45. Tantangan Tuan Loenhard
46
46. Bukan Siapa-Siapa
47
47. Cinta Itu Ajaib
48
48. Ibu Dari Putraku
49
49. Aku Tidak Sakit
50
50. Cinta Hanya Sama Dirimu
51
51. Berat Sebelah
52
52. Pengakuan Ferdinand Kwang
53
53. Pengakuan Ferdinand Kwang 2
54
54. Meleleh
55
55. Kelakuan Anak Bau Kencur
56
56. Di Sekolah Verrel
57
57. Di Restoran
58
58. Joe dan Nickholas
59
59. Demi Dirimu
60
60. Nickholas dan Sekretaris Shen
61
61. Pengakuan Wina Arauna
62
62. Terungkap
63
63. Perusak Mahkota
64
64. Hasil Interogasi
65
65. Cinta atau Obsesi
66
66. Uang Penitipan
67
67. Pingsan
68
68. Di Rumah Sakit
69
69. Interogasi
70
70. Angin Segar
71
71. Tersinggung
72
72. Saling Meminta Maaf
73
73. Nyonya Arauna
74
74. Ancaman Kebiri
75
75. Nervous
76
76. Ketukan Verrel
77
77. Merasa Istimewa
78
78. Undangan Pertunangan Nickholas
79
79. Tiga Belas Album
80
80. Mutasi
81
81. Pulang
82
82. Sehangat Kasih Sayang
83
83. Obrolan Keluarga
84
84. Putri-Putri Ferdinand
85
85. Di Rumah Keluarga Toshigawa
86
86. Permintaan Verrel
87
87. Resepsi Pernikahan Nickholas dan Sekretaris Shen
88
88 Joe Junior
89
89. Kunjungan Ferdinand di Rumah Sakit
90
90..Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!