12. Mengguncang Jiwa

Flashback On :

"Suster, Nona Virranda Laura, yang kemarin sore melahirkan bayi laki-lakinya, dimana ruang rawat inapnya?" tanya Ferdinand pada seorang suster jaga.

"Maaf, Tuan siapanya Nona Virranda?" sang suster jaga balik bertanya dengan sikap sopan dan tidak lupa memberi senyum ramahnya, menatap sosok pria rapi berdasi dan wangi yang berdiri dihadapannya.

"Saya suaminya," sahut Ferdinand singkat tanpa menunjukan senyum sedikitpun.

"Baik Tuan, mohon ditunggu sebentar. Saya akan melihat datanya dikomputer," sang suster dengan cekatan mulai mengetik, mencari data atas nama Virranda Laura pada komputer dihadapannya.

Hari baru menunjukan pukul tujuh pagi. Udara masih terasa sangat sejuk, tapi Ferdinand sudah berada dirumah sakit itu. Semalaman dirinya tidak bisa tidur, memikirkan bila bayi Virranda itu adalah benar-benar darah dagingnya.

"Tuan, mohon maaf. Apa benar Anda suami dari nona Virranda?" tanya sang suster hati-hati, ia nampak menelisik wajah datar pria yang berkharisma dihadapannya itu.

"Itu benar. Memang kenapa?" tanya Ferdinand dengan tatapan lekatnya pada sang suster jaga. Hatinya berdebar, khawatir apa yang ia takutkan sejak kemarin sore benar-benar terjadi.

"Nona Virranda Laura dan bayinya yang bernama Verrel Dirgantara, yang baru lahir kemarin sore, sudah dibawa pulang tadi malam pukul sebelas malam oleh suaminya yang bernama Joe Dirgantara Tuan," jelas suster jaga sambil mengeja data yang ada pada layar komputer didepannya.

Degg!

Sendi-sendi Ferdinand mendadak melemas, tanpa sadar tubuhnya melorot kelantai ubin yang dingin, ternyata yang ia khawatirkan benar-benar terjadi.

"Tuan, Tuan. Anda baik-baik saja?" suster jaga yang panik, segera menghampiri Ferdinand bersama seorang temannya, mereka memapahnya, dan membantunya berdiri.

Ferdianand tidak menjawab sepatah katapun. Hanya tangannya saja yang melepaskan diri dari tangan dua suster yang membantunya berdiri. Dengan pandangan kosong, ia pergi dari sana, menuju mobilnya yang ada diparkiran rumah sakit.

Tidak memakan waktu lama, Ferdinand yang baru tiba dikantornya segera menuju ruangannya. Para karyawannya seperti biasa menunduk hornat saat melihatnya.

"Mana Gerry?!" tanya Ferdinand yang baru keluar dari lift.

"Asisten Gerry sedang ditoilet Tuan," sahut sekretaris Linlin membungkuk hormat, menyambut kedatangan sang majikan yang berwajah suram dipagi itu.

"Suruh temui aku secepatnya," ucap Ferdinand sambil berlalu menuju ruang kerjanya.

"Baik Tuan," sahut sekretaris Linlin masih menunduk hormat. Setelah memastikan tuannya sudah masuk keruangannya, ia duduk, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Sekretaris Linlin, apakah data-data yang ku minta tadi sudah siap?" tanya Gerry yang baru keluar dari toilet dan duduk dikursinya.

"Sedikit lagi asisten Gerry." sahut sekretaris Linlin, sepasang matanya tengah pokus pada layar komputer dihadapannya.

"Oh, iya. Tadi tuan Direktur meminta Anda keruangannya." ucap sekretaris Linlin memberi tahu, ketika mengingat pesan yang disampaikan oleh majikannya.

"Kalau begitu, cepatlah selesaikan data yang kuminta itu, aku akan nembawanya masuk menghadap tuan Direktur." sahut Gerry masih duduk dikursinya.

"Gerry!!!"

Gerry torlonjak dari kursinya, begitu juga dengan sekretaris Linlin. Keduanya saling berpandangan sesaat. Baru kali ini sang direktur mereka berteriak sekencang itu.

Flashback off :

Begitu Gerry keluar dari ruangannya, Ferdinand yang belum bisa meredakan amarahnya, langsung menghambur berkas yang menumpuk diatas mejanya.

"Kwang! Apa yang kau lakukan?!" pekik tuan Toshigawa yang baru saja masuk, dan melihat berkas-berkas Ferdinand sedang melayang dan berterbangan diudara, lalu satu persatu jatuh bebas kelantai dihadapannya.

Ferdinand terpaku dibelakang mejanya, kehadiran ayahnya yang tiba-tiba memang mengagetkannya, namun ia berusaha mengendalikan emosinya yang belum mereda.

"Kwang! Katakan, apa yang terjadi padamu?" tuan Toshigawa menatap tajam pada puttanya.

"Tidak ada Dad," sahut Ferdinand dengan nada rendahnya, berusaha menekan emosi didadanya yang masih memuncak.

"Kau berangkat pagi-pagi dari rumah tanpa sarapan dulu. Dan sekarang Daddy melihatmu menghamburkan berkas-berkasmu. Lalu kau katakan tidak apa-apa. Daddy tidak percaya. Katakan, Kwang apa yang terjadi padamu?" tuan Toshigawa turut merendahkan suaranya, berharap Ferdinand mau terbuka, ia melangkah mendekat, menghampiri putra kebanggaannya yang masih bergeming dimejanya.

"Tanganmu berdarah Kwang?" Tuan Toshigawa panik, ia langsung meraih tangan Ferdinand dan memperhatikan punggung tangan putranya yang masih mengeluarkan darah.

"Sekretaris Linlin!!!" Teriak tuan Toshigawa.

"Iya Tuan!" sahut sekretaris Linlin dari luar. Dengan langkah setengah berlarinya, ia buru-buru masuk dan menghampiri tuan Toshigawa yang memanggilnya.

"Cepat! Obati tangan Tuan-mu," perintahnya.

"B-baik Tuan," Sekretaris Linlin yang telah melirik sekilas pada tangan Ferdinand segera lari ke kotak obat, dari sana ia mengambil kapas pembersih, cairan antiseptik, dan obat merah.

"Maaf Tuan, ini akan lumayan perih," ucap sekretaris Linlin mengoles cairan antiseptik dengan hati-hati, lalu mengusap luka Ferdinand menggunakan kapas.

Tuan Toshigawa memperhatikan wajah putranya. Sedikitpun, wajah putranya itu tidak menunjukan rasa sakit, tidak berdesis merasa nyeri ataupun meringis menahan rasa sakit

"Sepertinya rasa sakit yang sedang kau alami tidak sebanding dengan luka dipunggung tanganmu itu Kwang," ujar tuan Toshigawa memancing. Tapi sayangnya, Ferdinand tidak mudah terpancing, ia masih diam seribu bahasa, menutup rapat apa yang menjadi rahasia pribadinya.

Sementara sekretaris Linlin yang mendengarnya tidak berani ikut bicara, ia hanya pokus pada tugasnya untuk mengobati tangan majikannya itu.

"Dad," Ferdinand tiba-tiba bersuara. Ia menatap datar pada ayahnya.

"Heum? Ada apa?" tuan Toshigawa bersiap mendengar apa yang akan dikatakan anaknya itu, ia benar-benar penasaran akan apa yang sedang terjadi pada putranya.

"Tolong wakilkan Kwang di meeting pagi ini," pintanya singkat.

"Kenapa?" tuan Toshigawa mengernyitkan keningnya.

"Kwang tidak enak badan Dad," tuan Toshigawa menatap putranya sesaat. Ia tahu benar, hari ini adalah rapat penting, dan putranya itu tidak pernah tidak hadir pada setiap rapat penting. Tentu sesuatu yang sangat mengguncangkan jiwa tengah dialami putranya itu batinnya.

"Baiklah, Daddy akan mewakilkanmu. Daddy harap, kau mau berbagi dengan Daddy, bila kau sudah siap mengatakan masalahmu," ucap tuan Toshigawa bijak, ia tidak mau menambah beban fikiran putranya, karena putranya tidak biasa bersikap demikian, dan putranya itu, bukanlah seorang direktur yang ceroboh, sebab ia sangat mengenal pribadi Ferdinand.

"Daddy pergi dulu," setelah melirik arloji dipergelangan tangannya, tuan Toshigawa lalu meninggalkan Ferdinand bersama sekretaris Linlin yang masih mengobati luka putranya.

...🍓🍓🍓...

Bersambung...👉

Terpopuler

Comments

Fenti

Fenti

untung joe gercep

2023-05-16

2

Noviyanti

Noviyanti

mampir bawa bunga

2023-05-13

1

nowitsrain

nowitsrain

Udah, pulang aja sana. Da Virranda udah pulang sama suaminya

2023-04-22

1

lihat semua
Episodes
1 1. Noda Darah
2 2. Menikahlah Denganku
3 3. Di Usir
4 4. Tuan Direktur dan Asisten Pribadinya
5 5. Aku Mau Berbagi
6 6. Ketahuan Hamil
7 7. Cemburu
8 8. Tidak Tampan Dan Buruk Rupa
9 9. Tekad Joe
10 10. Melahirkan
11 11. Menghilang
12 12. Mengguncang Jiwa
13 13. Mules
14 14. Melarikan Diri
15 15. Aku Sudah Bertobat
16 16. Kisah Joe
17 17. AIB-ku
18 18. Sayonara Indonesia
19 19. Amarah Yang Belum Mereda
20 20. Semua Ada Waktunya (Visual Ferdinand Kwang)
21 21. Setelah 5 Tahun (Visual Virranda Laura)
22 22. Come Back to Indonesian (Visual Joe Dirgantara)
23 23. Di Rumah Sakit
24 24. Familiar
25 25. Permintaan Ayah Virranda
26 26. Obrolan Teh Jahe Madu
27 27. Takut
28 28. Tidur Bertiga
29 29. Berpamitan
30 30. Pertemuan
31 31. Mirip
32 32. Statement Virranda
33 33. Tiga Sahabat
34 34. Obrolan Tidak Beretika
35 35. Buaya
36 36. Joe Dirgantara Vs Ferdinand Kwang
37 37. Ingin Memantaskan Diri
38 38. Majikan dan pelayan
39 39. Apa Boleh?
40 40. Tipe S-S-S
41 41. Rahasia Besar
42 42. Makan Siang Bertiga
43 43. Darah Dagingku
44 44. Bukan Omong Kosong
45 45. Tantangan Tuan Loenhard
46 46. Bukan Siapa-Siapa
47 47. Cinta Itu Ajaib
48 48. Ibu Dari Putraku
49 49. Aku Tidak Sakit
50 50. Cinta Hanya Sama Dirimu
51 51. Berat Sebelah
52 52. Pengakuan Ferdinand Kwang
53 53. Pengakuan Ferdinand Kwang 2
54 54. Meleleh
55 55. Kelakuan Anak Bau Kencur
56 56. Di Sekolah Verrel
57 57. Di Restoran
58 58. Joe dan Nickholas
59 59. Demi Dirimu
60 60. Nickholas dan Sekretaris Shen
61 61. Pengakuan Wina Arauna
62 62. Terungkap
63 63. Perusak Mahkota
64 64. Hasil Interogasi
65 65. Cinta atau Obsesi
66 66. Uang Penitipan
67 67. Pingsan
68 68. Di Rumah Sakit
69 69. Interogasi
70 70. Angin Segar
71 71. Tersinggung
72 72. Saling Meminta Maaf
73 73. Nyonya Arauna
74 74. Ancaman Kebiri
75 75. Nervous
76 76. Ketukan Verrel
77 77. Merasa Istimewa
78 78. Undangan Pertunangan Nickholas
79 79. Tiga Belas Album
80 80. Mutasi
81 81. Pulang
82 82. Sehangat Kasih Sayang
83 83. Obrolan Keluarga
84 84. Putri-Putri Ferdinand
85 85. Di Rumah Keluarga Toshigawa
86 86. Permintaan Verrel
87 87. Resepsi Pernikahan Nickholas dan Sekretaris Shen
88 88 Joe Junior
89 89. Kunjungan Ferdinand di Rumah Sakit
90 90..Happy Ending
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Noda Darah
2
2. Menikahlah Denganku
3
3. Di Usir
4
4. Tuan Direktur dan Asisten Pribadinya
5
5. Aku Mau Berbagi
6
6. Ketahuan Hamil
7
7. Cemburu
8
8. Tidak Tampan Dan Buruk Rupa
9
9. Tekad Joe
10
10. Melahirkan
11
11. Menghilang
12
12. Mengguncang Jiwa
13
13. Mules
14
14. Melarikan Diri
15
15. Aku Sudah Bertobat
16
16. Kisah Joe
17
17. AIB-ku
18
18. Sayonara Indonesia
19
19. Amarah Yang Belum Mereda
20
20. Semua Ada Waktunya (Visual Ferdinand Kwang)
21
21. Setelah 5 Tahun (Visual Virranda Laura)
22
22. Come Back to Indonesian (Visual Joe Dirgantara)
23
23. Di Rumah Sakit
24
24. Familiar
25
25. Permintaan Ayah Virranda
26
26. Obrolan Teh Jahe Madu
27
27. Takut
28
28. Tidur Bertiga
29
29. Berpamitan
30
30. Pertemuan
31
31. Mirip
32
32. Statement Virranda
33
33. Tiga Sahabat
34
34. Obrolan Tidak Beretika
35
35. Buaya
36
36. Joe Dirgantara Vs Ferdinand Kwang
37
37. Ingin Memantaskan Diri
38
38. Majikan dan pelayan
39
39. Apa Boleh?
40
40. Tipe S-S-S
41
41. Rahasia Besar
42
42. Makan Siang Bertiga
43
43. Darah Dagingku
44
44. Bukan Omong Kosong
45
45. Tantangan Tuan Loenhard
46
46. Bukan Siapa-Siapa
47
47. Cinta Itu Ajaib
48
48. Ibu Dari Putraku
49
49. Aku Tidak Sakit
50
50. Cinta Hanya Sama Dirimu
51
51. Berat Sebelah
52
52. Pengakuan Ferdinand Kwang
53
53. Pengakuan Ferdinand Kwang 2
54
54. Meleleh
55
55. Kelakuan Anak Bau Kencur
56
56. Di Sekolah Verrel
57
57. Di Restoran
58
58. Joe dan Nickholas
59
59. Demi Dirimu
60
60. Nickholas dan Sekretaris Shen
61
61. Pengakuan Wina Arauna
62
62. Terungkap
63
63. Perusak Mahkota
64
64. Hasil Interogasi
65
65. Cinta atau Obsesi
66
66. Uang Penitipan
67
67. Pingsan
68
68. Di Rumah Sakit
69
69. Interogasi
70
70. Angin Segar
71
71. Tersinggung
72
72. Saling Meminta Maaf
73
73. Nyonya Arauna
74
74. Ancaman Kebiri
75
75. Nervous
76
76. Ketukan Verrel
77
77. Merasa Istimewa
78
78. Undangan Pertunangan Nickholas
79
79. Tiga Belas Album
80
80. Mutasi
81
81. Pulang
82
82. Sehangat Kasih Sayang
83
83. Obrolan Keluarga
84
84. Putri-Putri Ferdinand
85
85. Di Rumah Keluarga Toshigawa
86
86. Permintaan Verrel
87
87. Resepsi Pernikahan Nickholas dan Sekretaris Shen
88
88 Joe Junior
89
89. Kunjungan Ferdinand di Rumah Sakit
90
90..Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!