"Jangan biasakan kerja sampai larut malam Van!"ucap mommy Amira saat menghampiri Vano yang sedang memangku Vania diruang keluarga.
Vano yang tidak mengerti kemana arah pembicaraan sang mommy tampak bingung.
"Hmm...,maafkan Daddy yang sudah memberikanmu banyak pekerjaan Van."daddy menaikkan kedua alis nya tanda memberikan kode pada Vano.Hal yang dulu sering daddy lakukan untuk menutupi kesalahan Vano didepan sang mommy.
"Oh itu mom,Vano harus segera menyelesaikan pekerjaan sebelum hari libur ini."ucap Vano bingung.
"Mommy nggak larang Van,tapi kamu juga harus perhatikan kesehatanmu.Jangan sering pulang larut malam."
"Iya mom,hari ini mommy dan daddy jadi keluar?"Vano berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Iya jadi,mommy akan menemani daddy mu,kalo dibiarkan sendiri terus nanti daddy diambil daun muda."ucap mommy Amira seraya merangkul tangan sang suami yang duduk disampingnya.
"Memang nya daun bisa ambil Opa,bagaimana cara nya oma?"tanya Vania polos.
"Ah...hmmmm...."mommy Amira kebingungan untuk menjawab pertanyaan Vania,seperti nya ia tadi lupa jika sedang ada Vania disana.
"Nia mau ikut Opa?"tanya daddy Andrew mengalihkan perhatian Vania.
"Tidak Opa,Nia dirumah aja sama Papa."jawab Vania."Nia juga mau ajak teteh main di taman belakang."
"Oke...Nia baik-baik sama teteh Raya ya." ucap daddy Andrew.
"Iya Opa."
"Yasudah oma dan opa mau siap-siap dulu ya sayang."ucap mommy Amira.
"Iya oma."jawab Vania.
Mommy Amira dan daddy Andrew kemudian meninggalkan Vano dan Vania.
.
.
.
"Papa."
"Hmmm....."
"Panggil teteh yuk."
"Kita telfon saja ya."
"Oke."
Raya yang sedang membereskan kamar nya,tampak melihat ponsel nya saat ada panggilan masuk.
Tuan❤️ calling......
"Hah."Raya terlihat gugup mendapatkan telfon dari Vano.
"Hmmm....halo."ucap Raya.
"Halo,kamu lagi ngapain."tanya Vano.
"Lagi beres-beres Tuan."
"Vania mau kamu menemaninya bermain."
"Hah...tapi saya belum mandi."
"Jam segini belum mandi?"
"Hehehe....."
"Kamu ini.Yasudah kamu mandi dulu sana."ucap Vano ketus.
"Baru juga semalem perasaan manis banget ngomong nya,ini udah balik lagi,makan apa sih tadi dia."ucap Raya dalam hati.
"Sudah dulu ya Tuan,saya mau mandi dulu."ucap Raya,ia lalu mematikan panggilan tanpa menunggu jawaban dari Vano.
Selesai mandi Raya lalu menuju ke taman belakang karena Vano dan sang anak sudah berada disana terlebih dahulu.Vano terlihat sedang menggelar tikar piknik dan tidak lupa juga ia menyiapkan beberapa mainan Vania disana.
"Nia..."Raya memanggil Vania yang sedang serius main masak-masakan dengan peralatan mainan yang super jumbo milik nya.Semua mainan Vania seperti menyerupai asli nya.Vano selalu memberikan yang terbaik kepada anak nya itu.
"Teteh sini ayo main sama Nia."pinta Vania.
Lalu Raya mendekati Vania.Raya pun menemani Vania bermain.Namun karena terlalu sering bermain sendiri,Vania tampak asyik sendiri tidak peduli dengan kehadiran Raya.Setiap hari Vania selalu bermain sendiri dengan mainan nya,mbak Ana hanya sesekali menemani saja,lebih sering mbak Ana hanya mengawasi Vania.Seperti saat ini pun walau ada Raya didepan nya Vania terus saja sibuk dengan mainan nya.
Raya lalu berpindah tempat duduk di samping Vano tepat nya dibelakang Vania.
Vano yang melihat Raya mendekat pada nya lalu merebahkan diri dan meletakkan kepala dipangkuan Raya.
"Tadi ngapain aja hmm,kok baru mandi."tanya Vano sembari menjawil hidup Raya.
"Saya beresin kamar Tuan."
"Hmmm....lain kali mandi pagi-pagi anak gadis tuh."ucap Vano.
"Iya."
"Iya apa."Vano tampak mengerjai Raya.
"Iya mandi,Tuan apaan sih ah."jawab Raya manja.
Vano memegang satu tangan Raya lalu mengecup nya.Raya tampak memperhatikan sekitar takut-takut ada orang yang melihat mereka.
"Kenapa hmm?"tanya Vano.
"Jangan seperti ini Tuan,nanti ada yang liat gimana?"tanya Raya berbisik.
"Biarin aja."jawab Vano santai.
"Ikh kok gitu."
"Saya malah suka kalo ada yang liat,biar saya nikahin kamu sekalian."ucap Vano cuek.
Raya sampai memelototkan mata nya mendengar ucapan Vano.Apa tadi dia bilang mau nikahin.Seperti nya Vano memang benar-benar salah makan tadi pagi.Hingga membuat nya jadi ngelantur seperti ini.
Vano tahu di jam-jam seperti ini tidak akan ada orang yang akan datang ke taman belakang.Selain taman itu yang terletak jauh dari rumah utama.Para pekerjaan dirumah besar itu pasti sedang sibuk dengan pekerjaan nya.
"Jangan becanda deh,awas bangun."ucap Raya sembari mendorong bahu Vano agar segera bangun dari pangkuan nya.
"Saya serius."Vano semakin erat memeluk tangan Raya.
"Nia."tidak ada pilihan lain,agar Vano mau bangun dari pangkuan nya,Raya terpaksa memanggil Vania.Benar saja Vano langsung bangun dari pangkuan Raya.Lalu ia duduk membuat jarak dengan Raya.
Raya tampak cekikikan.Vano menatap nya tajam,namun Raya sama sekali tidak terlihat takut.
"Ada apa teteh?"tanya Vania sembari menengok kebelakang sesaat kemudian ia fokus lagi pada mainan nya.
"Nia sedang main apa,dari tadi teteh di cuekin."ucap Raya dengan wajah di buat sedih.
"Sini teteh nya."
Lalu Raya mendekati Vania.Sedang Vano kembali merebahkan dirinya dengan menggunakan tangan sebagai bantalan.Seperti yang sudah-sudah Vano akan selalu merasa bahagia jika ada Raya didekat nya.Ditambah lagi dengan ada nya Vania bersama mereka.Membuat kebahagiaan Vano semakin sempurna.
Tidak terasa hari semakin siang,walau banyak pohon yang mengelilingi taman disana.Namun terik nya sinar matahari membuat Vano tak nyaman.Ia pun segera meminta Vania untuk menyudahi bermain nya bersama Raya.
"Nia udah siang,udahan yuk main nya."ajak Vano.
"Tapi Nia masih pingin main."ucap Vania.
"Nanti sore lagi ya,sekarang Nia istirahat."ucap Vano tegas.
"Iya Papa."Vania seketika menurut mendengar ucapan Vano.Membuat Raya tidak tega melihatnya.
"Teteh temenin bobo siang mau?"tanya Raya lembut.
"Mau-mau."ucap Vania antusias.
Vano lalu mengajak mereka masuk kerumah utama.Dan membiarkan bekas mainan Vania tetap ditaman.Karena nanti akan ada yang membereskan nya.
Raya ikut masuk ke kamar Vania,begitu juga dengan Vano.Setelah membersihkan diri Vania lalu mengajak Raya untuk menemani nya tidur.
"Teteh disini,Papa disini."ucap Vania sembari menepuk sisi kiri dan kanan tempat tidur nya.Tanpa pikir panjang Vano lalu merebahkan diri nya disana.Sementara Raya tampak bingung.Apakah ia harus menuruti kemauan Vania.Raya masih diam di tempat.Hingga suara Vania memanggil nya."Teteh ayo sini,temenin Nia bobo."
Terimakasih yang sudah baca jangan lupa like komen dan vote🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments