"Ibu perhatikan sekarang pulang nya sore terus ya neng?"tanya bi Tati saat menyambangi kamar Raya."Banyak kegiatan yang neng."tanya nya lagi.
Bi Tati duduk disisi ranjang sembari mengelus rambut Raya yang sedang tiduran dengan posisi tengkurap.
"Iya bu,di sekolah ini banyak kegiatan."Raya tak sepenuh nya berbohong,memang sekolah nya sekarang berbeda dengan sekolah nya di kampung.Namun Raya juga tidak berani berkata jujur kepada sang ibu kenapa ia hari ini pulang terlambat.
"Betah nggak neng disekolah ini?"tanya sang ibu.
"Neng betah bu,teman-teman dan guru-guru nya semua baik dan menerima Raya."jawab Raya.Ada sebagian siswa yang terlihat tidak suka pada nya namun itu bukan masalah besar bagi Raya.Selagi mereka tidak berusaha mencelakai nya.Yasudah abaikan saja.
"Syukur atuh kalo gitu,ibu seneng denger nya.Semoga neng dapet juara lagi disekolah ini."
"Amin,doin neng ya bu."
"Pasti,ibu pasti doain neng.Yasudah ibu mau istirahat dulu."pamit sang ibu.Bi Tati tidak pernah tidur larut malam,kesibukan nya setiap hari membuat nya cepat mengantuk,dan selalu tidur lebih awal.
"Iya bu."
"Jangan tidur malem-malem neng,ini dikunci pintu nya."titah bi Tati saat berada diambang pintu dan akan meninggalkan kamar Raya.
"Iya bu."Raya lalu beranjak mengunci pintu nya.
.
.
.
Ting satu pesan masuk ke ponsel Raya.
[lagi ngapain?],pesan dari Mat.
[lagi tiduran aja],jawab Raya.
[boleh telpon nggak?],tanya Mat lagi.
[boleh],jawab Raya.
Tak lama satu panggilan masuk,Raya buru-buru mengangkat nya.
"Kok belum tidur?"tanya Mat.
"Kalo udah tidur aku nggak angkat telpon kamu dong."
"Eh iya."ucap Mat salting.
"Tadi di jemput siapa?"Mat begitu penasaran siapa yang menjemput Raya.
"Orang rumah."jawab Raya singkat,ia enggan menjelaskan.
"Oh,,,mm kalo besok pagi aku jemput kamu boleh nggak?"
"Nggak usah ya,aku berangkat sendiri aja."
"Oh ok."Mat tak ingin memaksa ia ingin Raya merasa nyaman kepada nya."Yaudah sampe ketemu besok ya.Bye."ucap Mat
"Bye."jawab Raya.
Mat lalu mengakhiri panggilan tersebut.Raya tak merasakan apa pun saat dekat dengan Mat.Sikap Mat yang selalu baik tak membuat Raya menyukai nya.Bahkan Cynthia bercerita kalau Mat yang badboy sedikit berubah dengan kehadiran nya.Namun Raya merasa biasa saja.Ia hanya menganggap Mat teman seperti hal nya Cynthia dan Bara.
.
.
.
Malam sudah semakin larut namun Raya masih tetap saja terjaga.Sesuatu yang dipikirkan membuat nya susah untuk memejam kan mata.Saat tadi sang ibu berada di kamar nya ingin sekali Raya bercerita apa yang sedang mengganjal pikiran nya.Namun ia tidak memiliki keberanian untuk itu.Raya takut sang ibu menertawakan nya atau malah memarahi nya.
Saat perjalanan pulang sekolah bersama Vano Raya dibuat senang dengan tindakan-tindakan kecil yang Vano lakukan pada nya.Menurut nya itu sangat manis.Apa Raya yang berlebihan.Selama ini Raya belum kenal betul bagaimana sifat Vano.Kadang terlihat galak,judes,kadang baik bahkan manis sekali seperti tadi sore.Seketika Raya pun mengingat kembali moment kebersamaan nya yang singkat bersama Vano.
Ini bukan kali pertama untuk Raya duduk berdua bersama Vano di dalam mobil.Namun suasana canggung tetap Raya rasakan.Ia bingung untuk bersikap seperti apa kepada Vano.
"Mau es krim nggak?"tanya Vano tiba-tiba memecah keheningan diantara mereka.
"Hah....ehg....gimana Tuan?"tanya Raya,ia hanya ingin memastikan apa yang ia dengar.
"Hiss ngelamun terus kamu."kesal Vano.
"Tuh kan cepet banget berubah nya.Kaya pahlawan di kartun-kartun deh.Dikit-dikit berubah."ucap Raya dalam hati.Tanpa sadar Raya terus menatap wajah Vano.Sudah sore begini wajah nya masih terlihat tampan tidak kusut seperti kebanyakan orang yang sudah pusing sama pekerjaan nya.
"Kenapa liatin saya,tampan ya?"tanya Vano membuyarkan lamunan Raya.
Raya tak menjawab ia hanya membuang pandangan nya keluar.Tidak mungkin kan Raya menjawab jelek karena memang kenyataannya Vano memang tampan.Tapi untuk mengakui bahwa Vano tampan Raya pun tak mau.Ia tidak ingin Vano semakin besar kepala.
Melihat Raya yang hanya diam,Vano kemudian bertanya kembali"Gimana nih mau es krim nggak?"
"Tuan beneran mau beliin saya es krim.?"tanya Raya tak percaya.
"Ya bener kalo kamu mau tapi kalo nggak mau ya udah."jawab Vano acuh.
"Mau-mau Tuan."jawab Raya cepat..
Vano hanya tersenyum saja.Dasar abg hanya dibelikan es krim saja sudah sebahagia itu.
Tidak lama kemudian Vano membelokkan mobil nya ke kedai yang berjualan es krim.Vano lalu keluar dan memutari mobil nya lalu membuka pintu untuk Raya.Tindakan Vano membuat Raya bertanya-tanya.Ada apa dengan majikan nya ini.Sedang Vano hanya cuek saja.Vano merasa tindakan nya adalah hal yang biasa.
"Yuk keluar."ajak Vano pada Raya.
Raya tak menjawab ia hanya mengikuti langkah Vano.Mereka pun masuk ke dalam kedai tersebut,disana tidak hanya menjual es krim tapi juga aneka minuman.
"Kamu mau apa?"tanya Vano.
"Yang ini Tuan."tunjuk Raya."Kalo sama minuman juga boleh nggak?"tanya Raya.
"Boleh,ambil saja sesukamu."jawab Vano seraya tersenyum.
Sesaat Raya dibuat tertegun oleh senyuman Vano.Manis banget menurut nya."Gini kek lembut baik senyum terus kan makin ganteng."ucap Raya dalam hati.
"Minuman nya yang mana?"tanya Vano.
"Eh....yang ini."jawab Raya salah tingkah.
"Udah ini aja."tanya Vano lagi.
"Emang boleh banyak-banyak,nanti uang Tuan habis."dengan konyol nya Raya berkata seperti itu.
"Kalo kamu mau saya bisa beli kedai ini buat kamu."jawab Vano ketus.Kan kan kembali ke mode awal tadi sudah manis.Raya nih suka buat Vano kesal.
"Sombong."ucap Raya.
Vano tak menjawab ia lalu memesan apa yang diinginkan oleh Raya.Setelah pesanan selesai.Mereka pun segera meninggal kan kedai tersebut.
Lagi-lagi Vano membukakan pintu untuk Raya.Bahkan menghalangi bagian atas mobil agar kepala Raya tidak terbentur.Manis sekali bukan.
"Kamu makan es krim nya di mobil aja ya."ucap Vano sebelum menutup pintu.Raya mengangguk,ia tidak berniat menjawab karena takut salah berbicara dan malah membuat Vano kesal.
Vano lalu melanjutkan mobil nya.Ia melirik sekilas ke arah Raya lalu fokus lagi ke depan.
"Saya anter kamu dulu lalu saya akan kembali ke kantor."ucap Vano.
"Iya tuan."jawab Raya,ia seperti sudah sedikit mengerti tentang sikap Vano.Majikan nya itu lebih suka kepada orang yang penurut maka ia akan bersikap manis dan baik.
"Tuan mau."Raya menawari es krim kepada Vano.
"Boleh."jawab Vano.
"Tapi sendok nya bekas saya."ucap Raya.
"Nggak masalah."
Mendengar jawaban Vano tanpa pikir panjang Raya lalu menyuapi Vano.Satu sendok es krim rasa Vanila Vano terima dengan senang hati."Terimakasih."ucap nya.
Saat telah memasuki gerbang perumahan anak seekor kucing yang melintas lalu Vano pun mengerem mendadak.Membuat mulut Raya yang sedang menikmati es krim nya menjadi belepotan.Melihat hal itu Vano merasa lucu lalu mengambil tisu di atas dashboard dan membersihkan mulut Raya dari es krim.
"Maaf ya."ucap Vano seraya tersenyum.
Sikap Vano yang seperti ini membuat Raya menerka-nerka.Jangan-jangan majikan nya ini......
"Ah nggak-nggak."Raya mencoba menepis pikiran nya.
Terimakasih yang sudah baca,jangan lupa like komen dan vote 🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments