Waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi,bi Tati seorang wanita paruh baya sedang sibuk memasak di dapur menyiapkan sarapan untuk majikan nya.
Tak...tak...tak
Dari lantai atas terlihat wanita cantik sedang menuruni tangga menuju ke dapur menghampiri bi Tati.
"Bi ini ada telpon dari keluarga bibi."nyonya Amira memberikan ponsel nya kepada bi Tati.
"Ada apa Nyonya."bi Tati tampak heran ada keperluan apa sampai-sampai keluarga nya menghubungi sang majikan.Bi Tati memang mempunyai ponsel sendiri tapi karena sedang bekerja,bi Tati meninggalkan ponsel nya dikamar.
"Halo assalamualaikum..?"firasatnya sudah tak enak.Mungkinkah telah terjadi sesuatu pada keluarga nya.Bi Tati mencoba menepis apa yang ada dipikirannya.
"Walaikumsalam wa,wa Ade..."si penelepon tampak tidak meneruskan ucapan nya.
Bi Tati dengan tidak sabaran meninggi kan suara nya."Uwa kenapa Den?"Ya bi Tati seperti nya mengenali bahwa yang menelpon adalah keponakan nya bernama Deni.
"Uwa meninggal bi."
"Ya Allah."bi Tati seketika lemas mendengar kabar itu.Suami nya meninggal,suami yang dicintai nya telah pergi meninggalkan nya untuk selama-lamanya.
Nyonya Amira dengan sigap merangkul pundak bi Tati.
"Saya turut berdukacita bi,yang sabar ya."nyonya Amira sudah mengetahui hal itu karena sebelumnya keponakan bi Tati sudah menyampaikan pada nya.
Setelah bersiap-siap kemudian bi Tati pamit pulang kepada nyonya Amira.Tadi nya nyonya Amira menawarkan bi Tati untuk diantar sopir pribadi keluarga nya.Namun bi Tati menolak dan memilih pulang bersama anak sulung nya yang tinggal di kota yang sama dengan nya.Alasanya agar cepat sampai karena Rifan mengendarai motor untuk pulang kalau menggunakan mobil dikhawatirkan akan terjebak macet.
.
.
.
Terlihat rumah bi Tati sudah di penuhi para pelayat dan sanak saudara.Perjalanan dari kota menuju rumah bi Tati biasa di tempuh waktu 3-4 jam tapi karena ingin cepat sampai dan segera melihat jenazah sang ayah dalam waktu kurang dari 3 jam bi Tati dan Rifan anak sulung nya sudah tiba di rumah nya.
Melihat sang ibu datang,Raya putri bungsu bi Tati langsung menghampiri dan memeluk ibu nya.
"Bu ayah bu."Raya menangis sesegukan dipelukan ibu nya.
"Ikhlas ya neng,ayah udah nggak sakit lagi sekarang."ibu mencoba menenangkan sang anak.Dalam keadaan hati nya yang hancur karena telah ditinggalkan suami yang di cintai nya bi Tati harus tetap terlihat tegar di depan anak-anak nya.
Selama bi Tati bekerja Raya lah yang selama ini merawat dan menjaga ayah nya yang sedang sakit.Gadis cantik yang baru berusia 17 tahun itu tidak pernah mengeluh untuk merawat ayah nya.
Selesai mengantarkan jenazah suami bi Tati ke tempat peristirahatan terakhir nya.semua pelayat satu persatu pamit pulang.Hanya tersisa beberapa sanak saudara disana.
Raya terus saja memegang dan melihat nisan yang bertulisakan nama sang ayah.Ingin rasa nya Raya berteriak menumpah kan segala sesak di dada nya.Air mata nya terus mengalir,seolah tatapan matanya yang sayu menggambarkan betapa sakit hati Raya telah ditinggalkan oleh ayah tercinta untuk selama-lama nya.
Dengan susah payah akhirnya Raya mau di bujuk untuk pulang oleh sang kakak.Rifan menjajikan kalau besok ia akan mengantar Raya kembali ke makam sang ayah.
Sesampainya di rumah Raya tiduran di pangkuan ibu nya.Raya bertanya."Neng sama siapa bu,apa ibu mau kembali lagi bekerja."
Bi Tati berpikir sejenak.Apa yang hendak dilakukan untuk kedepannya nya.Mencari pekerjaan sekarang susah beruntung bi Tati telah memiliki pekerjaan dan majikan yang baik.Sangat di sayangkan jika harus melepaskan pekerjaan nya.
"Nanti neng ikut ibu ya,neng tinggal dirumah majikan ibu."Bi Tati belum mengetahui apakah majikan nya akan mengijinkan atau tidak tapi demi menenangkan Raya hanya itu lah yang bisa bi Tati katakan untuk saat ini.
"Apa boleh bu?"
"Pasti boleh neng,majikan ibu baik orang nya."
Dan lagi tidak ada pilihan lain.Rumah milik bi Tati sudah dijual dan uang hasil penjualan rumah sudah habis untuk biaya pengobatan sang suami.Selama satu tahun kemarin bi Tati harus membayar uang kontrak di rumah nya yang telah dijual itu.Sesuai perjanjian bahwa rumah tersebut akan ditempati oleh pemilik nya yang baru setelah satu tahun dibeli.Jadi mau tidak mau bi Tati memang harus segera mengosongkan rumah nya.Bi Tati harus mengikhlaskan rumah yang menjadi saksi perjuangan hidup bersama anak-anak dan suaminya bertepatan dengan kepergian sang suami untuk selama-lamanya.
.
.
.
Tiga hari setelah meninggal nya sang suami.Bi Tati kedatangan tamu.Seseorang yang sudah banyak berjasa dalam hidup nya.Ya mereka adalah nyonya Amira dan tuan Andrew.Majikan bi Tati yang selama ini sudah banyak membantu untuk pengobatan suami nya.
Sebelum bi Tati pulang tiga hari lalu nyonya Amira menyampaikan akan mengunjungi bi Tati hari libur nanti.Bi Tati tidak menyangka majikan nya yang sangat sibuk mau menyempatkan datang mengunjungi nya.
Nyonya Amira datang bersama tuan Andrew,Vania sang cucu,mbak Ana baby sitter Vania dan mang Maman supir pribadi keluarga mereka.Mang Maman yang sudah beberapa kali mengantar bi Tati pulang kampung tampak tidak kesulitan untuk menemukan rumah bi Tati.
Beruntung walau musim hujan jalan menuju kampung bi Tati tidak rusak jadi tidak perlu khawatir mobil mewah yang membawa keluarga tuan Andrew akan penuh dengan lumpur.
Bi Tati menyambut kedatangan sang majikan dihalaman rumah nya.
"Assalamualaikum Bi,Bibi sehat?"tanya nyonya Amira
"Walaikumsalam,Alhamdulillah sehat Nyonya,mari masuk-masuk."bi Tati pun segera mengajak tamu nya untuk masuk ke rumah nya.
Di ruang tamu yang tidak terlalu luas itu berkumpul lah bi Tati dengan para tamu nya.Tidak lama datang lah Raya dengan membawa minuman dan berbagai camilan untuk tamu ibu nya.Setelah menata minuman da beberapa camilan tersebut Raya kemudian menyalami semua tamu ibu nya.Tidak terkecuali si kecil Vania yang tampak anteng di dekat sang nenek.
"Duduk sini neng."bi Tati meminta Raya untuk duduk didekatnya."Nyonya ini anak saya Raya."bi Tati mengenalkan Raya kepada nyonya Amira.
"Ini anak bibi,cantik sekali."nyonya Amira berkata sambil mengelus pipi Raya yang sedikit cabi.Selama ini nyonya Amira telah mengetahui kalau bi Tati mempunyai anak satu lagi yang sedang mengurus ayah nya.Tapi sekalipun nyonya Amira belum pernah bertemu dengan Raya.
"Terimakasih nyonya."jawab Raya sopan.
Setelah itu bi Tati terlihat mengobrol dengan semua tamu nya.Pembawaan tuan Andrew dan nyonya Amira yang santai membuat semua orang yang bekerja di rumah nya tidak merasa canggung kepada majikan mereka.
Sampai akhirnya bi Tati pun mengutarakan permintaan nya kepada sang majikan.
"Maaf sebelumnya nyonya."bi Tati mulai berbicara.
"Ada apa bi."suasana yang tadi nya tampak ceria mendadak hening.
"Ada apa bi,bilang saja jangan sungkan."nyonya Amira berkata lembut seraya mengusap-usap bahu bi Tati.
Sebelum mengutarakan keinginan nya.Bi Tati menceritakan tentang rumah nya yang sudah dijual.Lalu kemudian bi Tati berkata."Nyonya,Tuan boleh kah saya membawa anak saya untuk tinggal bersama saya?"
Mendengar hal itu nyonya Amira dan tuan Andre tampak beradu pandang.
Menjelang sore keluarga tuan Andrew segera berpamitan.
"Kami tunggu kedatangan Bibi dan Raya,kami pamit pulang dulu."
"Baik nyonya,terimakasih."bi Tati sangat bersyukur majikan nya mau mengizinkan nya membawa Raya.
Ya tuan Andrew telah mengizinkan bi Tati untuk membawa serta anak nya.Tidak hanya itu tuan Andrew juga berjanji akan menerima Raya di sekolah milik nya.Bi Tati sempat menolak untuk mendaftarkan Raya di sekolah majikan nya itu.Namun tuan Andrew mengatakan tidak ingin menerima penolakan.Maka akhirnya bi Tati pun menyetujui nya.
Entah kebaikan apa yang telah dilakukan oleh keluarga bi Tati hingga ia bisa dipertemukan dengan orang yang sangat baik,seperti tuan Andrew dan nyonya Amira.Tidak hanya menerima Raya untuk tinggal di rumah nya.Tuan Andrew juga menerima Raya disekolah nya dan di bebaskan dari segala biaya.
Setelah tujuh hari meninggal nya sang suami bi Tati akan kembali lagi bekerja.Nyonya Amira meminta untuk tidak terburu-buru dan jangan memikirkan masalah pekerjaan.Bahkan beliau meminta bi Tati untuk menyelesaikan segala urusan nya terlebih dulu.Tapi bi Tati merasa tidak enak hati jika harus berlama-lama tidak bekerja.Menurut nya majikan nya sudah terlalu baik.Maka bi Tati pun tidak ingin berbuat seenak nya.Dan lagi rumah yang ditempati nya sudah harus segera dikosongkan..Karena rencana nya sang pemilik rumah baru akan segera menempati rumah itu.
"Teteh bareng Nia aja yuk."setelah mengetahui bahwa Raya akan tinggal dirumah nya Vania tampak enggan berpisah dengan Raya,Vania terus merengek agar Raya ikut bersama nya.
"Nanti ya sayang,nanti teteh nyusul."Raya lalu mengantarkan Vania masuk ke dalam mobil.
"Yaudah deh Nia pulang besok aja bareng teteh."Vania tampak merajuk.
"Nia kan harus sekolah sayang."kali ini nyonya Amira yang memberikan pengertian kepada cucu nya.
"Oke deh."Vania tampak pasrah membuat semua orang gemas kepada nya."Tapi teteh janji ya jangan lama-lama datang ke rumah Nia."tambahnya.
"Iya sayang teteh janji."jawab Raya.
Raya memang penyayang sekali,terlebih kepada anak-anak.Terbukti baru beberapa jam saja Vania mengenal Raya ia sudah merasa nyaman dan tidak ingin berpisah dari Raya.Keras nya hidup yang dijalani oleh keluarga nya membuat Raya lebih dewasa dari anak seusianya.
Setelah drama perpisahan Vania dan Raya,pada akhirnya Vania mau dibujuk untuk pulang.Sepanjang perjalanan bocah cantik itu tertidur pulas.Sepertinya Vania kelelahan setelah bermain bersama Raya.
.
.
.
Keesokan pagi nya Raya datang kesekolah ditemani ibu nya,sesuai rencana mereka akan mengurus kepindahan sekolah Raya.Setiba disekolah ibu langsung menemui wali kelas Raya,kemudian beliau diantar untuk bertemu dengan kepala sekolah.
Berbeda dengan Raya ia pamit kepada ibu nya untuk menemui teman-teman nya.Waktu masih menunjukkan pukul 7 pagi,masih ada waktu 30 menit sebelum bel masuk.Raya masih bisa untuk berpamitan dengan teman satu kelas nya.Mereka satu persatu menyalami dan memeluk Raya.
"Jangan lupa sama kita-kita ya Ray."kata teman Raya.Semalampun Raya sudah berpamitan digrup kelas nya tapi rasanya belum puas jika tidak bertemu langsung.
Ada dua sahabat Raya yaitu Nana dan Maya,keduanya seolah enggan melepas kan pelukan nya kepada Raya.
Tet...tet...tet
Terdengar bel masuk berbunyi.Sebelum Raya keluar meninggalkan kelas.Nana berkata"Nanti sepulang sekolah kita ke rumah kamu Ray."
Raya menjawab"Oke,aku tunggu,yaudah atuh ya aku pulang dulu."kemudian Raya bergegas meninggalkan kelas.
Setelah itu Raya menuju ruang guru untuk berpamitan kepada guru-guru nya.Banyak guru yang menyayangkan atas kepindahan Raya,pasalnya Raya adalah salah satu siswi yang cerdas.Tidak jarang Raya menjuarai lomba dan mengharumkan nama sekolah.Raya juga menyandang predikat juara umum di sekolah nya.Hebat bukan,selain cerdas paras nya juga cantik.Jadi sudah pasti banyak guru dan murid yang kagum pada nya.Tapi apa hendak dikata semua ini bukan kehendak nya semua sudah suratan takdir.Dimana ia dan keluarganya harus pindah dari kampung kelahiran nya untuk berjuang menata hidup agar lebih baik.
.
.
.
Sesuai janji sore ini kedua sahabat Raya datang ke rumah.Tidak hanya berdua,terlihat Alan teman satu kelas juga dengan mereka ikut datang.Alan sudah lama menaruh hati kepada Raya.Dan beberapa kali juga membantu kesulitan Raya.Selama ini Alan selalu berusaha mendekati Raya dan selalu berusaha ada untuk Raya disaat Raya kesulitan,tapi Alan merasa usaha nya tampak sia-sia Raya terus saja menjaga jarak dari nya.
Bukan,bukan Raya membenci nya.Raya hanya ingin fokus kepada keluarga nya.Sekolah serta menjaga dan mengurus ayah yang sedang sakit sudah sangat menguras waktu tenaga dan pikiran nya.
"Kok pada diem,sakit gigi apa,,,hahaha."Raya tampak mencairkan suasana.
"Kita tuh sedih tau Ray,gimana kalo kita kangen,"Nana terlihat sedih.
"Iya kalo kita pengen curhat gimana."Maya menambahi.
"Atuh aku kan juga pindah nya cuma deket,nanti juga aku akan sering datang kesini untuk mengunjungi makam ayah,udah ah jangan sedih-sedih."Raya berusaha menghibur teman-teman nya.Ya walaupun ia sendiri juga sedih harus berpisah dengan teman-teman nya."Yuk makan yuk,pasti pada laper kan."kemudian Raya menata piring untuk teman-teman nya.
Alan terus memperhatikan Raya,Alan menatap dalam kepada Raya.Seolah ia sedang mengungkapkan semua yang ia rasakan melalui tatapan matanya.
"Apa sih Lan liat nya gitu banget."seperti biasa Raya menanggapi Alan dengan candaan atau bahkan Raya lebih memilih menghindari nya.
Selesai makan Nana dan Maya membantu membereskan bekas makan mereka.Lalu Nana dan Maya memilih tinggal di dapur untuk membantu ibu Raya menyiapkan jamuan untuk tahlilan nanti malam.Selain itu mereka juga ingin memberikan waktu untuk Raya dan Alan untuk berbicara berdua.Karena sesuai permintaan Alan tadi sepulang sekolah.Alan ingin mengungkapkan perasaan nya kepada Raya sebelum Raya meninggalkan kampung nya.Ini bukan ungkapan cinta yang pertama yang Alan akan sampaikan.Sudah beberapa kali Alan menyampaikan tapi jawaban Raya tetap sama.Hanya ingin berteman saja dengan nya.
Duduk diruang tamu berdua.Alan mendekati Raya lalu kemudian Alan menggenggam tangan Raya.Raya merasa tidak nyaman dan ingin melepaskan nya,namun Alan menahan nya.
"Ray,mungkin kamu bosen denger ini,tapi aku nggak akan pernah bosen buat ngomong sama kamu."Alan berhenti sejenak dan tampak mengatur nafas nya."Aku masih cinta sama kamu Ray."lanjut nya.
Raya sudah terbiasa mendengar Alan mengucapkan itu,tapi kali ini ia bingung jawaban apa yang tepat yang akan ia berikan kepada Alan.Raya pun sama mencintai nya tapi untuk saat ini Raya tidak ingin berpacaran dulu.Raya lebih memilih fokus pada sekolah nya.
"Sama Lan aku juga cinta sama kamu...."belum selesai Raya berbicara Alan sudah memotong nya.
"Terus.....mau kan jadi pacar aku."Alan tampak tak sabaran.
"Aku blm mau mikirin itu Lan,kita temenan aja dulu ya."
Alan terlihat lemas mendengar jawaban Raya,lalu Alan melepaskan genggaman tangan nya.
"Kalo kita jodoh pasti nanti kita ketemu lagi."Raya lalu mengusap tangan Alan.Alan hanya menatap nya dalam.
"Aku nanti kuliah disana,tunggu aku Ray."
Raya hanya mengangguk dan tersenyum menanggapi ucapan Alan.
***Nanti Raya sama siapa ya jadi nya🤭🤭ikuti terus ceritanya nya!!
Terimakasih yang sudah baca jangan lupa untuk like dan komen🙏🥰lanjut besok ya***..........
Sesuai janji bi Tati kepada nyonya Amira dan tuan Andrew setelah 7 hari meninggal nya sang suami bi Tati akan kembali bekerja.Bi Tati dan Raya naik kendaraan umum berangkat menuju kediaman majikan nya.Tidak lagi dia antar oleh Rifan karena setelah tiga hari meninggal nya sang ayah Rifan sudah harus kembali bekerja,di karenakan masa cuti nya sudah habis.Bi Tati yang memang sering bepergian kemana-mana sendiri tidak mempermasalahkan hal itu.
Saat telah memasuki gerbang yang menjulang tinggi dan dijaga ketat oleh satpam dan beberapa bodyguard.Raya dibuat kagum setelah melihat rumah mewah bak istana di hadapan nya.
"MasyaAllah ini teh rumah apa istana bu,bagus ini buat foto-foto."Raya lalu mengeluarkan ponsel nya hendak melakukan foto selfie.
Buru-buru bi Tati mencegah apa yang hendak dilakukan Raya."Neng jangan,nggak sopan ah."
"Masa cuma mau foto aja nggak boleh bu."Raya tampak cemberut.
"Ih lain kitu neng,nggak sopan ah ini rumah orang."bi Tati mencoba menjelaskan kan biar pun sang majikan sudah sangat baik,bukan berarti kita bisa seenaknya.
Raya pun akhirnya mengerti dengan penjelasan ibu nya.Raya cukup aktif di media sosial paras nya yang cantik dan fotogenik membuat hasil foto selfie nya terlihat sempurna dan banyak orang yang menyukai nya.Terlihat pengikut media sosial Raya juga banyak.
Melihat spot foto yang bagus membuat Raya tidak ingin menyia-nyiakan hal itu.Raya sudah bosan dengan foto-foto sebelum nya yang ia ambil dengan pemandangan hamparan sawah yang luas atau jembatan irigasi yang ada dikampung nya.
"Ayo neng buruan,malah bengong."suara bi Tati mengagetkan Raya rupa nya Raya masih belum beranjak dari tempat nya,sedang sang ibu sudah berdiri di depan pintu utama.
"I...iya bu."Raya setengah berlari menghampiri ibu nya.
Kemudian bi Tati menekan bel,tidak lama ada seseorang yang membuka kan pintu rumah,bi Ratih sesama pembantu yang tinggal dan bekerja di rumah itu.Usia nya lebih muda dari bi Tati.Bi Tati juga cukup dekat dengan bi Ratih.Di rumah besar itu bi Tati di tugas kan oleh nyonya Amira sebagai kepala pembantu.yang diberikan kepercayaan oleh sang majikan untuk mengatur segala keperluan dapur dan kebersihan rumah.
"Assalamualaikum......."
"Walaikumsalam bi,eh bibi sudah sampai,mana saya bantu bawa tas nya."bi Ratih ingin meraih tas di tangan bi Tati.
"Nggak usah biar saya saja,ini nggak berat Rat."bi Tati menolak nya."Rat kenalkan ini Raya anak saya."lanjut nya.
"Eh neng cantik,ayo-ayo masuk."
"Iya bi."Raya kemudian mengikuti bi Ratih dan ibu nya menuju ruang belakang.
Dibelakang bangunan rumah utama ada beberapa kamar yang berderet yang sengaja disiapkan oleh pemilik rumah untuk orang-orang yang bekerja dirumah nya.Saat bi Tati membuka pintu kamar nya,bi Ratih kemudian membuka pintu di samping kamar bi Tati.
"Nah ini kamar untuk neng Raya."kata bi Ratih.
"Rat,bukannya ini kamar mbak Ana?"tanya bi Tati.Kamar disamping bi Tati memang kamar mbak Ana baby sitter Vania tapi karena mbak Ana sering menemani Vania tidur jadi kamar itu sering kosong.
"Si Ana kamar nya didalem sekarang bi,dan nyonya kemarin meminta saya untuk membersihkan kamar ini agar bisa langsung ditempati neng Raya saat neng Raya sudah sampai.
"Oh begitu."bi Tati tampak mengangguk mendengar penjelasan bi Ratih.
"Makasih ya bi sudah repot-repot membersihkan kamar untuk Raya."ucap Raya.
"Sama-sama neng jangan sungkan sama bibi,yaudah saya tinggal dulu ya bi."bi Ratih hendak melanjutkan pekerjaan nya.
"Iya Rat makasih."ucap bi Tati kemudian.
"Ayo neng ditata dulu baju- baju nya,nanti setelah itu bantu ibu memasak."perintah bi Tati kepada anak nya.
Jika di rumah nya sendiri bi Tati tidak pernah meminta anak nya untuk membantu nya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah.Namun beruntung nya semua anak-anak nya pengertian dan tidak manja.Mereka sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah dan menyiapkan segala keperluan mereka sendiri.Namun berbeda dengan saat ini karena sedang tinggal di rumah majikan nya maka bi Tati harus mengarahkan Raya untuk bisa bantu-bantu.Bi Tati tidak ingin kalau anak nya itu berbuat seenak nya di rumah orang.
"Bibi sudah sampai,mana teteh."suara cempreng dan manja itu langsung menanyakan Raya setelah melihat keberadaan bi Tati.Sejak kemarin Vania terus menanyakan tentang Raya yang tak kunjung datang ke rumah nya.
"Teteh lagi cuci piring non."jawab bi Tati.
"Nia mau disuapin sama teteh."Vania merengek lagi.Ketika berkunjung ke rumah bi Tati pun Vania disuapi oleh Raya.Siapa sangka moment yang hanya sekali Vania rasakan itu selalu diingat nya dan membuat nya ingin mengulangi nya lagi.
"Disuapi mbak Ana aja ya sayang."bukan bi Tati yang menjawab itu tapi Ana sang baby sitter.
"Nggak mau.mau nya sama teteh."Vania semakin merengek.
Bi Tati tampak tak enak hati,disana ada mbak Ana tapi Vania malah ingin Raya menyuapi nya
Bukan rahasia lagi untuk pekerja di rumah besar itu.Ana sang baby sitter Vania sangat menjaga jarak dengan mereka semua.Hal itu juga yang membuat bi Tati tidak langsung menuruti kemauan Vania.Semata-mata bi Tati hanya ingin menjaga perasaan Ana.
Melihat Vania sudah seperti mau menangis.Ana mau tidak mau harus meminta Raya untuk menyuapi Vania.Kemudian Raya pun datang untuk menyuapi Vania.
Mbak Ana tampak tidak suka melihat pemandangan didepan nya itu.Anak yang sejak kecil ia rawat dan ia jaga kini malah lebih dekat dengan orang yang baru dikenal nya.
Ana bekerja menjadi baby sitter Vania atas rekomendasi dari keluarga Kasandra .Kasandra adalah istri Vano yang telah meninggal.Maka mau tidak mau nyonya Amira pun menerima rekomendasi dari besan nya tersebut.Selama ini Ana memang mengurus keperluan Vania dengan baik,selain itu Ana juga sedang berusaha menarik simpati Vano papa nya Vania.Bukan Vano tidak tau akan hal itu tapi menurut nya tidak perlu menanggapi hal-hal yang tidak penting,termasuk Ana.
Melihat kedekatan Raya dan Vania.Ana semakin panas.
"Aku tidak akan membiarkan anak kampung itu menggantikan posisi ku,lihat saja nanti aku tidak akan tinggal diam."kata Ana dalam hati.
Sampai sini dulu ya lanjut besok.
Terimakasih yang sudah baca,,jangan lupa like dan komen🙏🥰🥰
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!