The Last Incarnation Of The Land Of Arden II
TAHUN 985 HITUNGAN KERAJAAN AKAIAKUMA
(Empat Tahun Sebelum Kelahiran De luce Arnold)
Tangan yang besar dan terasa kasar tapi, saat mengusap wajah terasa halus siapa lagi kalau bukan sosok ayah. Pelukan hangatnya tiada duanya selain pelukan seorang ibu.
"BKAKK!!!"
Darah menyembur dari mulut pria berusia 39 tahun ketika punggungnya ditikam oleh pedang mana berwarna merah yang menembus dadanya setelah memeluk putranya yang merupakan malaikat dengan rambut biru langit dan warna irisnya yang senada dengan rambutnya dan ia memiliki telinga yang runcing karena gen dari ibunya, yang merupakan campuran Iblis dengan Elf.
"Lari...." Sosok ayahnya yng merupakan keturunan campuran dari siluman dan malaikat itu, mendorong anak laki- lakinya yang berusia 8 tahun untuk segera meninggalkan tempat itu. Prajurit iblis yang menikam sosok ayah bocah itu menebaskan pedangnya ke leher pria itu di depan putranya.
"SPLASH! CRAT! CRAT!"
Darah menyembur di wajah bocah berusia 8 tahun itu. Irisnya bergetar. Dia mengepalkan tangannya lalu lari dari ayahnya yang dipenggal oleh dua prajurit iblis di sana.
Dia berlari dan terus berlari. Jauh dari rumahnya, meninggalkan saudara laki- laki dan perempuannya untuk bersembunyi karena dia menjadi sasaran para prajurit iblis yang membantai semua orang yang tidak memiliki wujud seperti iblis atas perintah Raja ke-9 Akaiakuma.
Bocah itu dihantui oleh kematian ayahnya tepat di depannya. Ia membasuh badan dan bajunya yang penuh darah sambil menangis di depan sebuah danau bernama danau harapan yang berada di tengah hutan terlarang.
"Ayah...."
Ia kehilangan sosok yang paling ia cintai dalam hidupnya. Di malam hari, bocah itu kembali ke rumahnya secara diam- diam dari Prajurit Iblis yang masih berkeliaran dengan obor di tangan kirinya.
Ia masuk ke dalam rumah melalui jendela belakang. Anak itu, tidak bisa menggunakan sihirnya. Dia tidak tahu cara menggunakan mana dengan benar. Karena dia tidak memiliki aura mana, sehingga Prajurit Iblis tidak akan menyadari keberadaannnya.
"BRUKK! CLONTANG!!!"
Anak itu terpeleset sebelum menginjakkan kakinya di lantai dan tanpa sengaja meraih ketel di sebelahnya untuk pegangan sampai dia jatuh di sana dan kepalanya terjantuk ketel itu.
Anak itu, meringkuk merasakan sakit di kepalanya yang jatuh lebih dulu di lantai kayu.
"TAP! TAP! TAP!"
Langkah kaki terdengar mendekati bocah itu. Dia mendongak ketika dia melihat sepasang kaki di depan matanya.
Dia adalah kakak laki- laki anak itu yang merupakan putra pertama dari pria malaikat iblis yang dibunuh oleh Prajurit Iblis.
"Ibu! Ambareesh kembali!!"
Dia berteriak sambil berlari ke arah dia muncul. Anak laki- laki yang masuk melalui jendela itu segera duduk dan mengusap kepalanya yang sakit.
Anak tersebut bermarga Belial dengan nama Ambareesh.
Langkah kaki terdengar lagi. Kali ini, suaranya lebih besar dan lebih cepat. Sosok wanita berusia 35 tahun muncul setelah dipanggil oleh seorang anak laki- laki yang memiliki wujud 100% iblis meski berdarah campuran.
"PLAK!"
Ibu menampar pipi Ambareesh. Tubuh Ambareesh bergetar saat dia menatap lantai bergelombang saat matanya mulai berair.
"APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN?! AKU SELALU MELARANGMU KELUAR KARENA DILUAR TAK AMAN UNTUKMU! KAU TIDAK MEMILIKI TANDUK AMBAREESH! KARENA KAU JUGA! AYAHMU TERBUNUH! BAGAIMANA DENGAN NASIB BELLA SEKARANG?! DIA MASIH BERUSIA 2 TAHUN! DIA AKAN TUMBUH TAMPA SEORANG AYAH! APA YANG AKAN DIKATAKAN OLEH ORANG-ORANG DISEKITARNYA?!”
Teriakan itu mematahkan hati seorang anak laki- laki berusia 8 tahun. Ayah Ambareesh tidak mati karena dia. Itu semua karena kecelakaan yang tidak terduga dan itu juga karena Ayah Ambareesh sudah menjadi incaran Para Prajurit Iblis.
"MASUK KE KAMARMU DAN JANGAN PERNAH KELUAR! BAHKAN! UNTUK MAKAN!"
Jantung Ambareesh seakan berhenti. "Aku ingin mati saja. Seharusnya aku tetap di sana dan membiarkan mereka membunuhku juga. Alih- alih berada di sini, aku selalu didiskriminasi"
Mayat orang yang dibunuh oleh Tentara Iblis tidak akan dikubur. Tubuh mereka akan dibuang dan dibakar bersama untuk sebuah pertunjukan sehingga bangsa non- iblis akan tunduk pada kekuasaan mutlak dan perintah dari Raja ke-9 Akaiakuma.
Ambareesh mengambil gulungan kertas dan tinta. Dia mulai mencoret- coret gulungan itu. Dia menggambar gunung, lautan, perahu di tengah laut, dan ikan.
"Aku suka ikan. Aku berharap hari ini ibu akan membawakan ikan seperti masakan ayah"
Ambareesh menyeka air matanya dan beberapa kali ia menangis tersedu- sedu. Ambareesh tertidur dalam posisi tengkurap dan masih memegang pena tintanya.
Ibu Ambareesh mengintip dia yang sedang tidur. Dia memasuki kamar Ambareesh bersama seorang Iblis laki-laki bertopeng besi.
"Jadi dia putra keduamu?"
"Ya"
"Kalau begitu bersiaplah. Aku akan membawanya besok"
...----------------●●●----------------...
Keesokan harinya, Ambareesh bangun dengan mata bengkak. Perutnya mulai keroncongan karena sudah dua hari berada di hutan dan tidak punya apa- apa untuk dimakan selain minum Air danau.
"TOCK! TOCK!"
Suara ketukan pintu terdengar beberapa kali dari pintu kamarnya. Telinga elf Ambareesh berdenyut. Langkah kaki dan suara napas itu terdengar asing. Dia segera membuka pintunya.
Pria bertopeng tadi malam berdiri di depan Ambareesh. Ia melihat jubah pria itu yang merupakan seragam Prajurit yang menikam dan memenggal kepala ayahnya.
Jantung Ambareesh berdetak dengan kencang. Tubuhnya bergetar. Dia perlahan mundur beberapa langkah.
"Aku pamanmu, Belial Zen"
Dia menyapa Ambareesh sambil memberikan sepiring makanan dengan Lauk daging dan apel di tangannya.
"Belial Zen?" Ambareesh mengulangi ucapan Zen.
"Ya. Aku datang ke sini untuk membawamu pergi dari wilayah ini ke tempat yang aman untuk menghindari pemerintahan Raja ke-9 Akaiakuma"
Zen langsung memberikan sepiring makanan itu ke Ambareesh dan dia duduk sambil melihat sekelilingnya.
Kamar Ambareesh dipenuhi dengan gambar laut dan ikan. Di sana juga, terdapat gambar yang sedang memegang pedang dan menunjuk pada dua Iblis.
"Kau suka gambar?"
"Tidak" Jawab Ambareesh sambil duduk di kursi bacanya dan menyantap makanannya.
"Apa lagi yang kau suka selain menggambar?"
"Ayah" Jawabnya dengan singkat tanpa melihat Zen.
"Anak yang tertutup" Batin Zen sambil tiduran di atas kasur kecil Ambareesh.
Ambareesh menyelesaikan makannya. Dia berterima kasih kepada Zen yang telah membawakan makanannya.
Zen duduk dan menyuruh Ambareesh untuk mendekat. "Kemarilah, paman ingin tau dengan ceritamu" Zen menarik tangan kurus Ambareesh.
Ambareesh menahan tangannya sendiri. "Kenapa paman mau membantuku?"
"Karena kamu adalah keponakanku dan kita hampir sama" jawab Zen.
"Aku dan paman jelas berbeda" kata Ambareesh.
Zen melepas pengait topeng yang ada di belakang kepalanya. Topengnya terlepas dan dia memperlihatkan warna kedua irisnya yang berwarna biru es.
"Lihat, bukankah paman tidak sempurna?" Tanya Zen sambil mengulurkan tangan kanannya kepada Ambareesh.
"Paman juga, baru mendapatkan tanduk ini pada usia 19 tahun"
Ambareesh melebarkan matanya karena terkejut. "Apa? Bagaimana?"
"Ayahku atau kakekmu adalah keturunan dari ras Blue Elf dan nenekmu dari ras Iblis. Perkawinan silang itu digunakan untuk menghasilkan keturunan kuat secara baik secara fisik maupun dari segi kekuatan. Dari pernikahan itu juga, tidak jarang untuk penerus mereka rusak atau wanita dalam kondisi hamil karena perkawinan silang mati"
Zen memasang kembali topengnya dan meraih tangan Ambareesh. Dia mendudukkannya di paha kanannya.
"Kita termasuk orang yang beruntung. Oleh karena itu, selagi kita masih hidup, kita harus dapat membantu non- Iblis agar tidak disiksa oleh pemerintahan absolut ini"
Hati kecil Ambareesh sedikit terbuka pada ucapan Zen.
"Oleh karena itu, bisakah Ambareesh bercerita kepada paman apa yang terjadi lusa yang lalu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Yaser Levi
aku mampir thor..sebagai perkenalan ku berikan setangkai bunga utk mu
2024-07-31
0