Babi Beranting Vol. 4 Kisah Ranti Dan Eman

Babi Beranting Vol. 4 Kisah Ranti Dan Eman

bab 1. kaburnya babi ngepet

Kampung cipelang. Kampung yang sempat digemparkan oleh adanya seekor babi aneh, sekarang sudah terlihat sepi kembali seperti semula. tidak ada orang yang menceritakan kembali tentang babi, tidak ada yang mengingat-ingat tentang kepintaran Surya Jaya yang sangat piawai melatih seekor babi. soalnya babi Surya Jaya yang diberi nama sigogi, sudah kabur dilepaskan oleh Hamidah istrinya sendiri, ketika malam sudah datang.

Tapi anggapan Surya Jaya tidak bisa selesai begitu saja, karena dia sangat merasa kecewa, Bahkan dia sempat berkata, Dia sangat sedih karena kehilangan modal yang utama dalam hidupnya.

Waktu pagi itu. ketika dia mengetahui babinya sudah dilepaskan oleh Hamidah, dia terus memarahi sang istri. sedangkan Hamidah tidak kalah berbicara, Awalnya dia tidak mengakui dengan pekerjaannya, dia tetap Kukuh mengatakan bahwa babi itu Melarikan diri dengan sendirinya. Namun Surya Jaya bukan anak borok kepala, yang bisa dibohongi begitu mudah, dia tetap tidak percaya.

"Hamidah......! akang minta keterangan yang sangat jelas, jangan sampai membohongi suamimu. nanti kamu kualat....! Coba kamu jawab yang benar, Apa tujuanmu sampai berani melepaskan si Gogi?" bentak Surya Jaya yang bertanya sama istrinya.

"Hai Surya.....! kenapa kamu tetap Kukuh menuduhku seperti itu...! sudah jelas si Gogi kabur sendiri, sudah tidak betah tinggal di rumah kita. Kenapa kamu terus menyalahkanku....?" jawab Hamidah yang tak kalah bengis, membuat amarah Surya Jaya sudah tidak bisa terbendung lagi.

"Hamidah......!"

"Apa......!" jawab Hamidah sambil melotot.

"Itu si Hamidah, berbicara sama suami sampai matanya mau keluar dari kelopak, tidak ada sedikitpun kesopanan....!" gumam Surya Jaya.

"Mau apa Surya....!" tanya Hamidah tak memperdulikan dumelan Surya Jaya.

"Asal kamu tahu.....! Akang bukan anak kecil yang mudah kamu bohongi. Mana mungkin babi itu melarikan diri begitu saja, karena Akang sudah sangat hafal dengan sikapnya, Akang sudah hafal dengan karakternya, Akang sudah hafal dengan kelakuannya. si Gogi tidak akan pernah kabur, dia tidak akan berani meninggalkan rumah kita. Dan kalau si Gogi kabur dengan kemauannya sendiri, pasti ada bagian kandang yang rusak. Sedangkan ini, kandangnya tidak ada yang rusak sedikitpun. jadi jelas pintunya ada yang membuka, Yang pastinya Kamulah orang yang membukanya....!"

Mendengar sanggahan suaminya Hamidah pun terdiam tidak mampu untuk menyanggah lagi, Dia tidak memiliki alasan untuk menyembunyikan perbuatannya.

"Hai Surya....! memang benar si Gogi aku lepaskan....!" ujar Hamidah sambil bertolak pinggang, tidak ada sedikitpun ketakutan di wajahnya.

"Kenapa kamu bisa berbuat seperti itu?"

"Karena si babi itu bisa membuat hidupku sial, bisa membuat rumah tangga kita hancur...!"

"Jadi apa maksud kamu....?" tanya Surya Jaya sambil menatap lekat ke arah istrinya.

"Jadi, maksudnya...! aku memilih melepaskan si babi daripada membuat hidupku celaka," jawab Hamidah menjelaskan Kenapa dia Sampai berani melepaskan si Gogi.

"Gegabah kamu kalau berbicara...! Gegabah kamu kalau menguap....! Apa kamu tidak merasa, si Gogi itu sangat membawa keberuntungan dalam kehidupan kita. dia mampu mendatangkan uang yang tidak terhingga," sanggah Surya Jaya yang merasa kesal dengan sanggahan istrinya.

"Iya aku tahu, bahkan sangat tahu....!"

"Kenapa kalau kamu tahu, kamu sampai melepaskan si Gogi?"

"Karena selain mendatangkan uang yang banyak, dia membawa bahaya yang tidak sedikit, yang terutama bisa menggoyahkan pemikiran kamu, yang tidak memiliki pertimbangan, karena kamu ingin mengikuti sayembara...!"

"Lah, kenapa kamu Hamidah, kenapa sampai membawa-bawa sayembara?"

"Jangan berpura-pura Surya....! karena aku juga bukan anak yang borok kepala. asal kamu tahu Surya....! Aku tidak akan mudah dibohongi, dibodohi oleh orang seperti kamu. Terus terang sajalah, Emang kamu kira, niat kamu yang busuk itu bisa kamu sembunyikan?" Jawab Hamidah yang semakin berani, pembicaraannya sangat lancar seperti kacang tanah jatuh ke atas wajan.

Sedangkan Surya Jaya mendapat sanggahan dari istrinya, Dia terdiam seketika tidak berbicara sedikitpun. merasa malu karena niatnya sudah diketahui oleh sang istri, Soalnya hatinya sangat mengakui, bahwa yang dituduhkan oleh istrinya itu benar kenyataannya.

"Dengar kamu Hamidah....!" ujar surya jaya mulai membuka pembicaraan kembali.

"Apa manggil-manggil....! Kaya penting saja."

"Kalau kamu berbicara jangan ngelantur kemana-mana, karena kalau kamu menuduh Akang seperti itu, sama saja kamu sudah tidak percaya sama Akang."

"Mau percaya bagaimana surya...., masa iya aku harus percaya sama orang yang suka selingkuh. sama istri terlihat sangat baik, pura-pura mengikuti sayembara karena tertarik dengan padi, tertarik dengan domba, tertarik dengan uang. padahal yang sebenarnya kamu itu tertarik oleh anaknya Mbah Abun yang bernama Ranti. Ayo ngaku kamu, Surya...! ngaku, ngaku, ngaku nggak....!" jelas Hamidah sambil menunjuk kidung Surya Jaya.

"Halah....! kenapa kamu Sampai berani berbicara seperti itu, tahu dari mana kamu Hamidah...., asal kamu tahu ya istri kurang ajar....! aku jangankan menikahi anaknya Mbah Abun, bermimpinya pun aku tidak pernah. karena aku tidak tahu dan tidak kenal dengan manusia yang bernama Ranti. aku tidak sedikitpun berpikir ke arah sana."

"Halah Surya.....! sudah Jangan banyak bacot, sekarang kan babinya sudah tidak ada, sudah aku lepaskan. Kalau kamu masih merasa butuh, silakan kamu susul Cari sampai ketemu. terus kamu setorkan sama Mbah abun yang berada di Ciandam, sekalian kamu pinta hadiahnya. pasti ketika kamu pulang kamu akan Membawa surat nikah dari KUA. tapi kalau kamu berniat mencari si Gogi, babi jadi-jadian, babi beranting, kita urus surat tolak terlebih dahulu. Ceraikan aku dengan tolak 7 sekalian, biar aku leluasa. Kalau semuanya sudah beres, silahkan kamu pergi walaupun sampai mau ke ujung langit Aku tidak akan menghalangi. Emangnya kamu berguna begitu, heuh...!" Ujar Hamidah yang terlihat memunculkan bibir menghina Surya Jaya, semakin lama semakin berani berbicaranya, seolah tidak langsung mengusir sang suami.

Perkataan istrinya membuat hati Surya Jaya Terpukul kembali, dia merasa marah namun campur dengan kebingungan. lama kelamaan akhirnya Surya Jaya menarik nafas dalam, terus mengusap wajah, berdehem dengan perlahan, membuang dahak yang berada di tenggorokan.

"Hamidah....!" Panggil Surya Jaya.

"Apa?" jawab Hamidah tanpa sedikitpun menurunkan intonasi suara, meski sudah lama terdiam.

"Kalau kemauan kamu seperti itu, Baiklah Akang akan menuruti. sekarang juga Akang mau bertemu dengan Kang ustad, mau minta tolong agar menyelesaikan rumah tangga kita. tapi kamu jangan rakus, jangan minta talak tujuh sekaligus, cukup satu saja terlebih dahulu....!" ujar Surya Jaya dengan intonasi pelan.

"Nggak, nggak mau! pokoknya Hamidah pengen ditalak yang banyak, biar kenyang, biar cepat selesai, biar leluasa, biar kita sudah tidak memiliki hubungan apapun. kalau kamu memiliki keinginan silahkan kamu pergi! namun surat talak harus segera diselesaikan."

Surya Jaya tidak berbicara lagi, dia pun bangkit dari tempat duduknya. matanya mendelik sebentar ke arah sang istri, kemudian dia turun ke halaman rumah lalu Pergi menuju ke arah Rumah kakaknya, yang kebetulan menjadi Ustaz  setempat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!