Bab 14. Menyusuri

"Iya, mungkin anak kecil itu salah berbicara atau salah mengasih berita," jawab aki Ridwan membenarkan pendapat orang yang bertanya.

"Kalau begitu, coba anaknya tanya sekali lagi?" ujar Dodo memberikan saran.

Dengan segera anak itu pun maju ke depan, kemudian ditanyai kembali oleh pak Kulisi, jawabannya tetap sama, bahwa rantang yang berisi nasi jatuh di tempat itu, tidak terbawa karena dia sangat takut ketika melarikan diri. membuat semua orang yang tadi menertawakan Dodo, terdiam sambil berpikir, bahkan ada juga yang mulai percaya dengan pembicaraan Dodo.

"Sekarang begini saja, benar atau tidak, rasanya tidak perlu diperdebatkan, karena itu sangat tidak penting. sekarang ayo kita susuri jejak babi ini, kita buktikan bersama-sama." ujar pak ustad yang dipenuhi rasa penasaran.

"Siap. siap. siap." jawab semua warga dengan serempak.

Setelah selesai berdebat akhirnya para warga Kampung Sukamaju mulai berjalan menyusuri jejak babi, bahkan terlihat ada warga yang membawa anjing. namun aneh, Anjing itu seperti tidak kenal dengan baunya babi, karena ketika mencium jejaknya, anjing itu hanya sekilas dan tidak mau mengejar, tidak seperti ketika mencium jejak babi pada umumnya

Pak Kulisi bersama warga Kampung Sukamaju terus menyusuri jejak babi, hingga akhirnya dia berhenti di satu Bukit. di tempat itu jejak babi menjadi dua bagian, sehingga membuat orang yang sedang melakukan penelusuran menjadi bingung. mungkin jejak itu saling bertemu dengan jejak yang sudah lama, hingga akhirnya membuat kebingungan.

"Lah, jejak mana yang bener, yang satu ke arah sini, yang satu ke arah sana?" tanya Pak Kulisi yang sama terlihat kebingungan.

"Pasti yang benar ke arah lembah pak Kulisi," jawab seorang laki-laki yang terlihat sok tahu, karena dia sudah bisa menyebutkan dengan pasti.

"Belum tentu kamu sardin, karena kedua jejak itu masih terlihat sangat basah." sanggah yang lain yang tidak setuju.

Akhirnya mereka pun melakukan musyawarah kecil-kecilan, hingga akhirnya pak Kulisi pun memilih pendapat orang yang pertama, pendapat orang yang bernama sardin. Karena orang itu suka berburu, mungkin sudah sering makan asam manis tentang pemburuan, sehingga pak Kulisi pun percaya.

"Ayo kita susuri jejak yang ke sebelah utara," ajak pak Kulisi memberikan keputusan.

"Siap, siap, siap." jawab warga dengan serempak.

Gerombolan orang itu terus berjalan menyusuri jejak babi yang menuju ke arah Lembah, jejak itu terlihat berbulak belok, berbelit-belit, bahkan harus masuk ke semak belukar hingga akhirnya mereka pun tiba di danau yang ditumbuhi oleh pohon cariyang dan Cariu.

Anjing aki Ridwan terlihat menggonggong, kemudian berlari menuju ke semak belukar. terdengar ke merosok yang begitu nyaring, karena ular piton yang tadi menghalangi jalan Ranti, merasa terganggu membuat orang-orang pun terperanjat kaget lalu loncat ke arah belakang.

"Ular....! ular, ular" Teriak para warga saling memberitahu.

Ular sebesar pohon Pinang itu bergerak menuju ke arah lembah, Suaranya sangat bergemuruh membuat suasana semakin menegangkan. jangankan manusia anjing pun terlihat berlari terbirit-birit, bahkan pak Kulisi juga dia pun berlari merasa ngeri dengan ular yang begitu besar.

Orang-orang yang berlari tidak menentu arah dan tujuan. sama seperti Ranti ketika tadi dia bertemu dengan makhluk reptil itu, yang terpenting asal jauh dari tempat yang sangat berbahaya. ada orang yang berlari ke arah selatan, Ada pula yang berlari ke arah timur, ada juga yang berlari ke arah barat dan Utara. hingga akhirnya mereka pun melupakan tujuan awal yang hendak menyusuri sang babi. tak terasa alam pun sudah mulai gelap hingga penelusuran jejak babi gagal total.

Pak Kulisi memutuskan bahwa orang-orang harus pulang terlebih dahulu, dia merasa ngeri kalau meninggalkan kampung dalam keadaan malam. karena takut Hadi dan Warsa musuh bersama warga Kampung Sukamaju datang secara tiba-tiba. Dan dia pun berjanji Besok akan kembali melanjutkan penelusurannya agar waktunya leluasa.

Akhirnya semua warga pun kembali pulang ke rumah masing-masing, Dodo merasa kecewa karena babi itu tidak ditemukan, soalnya dikacaukan oleh seekor ular piton yang sangat besar. Padahal ular itu tidak mengganggu karena ular juga sangat takut oleh manusia.

Keesokan paginya, kira-kira pukul 07.00 pagi. orang-orang yang masih memiliki rasa penasaran terhadap babi yang masuk ke dalam kampungnya, mereka sudah bersiap-siap berkumpul di satu tempat, bahkan ada warga yang sampai membawa perbekalan segala, mungkin dia takut pemburuan akan membutuhkan waktu sampai sore.

Berita tentang adanya babi aneh semakin menyebar, karena tukang warung yang sempat mengobrol dengan Wira, dia pun mulai bercerita terhadap tetangganya memberitahu keabsahan berita yang diceritakan oleh Dodo. yang akhirnya berita itu terus menyebar ke setiap penjuru Kampung Sukamaju, membuat semua warga semakin merasa penasaran.

Setelah semua orang yang mau ikut berburu berkumpul, akhirnya mereka pun berangkat menuju ke salah satu bukit untuk melanjutkan penelusuran jejak sang babi, sekarang mereka menyusuri dengan begitu teliti agar tidak tertipu seperti kemarin.

Tapi penelusuran mereka tidak membuahkan hasil, yang ada mereka sampai Kembali ke tempat Di mana mereka bertemu dengan ular besar itu. namun sekarang ular piton tidak terlihat, mungkin ular itu sudah kabur berpindah tempat.

Para warga terus menyusuri tempat itu dengan penuh ketelitian dan penuh kehati-hatian, menerka-nerka Ke mana arah perginya sang babi, hingga ada satu orang yang memberikan masukan, bahwa jejak yang sebenarnya adalah jejak yang ia Tunjukkan. akhirnya warga Kampung Sukamaju menyusuri jejak itu Namun sayang ternyata jejak itu menuju ke arah Kampung, mungkin itu adalah jejak Ranti ketika kemarin berangkat bukan jejak Ketika pulang.

Orang yang kemarin beradu pendapat dengan pak Kulisi, karena tidak menganggap pendapatnya. dia pun kembali mengungkapkan pendapatnya.

"Benar kan Apa yang kemarin saya bilang, bahwa jejak itu bukan jejak yang menuju ke arah Lembah, Tapi jejak yang menuju ke arah atas," ujar laki-laki itu dengan suara agak lantang, mungkin agar semua orang bisa mendengar suaranya.

Pak Kulisi hanya menarik nafas dalam. sekarang dia mulai percaya terhadap orang itu. "bisa jadi pasti penemuan kamu yang benar, jangan putus asa, Ayo kita susur lagi ke arah atas..!" saran Pak Polisi sambil berjalan paling depan.

Orang-orang yang berada di tempat itu, mereka pun mengikuti pemimpinnya berjalan menuju ke suatu tempat yang memiliki persimpangan jejak babi.

Setelah sampai ke tempat itu, mereka pun memperhatikan kembali jejak dengan begitu teliti, setelah yakin mereka pun terus melakukan penelusuran mengikuti ke arah atas, untuk terus menyusuri jejak babi pencuri nasi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!