bab 5. Perjuangan Surya Jaya

Sedangkan Wira dia tidak terlalu menggunakan pikirannya untuk mencari keberadaan si Gogi, dia hanya mengikuti kemana arah perginya Surya Jaya. namun dia tidak berani mendekat, bahkan mengikutinya dari jarak yang sangat jauh, yang terpenting dia tidak kehilangan jejak.

Setelah beberapa hari berkelana, mencari keberadaan si Gogi. dia pun sampai ke salah satu kampung yang bernama Kampung Sukamaju. Surya Jaya pun memutuskan untuk beristirahat di pinggir kampung, dia duduk sambil merenggangkan kaki yang terasa pegal di atas rumput, punggungnya disandarkan ke pohon Puspa, sedangkan tangannya sibuk mengipasi dadanya yang terbuka.

"Ternyata tidak mudah mencari keberadaan si Gogi, sangat tega kamu Hamidah...! Sampai berani melepaskan hewan kesayanganku. awas kamu....! kalau si goki sudah ketemu, talak yang kamu minta,akan aku berikan langsung tiga talak." begitulah ancaman Surya Jaya terhadap sang istri, Dia masih sangat kesal terhadap Hamidah, karena dia terus mengungkit kelakuan Hamidah yang berani melepaskan si Gogi.

Sedang santai beristirahat dari arah jalan terlihat ada orang yang lewat, seorang laki-laki berusia paruh baya menggunakan pakaian serba hitam, memakai topi cetok di tangannya terlihat ada congkrang. Jalannya sedikit membungkuk seperti sedang merasakan sesuatu. setelah diperhatikan, ternyata itu adalah Dodo bapaknya Eman yang baru pulang dari sawah.

Dodo baru hari itu dia bisa keluar dari rumah. karena hari kemarin-kemarin dia masih kesakitan. Akibat punduknya dipukul menggunakan batu oleh Hadi dan Warsa.

"Mang...! mang, coba kemari dulu sebentar," Panggil Surya Jaya sama Dodo, Dia menyuruh orang yang lewat itu berhenti, ingin bertanya sesuatu.

Orang yang dipanggil pun berhenti, kemudian matanya melirik ke arah Surya Jaya, untuk sementara waktu dia terdiam seperti berpikir, karena dia sangat tidak mengenal orang yang menyapanya, namun lama-kelamaan dia pun menyahuti.

"Maaf kalau boleh tahu, saudara itu siapa? karena saya yakin kita baru pertama kali bertemu, ada keperluan apa sampai harus menghentikan saya?" jawab Dodo yang terlihat sangat sopan, kemudian dia pun menghampiri lalu mengulurkan tangan untuk mengajak Surya Jaya bersalaman. setelah itu Dodo pun duduk di samping orang yang memanggilnya. sebelum berbicara Surya Jaya mengeluarkan rokok dari dalam kantong bajunya, kemudian dia menyodorkan rokok itu sama Dodo, hingga kedua orang itu terlihat asyik menghisap rokok yang mengeluarkan asap yang menggumpal ke atas lalu sirna tertiup oleh angin. Mungkin memang benar peribahasa, hanya dengan sebatang rokok kita bisa bertemu dengan saudara.

Dedaunan terlihat bergoyang tertiup oleh angin, burung-burung terdengar berkicau dengan begitu berisik, dari arah Kampung terdengar suara ayam jago yang sedang berkokok.

"Ehem....!" Sebelum berbicara Surya Jaya membuang dahak yang ada di tenggorokan. "begini Mang, nama saya Surya Jaya, Asal saya dari kampung cipelang, masih Satu kecamatan dengan Kampung Sukamaju. Saya sedang berkelana menghitung Kampung, menjajah bilangan Qoriah, Tapi walau begitu, saya tetap memiliki tujuan dan maksud, serta membawa niat, terdorong oleh kebutuhan, terbawa oleh keinginan."

"Iya, iya terus?"

"Ya intinya, saya bukan Gelandangan. yang berjalan tanpa arah dan tujuan, tapi saya berangkat dari rumah ada satu tujuan." Jawab Surya Jaya yang raut wajahnya terlihat sangat serius, membuat Dodo hanya manggut-manggut, kemudian dia menghisap rokok yang ada di tangannya.

"Apa yang menjadi Maksudnya bapak?"

"Begini, Saya sedang mencari hewan peliharaan yang lepas dari kandangnya."

"Sapi?" tanya Dodo memotong pembicaraan Surya Jaya.

"Ish..., Bukan!"

"Kerbau?"

"Bukan juga, domba juga bukan, begitupun dengan embe. hewan peliharaan saya adalah hewan yang sangat aneh bin ajaib, tidak akan ada duanya di dunia ini."

"Walah...!" tanggap Dodo yang membulatkan mata seolah tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh Surya Jaya.

"Siapa tahu saja ada rezeki, Siapa tahu saja kita bisa bertemu dengan kebahagiaan bersama. saya mau bertanya sama Mamang?"

"Yah silakan! silakan! mau bertanya apa Pak?"

"Kalau ke sini tidak ada babi yang berkeliaran, babinya sangat aneh, karena telinganya memakai anting. sedangkan ketika makan dia tidak suka makan singkong, keinginannya dikasih pakan seperti ngasih makanan manusia."

"Babi....!" Ulang Dodo yang terlihat kaget, karena dia menyangka hewan peliharaan Surya Jaya adalah hewan, seperti hewan ternak pada umumnya.

"Iya babi hutan, Bagong, bedul  celeng." Jawab Surya Jaya menjelaskan.

"Mohon maaf. sepengetahuan saya ke kampung Sukamaju tidak pernah ada babi hutan yang berkeliaran, kalau babi itu adanya juga di hutan."

"Ya, siapa tahu saja Mang. kalau tidak sekarang, siapa tahu saja nanti kedepannya bisa bertemu. tapi kalau Mamang bisa bertemu dengan babi itu, saya titip pesan sama Mamang. babi itu jangan diapa-apakan, jangan sampai dilukai, apalagi sampai dibunuh! kalau Mamang kebetulan bertemu dengan babi itu, cepat Mamang tangkap, Simpan saja dulu di rumah, terus kasih tahu saya. nanti sama saya akan dibayar dengan uang sebesar Rp200.000 atau ditukar dengan padi sebanyak dua ton."

Deg!

Jantung Dodo terasa Berhenti Berdetak, merasa heran dengan keterangan yang disampaikan oleh Surya Jaya. dia tidak terlalu percaya, soalnya itu sangat tidak logis, lebih mirip seperti bercanda dan berkhayal, tidak umum dengan kebiasaan pada umumnya. karena di kampung Sukamaju harga seekor babi sangat murah, paling mahal harganya Rp25.000.

"Bentar, bentar, rasanya saya kurang percaya. babi seperti apa yang harganya semahal itu?"

"Memang membuat Siapa orang yang mendengarnya akan terkaget seketika, karena babi itu sangat luar biasa. tapi Mamang tidak perlu kaget seperti itu, karena babi itu sangat ajaib, telinganya memakai anting, antingnya terbuat dari emas lagi. makannya tidak seperti babi pada umumnya, harus menggunakan piring, harus menggunakan nasi putih dan lauk pauknya. kalau tidur dia tidak mau tidur di tempat yang kotor, dia akan tertidur di tempat yang sangat bersih dan kering."

"Oh begitu?" Tanggap Dodo yang memonyongkan bibir.

"Yah benar begitu. nah, kalau Mamang bertemu dengan babi yang seperti itu, Mamang harus cepat-cepat memberitahu saya. Saya jamin Mamang akan mendapatkan rezeki yang sangat besar, bahkan kalau mau jangan mengharapkan Kijang yang tersesat, Mamang harus mencari keberadaan babi itu, karena orang lain juga sedang ramai mengikuti ini sayembara."

"Haduh...! tapi kalau saya bertemu, saya harus ngasih tahu ke mana?"

"Ya ngasih tahu ke saya!"

"Kemana?"

"Ya ke cipelang lah Mang. Di sana Mamang tanyakan saja nama saya Surya Jaya, pasti semua orang akan sangat mengenal saya, karena hampir seluruh kampung sudah kenal dengan saya."

"Baik kalau begitu Pak. Tapi sebenarnya saya juga sedang bingung, karena sudah dua hari kehilangan anak, diculik oleh kedua orang yang sangat jahat." jawab Dodo yang teringat dengan anaknya Eman yang sudah hilang, soalnya sampai hari ketiga Eman belum ditemukan, jangankan menemukan orangnya menemukan jejaknya pun sangat susah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!