bab 13. janji

Ranti dalam bentuk babi ngepetnya, dia terus memperhatikan semua cerita yang diceritakan oleh Eman. Sesekali Dia terlihat mengangguk-anggukan kepala, sedikit demi sedikit dia mulai mengerti Kenapa Eman sampai berada di lembah itu. karena ternyata Eman disiksa oleh orang lain yang memiliki hati yang sangat jahat.

Setelah selesai Eman bercerita, Ranti pun bangkit dari tempat duduknya. kemudian dia menggerak-gerakan ketiak Eman menggunakan mulut, sedangkan Eman Dia belum mengerti.

"Ada apa Neng Ranti?" tanya Eman yang dipenuhi oleh rasa penasaran.

Ranti pun mendongakkan kepala, kemudian menunduk. telinganya terlihat bergerak-gerak, membuat Eman semakin merasa bingung karena dia belum paham dengan isyarat yang diberikan oleh sang babi.

"Mengajak pulang?" susul pertanyaan Eman, dengan segera Ranti pun menganggukkan kepala.

"Hahaha, ke mana pulangnya, ke kampung Sukamaju?"

Ranti pun menggelengkan kepala, mengisyaratkan bahwa bukan kampung itu yang ia maksud.

"Oh iya, iya. ke kampung Ciandam?" dengan cepat Ranti pun menganggukkan kepala, membuat Eman tertawa terbahak-bahak. kemudian Eman pun berdiri, ternyata sekarang tubuhnya terasa ringan, hanya ada lemas sedikit. mungkin kalau untuk berjalan dia akan sangat kuat.

Setelah berdiri, Eman pun tak membuang waktu dia yang sudah membulatkan tekad akan menolong Ranti, mau mengikuti semua ajakannya. Karena dia merasa sudah memiliki hutang Budi, memiliki hutang nyawa. Sebab kalau tidak ditolong oleh Ranti, mungkin sekarang dia sudah tinggal nama dan sangat kecil kemungkinan untuk bisa hidup kembali.

Ranti berjalan paling depan, diikuti oleh Eman. mereka menerobos rumpun yang rimbun, sehingga menimbulkan suara krmerosok yang sangat berisik. kemudian babi itu menaiki tebing ingin keluar dari dasar lembah jurang, Ranti tidak memiliki sedikitpun kesulitan seperti sudah terbiasa menaiki tebing curam seperti itu. tapi berbeda dengan Eman, dia menemukan kesusahan yang sangat luar biasa, sampai dia harus menggunakan seluruh anggota tubuhnya, untuk menaiki tebing itu. menginjak akar, memegang pohon, kalau tidak berhati-hati mungkin akan terpeleset lalu masuk kembali ke dalam jurang.

Lama berjuang, akhirnya mereka pun tiba di tepian jurang di tempat yang lumayan rata dan sangat luas, Ranti terus berjalan menuju ke arah Timur, diikuti oleh Eman yang terlihat sangat kucel, bajunya yang robek berkelebat tertiup oleh angin, begitupun dengan celananya yang tak jauh beda. bahkan celananya sering tersangkut dengan ranting-ranting pohon kecil sehingga memperlebar sobekannya.

Selanjutnya Ranti dan Eman terus berjalan mengikuti arah angin, namun meski begitu, Eman tidak ada sedikitpun niat untuk pulang terlebih dahulu ke kampung Sukamaju. Bukan dia tidak ingat sama orang tua, namun dia sudah janji di dalam hatinya mau mendahulukan menolong Ranti, dia merasa kasihan, takut Ranti keterusan menjadi babi ngepet.

Sedangkan di kampung Sukamaju. kembali satu hari sebelumnya, Ketika ada seorang anak kecil yang dicegat oleh sang babi hutan, dia terus berlari terbirit-birit sambil terus berteriak, membuat suasana di kampung Sukamaju menjadi gempar seketika.

Pak Kulisi beserta warga-warga lainnya mereka keluar dari rumah menuju ke arah orang yang berteriak meminta tolong. sehingga anak kecil itu dikerumuni oleh semua warga dengan bersenjata lengkap, ada yang membawa golok  ada yang membawa halu, ada juga yang membawa pentungan yang terbuat dari ruyung pohon aren.

"Ada apa nih jang, ada apa?" tanya Pak Kulisi mulai mengintrogasi.

Anak Kecil itu tidak langsung menjawab, yang ada dia hanya gemetar dipenuhi ketakutan. tangannya menunjuk ke arah tadi dia berlari. melihat anak kecil itu sangat ketakutan  pak Kulisi pun membiarkan dengan tidak bertanya lagi. mungkin agar bisa tenang terlebih dahulu.

Lama ditenangkan oleh orang tuanya, akhirnya keberaniannya pun mulai tumbuh kembali, hingga akhirnya anak kecil itu bisa di tanya dan menjelaskan kejadian yang sebenarnya terjadi. bahwa dia dicegat oleh babi hutan, di dekat rumpun lengkuas. babi yang sangat besar, suaranya pun menggelegar, membuat siapapun orangnya akan Terkesima.

Mendengar cerita anak kecil, para warga pun hanya melongo, merasa tidak percaya dengan apa yang dibicarakan oleh sang anak. tapi ada satu orang yang memberikan usul, karena babi yang sangat besar, pasti akan meninggalkan jejak di tanah apalagi baru saja turun hujan.

Warga-warga yang tadi berkerumun akhirnya membubarkan diri menuju ke rumpun lengkuas. setelah sampai, mata mereka pun terbelalak kaget karena Apa yang dibicarakan oleh anak kecil itu tidak salah sama sekali, karena di tempat itu terlihat banyak jejak babi. apalagi tadi sebelum kejadian sudah diguyur hujan yang begitu lebat, sehingga membuat jejak itu terlihat nampak jelas.

"Iya benar kalau begini. sudah jelas, bahwa ke kampung kita ada babi. kalau begini kita harus berburu. saya merasa penasaran ingin membuktikan, Apakah benar ada babi yang beranting," ujar suara seorang pria yang Terdengar agak lantang membuat warga-warga pun merasa heran, sehingga dia pun ditanya Kenapa dia bisa berbicara seperti itu.

Dodo pun menceritakan pengalamannya, ketika tadi siang sebelum hujan turun dia sempat mengobrol dengan Surya Jaya yang sedang mencari babi beranting. seperti sudah direncanakan, tadi siang mengobrol sorenya ada babi Masuk ke kampung. sehingga Dodo pun merasa penasaran, apalagi kalau mengingat dengan rantang yang sudah hilang, karena tidak ada di tempat itu. ini bisa menjadi pertanda yang akurat, tentang adanya babi ajaib babi aneh, babi jadi-jadian.

"Haduh...! Bagaimana kalau sudah begini keputusannya, coba tolong langsung putuskan oleh Mang Dodo." Pinta pak Kulisi setelah mendengar semua cerita yang dibicarakan oleh dodo.

"Sekarang begini saja. babi yang mengganggu si Ujang sekarang kita susur, Siapa tahu saja bisa ketemu. karena saya memiliki keyakinan, babi itu adalah babi yang sedang dicari oleh Surya Jaya orang cipelang. soalnya seperti yang disengaja, Sampai berani mencegat orang yang mau mengantarkan makanan, merebut nasi. buktinya rantang yang berisi nasi sudah tidak ada, pasti rantang itu sudah dibawa oleh si babi."

Mendengar jawaban Dodo, membuat orang-orang yang berada di situ tertawa, menertawakan seperti mengejek, menganggap bahwa pembicaraan Dodo hanyalah bualan belaka. karena tidak masuk akal, ketika ada seekor babi yang bisa membawa rantang. dan mana mungkin ada seekor babi yang suka memakan nasi, itu sangat mustahil, itu sangat tidak masuk di akal. begitulah sangkaan para warga Kampung Sukamaju.

"Lah kenapa kalian tertawa, jangan tertawa dulu, kita buktikan saja terlebih dahulu. Siapa tahu saja kebenarannya memang begitu, soalnya Coba kalian pikir, ke mana perginya rantang itu kalau tidak dibawa oleh sang babi?" Jawab Dodo yang merasa tidak enak ketika ditertawakan.

"Karena Itu tidak mungkin mang Dodo, mana mungkin ada seekor babi yang bisa membawa rantang Emangnya dia mau kerja di mana. Bukan begitu Aki?" tanya salah Seorang warga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!