Setelah lama melakukan penelusuran, akhirnya mereka sampai di dasar jurang yang dipakai buat menyiksa Eman. di tempat itu terlihat banyak akar yang sudah kering terputus-putus, seperti dipotong menggunakan benda tumpul. di tempat itu terlihat banyak jejak babi, rumput-rumput yang terlihat mengempis seperti lama diduduki.
Warga Kampung Sukamaju, terus memindai area itu, hingga Mereka pun menemukan sebuah rantang yang sudah kosong, Hanya menyisakan tulang ikan mujair, yang dikerumuni oleh semut merah.
"Ya Allah, Yang Maha Kuasa. apa Aku nggak salah melihat," ujar pak Kulisi yang terlihat mengelus dada, matanya melongo ke arah rantang yang terlihat acak-acakan, yang satu menutup, yang satunya miring, yang satunya lagi terbuka dikerumuni oleh semut.
Orang-orang yang ditanya, tidak ada yang menjawab. karena mereka pun merasa heran, merasa aneh melihat rantang yang berada di tempat itu. akal sehat mereka tidak bisa menerima kenyataan, yang sudah jelas berada di hadapan mata. karena tidak logis, kalau ada seekor babi yang bisa membawa rantang. Kalau benar babi itu bisa membawa rantang, berarti babi itu suka memakan nasi sama goreng ikan mujair.
"Pak Ici, omongan saya tidak salah kan?" ujar Dodo bertanya.
"Benar Mang Dodo."
"Pasti babi ini, adalah babi yang sedang dicari oleh Surya Jaya orang cipelang. soalnya sudah jelas jejaknya, tidak salah lagi bahwa jejak yang kita susuri ini adalah jejak babi ajaib karena rantang yang menghilang pun berada di sini." jawab Dodo sambil menunjuk ke arah jejak babi kemudian menunjuk ke arah rantang. orang-orang yang kemarin menertawakan sekarang terlihat melongo tidak bisa menyanggah.
"Sekarang saya mengerti Mang Dodo, ini adalah babi aneh, tapi bagaimana kalau sudah begini, apa kita akan terus menyusuri babi itu?"
"Kalau saya ingin terus menyusuri, ingin melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana kenyataannya babi ajaib itu. kalau yang lain mau ikut, ya ayo, kita cari bersama-sama. kalau tidak mau, ya sudah Itu terserah..!" ujar Dodo memberi keputusan dengan tegas.
Para warga yang lain masih terlihat terdiam berpikir, bahkan terlihat ada yang duduk sambil menopang dagunya, matanya terus menatap ke arah rantang yang sudah tidak berisi. ada juga yang terus memindai area sekitar, ingin menemukan bukti yang lain. Setelah lama diperhatikan terlihat ada jejak manusia, karena ada tulisan di tanah yang tak berumput, membuat orang-orang pun mengerumuni tulisan itu.
Mata mereka terbelalak kembali, bukan mereka tidak bisa membaca tulisan. tapi yang menjadi pemikiran mereka Siapa yang menulisnya dan apa tujuannya. Dan kalau ada orang bisa hidup berdampingan dengan babi, orang Seperti apa orang itu. hingga membuat para warga Kampung Sukamaju semakin menambah rasa penasaran.
Akhirnya orang-orang yang berada di dasar jurang memutuskan, mereka mulai menyusuri jejak kaki babi dan jejak kaki manusia, karena mereka penasaran ingin menemukan kedua pasangan aneh itu. Namun sayang jejak yang mereka susuri menghilang di tepian sungai, mungkin jejak yang mereka ikuti sudah menyeberang sungai. membuat semua orang merasa kecewa, hanya bisa mengeluh tidak bisa berbuat apa-apa.
"Haduh Bagaimana kalau sudah begini?" Tanya Dodo sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak terasa gatal.
"Jangan putus asa terlebih dahulu, kita susur terus ke tepian sungai sebelah sana, siapa tahu saja di tempat itu jejaknya ada kembali."
"Ayolah...!"
Orang orang pun menyeberangi Sungai yang aliran airnya tidak terlalu deras, setelah sampai ke tepian sebelahnya. Mereka pun hanya menarik nafas dalam, karena di tepian sungai tidak ada jejak yang terlihat sangat jelas. karena di dipenuhi oleh sampah dedaunan yang terlihat tebal, walaupun jejak babi ada di sebagian tempat, namun setelah disusuri jejak itu semakin memudar hingga hilang tak berbekas.
"Aduh....! kayaknya kalau seperti ini kita tidak akan berhasil." ujar pak Kulisi yang mengeluh.
Akhirnya warga Kampung Sukamaju. setelah pencarian mereka tidak membuahkan hasil, mereka pun memutuskan untuk kembali pulang ke kampung Sukamaju, sambil membawa kekecewaan yang tak terkira, karena tidak berhasil menangkap babi ajaib. yang paling kecewa dari semua warga adalah Dodo, Karena dia sudah membayangkan hadiah sebesar Rp200.000 yang akan diberikan oleh Surya Jaya, Namun sekarang menghilang begitu saja.
****
Di hari yang sama, ada dua makhluk yang berjalan di tepian hutan, naik gunung turun gunung, menaiki Bukit menuruni lembah, sambil terus berjalan tangan Mereka terlihat sibuk memetik benda-benda yang bisa dimakan. bertemu dengan pepaya mereka ambil lalu dimakan berdua, ketika bertemu dengan singkong Mereka pun mencabut kemudian memakan singkong itu. bahkan terlihat sesekali memakan pucuk pucuk tumbuh-tumbuhan. Mereka terlihat tidak Milah dan memilih makanan, yang terpenting ada makanan yang masuk ke dalam perutnya, agar nyawa betah tinggal di dalam raga. memang benar ketika ada makanan yang masuk, meski tidak banyak, mereka tidak merasa kelaparan tenaga Mereka pun terus bertambah .
Setelah lama diperhatikan, ternyata makhluk yang berjalan itu berbeda jenis, berbeda bentuk tubuh, karena yang berjalan paling depan adalah seekor babi, sedangkan yang di belakang seorang manusia. kalau berjalan beriringan dengan hewan ternak mungkin itu bisa dimengerti oleh akal, karena mungkin orang itu sedang menggembala. tapi babi bukan hewan yang biasa dijadikan hewan ternak, ketika berada di suku Sunda.
Lama berjalan, akhirnya suasana pun menuju waktu sore hari. Namun kedua makhluk berbeda jenis itu tidak berhenti, Selama pijakan masih terlihat, mereka masih terus berjalan. namun lama-kelamaan suasana pun menjadi gelap hingga manusia itu memutuskan untuk beristirahat.
"Neng Ranti, kita beristirahat di bawah pohon beringin saja, biar tidak terkena air ketika hujan datang." ujar manusia yang bernama Eman, mengajak berbicara babi yang berjalan di hadapannya.
Babi ngepet yang sebenarnya adalah Ranti, dia pun berhenti kemudian menganggukan kepala tanda setuju. akhirnya mereka berjalan mendekat ke bawah pohon beringin.
"Sudah gelap, kita beristirahat aja terlebih dahulu. besok baru kita lanjutkan perjalanan." ujar Eman sambil mendudukkan tubuh diikuti oleh sang babi yang merebahkan badannya.
Babi itu disandarkan ke paha Eman, Entah mengapa Eman sama sekali tidak merasa jijik, atau merasa takut. yang ada dia hanya merasa kasihan melihat wujud babi yang berada di pangkuannya.
Eman pun mengelus kepala babi itu, dia terus mengajak berbicara layaknya sedang berbicara dengan seorang manusia. membuat hati Ranti merasa bahagia, karena ada orang yang mengerti dengan perasaannya. dulu juga pernah dia diperlakukan seperti itu, ketika tinggal di rumah Hamidah. namun tujuannya sangat berbeda, Eman menyayangi dirinya tanpa mengharapkan imbalan apapun. sedangkan Hamidah menyayangi dirinya, karena Ranti bisa menghasilkan uang dengan melakukan pertunjukan sirkus babi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments