Bab 18. Diburu

"Aduh celaka kalau seperti ini." ujar Eman sambil terus berlari mengikuti Ranti, melompati semak belukar, tanpa memakai perhitungan karena dalam dirinya sudah dipenuhi oleh ketakutan, dia tidak memperdulikan baju yang terkait oleh ranting pohon. bahkan kulit sampai ada yang tergores, yang terpenting sekarang dia bisa menjauh dari tempat itu dan menyelamatkan diri.

Namun sayang rombongan yang dipimpin oleh Fahmi, mereka terus berteriak saling memberitahu yang lain. Bahwa babi sudah ketemu, sehingga membuat orang-orang yang berjaga di sebelah barat Mereka terlihat bersiaga.

"Cegat dari sebelah barat, woi.....!" ujar orang yang berada di sebelah timur, di Sahuti orang-orang yang berada di sebelah barat ditimpali oleh rombongan aki makmun yang berada di sebelah utara.

Suara anjing semakin lama semakin terdengar banyak, saling menggonggong saling menunjukkan tajinya sebagai hewan pemburu. sedangkan aki Makmun dan Pak RT mereka terus merangseg masuk ke tengah Medan tempur, karena tugas mereka hanya menggiring. sedangkan orang yang di sebelah barat mereka bersiap berjaga menggunakan seluruh kekuatan, takut babi itu menerobos keluar dari kepungan.

Suara kmorosok Ranti yang menerpa rumpun, diikuti oleh Eman yang berlari sampai terbirit-birit, sering kali kakinya tersandung hingga beberapa kali dia pun terjatuh, namun dia bangkit lagi Kemudian berlari kembali.

"Eneng, awas jangan sampai kebablasan." ujar Eman mengingatkan, karena dia melihat cahaya senter dari sebelah barat, sehingga membuat Ranti menghentikan pelariannya. kemudian dia mengitari kaki Eman, terdengar nafas yang memburu mengisyaratkan bahwa dia sangat capek.

Ketika meraka berhenti, dari arah depan terdengar suara gonggongan anjing, karena mereka berlari menuju ke arah orang yang sedang berjaga-jaga, di sebelah barat yang dipimpin oleh Mang dana.

"Celaka, celaka neng......! banyak manusia di sini, Ayo kita ke sebelah Ilir....!" Ujar Eman Terus Berlari ke arah Utara, Namun sayang mereka sedang ditiban kesialan yang begitu berat, mereka bertemu dengan anjing yang bernama si tumang, anjing milik aki Makmun, sehingga membuat anjing itu terperanga kaget, kemudian menggonggong dengan begitu kencang tidak mau berhenti sedikit pun.

Mendengar kejadian seperti itu, aki Makmun yang sudah hafal sekali dengan anjingnya, dengan cepat dia pun memberikan komando.

"Anak-anak maju....!" teriak aki Makmun menggunakan seluruh tenaganya, bahkan urat yang berada di leher terlihat sangat kencang.

"Maju....! terus Maju....! Jangan biarkan lolos," ujar si aki yang suaranya menggema memenuhi seluruh area pasir membuat Ranti terkejut kaget, karena orang yang berteriak terdengar dari arah depan, sehingga dia pun membalikan tubuh menuju ke arah selatan diikuti oleh Eman.

Ternyata ketika mereka berlari ke sebelah Selatan, di tempat itu tidak ada orang yang menjaga, sepi dari para pemburu. Namun sayang hati Eman semakin merasa takut, jantungnya terasa berdegup, karena teriakan orang-orang yang berburu semakin menggema dari arah belakang, Begitu juga dengan suara kemerosok anjing yang sedang mengejar, sehingga pantat Eman terasa berkedut, sudah merasakan gigitan anjing di pantat.

Orang-orang terus berteriak, bercampur dengan suara kemrosok rumpun yang mereka lalui. Ranti terus Berlari dia merasa tenang karena dia menemukan tempat pelarian yang kosong. namun beruntung Eman berlari di arah depan mereka berdua tiba di salah satu tempat yang semakin menyempit, samping kanan kiri jalan ada pagar, semakin menuju ke arah depan, pagar itu semakin menyempit, sehingga akhirnya Eman pun berhenti.

"Berhenti. berhenti Eneng...! jangan diteruskan, di sini sangat berbahaya....!" Tahan yang Eman sudah mengerti bahwa tempat itu adalah perangkap, kalau dia meneruskan pelarian, maka dia akan masuk ke dalam lubang galian.

Grokkk!

Jawab Ranti seperti orang yang sedang membentak, ketika diingatkan oleh Eman, membuat laki-laki itu sedikit mengerti.

"Kita harus kembali, kita harus menghabiskan sisa tenaga untuk meloloskan diri, kalau ada orang yang menghalangi jangan senggan untuk menabraknya, jangan takut oleh anjing, jangan takut oleh manusia. soalnya kalau kita meneruskan perjalanan ini akan semakin berbahaya, nanti kita akan terperosok masuk ke dalam galian." ujar Eman dengan suara tergesa-gesa mencoba memberikan keterangan kepada Ranti.

Babi Yang diberitahu dia tidak menjawab, namun walaupun seperti itu otaknya mulai digunakan, sehingga dia pun mengingat kembali ke kejadian yang sudah berlalu.

"Yah, dulu juga aku pernah terperosok masuk ke dalam galian seperti ini, ketika di perangkap oleh bah Turo dan Mang Karmin. pasti sekarang juga tidak akan jauh berbeda," begitulah gumam hati Ranti sambil membalikkan tubuh membuat Eman merasa senang, karena Ranti bisa diingatkan. kemudian dia pun mengikuti sambil terus berhati-hati dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.

Setelah keluar dari area pagaran, terdengar suara anjing yang menggonggong dari arah depan. cahaya senter terlihat semerbak, membuat Ranti berhenti seketika. Dia sedikit ragu-ragu dipenuhi ketakutan melihat orang yang berburu Semakin mendekat. anjing terus mendekat di mulut pagar, tapi Eman tidak kalah akal.

"Jangan takut! jangan bimbang! anjing kita banting, manusia Kita serang. apapun yang menghalangi kita tabrak saja. ayo serang bareng, bersama Akang...!" ujar Eman memotivasi Ranti, agar dia tetap tenang. kemudian dia pun membungkuk untuk mengambil ranting kayu sebesar tangan, dia memegang kayu itu dengan kuat. Mereka terus berlari menuju ke arah depan, namun cahaya senter menghalangi mereka.

"Seruduk Neng...! seruduk....!" seru Eman dengan suara kencangnya, tanpa berpikir panjang Ranti pun menubruk orang yang berada di hadapannya.

Brukkkk! walllla!

Tabrakan Ranti mengenai tubuh orang yang menjaga, sehingga membuat tubuh itu terbang kemudian masuk ke dalam rumpun.

"Ada apa nih?" tanya suara aki-aki yang terdengar kaget.

"Babi kembali lagi aki," jawab dana memberitahu kemudian dia mengambil ranting pohon yang agak besar. siaga, mungkin ketika babi lewat ke tempat itu dia bisa manjat dengan cepat.

"Cegat dari sebelah barat woi....!" teriak aki Makmun memberi komando., sehingga membuat Orang yang berjaga di sebelah barat, Mereka pun bersiaga sambil memegang pentungan.

Gog! gog! Auuuuuung!

Gongongan anjing sambil berlari mau menerjang ke arah Ranti, namun Eman tidak tinggal diam, sekilat dia Mengayunkan ranting kayu sebesar tangan, mengarah ke tubuh anjing.

Bukh!

Pukulan Eman tepat mengenai sasaran, sehingga membuat anjing itu mengguik menahan sakit, kemudian pergi ke arah belakang sambil tetap merintih menahan sakit.

Gaik! Gaik! Gaik!

"Kenapa si busur berteriak seperti itu," ujar pak RT yang sudah hafal dengan suara anjing peliharaannya. kemudian dia pun berlari dengan tergesa-gesa menuju ke arah datangnya suara, takut anjingnya dihajar oleh babi.

"Yang berada di sebelah barat, awas babi lari ke arah situ...!" teriak salah Seorang warga mengingatkan, karena dia melihat dengan jelas ada Ranti yang sedang diikuti oleh Eman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!