Annoying Maid With Killer Bos
Sebuah pesawat pribadi baru saja mendarat di bandar udara Schiphol Amsterdam. Tiga wanita cantik turun dari pesawat sambil membawa beberapa paper bag barang bermerek dan di antara ketiga wanita cantik itu adalah Alana Meyyer, putri tunggal dari pasangan pengusaha Angelo Meyyer dengan Fransiska Meyyer.
Alana Meyyer baru berusia dua puluh dua tahun, yang dia lakukan selama ini hanya jalan-jalan saja. Menikmati waktunya bersama dengan teman-temannya. Dia adalah Nona muda yang manja, selalu melakukan apa pun yang dia inginkan.
Alana bahkan baru kembali dari Paris bersama dengan kedua sahabatnya. Kedua orangtuanya pun begitu menyayanginya sehingga mereka begitu memanjakan Alana. Mereka tidak melarang Alana membeli apa pun tapi sesungguhnya ada yang mereka sembunyikan selama ini sehingga Alana tidak mengetahui apa pun.
"Kapan kita akan pergi ke Paris lagi, Alana?" tanya salah satu sahabat baiknya.
"Entahlah, kita baru saja kembali. Aku rasa sulit untuk ke sana lagi karena ayahku meminta aku untuk belajar di perusahaan setelah ini. Aku juga berpikir sudah saatnya aku belajar agar aku tidak mengecewakan kedua orangtuaku," jawab Alana.
"Wah, jangan katakan ini perjalanan terakhir kita," ucap sahabat baik yang lainnya.
"Tentu saja tidak, kita akan pergi lagi tapi nanti," ucap Alana tapi sayangnya, perjalanan itu memang menjadi perjalanan terakhir mereka karena sebuah kejutan sudah menunggu Alana. Tanpa ada rasa curiga sama sekali, Alana dan kedua sahabatnya berpisah di bandara.
Alana kembali dengan wajah berseri, dia sudah membeli banyak hadiah untuk ibunya. Alana pun sudah tidak sabar untuk bertemu dengan kedua orangtuanya. Seperti biasa, rumah selalu sepi. Alana semakin tidak sabar saat sudah tiba di rumah. Barang-Barang yang dia beli untuk ibunya pun dibawa. Mobil kedua orangtuanya ada di garasi yang berarti mereka ada di rumah.
Taksi yang dia tumpangi pun pergi, dia sengaja tidak meminta dijemput oleh supir pribadi karena Alana ingin memberikan kejutan pada kedua orangtuanya. Wajahnya terlihat ceria, senyum manis terukir di bibir. Alana benar-benar tidak curiga sama sekali dengan suasana rumah yang begitu sepi. Bahkan tidak ada satu orang penjaga pun di rumah padahal biasanya ada yang berjaga sebelum dia masuk ke dalam rumah.
"Mom, Dad, aku pulang!" teriaknya seraya meletakkan barang-barang yang dia bawa ke atas meja.
"Yuhu, anybody home?!" Alana kembali berteriak karena tidak ada yang menjawab. Aneh, kini dia curiga. Jangan katakan kedua orangtuanya sengaja ingin memberikan kejutan untuknya tapi tidak mungkin karena ini bukan hari ulang tahunnya.
"Mom?" Alana mengernyitkan dahi, karena rumah yang begitu hening. Aneh, sekarang dia mulai merasa curiga karena tidak terlihat satu orang pun di rumah. Biasanya seorang pelayan akan menyambut kedatangannya tapi kenapa sekarang tidak ada?
"Mom, Dad, everyone? Anybody home?" Alana meletakkan barang-barang yang dia bawa dan melangkah masuk. Dia semakin merasa curigan karena tidak ada siapa pun. Alana kembali memanggil, seperti tadi, tidak ada yang menjawab. Kini rasa curiga memenuhi hati, semua pelayan hilang juga para penjaga.
Firasatnya pun buruk, Alana berlari menuju kamar kedua orangtuanya. Tiba-Tiba tangannya gemetar saat ingin membuka pintu, firasatnya benar-benar buruk.
"Mom, Dad. Apa kalian sengaja melakukan hal ini untuk mengejutkan aku?" Alana menelan ludah, sungguh dia sangat takut.
Dengan tangan gemetar, Alana membuka pintu kamar kedua orangtuanya. Kamar begitu gelap, lampu tidak menyala dan jendela tertutup rapat. Alana melangkah masuk dan melangkah menuju jendela. Ini kali pertama dia melihat kamar kedua orangtuanya begitu gelap. Gorden dibuka lebar sehingga cahaya matahari masuk ke dalam dan menerangi kamar, Alana berbalik sambil tersenyum namun senyum itu mendadak hilang.
Tubuh Alana membeku, kedua mata melotot. Alana masih diam tapi tidak lama kemudian Alana berteriak histeris saat melihat kedua orangtuanya tergantung di tengah-tengah kamar.
"Mommy, Daddy!" Alana berlari menghampiri kedua orangtuanya yang sudah tidak bernyawa. Teriakannya pun kembali terdengar, tangisannya pecah. Alana memeluk kaki kedua orangtuanya yang bergantung dan menangis dengan keras.
"Mommy, Daddy, apa yang terjadi dengan kalian?" teriaknya. Tubuh kedua orangtuanya yang tergantung diguncang. Alana berharap itu hanya mimpi saja tapi sekeras apa pun dia berteriak, kedua orangtuanya tidak menjawab panggilannya.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan kalian, apa yang sebenarnya terjadi?" dengan tangan gemetar, Alana menghubungi polisi dan juga ambulance.
Alana meringkuk di sisi ruangan, kedua tangan masih gemetar bahkan tubuhnya pun gemetar. Tatapan matanya tidak lepas dari tubuh kedua orangtuanya yang masih menggantung. Apa yang sebenarnya terjadi sehingga kedua orangtuanya seperti itu? Apakah kedua orangtuanya bunuh diri, tapi kenapa?
Pertanyaan-Pertanyaan itu muncul di benak Alana, dia tidak menduga kepulangannya justru mendapatkan kabar duka dengan kepergian kedua orangtuanya yang mendadak dan tanpa terduga.
Para polisi yang dia panggil sudah datang, mereka bergegas menggeledah rumah Alana apalagi mereka sudah mendapat laporan jika pemilik rumah melakukan bunuh diri. Dua mayat yang tergantung mereka temukan, dan Alana yang menangis di sisi ruangan.
Alana memperhatikan tubuh kedua orangtuanya diturunkan, tangisannya pun pecah. Dua petugas melangkah mendekatinya dan meminta keterangan, Alana mengatakan apa yang terjadi. Dia sendiri masih tidak mempercayai apa yang terjadi, Alana bahkan tampak linglung saat seorang petugas lain menghampirinya dengan sebuah surat di tangan.
"Nona Alana, kami menemukan surat di tubuh ibumu yang ditunjukkan untukmu," ucap petugas itu.
"Berikan padaku!" pinta Alana dengan cepat.
Surat sudah diberikan, Alana membukanya dengan terburu-buru dengan air mata berderai untuk membaca surat yang ditulis oleh ibunya.
"Alana, putriku," Alana menarik napas sejenak setelah membaca tulisan awal ibunya. Sepertinya dia harus menyiapkan hati untuk membacanya lebih lanjut.
..."Alana, kami ingin meminta maaf padamu karena kami sudah mengambil langkah ini. Kami tidak berani mengatakan padamu jika sesungguhnya perusahaan sudah berada diambang kehancuran. Mommy dan Daddy tidak mau kau kecewa dan menganggap kami tidak berguna sebagai orangtuamu jadi kami menyembunyikan hal ini darimu. Maafkan kami yang sudah mengambil jalan nekad, maafkan kami yang sudah meninggalkan dirimu dengan banyak masalah. Kami melakukan hal ini karena kami sudah tidak sanggup lagi menanggung semuanya, kamu juga malu jadi maafkan perbuatan Mommy dan Daddy. Mommy harap kau hidup dengan baik setelah kepergian kami. Mommy dan Daddy menyayangimu, Alana. Tapi maaf karena kami harus meninggalkan dirimu lebih cepat dan membuatmu berada di dalam masalah."...
Air mata Alana kembali mengalir deras setelah membaca surat terakhir dari ibunya. Alana menangis dengan pilu dan menangisi kepergian kedua orangtuanya yang tanpa terduga. Apa yang sebenarnya terjadi sampai membuat ibu dan ayahnya bunuh diri? Kenapa perusahaan mereka bisa bangkrut? Sungguh dia tidak mengerti, dia juga menyayangkan tindakan kedua orangtuanya yang sudah merahasiakan hal itu dan yang sudah mengambil tindakan yang salah tapi setelah ini dia pun akan menghadapi lebih banyak masalah lagi karena Nona muda yang biasa hidup mewah dan di manja, harus dihadapkan oleh banyaknya hutang yang ditinggalkan oleh kedua orangtuanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
" sarmila"
aku mmpir lgi
2024-05-15
0
de~javu. {° ~ °}
mampir aku thor
2023-09-18
0
fatia al jelani
mampir kak..sejak cerita demian terputus...aku hangout...
tp ni balik lg kak...
tp masih ada rasa kecewa ketika anak2 m2 pada hilg...pindah lapak..
2023-07-14
2