Sebuah Syarat

Suara jam Alarm membangunkan Alana dari tidurnya karena waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi. Alana kembali menarik selimut dan memejamkan mata karena dia ingin kembali tidur. Dia lupa dia berada di mana, dia masih mengira jika saat ini dia berada di rumahnya yang nyaman apalagi ini pagi pertamanya di rumah itu.

Bantal kembali dipeluk, Alana hampir terlelap namun kedua matanya kembali terbuka. Kini dia ingat jika dia berada di rumah David dan dia adalah pelayan di rumah itu. Dengan perasaan enggan, Alana bangun dari tidurnya. Kedua matanya masih terasa berat, jika berada di rumah dia tidak mungkin bangun sepagi itu apalagi dia harus bekerja.

Alana bergegas ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Ini pagi pertamanya di rumah itu, dia tidak tahu sarapan apa yang disukai oleh David dan dia tidak tahu caranya membuat sarapan. Dapur adalah medan perang paling sulit baginya karena kali ini dia tidak boleh melakukan kesalahan.

Hari ini tidak saja harus bekerja dengan baik tapi dia juga ingin tahu apakah David menyetujui permintaan yang dia lontarkan semalam atau tidak. Dia harap pria itu bersedia dan mengijinkan dirinya untuk pergi sehingga dia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik tapi memang, sebuah kertas yang berisi perjanjian sudah berada di atas meja David.

Tentunya dia memikirkan permintaan Alana yang ingin pergi dari rumahnya. Dia akan menyetujui permintaan gadis itu tentunya dengan sebuah syarat yang harus Alana sepakati. Dia akan membiarkan Alana pergi jika Alana mampu. Suara teriakan Alana membangunkan David dari tidurnya. Pria itu menghela napas, lagi. Lagi-Lagi teriakan mengerikan bagaikan sirine pemandam kebakaran itu berbunyi. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh Alana Meyyer?

Alana berteriak akibat telur yang dia goreng meledak sana sini. Sebuah penutup panci sebagai perisai yang bisa dia gunakan. Setiap kali telur itu meledak maka dia akan melindungi wajahnya menggunakan penutup panci tersebut. Nona muda yang malang, padahal dia tidak perlu mengalami hal itu jika dia tahu cara menggoreng telur.

Dua roti yang sedang dia bakar sudah hampir gosong, Alana mengambil roti itu dengan terburu-buru. Sedikit terbakar tapi masih bisa dia potong dan dihidangkan untuk David. Telur goreng yang digoreng dengan susah payah sudah matang, walau tidak sesuai dengan ekspektasi tapi masih bisa dimakan. Untuk membuat hidangan itu saja butuh satu jam untuknya.

Alana bernapas lega melihat dua roti bakar yang sudah jadi. Segelas kopi dengan bubuk super banyak pun sudah terhidang. Kali ini dia cukup percaya diri oleh sebab itu Alana tersenyum saat David keluar dari kamarnya dan masuk ke dalam dapur.

"Morning," Alana menyapa dengan senyuman menghiasi wajah.

"Hm!"  hanya itu jawaban singkat yang diberikan oleh David.

"Bisakah kau tidak berisik? Kepalaku mau pecah mendengar teriakanmu!" ucap David sambil melotot ke arah Alana.

"Maaf, aku tidak bermaksud?" Alana menunduk.

"Lain kali satu kali teriakan akan aku berikan kau penalty seratus dolar!" ancam David.

"Apa? Seratus Dolar?"

"Setiap kali kau protes pun akan aku berikan penalty seratus dolar!"

Alana diam, namun dia memaki dalam hati atas ancaman yang diberikan oleh David. Sepertinya sebentar lagi gerakannya yang salah akan mendapatkan penalty dari pria tidak memiliki perasaan itu. Sekarang dia semakin yakin untuk pergi dari rumah itu.

"Mengenai permintaanku semalam, apa kau sudah mempertimbangkannya?" tanya Alana.

"Tentu, aku mengijinkan kau pergi dari sini!" ucap David. Sarapan yang dibuat oleh Alana hanya dilihat saja, dia enggan memakannya apalagi kopi yang dia buat terlhat tidak bisa diminum. Apa gadis itu ingin meracuni dirinya?

"Benarkah?" Alana tampak senang. Apa pria itu tidak sedang bercanda?

"Tentu saja tapi jika kau bisa memenuhi syarat yang aku berikan!" David melirik ke arahnya, melihat ekspresi Alana yang tadinya tampak senang tapi wajahnya langsung terlihat murung. Alana merasa baru saja diangkat naik ke atas tapi langsung dihempaskan ke bawah.

"Mau mendengarkan persyaratan yang aku berikan atau tidak?" tanya David.

"Katakan, aku akan berusaha memenuhinya," jawab Alana walau sesungguhnya dia tidak yakin.

David beranjak dan tidak menjawab, pria itu melangkah pergi dan Alana sangat heran dibuatnya. Alana masih berdiri di sisi meja sampai akhirnya David kembali dengan sebuah kertas yang berisi surat perjanjian yang sudah dia buat untuk Alana.

"Baca baik-baik dan jika kau mampu, kau bisa menandatangani perjanjian itu dan pergi dari rumahku saat ini juga!" ucap David.

Alana mengambil surat perjanjian itu dan membacanya. Nama David tertera di sana dan namanya sebagai pihak kedua. Jumlah hutangnya juga tertera, dua juta dolar. Jumlah yang mengerikan. Alana membaca dengan teliti setiap tulisan yang terdapat di sana namun perjanjian dan syarat yang ditulis oleh David  mengejutkan dirinya.

Di sana tertulis, Alana bisa pergi jika dia mampu melunasi hutangnya dalam jangka waktu sepuluh bulan. Satu bulan dia harus membayar dua ratus ribu dolar. Tidak boleh menunda, tidak juga boleh terlambat. Tentunya hal itu membuat mulut Alana menganga. Alana melihat surat perjanjian itu lalu dia melihat ke arah David dengan tatapan tidak percaya.

"Apa persyaratan yang kau berikan tidak salah?" tanya Alana.

"Tentu saja tidak! Aku bukan orang yang suka memberikan hutang terlalu lama pada orang lain oleh karena itu, aku menginginkan uangku kembali dalam waktu sepuluh bulan. Jika kau mampu membayar aku dua ratus ribu dolar dalam satu bulan maka kau bisa menyetujui persyaratan itu dan pergi dan aku akan mencarimu nanti bulan depan."

"Apa kau gila?" teriak Alana sambil meletakkan surat itu dan menggebrak meja. Kedua mata menatap David dengan tajam, napas pun terengah akibat emosi yang meluap dihati.

"Satu bulan dua ratus ribu dolar, aku harus bekerja di mana?" tanyanya. Matanya terasa panas namun Alana berusaha menahan air matanya agar tidak menetes. David menatapnya tajam, pria itu tanpa ekspresi sama sekali.

"Aku meminta keringanan padamu tapi kau justru seperti menjeratkan sebuah tali ke leherku, apa kau pikir dua ratus ribu dolar jumlah yang sedikit? Sekalipun aku menjual tubuhku ke luar sana, belum tentu aku bisa mengumpulkan dua ratus ribu dolar untuk membayarmu!" teriaknya lantang.

"Itu urusanmu, bukan urusanku!" teriak David tak kalah lantangnya.

"Kau yang ingin pergi dan bekerja di luar, aku ijinkan tapi kau harus memenuhi syarat yang aku berikan. Aku tidak peduli kau mau bekerja apa, menjual tubuhmu di jalan pun aku tidak peduli karena yang aku inginkan uangku kembali tapi jika kau tidak mampu, maka bekerjalah dengan baik sebagai pelayan di rumahku!" teriaknya lagi tanpa perasaan.

Alana diam dengan air mata mengalir dengan deras, dia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi apalagi emosi semakin memenuhi hatinya. Pria jahat dengan perkataan yang jahat pula, kenapa dia harus terlibat dengan pria tanpa perasaan itu?

"Aku beri kau waktu sampai malam, tanda tangani jika kau setuju dan jika tidak, maka bekerjalah dengan baik. Sepertinya kau masih belum ingat dengan posisimu, Alana Meyyer, kau bukan nona muda lagi jadi jangan mengira akan ada yang iba dengan air matamu itu apalagi aku karena sejak awal, aku bukan orang yang bermurah hati!" ucap David sinis.

Pria itu pun pergi setelah berkata demikian, meninggalkan Alana yang masih menangis sambil menahan emosi. Pintu rumah terdengar tertutup, Alana berteriak dengan keras.

"Aku benci denganmu, David Douglas!" sebuah sendok yang dia raih pun dilemparkan ke dinding. Alana jatuh terduduk sambil menangis, menangisi nasibnya yang mendadak menjadi begitu buruk. Apakah dia akan terus terikat dengan pria kejam itu? Dia tidak mau, jujur dia tidak mau tapi bagaimana caranya dia bebas dari tangan David Douglas? Jika ada keajaiban, maka tidak akan dia sia-siakan tapi sayangnya, dia tidak sedang hidup di negeri dongeng.

Terpopuler

Comments

🌹🐊GHISNA🐊🌹🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

🌹🐊GHISNA🐊🌹🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

Syaratnya memberatkn Tuan David

2023-03-06

3

Berdo'a saja

Berdo'a saja

tidak ada gunanya keluar dari rumah David salah salah nanti kamu malah susah di luar sana

2023-03-04

2

BEtari

BEtari

aku dh mulai jtuh cintrong ma ni cerita.

2023-03-01

3

lihat semua
Episodes
1 Kabar Duka Untuk Alana Mayyer
2 Nona Muda Yang Memiliki Banyak Hutang
3 Menjadi Pelayan
4 Pelayan Ceroboh
5 Pria Tanpa Perasaan
6 Permintaan Alana
7 Sebuah Syarat
8 Rasa Curiga
9 Hubungan Yang Semakin kacau.
10 Hinaan Veronica
11 Cek Cok
12 Harapan Yang Langsung Sirna
13 Gadis Yang Naif
14 Tuduhan
15 Pria Penuh Perhitungan
16 Balasan Untuk Veronica
17 Pria Bermulut Pedas
18 Pagi Yang Heboh
19 Tidak Gratis
20 Hutang Yang Semakin Bertambah
21 Makan Malam
22 Perasaan Yang Tak Terbendung
23 Sebuah Keputusan
24 Apakah Salah?
25 Malam Yang Aneh
26 Kecemburuan Veronica.
27 Bujukan
28 Alana And Ellen Douglas
29 Tawaran Dari Sang Nenek
30 Keputusan Alana
31 Melewati Batas
32 Kembali Waras
33 Jawaban Dari Tawaran Nenek David
34 Ada Yang Salah
35 Bimbang
36 Terserah Kau Saja!
37 Perkelahian David Dan Stanley.
38 Hubungan Yang Tidak Sehat
39 Tidak Boleh Kurang!
40 Masih Aman
41 Mulai Kecanduan
42 Hari Sial Veronica
43 Aku Pelayanmu!
44 Cibiran Di Pesta Dan Sebuah Persekongkolan
45 Malam Menyiksa Bagi David
46 Jangan Menolak!
47 Keluarga Yang Mengecewakan
48 Kemarahan David
49 Penyesalan Ellen Douglas
50 Tidak Bisa Menolak
51 Jangan Serakah
52 Permintaan Maaf Sang Nenek
53 Ajakan Kerja Sama
54 Aksi Keji Veronica
55 Perasaan Takut
56 Lost Memory
57 Kebohongan Yang Bertambah Banyak
58 Meminta Bantuan
59 Banyak Pertanyaan
60 Hukuman untuk Veronica
61 Alasan Stanley
62 Kehancuran Yang Sudah Di Depan Mata
63 Bisnis Yang Gagal
64 Kekalahan Stanley
65 Ingatan Yang Sudah kembali
66 Sang Nenek Yang Tidak Terima
67 Hari Pernikahan
68 Hubungan Yang Berubah
69 Keluarga Cerewet
70 Happy Family
71 info novel Norman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Kabar Duka Untuk Alana Mayyer
2
Nona Muda Yang Memiliki Banyak Hutang
3
Menjadi Pelayan
4
Pelayan Ceroboh
5
Pria Tanpa Perasaan
6
Permintaan Alana
7
Sebuah Syarat
8
Rasa Curiga
9
Hubungan Yang Semakin kacau.
10
Hinaan Veronica
11
Cek Cok
12
Harapan Yang Langsung Sirna
13
Gadis Yang Naif
14
Tuduhan
15
Pria Penuh Perhitungan
16
Balasan Untuk Veronica
17
Pria Bermulut Pedas
18
Pagi Yang Heboh
19
Tidak Gratis
20
Hutang Yang Semakin Bertambah
21
Makan Malam
22
Perasaan Yang Tak Terbendung
23
Sebuah Keputusan
24
Apakah Salah?
25
Malam Yang Aneh
26
Kecemburuan Veronica.
27
Bujukan
28
Alana And Ellen Douglas
29
Tawaran Dari Sang Nenek
30
Keputusan Alana
31
Melewati Batas
32
Kembali Waras
33
Jawaban Dari Tawaran Nenek David
34
Ada Yang Salah
35
Bimbang
36
Terserah Kau Saja!
37
Perkelahian David Dan Stanley.
38
Hubungan Yang Tidak Sehat
39
Tidak Boleh Kurang!
40
Masih Aman
41
Mulai Kecanduan
42
Hari Sial Veronica
43
Aku Pelayanmu!
44
Cibiran Di Pesta Dan Sebuah Persekongkolan
45
Malam Menyiksa Bagi David
46
Jangan Menolak!
47
Keluarga Yang Mengecewakan
48
Kemarahan David
49
Penyesalan Ellen Douglas
50
Tidak Bisa Menolak
51
Jangan Serakah
52
Permintaan Maaf Sang Nenek
53
Ajakan Kerja Sama
54
Aksi Keji Veronica
55
Perasaan Takut
56
Lost Memory
57
Kebohongan Yang Bertambah Banyak
58
Meminta Bantuan
59
Banyak Pertanyaan
60
Hukuman untuk Veronica
61
Alasan Stanley
62
Kehancuran Yang Sudah Di Depan Mata
63
Bisnis Yang Gagal
64
Kekalahan Stanley
65
Ingatan Yang Sudah kembali
66
Sang Nenek Yang Tidak Terima
67
Hari Pernikahan
68
Hubungan Yang Berubah
69
Keluarga Cerewet
70
Happy Family
71
info novel Norman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!