Alana terus berlari menjauhi rumah David. Dia berlari ke arah hutan oleh sebab itu David yang mencarinya ke jalan raya tidak menemukan dirinya. Alana sungguh tidak peduli, dia tidak tahu ke mana dia akan pergi. Alana bahkan melewati jalanan tanpa melihat mobil yang berlalu lalang, jika dia harus mati maka biarlah dia mati.
Cukup lama Alana berjalan kaki tanpa menggunakan alas kaki apa pun, dia pun tidak menyadari jika dia kembali ke rumahnya yang sudah disita oleh bank. Alana menatap rumah yang tertutup rapat, dulu dia tinggal di rumah itu, dia masih memiliki segalanya tapi semuanya berubah dalam sekejap mata.
Air matanya masih mengalir, Alana bahkan jatuh terduduk di sisi pagar yang tertutup rapat. Kenapa takdir begitu tidak adil baginya? Dia masih belum bisa menerima kepergian kedua orangtuanya dan belum bisa menerima hutang yang ditinggalkan oleh mereka tapi dia justru dihadapkan dengan kenyataan jika dia harus berakhir pada seorang pria kasar yang tidak menyenangkan.
Alana menangis meraung, berharap apa yang dia rasakan sedikit berkurang. Dia tidak sadar jika seorang pria yang sedang berada di mobil Bugatti sedang memperhatikan dirinya. Pria itu tampak memikirkan sesuatu sambil memainkan jari di dagu. Alana Meyyer, dia tidak menduga akan bertemu dengannya setelah beberapa kali mendatangi tempat itu. Bukankah ini kesempatan emas baginya?
Tanpa membuang waktu, pria tampan yang adalah seorang pengusaha turun dari mobil mahalnya. Pria itu menghampiri Alana yang sedang duduk meringkuk dan masih menangis sambil menyembunyikan wajahnya di balik lengan.
Alana yang putus asa benar-benar tidak peduli dengan suara langkah kaki yang mendekatinya. Mau David atau apa pun itu dia tidak peduli. Seseorang berdiri di hadapannya, Alana masih tidak mau melihat.
"Pergilah!" ucap Alana tanpa mau melihat. Pemuda itu diam saja, Alana justru semakin kesal.
"Pergi, apa menyenangkan melihat aku seperti ini?!" teriak Alana. Kali ini dia mengangkat wajah, dia kira itu pasti David tapi ketika melihat pria asing yang berdiri di hadapannya saat ini. Alana memundurkan tubuhnya sedikit, siapa? Pertanyaan itu pun terucap di hati?
"Alana... kau Alana Meyyer, bukan?" tanya pria itu.
"Siapa kau?" Alana balik bertanya.
"Aku Stanley, apa kau tidak mengenal aku?" tanya pria yang menyebut dirinya sebagai Stanley.
Alana menggeleng, dia benar-benar tidak mengenal pria itu sama sekali. Yeah... bagaimana dia bisa tahu? Yang dia tahu hanya jalan-jalan dan menghabiskan uang saja.
"Baiklah," Stanley melepaskan jas yang dia kenakan dan menggunakannya di bahu Alana.
"Aku adalah bawahan ayahmu dulu tapi berkat dirinya yang telah banyak membantu aku, aku bisa jadi seperti saat ini. Sekarang berdirilah, kau tidak pantas duduk di sini," Stanley mengulurkan kedua tangannya membantu Alana untuk berdiri.
Satu tangan Stanley diraih, Alana beranjak dari duduknya. Entah siapa pria itu tapi dia merasa dia pria yang baik. Mungkin dia bisa meminta bantuan darinya.
"Lihat keadaanmu, ayahmu pasti tidak senang melihat keadaanmu yang seperti ini," ucap Stanley. Pria itu memandangi keadaan Alana dengan tatapan iba. Dia sungguh tidak menyangka, setelah kepergian Angelo dan istrinya, putri semata wayang mereka justru lebih menyedihkan dari pada seorang pengemis.
"Tidak senang? Jika dia peduli padaku maka dia tidak akan bunuh diri dan meninggalkan aku seperti ini!" ucap Alana.
"Ayahmu hanya kehilangan arah, Alana. Kedua orangtuamu pasti memiliki kesulitannya sendiri!"
"Kesulitan sendiri? Orang tua mana yang tega meninggalkan anaknya dalam masalah?"
"Kita memang tidak mengerti, sekarang ikut aku. Keadaanmu benar-benar kacau!"
Alana mengangguk, tiba-tiba saja bertemu dengan pria baik yang mengenal ayahnya. Apakah dia harus senang akan hal ini? Tapi bukankah ini lebih baik dari pada bersama dengan David Douglas, pria tanpa perasaan itu? Setidaknya pria bernama Stanley itu tidak kasar seperti David Douglas.
Stanley membawa Alana menuju mobil yang terparkir di seberang jalan. Alana pun tidak membantah, semoga kali ini dia benar-benar bertemu dengan orang baik yang mau membantu apalagi Staley orang yang pernah dibantu oleh ayahnya dulu. Cukup pekerjaan, dia tidak butuh yang lainnya.
Mereka sudah hampir tiba di mobil namun tiba-tiba saja ada yang meraih bahu Alana dari belakang dan menariknya. Alana terkejut dan berteriak, pegangan tangan Stanley pun terlepas. Alana berpaling, untuk melihat siapa yang sedang berdiri di belakangnya namun ketika melihat David, Alana terkejut dan tidak senang. Tidak saja Alana yang tidak senang, Stanley pun demikian.
"Beraninya kau pergi dengan pria itu, Alana," teriak David dengan nada tidak senang.
"Itu bukan urusanmu, lepaskan!" Alana menepis tangan David dan melangkah menjauh.
"Bukan urusanku? Kau adalah pelayanku, beraninya kau berbicara seperti itu!" teriak David marah. Tangan Alana pun ditarik sehingga gadis itu kembali ditarik mendekatinya.
"Lepaskan aku!" Alana berusaha melawan namun sia-sia.
"Wow... Wow, sungguh sikap yang tidak bersahabat. Sekalipun dia adalah pelayanmu tapi kau tidak pantas memperlakukan seorang wanita seperti itu!" ucap Stanley.
"Diam, kau tidak tahu apa pun!" teriak David marah. Dia bersusah payah mencari Alana tapi gadis itu justru bersama dengan seorang pria, pria yang sangat dia benci.
"Apa masalahmu? Lepaskan!" Alana menarik tangannya tapi David tidak melepaskannya.
"Sebaiknya tidak kasar seperti itu!" Stanley melangkah mendekat dan meraih tangan Alana. David benar-benar tidak senang, Alana ditarik sekuat tenaga sehingga membuat Alana berteriak namun tidak saja satu kali teriakan Alana terdengar, teriakannya kembali terdengar saat David memukul wajah Stanley secara tiba-tiba.
"Jangan menyentuhnya dengan tangan kotormu!" teriak David saat dia memukul wajah Stanley.
"Kurang ajar, beraninya kau memukul wajahku?!" Stanley tidak terima. Pria itu hendak membalas, dia tidak terima David memukulnya seperti itu tapi Alana segera mencegah agar tidak ada yang berkelahi hanya gara-gara dirinya.
"Hentikan, Hentikan kalian berdua!" teriaknya seraya berdiri di tengah-tengah antara David dan Stanley.
"Menyingkirlah, Alana. Biarkan aku memukulnya!" teriak Stanley.
"Stop, tolong jangan lakukan. Kalian tidak perlu berkelahi hanya gara-gara sampah seperti aku. Sekarang pergi, aku akan ikut kau pulang!" ucap Alana seraya mendorong tubuh David menjauh.
David dan Stanley saling menatap dengan api permusuhan. Alana terus mendorong tubuh David dengan air mata berderai. Padahal dia mengira sudah mendapatkan seorang penolong tapi sepertinya dia tidak bisa lepas dari tangan David Douglas.
"Tolong pergi, kau bisa menghukum aku di rumah!" ucap Alana.
David tidak menjawab, tatapan matanya masih melihat ke arah Stanley. Pria itu pun melakukan hal yang sama, mereka masih saling menatap dengan api permusuhan. Satu hal yang tidak diduga oleh Stanley, ternyata Alana bersama dengan pria itu tapi kenapa? Bukankah ayah Alana dan David Douglas bermusuhan tapi kenapa Alana justru berada di tangannya? Apa ada yang tidak dia ketahui dan ada yang dia lewatkan?
Setelah agak menjauh dari Stanley, David segera meraih tangan Alana dan menariknya menuju mobil. Alana berpaling, melihat ke arah Stanley. Padahal dia sudah berharap namun harapannya langsung sirna. Semoga saja dia bisa bertemu dengan pria itu sehingga dia bisa meminta bantuannya agar dia bisa terbebas dari genggaman David Douglas.
Stanley yang melihat Alana dibawa dengan paksa pun tampak kesal. Akan dia dapatkan, Alana Meyyer pasti akan dia dapatkan dan David Douglas pasti bisa dia kalahkan. Dia akan mengambil Alana dari tangan pria itu jadi tunggu saja tanggal mainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Erna Susanti
Stanly masih misteri,dewa penolong atau juga punya tujuan tertentu
2024-02-24
0
^__daena__^
jgn2 si Stanley ini yg jahat🤔
2023-05-16
3
SM06 💜💜💜💜💜💜💜
wow apa ini??
2023-05-10
1